Anda di halaman 1dari 5

HUBUNGAN KUALITAS TIDUR DENGAN TEKANAN DARAH PADA

REMAJA

DI SUSUN OLEH :

RATRI
161211229

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
TAHUN 2019
Latar belakang

Tekanan darah adalah tekanan dari aliran darah dalam pembuluh nadi ( arteri ) ketika
jantung kita berdetak, lazimnya 60 hingga 70 kali dalam 1 menit pada kondisi istirahat
( duduk atau berbaring ), darah dipompa menuju dan melalui arteri. Tekanan sebagai tekanan
sistolik per tekanan diastolik. Sebagai contoh : 120/80 ( Kowalski, 2010 )
Hipertensi atau tekanan darah tinggi yaitu bila tekanan darah yang terukur dengan alat
sphygomomanometer baik manual maupun digital lebih dari nilai normal yaitu 120/80 mmhg
(milimeter air raksa). tanda pasti dari hipertensi dapat diketehaui dengan mengukur tekanan
darah secara rutin, keluhan penyerta yang juga bisa dirasakan klien yaitu sakit kepala, rasa
berat ditengkuk dan sering emosi ( Kemenkes RI. 2012 )
Menurut World Health Organization ( WHO ), satu dari tiga orang dewasa di selutuh
dunia memiliki tekanan darah tinggi, proporsi meningkat sejalan dengan bertambahnya usia,
yaitu satu dari sepuluh orang berusia 20-an dan 30-an sampai lima dari sepuluh orang berusia
50-an orang dewasa di beberapa negara berpendapatan rendah di Afrika memiliki tekanan
darah tinggi dengan presentase tertinggi sebesar lebih dari 40% ( WHO,2013 )
Terdapat beberapa unsur gaya hidup yang mempengaruhi tekanan darah, tetapi tidak
menyebabkan secara langsung ( Miller, 2012 ). salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
tekanan darah adalah gangguan tidur ( Kowalski, 2010 ). gangguan tidur merupakan suatu
kumpulan kondisi yang diberikan dengan gangguan dalam jumlah, kualitas, atau waktu tidur
pada seseorang individu. Gangguan tidur pada remaja di pengaruhi berbagai faktor, baik
medis maupun non medis sehingga dapat mempengaruhi kualitas tidur seseorang ( Haryono,
dkk, 2009 )
Kurang tidur dapat merujuk ke kualitas tidur yang buruk. Tidur yang kurang daapt
membawa kepada perkembangan hipertensi yaitu dengan cara meningkatkan aktivitas
simpatis, meningkatkan stressor fisik dan psikis, dan meningkatkan retensi garam
( Gangwisch et al, 2006 )
Tekanan darah secara normal akan menurun ketika sedang tidur dalam keadaan normal
( sekitar 10-20% masih dianggap normal ) di bandingkan ketika kita sedang dalam keadaan
sadar, hal ini dapat dihubungkan karena penurunan aktifitas simpatis pada keadaan saat kita
tidur ( Moniung, Roundonuwu, dan Bataha, 2014 )
Banyak faktor yang mempengaruhi kualitas maupun kuantitas tidur. Hasil dari beberapa
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa seseorang yang mengalami
gangguan tidur tidak hanya disebabkan oleh faktor tunggal, melainkan dari beberapa faktor
misalnya seseorang yang memiliki suatu penyakit yang menimbulkan rasa nyeri, mereka akan
mengalami gangguan ketika tidur karena merasakan ketidaknyamaan fisik yang berakibat
kepada berkurangnya jumlah jam untuk tidur ( Alsadi et al, 2014 )
Faktor kualitas tidur yang buruk yaitu kebiasaan durasi tidur yang pendek juga
dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah terutama pada kalangan remaja ( Moniung,
Rondonuwu, dan Bataha, 2014 )
Diagnosis gangguan tidur pada remaja sulit ditegakkan, karena keluhan gangguan tidur
sering kali tidak di sampaikan oleh remaja, selain itu pada usia remaja pola tidur tidak lagi
menjadi pusat perhatian orang tua. Oleh karena itu gangguan tidur pada remaja sering kali
tidak terdiagnosis dan akhirnya tidak diobati dengan baik ( Haryono, dkk, 2009 )
Setiap individu membutuhkan jumlah yang berbeda untuk tidur dan istirahat berdasarkan
tingkat perkembangannya. Orang dewasa memiliki kebutuhan tidur sekitar 6-8 jam ( Potter &
Perry, 2010 ; Kozier et.al, 2011 ).
kebutuhan tidur yang tidak terpenuhi akan mengakibatkan beberapa gangguan dalam
tubuh ( Potter & Perry, 2010 ). Menurut penelitian Lu et.al, 2014 ), seseorang dengan ketidak
cukupan waktu tidur sering kali memiliki kualitas tidur yang buruk, dimana kualitas tidur
yang sangat buruk dengan nilai OR ( odds ratios ) 2,32 dan durasi tidur <6 jam dengan nilai
OR (odds ratios ) 2,38 merupakan salah satu faktor penyebab dari hipertensi. Berdasarkan
penelitian Lumantow, dkk ( 2016 ), menunjukkan kualitas tidur memiliki hubungan dengan
tekanan darah dengan nilai p-value sebesar 0,000 dimana kualitas tidur yang buruk
berpengaruh terhadap terjadinya prehipertensi pada remaja.
Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013, prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat
melalui pengukuran pada umur >18 tahun sebesar 25,8%, tertinggi di Bangka Belitung
(30,9%), diikuti Kalimantan Selatan (30,8% ). Kalimantan Timur ( 29,6% ), dan Jawa Barat
( 29,4% ). sedangkan prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui kuesioner
terdiagnosis tenaga kesehata sebesar 9,4% (Balitbang Kemenkes RI, 2013 ). Angka kejadian
hipertensi sendiri pada anak dan remaja diperkirakan antara 1-3% Sinaeko dan kawan-kawan,
dalam penelitiannya terdapat 14.686 orang anak usia 10-15 tahun menemukan 4,2% anak
mengalami hipertensi. Kurang dari 5% anak dengan proporsi lebih besar pada remaja,
mengalami hipertensi pada satu kali pengukuran tekanan darah. Angka kejadian hipertensi
meningkat sesuai dengan usia, berkisar 15% pada usia dewasa muda hingga 60% pada orang
dewasa berusia 65 tahun ke atas. Di Indonesia angka kejadian hipertensi bervariasi dari 3,11%
sampai 4,6% ( Johannes H. Saing, 2005 )
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Hubungan Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja”, adapun
alasan peneliti melakukan penelitian tentang judul tersebut karena meningkatkan fenomena
yang ada sekarang sebagian besar mahasiswa memiliki banyak aktivitas baik di dalam
lingkungan kampus maupun di luar lingkungan kampus. Hal ini didukung dengan pendapat
Potter & Perry ( 2005 ) yang menyatakan bahwa jadwal perkuliahan yang kompleks dan
aktivitas lain dalam kegiatan kuliah dapat berdampak pada masalah fisik seperti kelelahan.
Kelelahan akibat aktivitas yang berlebihan atau pun stress dapat membuat seseorang sulit
tidur. Selain proses pembelajaran di kampus, menurut Manalu, et al. ( 2012 ) adanya faktor
-faktor sosial seperti peralatan elektronik di dalam kamar tidur, antara lain televisi, akses
internet dan gadget membuat mahasiswa terjaga di malam hari untuk bermain game,
browsing, chatting, nonton, mendengarkan musik dan bermain telepon genggam.

DAFTAR PUSTAKA

Rinda, Tanto Harianto, Vita Maryah Ardiyanti, 2017,


HUBUNGAN KUALITAS TIDUR DENGAN TEKANAN DARAH PADA REMAJA
PUTERA DI ASRAMA SANGGAU LANDANGSARI MALANG, Nursing news, volume 2,
nomor 2.

Indriani Lumantow, Septi Rompas, Franly Onibala, 2016, HUBUNGAN KUALITAS TIDUR
DENGAN TEKANAN DARAH PADA REMAJA DI DESA TOMBASIAN ATAS
KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT, e-journal keperawatan, volume 4, nomor 1.

Wahid Nur ALfi, Roni YUliwar, 2018, HUBUNGAN KUALITAS TIDUR DENGAN
TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI, jurnal berkala epidemiologi, volume 6, nomor
1.

Anda mungkin juga menyukai