PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bayi prematur adalah bayi yang lahir kurang dari usia kehamilan yang normal
(37 minggu) dan juga dimana bayi mengalami kelainan penampilan fisik. Bayi yang
dilahirkan sebelum mereka siap secara fisik sering membutuhkan perawatan khusus
dan menghadapi risiko lebih tinggi dari masalah kesehatan yang serius, termasuk
lumpuh otak, gangguan intelektual, penyakit paru kronis, dan hilangnya penglihatan
serta pendengaran. Hal ini menambahkan dimensi dari disabilitas seumur hidup yang
memeras biaya tinggi pada individu yang lahir secara preterm, keluarga mereka, dan
institusi di mana mereka tinggal (Behrman dan Butler, 2007).
Prematuritas dan berat lahir rendah biasanya terjadi secara bersamaan,
terutama diantara bayi dengan badan 1500 gr atau kurang saat lahir, sehingga
keduanya berkaitan dengan terjadinya peningkatan mordibitas dan mortalitas neonatus
dan sering di anggap sebagai periode kehamilan pendek.
Masalah Kesehatan pada bayi prematur, membutuhkan asuhan keperawatan,
dimana pada bayi prematur sebaiknya dirawat di rumah sakit karena masih
membutuhkan cairan-cairan dan pengobatan /serta pemeriksaan Laboratorium yang
bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan terapi pada bayi dan anak yang
meliputi peran perawat sebagai advokad, fasilitator, pelaksanaan dan pemberi asuhan
keperawatan kepada klien.
B. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Untuk dapat mengetahui asuhan kebidanan pada masalah patologi persalinan
prematur dan manajemennya dalam asuhan keperawatan.
b. Tujuan Khusus
Agar dapat mngetahui mengenai :
1. Pengertian prematur
2. Penyebab bayi premature
3. Tanda dan gejala persalinan premature
4. Patofisiologi premature
5. WOC premature
6. Komplikasi premature
7. Penatalaksanaan premature
8. Pemeriksaan penunjang premature
9. Konsep asuhan keperawatan prematur
BAB II
KONSEP TEORI
A. PENGERTIAN PREMATUR
Bayi premature adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37 minggu atau
kurang (WHO, 2012). Persalinan premtur adalah persalian yang terjadi pada
kehamilan kurang dari 37 minggu (antar 20-37 minggu) atau berat badan janin kurang
dari 2500 gram (Prawirohardjo, 2009). Persalinan premature adalah persalian pada
umur kehamilan kurang dari 37 minggu atau berat lahir antara 500-2499 gram
(Prawirohardjo, 2009).
Persalinan prematur adalah kelahiran bayi disaat kehamilan kurang dari 259
hari yang di hitung dari hari terakhir haid ibu. (Firmansyah, 2006).
B. ETIOLOGI
Pada kebanyakan kasus, penyebab pasti partus prematurus tidak diketahui, namun
menurut Rompas (2004) ada beberapa resiko yang dapat menyebabkan partus
prematur, yaitu :
a) Faktor resiko mayor
Kehamilan multiple, hidramnion, anomali uterus, serviks terbuka lebih
dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu, riwayat abortus pada trimester II lebih
dari satu kali, riwayat persalinan prematur sebelumnya, operasi abdominal
pada kehamilan preterm, riwayat operasi konisasi dan iritabilitas uterus.
b) Faktor resiko minor
Penyakit yang disertai demam, perdarahan pervaginam setelah
kehamilan 12 minggu, riwayat pielonefitis, merokok lebih dari 10 batang
perhari, riwayat abortus trimester II, riwayat abortus pada trimester I lebih dari
satu kali.
Menurut Manuaba (1998), faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya
persalinan preterm (prematur) atau berat badan lahir rendah adalah :
a) Faktor ibu :
Gizi saat hamil yang kurang
Umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun
Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat
Penyakit menahun ibu: hipertensi, jantung, gangguan pembuluh
darah (perokok)
Faktor pekerja yang terlalu berat
b) Faktor kehamilan :
Hamil dengan hidramnion
Hamil ganda
Perdarahan antepartum
Komplikasi hamil: pre-eklamsia/eklamsia, ketuban pecah dini
c) Faktor janin
Cacat bawaan
C. MANIFESTASI KLINIK
1. Kram hebat seperti tanda saat menstruasi kemungkinan tertukar dan nyeri
disekitar ligament.
2. Nyeri tumpul pada panggul bawah berbeda dari nyeri panggul bawah yang
biasa di alami oleh wanita hamil.
3. Nyeri atau tekanan supra pubis mungkin tertukar dengan infeksi saluran
kemih.
4. Sensasi adanya tekanan atau berat pada pelvis.
5. Perubahan karakter atau jumlah raba vagina ( lebih kental, lebih encer,
berair, berdarah, warna coklat tidak bewarna).
6. Diare
7. Kontraksi uterus tidak dapat dipalpasi ( nyeri hebat atau tidak nyeri) yang
dirasaan lebih sering dari setiap 10 menit selama 1 jam atau lebih dan
tidak mereda dengan tidur berbaring.
8. Ketuban pecah dini.
D. PATOFISIOLOGI
E. WOC
F. KOMPLIKASI
Adapun komplikasi dari persalinan prematur adalah:
Pendarahan plasenta dengan pembentukan prostaglandin dan mungkin induksi
stress.
Janin mati, kelainan konsepsi atau kelainan kongenital
KPD, infeksi lain, bakteriuri, kolonisasi genital (infeksi akan membentuk
sitokin dan pelepasan lemak bioaktif yang nantinya membentuk prostaglandin)
Plasentasi yang kurang baik
Distensi uterus (hidramnion dan gamelli) oligohidramnion
Kelainan serviks yang inkompeten atau yang pendek
Penyakit ibu yang berat
Kurang gizi mengakibatkan anemia, kekurangan Zn, dan asam folat
Penambahan berat yang kurang saat hamil
Anomali uterus atau fibroid
G. PENATALAKSANAAN
Menurut FKUI. Kapita Selekta Kedokteran. 2001.
a. Setiap persalinan preterm harus dirujuk ke rumah sakit. Cari apakah faktor
penyulit ada. Dinilai apakah termasuk risiko tinggi atau rendah.
b. Sebelum dirujuk, berikan air minum 1.000 ml dalam waktu 30 menit dan nilai
apakah kontraksi berhenti atau tidak.
c. Bila kontraksi masih berlanjut, berikan obat takolitik seperti Fenoterol 5 mg
peroral dosis tunggal sebagai pilihan pertama atau Ritodrin mg peroral dosis
tinggi sebagai pilihan kedua, atau Ibuprofen 400 mg peroral dosis tungga
sebagai pilihan ketiga.
d. Bila pasien menolak dirujuk, pasien harus istirahat baring dan bayak minum,
tidak diperbolehkan bersenggama. Pasien diberi takolitik seperti Fenoterol 5
mg peroral 6 jam atau Ritodrin 10 mg peroral tiap 4 jam atau Ibuprofen 400
mg peroral tiap 8 jam sampai 2 hari bebas kontraksi.
e. Persalinan tidak boleh ditunda bila ada kontraindikasi mutlak (gawat janin,
karioamnionitis, perdarahan antepartum yang banyak) dan kontraindikasi
relative (gestosis, DM, pertumbuhan janin terhambat dan pembukaan serviks 4
cm).
A. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut FKUI. Kapita Selekta Kedokteran. 2001.
a. Pemeriksaan darah lengkap dan hitung jenis.
b. Urinalisis.
c. Ultrasonografi untuk melihat taksiran berat janin, posisi janin dan letak
plasenta.
d. Amniosentesis untuk melihat kematangan beberapa organ janin, seperti rasio
lasitin, spingo myelin, surfaktan, dll.
BAB III
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1) Identitas
Biasanya terjadi pada ibu dengan usia di bawah 16 tahun dan lebih dari 35
tahun.
Biasanyan juga periode antar dua kehamilan yang berjarak hanya enam sampai
sembilan bulan antara kelahiran satu bayi dengan awal kehamilan berikutnya.
2) Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama : Biasanya mulas dan nyeri perut bagian bawah dan
mengeluarkan cairan pervaginam lendir bercampur darah.
Riwayat Kesehatan Sekarang : Biasanya pasien merasakan kram
hebat seperti tanda saat menstruasi kemungkinan tertukar dan
nyeri disekitar ligament, nyeri tumpul pada panggul bawah,
nyeri atau tekanan supra pubis, sensasi adanya tekanan atau
berat pada pelvis, diare, adanya ketuhan pecah dini.
Riwayat Kesehatan Dahulu : biasanya pasien pernah mengalami
ketuban pecah dini, adanya trauma dan hamil dengan hidramnion,
hamil ganda, perdarahan antepartum dan ada juga komplikasi hamil:
pre-eklamsia/eklamsia.
Riwayat Kesehatan Keluarga : biasanya persalinan premature ini bukan
penyakit keturunan.
3) Pemeriksaan Fisik
Sirkulasi
Hipertensi, Edema patologis (tanda hipertensi karena kehamilan
(HKK)), penyakit sebelumnya.
Intregitas Ego
Adanya ansietas sedang.
Makanan / cairan
Ketidakadekuatan atau penambahan berat badan berlebihan.
Nyeri / Ketidaknyamanan
Kontraksi intermiten sampai regular yang jaraknya kurang dari 10
menit selama paling sedikit 30 detik dalam 30-60 menit.
Pernafasan
Biasanya tampak sesak nafas pada pasien.
Genitalia
Tulang servikal dilatasi
Perdarahan mungkin terlihat
Membran mungkin ruptur (KPD)
Perdarahan trimester ketiga
Riwayat aborsi, persalinan prematur, riwayat biopsi konus
Uterus mungkin distensi berlebihan, karena hidramnion,
makrosomia atau getasi multiple.
Interaksi sosial
Biasanya tergolong pada kelas sosial yang rendah.
Rambut : Bersih, tidak mudah rontok, warna hitam, dan tidak ada ketombe.
Mata : Kanan dan Kiri simetris, conjungtiva merah muda dan sklera tidak
ikterik, fungsi penglihatan normal.
Muka :Bersih, tidak ada oedema dan tidak ada cloasma gravidarum
Hidung : Bersih, tidak ada secret, tak ada polip dan fungsi penciuman baik.
Mulut : Bersih, tidak ada caries, ada gigi yang berlubang dan tidak ada
stomatitis.
Telinga :Bersih, tidak ada serumen dan fungsi pendengaran baik.
Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid dan vena jugularis.
Mamae : Simetris, tidak ada benjolan yang abnormal, putting susu menonjol,
terdapat hyperpigmentasi pada areola dan kolostrum sudah keluar meskipun
sedikit.
Dada : Simetris, pergerakan nafas teratur, tak terdengar bunyi wheezing dan
ronchi.
Abdomen : Terdapat linea nigra dan strie gravidarum serta tidak ada luka
bekas operasi
Genetalia : Pengeluaran blood slym, tidak ada oedema dan varices.
Ekstrimitas atas dan bawah.
Atas : Simetris, pergerakan baik, tidak ada cacat, jari tangan lengkap.
Bawah : Simetris, pergerakan baik, terdapat oedema, jari kaki lengkap.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Intoleran Aktivitas berhubungan denganketidakseimbangan antara suplai
oksigen, tirah baring lama
2) Nyeri akutberhubungan dengan agen cidera biologis, agen cedera fisik, agen
cedera kimiawi.
3) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kekolapsan paru, pergeseran
mediastinum.
4) Resiko infeksiberhubungan dengan penyakit kronis, prosedur invasif.
5) Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor biologis,
ketidakmampuan makan, kurang asupan makanan, ketidakmampuan
mengabsorbsi
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Mengeryit ketidaknyamanan
dari prosedur
Mengeluarkan
keringat Control lingkungan
yang dapat
Mondar mandir
mempengaruhi
Fokus menyempit
respon
Ketegangan otot
ketidaknyamanan
Kehilangan nafsu
klien( suhu
makan
ruangan, cahaya
Mual
dan suara)
Intoleransi makanan
Hilangkan faktor
presipitasi yang
dapat meningkatkan
pengalaman nyeri
klien (ketakutan,
kurang
pengetahuan)
Ajarkan cara
penggunaan terapi
non farmakologi
(distraksi, guide
imagery,relaksasi)
Kolaborasi
pemberian
analgesic
3. Gangguan pertukaran gas Status pernapasan : Manajemen Jalan
berhubungan dengan pertukaran gas Nafas
kekolapsan paru, Indikator : Aktivitas :
pergeseran mediastinum. Tekanan parsial Buka jalan nafas
oksigen di darah dengan teknik
arteri chin lift atau jaw
Tekanan parsial thrust,
karbondioksida di sebagaimana
darah arteri mestinya
Ph arteri Posisikan pasien
Saturasi oksigen untuk
Tidal memaksimalkan
karbondioksida ventilasi
akhir Identifikasi
Hasil rontgen dada kebutuhan aktual
istirahat nafas
Sianosis Lakukan
kesadaran dengan
memotivasi
pasien untuk
batuk atau
menyedot lendir
Motivasi pasien
untuk bernapas
pelan. Dalam,
berputar dan
batuk
Instruksikan
bagaimana batuk
efektif
Bantu dengan
spirometer
Terapi oksigen
Aktivitas :
Bersihkan mulut,
hidung dan
sekresi trakea
dengan tepat
Batasi aktivitas
merokok
Pertahankan
kepatenan jalan
napas
Siapkan perlatan
oksigen dan
berikan melalui
sistem humidifer
Berikan oksigen
tambahan seperti
yang
diperintahkan
Monitor aliran
oksigen
Monitor posisi
perangkat
pemberian
oksigen
Monitor
efektifitas terapi
oksigen
Monitor Pernafasan
Aktivitas :
Monitor
kecepatan, irama,
kedalaman dan
kesulitan
bernapas
Catat pergerakan
dada,
ketidaksimetrisan
, penggunaan
otot-otot bantu
pernapasan
Monitor suara
nafas tambahan
Monitor pola
nafas
Monitor saturasi
oksigen pada
pasien yang
tersedasi
Catat lokasi
trakea
Monitor
kelelahan otot-
otot diafragma
4. Resiko infeksi Keparahan Infeksi Manajemen
berhubungan dengan Indikator : Imunisasi/Vaksinasi
penyakit kronis, prosedur Kemerahan Aktivitas :
invasif. Vesikel yang tidak Ajarkan pada
mengeras orangtua
permukaannya imunisasi yang
Cairan luka yang direkomendasika
berbau busuk n bagi anak
Sputum purulen Informasikan
Drainase purulen individu
Demam mengenai
Hipotermia imunisasi
suhu melawan
Perlindungan Infeksi
Aktivitas :
Monitor adanya
tanda dan gejala
infeksi sistemik
dan lokal
Monitor
kerentanan
terhadap infeksi
Tinjau riwayat
pejalanan
internasional dan
global
Monirot hitung
mutlak
granulosit, WBC
Ikuti tindakan
pencegahan
neutropenia
Batasi jumlah
pengunjung
Hindari kontak
dengan hewan
peliharaan dan
penjamu dgn
imunitas bahaya
Pertahankan
asepsis untuk
pasien berisiko
Manajemen nutrisi
Aktivitas :
Tentukan status
gizi pasien dan
kemampuan
pasien untuk
memenuhi
kebutuhan gizi
Identifikasi
adanya alergi
atau intolersansi
makanan yang
dimiliki pasien
Tentukan apa
yang menjadi
preferensi
makanan bagi
pasien
Instruksikan
pasien mengenai
kebutuhan nutrisi
Bantu pasien
dalam
menentukan
pedoman atau
piramida
makanan yang
paling cocok
dalam memenuhi
kebutuhan nutrisi
dan
preferensinya
Tentukan jumlah
kalori dan jenis
nutrisi yang
dibutuhkan untuk
memenuhi
pesyaratan gizi
Berikan pilihan
makanan sambil
menawarkan
bimbingan
terhadap pilihan
makanan yang
lebih sehat, jika
diperlukan
Atur diet yang
diperlukan
Manajemen
peningkatan berat
badan
Aktivitas :
Diskusikan
dengan pasien
mengenai
hubungan antara
asupan makanan,
olahraga,
peningkatan
berat badan dan
penurunan berat
badan
Diskuskan
dengan pasien
mengenai kondisi
medis apa saja
yang pernah
berpengaruh
terhadap berat
badan
Diskusikan
dengan pasien
mengenai
kebiasaan,
budaya dan
faktor heredier
yang mugnkin
mempengaruhi
berat badan
Diskusikan risiko
yang mungkin
muncul jika
terdapat
kelebihan berat
badan atau berat
badan kurang
Kaji motivasi
pasien untuk
mengubah pola
makannya
Hitung berat
badan idel pasien
Hitung
persentase lemak
tubuh ideal
pasien
Bersama dengan
pasien membuat
metode yang
tepat untuk
mencatat asupan
makan harian,
waktu olahraga,
dan atau
perubahan berat
badan
Dorong pasien
untuk
mengkonsumsi
air yang cukup
setiap hari.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Persalinan prematur didefinisikan sebagai persalinan yang terjadi pada
kehamilan 37 minggu. Biasanya pasien merasakan kram hebat seperti tanda saat
menstruasi kemungkinan tertukar dan nyeri disekitar ligament, nyeri tumpul
pada panggul bawah, nyeri atau tekanan supra pubis, sensasi adanya tekanan
atau berat pada pelvis, diare, adanya ketuhan pecah dini.
B. SARAN
Diharapkan untuk pembaca dan mahasiswa dapat memahami konsep penyakit
dan konsep asuhan keperawatan tentang persalinan premature ini, agar dapat
memberikan intervensi sebagaimana mestinya dan tujuan perawatan tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
Sukarni K, Icerni dkk. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. 2013. Nuha Medika:Yogyakarta