OLEH:
F1D2 11 053
Survey secara nasional kejadian GAKY yang dilakukan pada tahun 2003 terhadap anak
SD menunjukkan bahwa 35,8% kabupaten adalah endemik ringan, 13,1% kabupaten endemik
sedang dan 8,2% kabupaten endemik berat. Prevalensi kejadian gondok pada anak sekolah
dasar tahun 2003 di Indonesia memiliki angka Total Goitre Rate (TGR) sebanyak 44,9%.
Hasil survey konsumsi garam beryodium tingkat rumah tangga secara nasional pada tahun
2002 menunjukkan bahwa 18,53% rumah tangga mengkonsumsi garam dengan kandungan
yodium > 30 ppm, masih sedikit rumah tangga yang menggunakan garam beryodium sesuai
dengan anjuran kandungan yodium yang baik yang telah ditetapkan oleh dinas kesehatan.
Tahun 2003 sebanyak 73,24% rumah tangga yang mengkonsumsi garam dengan kandungan
yodium >30 ppm.
Hasil survey pada tahun 2009 menunjukkan persentase desa atau kelurahan dengan
garam beryodium yang baik di Sumatera Barat terdapat di Kab. Pasaman, Kab. Padang
Panjang, Kab. Bukittinggi, Kab. Payakumbuh, dan Kab. Solok dengan persentase 100 %.
Sedangkan, untuk penggunaan garam beryodium yang kurang baik terdapat di Kota Padang
dengan persentase 27,88%.
Dari ketiga faktor resiko diatas, saya memilih Faktor resiko yang pertama yaitu :
Faktor Geografis dan Non Geografis. GAKY sangat erat hubungannya dengan letak geografis
dan non geografis suatu daerah. Sebagian besar yodium berada di samudera / lautan, karena
yodium (melalui pencairan salju dan hujan) pada permukaan tanah, kemudian dibawa oleh
angin, aliran sungai, dan banjir ke laut. Kondisi ini, terutama di daerah yang bergunung-
gunung di seluruh dunia, walau dapat juga terjadi di lembah sungai.Yodium yang berada di
tanah dan lautan dalam bentuk yodida. Ion yodida dioksidasi oleh sinar matahari menjadi
elemen yodium yang sangat mudah menguap, sehingga setiap tahun kira-kira 400.000 ton
yodium hilang dari permukaan laut. Kadar yodium dalam air laut kira-kira 50
mikrogram/liter, di udara kira-kira 0,7 mikrogram/meter kubik. Yodium yang berada dalam
atmosfer akan kembali ke tanah melalui hujan, dengan kadar dalam rentang 1,8 - 8,5
mikrogram/liter. Siklus yodium tersebut terus berlangsung selama ini. Kembalinya yodium ke
tanah sangat lambat dan dalam jumlah sedikit dibandingkan saat lepasnya. Proses ini akan
berulang terus menerus sehingga tanah yang kekurangan yodium tersebut akan terus
berkurang kadar yodiumnya. Di sini tidak ada koreksi alamiah, dan defisiensi yodium akan
menetap.
Pada umumnya masalah GAKY sering di jumpai di daerah pegunungan seperti
pegunungan Himalaya, Alpen, Andes dan di Indonesia gondok sering dijumpai di
pegunungan seperti Bukit Barisan Di Sumatera dan pegunungan Kapur Selatan. Kekurangan
yodium dalam tubuh manusia disebabkan karena keadaan tanah, air, dan bahan pangan yang
kurang mengandung yodium. Suatu wilayah menjadi kekurangan yodium disebabkan lapisan
humus tanah sebagai tempat menetapnya yodium sudah tidak ada, karena erosi tanah secara
terus menerus dan sering terjadi pembakaran hutan yang mengakibatkan yodium dalam tanah
hilang. Daerah yang biasanya mendapat suplai makanan dari daerah lain sebagai penghasil
pangan, seperti daerah pegunungan yang notabenenya merupakan daerah yang miskin kadar
yodium dalam air dan tanahnya. Dalam jangka waktu yang lama namun pasti daerah tersebut
akan mengalami defisiensi iodium atau daerah endemik yodium. Akibatnya, populasi
manusia dan hewan di daerah tersebut yang sepenuhnya tergantung pada makanan yang
tumbuh di daerah tersebut akan menjadi kekurangan yodium.