Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut UU Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, Rumah Sakit adalah
institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat. Rumah Sakit diselenggarakan berasaskan Pancasila dan
didasarkan kepada nilai kemanusiaan, etika dan profesionalitas, manfaat, keadilan,
persamaan hak dan anti diskriminasi, pemerataan, perlindungan dan keselamatan
pasien, serta mempunyai fungsi sosial.
Salah satu fungsi rumah sakit adalah menyelenggarakan pelayanan dan asuhan
keperawatan yang merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan dengan tujuan
memelihara kesehatan masyarakat seoptimal mungkin.Pelayanan keperawatan
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Dalam pelayanan kesehatan,
keberadaan perawat merupakan posisi kunci, yang dibuktikan oleh kenyataan bahwa
40-60% pelayanan rumah sakit merupakan pelayanan keperawatan dan hampir semua
pelayanan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit baik di rumah sakit maupun
tatanan pelayanan kesehatan lain dilakukan oleh perawat. Keperawatan adalah salah
satu profesi di rumah sakit yang berperan penting dalam upaya menjaga mutu
pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan menjadi
bagian terdepan dari pelayanan kesehatan yang menentukan kualitas pelayanan
ditatanan pelayanan di rumah sakit (Nursallam, 2011). Perawat sebagai profesi yang
mempunyai kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan selama 24 jam
secara berkesinambungan yang melibatkan klien, keluarga maupun profesi atau
tenaga kesehatan yang lain. Manajemen diperlukan guna tercapainya pelayanan
keperawatan berkualitas. Untuk mewujudkan pelayanan keperawatan yang
berkualitas, pengelolaan pelayanan keperawatan haruslah mendapat perhatian secara
menyeluruh. Kualitas pelayanan keperawatan dalam tatanan pelayanan di rumah
sakit dipengaruhi banyak faktor. Faktor-faktor tersebut haruslah dapat dikelola secara
efektif dan efisien dengan menggunakan proses manajemen, khususnya manajemen
keperawatan.
Manajemen Keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan pelayanan
nyata di Rumah Sakit, sehingga perawat perlu memahami bagaimana konsep dan
aplikasinya di dalam organisasi keperawatan itu sendiri. Ciri–ciri mutu asuhan
keperawatan yang baik antara lain: memenuhi standar profesi yang ditetapkan,
sumber daya untuk pelayanan asuhan keperawatan dimanfaatkan secara wajar,
efisien, dan efektif, aman bagi pasien dan tenaga keperawatan, memuaskan bagi
pasien dan tenaga keperawatan serta aspek sosial, ekonomi, budaya, agama, etika dan
tata nilai masyarakat diperhatikan dan dihormati. Hal ini dapat dicapai dengan adanya
manajemen yang baik. Perawat sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan,
dituntut untuk memiliki kemampuan manajerial yang baik, sehingga pelayanan yang
diberikan mampu memuaskan kebutuhan klien. Kemampuan manajerial dapat
dimiliki melalui berbagai cara salah satunya untuk dapat ditempuh dengan
meningkatkan ketrampilan melalui bangku kuliah yang harus melalui pembelajaran
dilahan praktik.
RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya sebagai Rumah Sakit rujukan di
Kalimantan Tengah sekaligus sebagai rumah sakit pendidikan. Model asuhan
keperawatan profesional yang saat ini sedang dilaksanakan di Ruang Dahlia adalah
model praktik.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana cara mengaplikasikan manajemen keperawatan di ruang Dahlia
RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya ?
1.3 Tujuan Umum
1.3.1 Tujuan Umum
Setelah melakukan praktik manajemen keperawatan selama 2 minggu di ruang
Dahlia RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya, mahasiswa mampu menerapkan
keterampilan manajemen dan kepemimpinan untuk menghasilkan kualitas pelayanan
yang prim
1.32 Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan praktik manajemen keperawatan, mahasiswa mampu:
1.3.1.1 Menganalisis lingkungan suatu ruang perawatan dan menghitung kebutuhan
tenaga keperawatan disuatu ruangan perawatan.
1.3.1.2 Melaksanakan peran sesuai dengan model MPKP tim.
1.3.1.3 Meningkatkan gairah kerja dan profesionalisme tenaga kesehatan di ruangan.
1.3.1.4 Melakukan supervisi keperawatan bersama tenaga kesehatan yang ada di
ruangan.
1.3.1.5 Melakukan timbang terima keperawatan bersama tenaga kesehatan yang ada
di ruangan.
1.3.1.6 Melakukan Discharge Planning bersama tenaga kesehatan yang ada di
ruangan.
1.3.1.7 Mendokumentasikan asuhan keperawatan dengan menggunakan model
problem, intervensi, dan evaluasi bersama tenaga kesehatan yang ada di
ruangan.
1.3.1.8 Melakukan penerapan sentralisasi obat bersama tenaga kesehatan yang ada di
ruangan.
1.3.1.9 Melakukan penerimaan klien baru bersama tenaga kesehatan yang ada di
ruangan.
1.3.1.10 Menganalisis tingkat keberhasilan setelah pelaksanaan metode managemen
yang diterapkan.
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Mahasiswa
1.4.1.1 Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat sehingga dapat
memodifikasi metode tim yang akan dilaksanakan.
1.4.1.2 Mahasiswa dapat mengumpulkan data dalam penerapan model MPKP Tim
yang diaplikasikan di Ruang Dahlia.
1.4.1.3 Mahasiswa dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekuarangan penerapan
model MPKP tim modifikasi fungsional di Ruang Dahlia.
1.4.1.4 Mahasiswa dapat menganalisis masalah dengan metode diagram layang dan
menyusun rencana strategi.
1.4.1.5 Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dalam menerapkan model MPKP
fungsional di Ruang Dahlia.
1.4.2 Bagi Perawat
1.4.2.1 Melalui praktek profesi manajemen keperawatan dapat diketahui masalah-
masalah yang ada di Ruang Dahlia.
1.4.2.2 Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal dan meningkatkan
profesionalisme perawat.
1.4.2.3 Terbinanya hubungan yang baik antara perawat dengan perawat, perawat
dengan tim kesehatan lain, dan perawat dengan klien serta keluarga.
1.4.2.4 Tumbuh dan terbinanya akuntanbilitas dan disiplin diri

Anda mungkin juga menyukai