Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR


“PENYAKIT GONDOK”

OLEH:

KRISTI RINSI PERIKA

F1D2 11 053

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2013
PENYAKIT GONDOK

A. Pengertian Penyakit Gondok


Gondok merupakan salah satu penyakit atau Gangguan Akibat Kekurangan
Yodium (GAKY), dimana GAKY ) adalah gejala yang timbul karena tubuh seseorang
kekurangan yodium secara terus menerus dalam jangka waktu yang cukup lama. Gondok
adalah pembengkakan atau benjolan besar pada leher sebelah depan (pada tenggorokan) dan
terjadi akibat pertumbuhan kelenjar gondok yang tidak normal. Penyakit kelenjar gondok
(PKG) bisa akibat dari kurangnya produksi hormon (hipotiroid) atau berlebihnya produksi
hormon (hipertiroid).
B. Epidemiologi Penyakit Gondok
Survey Nasional Pemetaan GAKY di seluruh Indonesia pada tahun 1998
ditemukan 33 % Kecamatan di Indonesia masuk kategori endemik, 21 % endemik ringan, 5
% endemik sedang dan 7 % endemik berat. Prevalensi GAKY pada anak sekolah dasar
nasional pada tahun 1990 sebesar 27,7 % terjadi penurunan menjadi 9,3 % pada tahun 1998.
Kepulauan Maluku dan Nusa Tenggara Timur tercatat sebagai daerah yang dikategorikan
sebagai daerah gondok endemik berat, yaitu angka prevalensi Total Goiter Rate (TGR) lebih
dari 30 %, disusul oleh propinsi Sumatera Barat dan Propinsi Sulawesi Tenggara yang
merupakan daerah gondok dengan endemik sedang ( TGR 20%-29,9%). Di Sumatera Barat
ditemukan prevalensi pembesaran kelenjar gondok anak sekolah yang masih tinggi yaitu
berkisar dari 12%-44,1% dan ditemukan TGR juga tinggi di daerah pantai. Propinsi dengan
TGR yang terendah tahun 1996/1998 adalah Riau yaitu 1,1 % sedangkan tahun 2003
Sulawesi Utara yaitu 0,7 %. Propinsi Sumatera Barat termasuk daerah endemik berat, bahkan
tergolong sangat berat pada tahun 1980/1982 dengan TGR 74,7 % dan pada tahun 1987
masih tergolong tinggi walaupun telah terjadi penurunan yang sangat mengesankan yaitu
dengan TGR 33,7 %.
Kelompok masyarakat yang sangat rawan terhadap masalah dampak defisiensi
yodium adalah Wanita Usia Subur (WUS), hamil ,anak balita, dan anak usia sekolah. GAKY
biasa menyerang wanita usia subur, yaitu wanita yang sudah menikah atau belum menikah
yang berusia 15 sampai 49 tahun dan termasuk kelompok yang rawan sehingga harus selalu
mendapat perhatian (Depkes RI, 1999). Juga terhadap anak – anak yang dipengaruhi oleh
berbagai faktor misalnya cara ibunya dalam memilih dan menyimpan garam beryodium serta
cara mengolah makanan yang mengandung zat yodium. Serta pada ibu yang sedang hamil
karena kebutuhan tiroid meningkat (struma kompensasi). HCG pada trimester I dapat keliru
dianggap TSH, sehingga ditanggapi oleh kelenjar tiroid (struma toksik).

Survey secara nasional kejadian GAKY yang dilakukan pada tahun 2003 terhadap anak
SD menunjukkan bahwa 35,8% kabupaten adalah endemik ringan, 13,1% kabupaten endemik
sedang dan 8,2% kabupaten endemik berat. Prevalensi kejadian gondok pada anak sekolah
dasar tahun 2003 di Indonesia memiliki angka Total Goitre Rate (TGR) sebanyak 44,9%.
Hasil survey konsumsi garam beryodium tingkat rumah tangga secara nasional pada tahun
2002 menunjukkan bahwa 18,53% rumah tangga mengkonsumsi garam dengan kandungan
yodium > 30 ppm, masih sedikit rumah tangga yang menggunakan garam beryodium sesuai
dengan anjuran kandungan yodium yang baik yang telah ditetapkan oleh dinas kesehatan.
Tahun 2003 sebanyak 73,24% rumah tangga yang mengkonsumsi garam dengan kandungan
yodium >30 ppm.

Hasil survey pada tahun 2009 menunjukkan persentase desa atau kelurahan dengan
garam beryodium yang baik di Sumatera Barat terdapat di Kab. Pasaman, Kab. Padang
Panjang, Kab. Bukittinggi, Kab. Payakumbuh, dan Kab. Solok dengan persentase 100 %.
Sedangkan, untuk penggunaan garam beryodium yang kurang baik terdapat di Kota Padang
dengan persentase 27,88%.

C. Gejala atau Tanda Penyakit Gondok


Gejala penyakit ini bisa di lihat dan di raba,untuk tipe hipertiroid umumnya si
penderita mengalami debar-debar pada jantung,berkeringat,berat badan menurun,diare dan
sering diikuti oleh kelainan mata,yang di sebut ekshoptalmus. Sedang gejala yang di
timbulkan karena hipotiroid adalah rasa lemas,dingin dan tak bersemangat.Pembesaran
kelenjar gondok bisa secara menyeluruh,atau benjol-benjol ,bisa sakit atau keras jika di
raba.Pada lansia gejala kekurangan kelenjar gondok dapat di lihat lewat gejala kelesuan dan
gejala lupa ingatan.
Adapun gejala Gondok pada orang dewasa:
 Mudah capek dan kelelahan
 Tidak tahan dingin
 Konstipasi
 Nyeri di lengan (Carpal tunnel syndrome
 Kurang nafsu makan
 Penambahan berat badan (BB)
 Kulit kering
 Rambut rontok
 Penurunan intelektual
 Suara serak
 Depresi
 Gangguan haid atau haid menjadi kurang (pada wanita)

Gejala-gejala hipotiroid pada anak-anak:


 Mirip gejala pada orang dewasa
 Lelah
 Gangguan pertumbuhan
 Kecerdasan menurun

Pada bayi dengan gejala-gejala:


 Konstipasi (susah Buang Air Besar)
 Susah makan
 Gangguan pertumbuhan
 Kelelahan yg berat

D. Faktor Resiko Penyakit Gondok.


Faktor resiko penyakit gondok adalah sebagai berikut :
1) Faktor Goegrafis dan Non Geografis
2) Faktor Bahan Pangan Goiterogenik
3) Faktor Pendidikan dan Pendapatan

Dari ketiga faktor resiko diatas, saya memilih Faktor resiko yang pertama yaitu :
Faktor Geografis dan Non Geografis. GAKY sangat erat hubungannya dengan letak geografis
dan non geografis suatu daerah. Sebagian besar yodium berada di samudera / lautan, karena
yodium (melalui pencairan salju dan hujan) pada permukaan tanah, kemudian dibawa oleh
angin, aliran sungai, dan banjir ke laut. Kondisi ini, terutama di daerah yang bergunung-
gunung di seluruh dunia, walau dapat juga terjadi di lembah sungai.Yodium yang berada di
tanah dan lautan dalam bentuk yodida. Ion yodida dioksidasi oleh sinar matahari menjadi
elemen yodium yang sangat mudah menguap, sehingga setiap tahun kira-kira 400.000 ton
yodium hilang dari permukaan laut. Kadar yodium dalam air laut kira-kira 50
mikrogram/liter, di udara kira-kira 0,7 mikrogram/meter kubik. Yodium yang berada dalam
atmosfer akan kembali ke tanah melalui hujan, dengan kadar dalam rentang 1,8 - 8,5
mikrogram/liter. Siklus yodium tersebut terus berlangsung selama ini. Kembalinya yodium ke
tanah sangat lambat dan dalam jumlah sedikit dibandingkan saat lepasnya. Proses ini akan
berulang terus menerus sehingga tanah yang kekurangan yodium tersebut akan terus
berkurang kadar yodiumnya. Di sini tidak ada koreksi alamiah, dan defisiensi yodium akan
menetap.
Pada umumnya masalah GAKY sering di jumpai di daerah pegunungan seperti
pegunungan Himalaya, Alpen, Andes dan di Indonesia gondok sering dijumpai di
pegunungan seperti Bukit Barisan Di Sumatera dan pegunungan Kapur Selatan. Kekurangan
yodium dalam tubuh manusia disebabkan karena keadaan tanah, air, dan bahan pangan yang
kurang mengandung yodium. Suatu wilayah menjadi kekurangan yodium disebabkan lapisan
humus tanah sebagai tempat menetapnya yodium sudah tidak ada, karena erosi tanah secara
terus menerus dan sering terjadi pembakaran hutan yang mengakibatkan yodium dalam tanah
hilang. Daerah yang biasanya mendapat suplai makanan dari daerah lain sebagai penghasil
pangan, seperti daerah pegunungan yang notabenenya merupakan daerah yang miskin kadar
yodium dalam air dan tanahnya. Dalam jangka waktu yang lama namun pasti daerah tersebut
akan mengalami defisiensi iodium atau daerah endemik yodium. Akibatnya, populasi
manusia dan hewan di daerah tersebut yang sepenuhnya tergantung pada makanan yang
tumbuh di daerah tersebut akan menjadi kekurangan yodium.

Tidak menutup kemungkinan bahwa didaerah pesisir yang daerah kandungan


yodiumnya lebih baik dibandingkan dengan daerah pegunngan masih ada juga yang terkena
penyakit gondok. Hal ini tentunya menjadi sebuah pertanyaan, mengapa hal tersebut bisa
terjadi. Salah satu penyebabnya karena masyarakat didaerah pesisir kebanyakan menjual
hasil pangan mereka di banding mengkonsumsi hasil pangan tersebut. karena kurangnya
pengetahuan dan pendapatan, serta status ekonomi rata-rata daerah pesisir yang rendah
sehingga bagi mereka lebih baik menjual bahan pangan tersebut apalagi dalam jumlah yang
banyak dibanding untuk di konsumsi sendiri agar bisa membeli keperluan kehidupan yang
lainnya untuk memenuhi kebutuhan mereka. Hal ini tentu saja dapat mengurangi produksi
yodium dalam bahan pangan mereka sehingga cepat atau lambat penyakit gondok pasti
terjadi.

Anda mungkin juga menyukai