Menurut UU Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah Sakit diselenggarakan berasaskan Pancasila dan didasarkan kepada nilai kemanusiaan, etika dan profesionalitas, manfaat, keadilan, persamaan hak dan anti diskriminasi, pemerataan, perlindungan dan keselamatan pasien, serta mempunyai fungsi sosial. Salah satu fungsi rumah sakit adalah menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan yang merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan dengan tujuan memelihara kesehatan masyarakat seoptimal mungkin.Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Dalam pelayanan kesehatan, keberadaan perawat merupakan posisi kunci, yang dibuktikan oleh kenyataan bahwa 40-60% pelayanan rumah sakit merupakan pelayanan keperawatan dan hampir semua pelayanan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit baik di rumah sakit maupun tatanan pelayanan kesehatan lain dilakukan oleh perawat. Keperawatan adalah salah satu profesi di rumah sakit yang berperan penting dalam upaya menjaga mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit. Pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan menjadi bagian terdepan dari pelayanan kesehatan yang menentukan kualitas pelayanan ditatanan pelayanan di rumah sakit (Nursallam, 2011). Perawat sebagai profesi yang mempunyai kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan selama 24 jam secara berkesinambungan yang melibatkan klien, keluarga maupun profesi atau tenaga kesehatan yang lain. Manajemen diperlukan guna tercapainya pelayanan keperawatan berkualitas. Untuk mewujudkan pelayanan keperawatan yang berkualitas, pengelolaan pelayanan keperawatan haruslah mendapat perhatian secara menyeluruh. Kualitas pelayanan keperawatan dalam tatanan pelayanan di rumah sakit dipengaruhi banyak faktor. Faktor-faktor tersebut haruslah dapat dikelola secara efektif dan efisien dengan menggunakan proses manajemen, khususnya manajemen keperawatan. Manajemen Keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan pelayanan nyata di Rumah Sakit, sehingga perawat perlu memahami bagaimana konsep dan aplikasinya di dalam organisasi keperawatan itu sendiri. Ciri–ciri mutu asuhan keperawatan yang baik antara lain: memenuhi standar profesi yang ditetapkan, sumber daya untuk pelayanan asuhan keperawatan dimanfaatkan secara wajar, efisien, dan efektif, aman bagi pasien dan tenaga keperawatan, memuaskan bagi pasien dan tenaga keperawatan serta aspek sosial, ekonomi, budaya, agama, etika dan tata nilai masyarakat diperhatikan dan dihormati. Hal ini dapat dicapai dengan adanya manajemen yang baik. Perawat sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, dituntut untuk memiliki kemampuan manajerial yang baik, sehingga pelayanan yang diberikan mampu memuaskan kebutuhan klien. Kemampuan manajerial dapat dimiliki melalui berbagai cara salah satunya untuk dapat ditempuh dengan meningkatkan ketrampilan melalui bangku kuliah yang harus melalui pembelajaran dilahan praktik. RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya sebagai Rumah Sakit rujukan di Kalimantan Tengah sekaligus sebagai rumah sakit pendidikan. Model asuhan keperawatan profesional yang saat ini sedang dilaksanakan di Ruang Dahlia adalah model praktik. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana cara mengaplikasikan manajemen keperawatan di ruang Dahlia RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya ? 1.3 Tujuan Umum 1.3.1 Tujuan Umum Setelah melakukan praktik manajemen keperawatan selama 2 minggu di ruang Dahlia RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya, mahasiswa mampu menerapkan keterampilan manajemen dan kepemimpinan untuk menghasilkan kualitas pelayanan yang prim 1.32 Tujuan Khusus Setelah melaksanakan praktik manajemen keperawatan, mahasiswa mampu: 1.3.1.1 Menganalisis lingkungan suatu ruang perawatan dan menghitung kebutuhan tenaga keperawatan disuatu ruangan perawatan. 1.3.1.2 Melaksanakan peran sesuai dengan model MPKP tim. 1.3.1.3 Meningkatkan gairah kerja dan profesionalisme tenaga kesehatan di ruangan. 1.3.1.4 Melakukan supervisi keperawatan bersama tenaga kesehatan yang ada di ruangan. 1.3.1.5 Melakukan timbang terima keperawatan bersama tenaga kesehatan yang ada di ruangan. 1.3.1.6 Melakukan Discharge Planning bersama tenaga kesehatan yang ada di ruangan. 1.3.1.7 Mendokumentasikan asuhan keperawatan dengan menggunakan model problem, intervensi, dan evaluasi bersama tenaga kesehatan yang ada di ruangan. 1.3.1.8 Melakukan penerapan sentralisasi obat bersama tenaga kesehatan yang ada di ruangan. 1.3.1.9 Melakukan penerimaan klien baru bersama tenaga kesehatan yang ada di ruangan. 1.3.1.10 Menganalisis tingkat keberhasilan setelah pelaksanaan metode managemen yang diterapkan. 1.4 Manfaat 1.4.1 Bagi Mahasiswa 1.4.1.1 Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat sehingga dapat memodifikasi metode tim yang akan dilaksanakan. 1.4.1.2 Mahasiswa dapat mengumpulkan data dalam penerapan model MPKP Tim yang diaplikasikan di Ruang Dahlia. 1.4.1.3 Mahasiswa dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekuarangan penerapan model MPKP tim modifikasi fungsional di Ruang Dahlia. 1.4.1.4 Mahasiswa dapat menganalisis masalah dengan metode diagram layang dan menyusun rencana strategi. 1.4.1.5 Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dalam menerapkan model MPKP fungsional di Ruang Dahlia. 1.4.2 Bagi Perawat 1.4.2.1 Melalui praktek profesi manajemen keperawatan dapat diketahui masalah- masalah yang ada di Ruang Dahlia. 1.4.2.2 Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal dan meningkatkan profesionalisme perawat. 1.4.2.3 Terbinanya hubungan yang baik antara perawat dengan perawat, perawat dengan tim kesehatan lain, dan perawat dengan klien serta keluarga. 1.4.2.4 Tumbuh dan terbinanya akuntanbilitas dan disiplin diri