Anda di halaman 1dari 26

Seorang anak perempuan berusia 3 tahun, nampak kurus, lemah, nafsu makan

sangat kurang, hanya suka minum air putih, dan sering rewel. Riwayat kelahiran: lahir
normal, spontan, dibantu Bidan dengan BBL 3 kg. Oleh karena ibunya bekerja, maka ASI
tidak eksklusif. Anak diberi minum susu formula sampai usia setahun, selanjutnya minum
air putih saja. MP-ASI diberikan mulai usia 2 bulan antara lain pisang, bubur beras. Sejak
umur 1 tahun, tiap hari makan nasi dan sayur, kadang-kadang tahu tempe, tidak pernah
makan daging/ikan, makan telur juga sangat jarang. Menurut Bu Bidan, anak tersebut sejak
umur setahun menderita kurang energi dan protein (KEP) berat dan sering sakit diare,
serta batuk pilek. Bu bidan berkonsultasi dengan dokter Puskesmas. Dari hasil penilaian
dokter, kurva pertumbuhan BB dari KMS adalah growth faltering, 8 bulan ini garis
pertumbuhan KMS menunjukkan BGM. Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum
kesadaran apatis. Nadi 124x/menit, isi dan tegangan kurang, TD 85/60 mmHg, RR
52x/menit, suhu 35,2°C. Wajah terlihat seperti orang tua, mata tampak cekung, rambut flag
sign phenomena dan mudah dicabut, kulit keriput, crazy pavement dermatosis, pantat
seperti baggy pants. BB 8,5 kg, TB 73 cm. Pemeriksaan thoraks: paru suara dasar vesikuler,
tidak didapatkan suara tambahan, jantung: bunyi jantung I-II normal, bising (-). Abdomen
cekung, Hepar just palpable, lien tidak teraba. Ekstremitas udem (-), akral dingin (-).
Pemeriksaan penunjang: Hb 8,1 g/dl, Lekosit 2500 mmk, Hematocrit 35%, Trombosit
650.000 mmk, GDS 40 mg/dl. Dokter menyatakan bahwa pasien dalam kondisi kritis dan
harus segera dilakukan stabilisasi.

STEP 1
1. Growth faltering = kondisi gagal pertumbuhan dengan laju pertumbuhan yg lambat
karenan tidak keseimbangan antara asupan energi dan kebutuhan pertumbuhan.
Ketidakmampuan anak mencapai BB/ TB sesuai jalur pertumbuhannya
2. KMS = kartu menuju sehat, kartu yg digunakan utk menilai kondisi gizi anak yg
membandingkan BB dan usia
3. BGM = Bawah Garis Merah, menunjukan pertumbuhan anak yg buruk berdasar
umur dan BB. Merupakan tanda bahwa bayi memerlukan kebutuhna khusus seperti
pemenuhan gizi
4. rambut flag sign phenomena= warna rambut yg tidak normal karena fluktuasi dari
nutrisi
5. crazy pavement dermatosis = bercak yg terjadi pada kulit pada area yg mendapat
tekanna seperti pantat, lutut, fosa poplitea dan lipat paha. Bercak eritem yg menjadi
hitam menyatu disertai deskuamasi dan hipopigmentasi dgn dikelilingi daerah
hiperpigmentasi.
6. baggy pants = jaringan lemak subkutis yg sangat sedikit biasanya di bagian pantat
dan seperti memakai celana longgar.
7. Hepar just palpable = hepar teraba, mungkin ada tanda hepatomegali

STEP 2
1. Mengapa pada bayi didapatkan kurus, lemah, nafsu makan sangat kurang, hanya
suka minum air putih, dan sering rewel?
2. Mengapa pada bayi didapatkan Wajah terlihat seperti orang tua, mata tampak
cekung, rambut flag sign phenomena dan mudah dicabut, kulit keriput, crazy
pavement dermatosis, pantat seperti baggy pants?
3. Apa hubungna tidak pernah makan daging ikan, telur dengan keluhan pasien?
4. Mengapa pasien sering mengalami diare dan batuk pilek?
5. Kapan seharusnya anak dapat diberi MP ASI dan apa saja yang boleh diberikan?
6. Apa hubungan pemberian MP-ASI pada usia 2 bulan terhadap gizi anaknya?
7. Bagaimana cara mengetahui status gizi pada seeorang balita?
8. Bgaaimana cara pengisisan dan interpretasi dari KMS?
9. Bagaiamana interpretasi dari pemeriksaan fisik dan px. Lab dari skenario?
10. Apa hubungan keluhan dengan hepar palpable?
11. Apa diagnosis dan DD dari skenario?
12. Apa etiologi dan FR dari skenario?
13. Apa manifestasi klinis dari skenario?
14. Bagaimanna stabilisasi dan penatalaksannaan nya?

STEP 3
1. Mengapa pada bayi didapatkan kurus, lemah, nafsu makan sangat kurang, hanya
suka minum air putih, dan sering rewel?
- ASI kurang  risiko infeksi meningkat  mudah terkena diare  akibatnya
asupan nutrisi ber<<  dehidrasi  lemah, nafsu makan berkurang, rewel
- Kurus akibat kekurangan asupan Karbohidrat protein dan lemak. Terutama
lemak, karena lemak merupakan sumber energi yang bisa disismpan di subkutan
- ASI mengandung IgA. Byi mendapat imunitas IgA dari ibu.
- Pemberian MP Asi mungkin kurang higienis padahal bayi imunitas belum baik 
terjadi infeksi pada saluran pencernaan  dehidrasi  suka minum air putih
- Gizi buruk pada anak : 72 jam pertama anak lahir rendah  pankreas
menaikkan glukagon utk menaikkan kadar glukosa darah  memobilitasi
cadangan glukosa dr hgikogen otot & hati  menyediakan glukosa utk seluruh
tubuh. Stlh 72 jam cadangan glikogen habis.  tubuh dlm keadaan katabolisme
 mengkatabolisme lemak dan protein  hilangnya masa tubuh yg drastis 
anak kurus  memengaruhi organ penting : Hati (penurunan sintesis protein 
gangguana metabolisme  lipoprotein LDL tdk terbentuk  lemak di jaringan
berkuran  anak nampak kurus ; Penurunan elektrolit shg anak dehidrasi, ,
rewel, lemah krn kekurangna energi)

2. Mengapa pada bayi didapatkan Wajah terlihat seperti orang tua, mata tampak
cekung, rambut flag sign phenomena dan mudah dicabut, kulit keriput, crazy
pavement dermatosis, pantat seperti baggy pants?
- Wajah terlihat tua, crazy pavement dermatosis, pantat seperti baggy pants :
karena pembentukan colagen. Akibat protein kurang pembentukan colagen
kurang  elastisitas menurun  tampak keriput
- Tubuh normal ada 60% cairan. Ketika dehidrasi  sel” mengkerut  nampak
keriput. Di palpebra mata karena mempunyai jarinagn ikat longgar sehingga
nampak cekung
- Def protein  yg dipakai tubuh adl asam amino  jenis asam amino
Glisin : esensial dri struktur triple helix kolagen  kolagen menurun 
elastisitas menurun kulit mudah luka dan retak
Def Metionin : merusak sulfat keratin  mengubah warna kulit dan rambut 
shg warna pucat dan kemerahan
- Hipogikemia  lipolisis  kekurangan asam lemak esensial (ada di asi)  kulit
kering dan mudah berskuama  crazy pavement dermatosis
- Lemak dibagian pipi hilang / lipolisis  wajah cekung atau keriput  wajah
tampak tua.
- Defisiensi protein  ke < albumin  di ektra vaskular banyak diekpor ke intra
vaskular  meski ekstravaskular uda banyak dia tetap memproduksi 
akibatnya albumin di intravaskular berkurang  pembentukan albumin turun
 pengambilan energi terjadi terus menerus

3. Apa hubungna tidak pernah makan daging, ikan, telur dengan keluhan pasien?
- Daging, ikan, telur merupakan sumber protein. Jika jarang makan ini
menyebabkan kekurangan protein dan dapat menyebabkan keluhan di atas
- Dalam tahu dan tempe punya protein cukup tinggi tetapi di tubuh kita butuh
as.amino esensial yg bermacam macam, jadi jika hanya makan tahu tempe saja
maka kita hanya mendpat as amino yang itu itu saja.  sehingga imunitas tubuh
ber<  mudah terkena infeksi, diare
- Protein berfungsi sebagai anti bakteri dan sistem kekebalan tubuh sehingga
menghindari bayi dari terkena infeksi. Juga sebagai sumber kekuatan otot 
bayi tampak lemah
- Brapa kebutuhan protein yg diperlukan balita? Brapa kadar protein di tahu
tempe, daging ikan telur

4. Mengapa pasien sering mengalami diare dan batuk pilek?


- Susu formula  banyak laktosa  yg manan sulit diserapdi usus bayi 
gangguan pencernaan bayi , terjadi peningkatan tek osmotik apada usus,
hiperperistaltik  diare
- Umur <6 bln enzim pencerna protein blm terbentuk secara sempurna. Akibatnya
makannan yg dikonsumsi belum tercerna dengan sempurna karena enzim”
seperti pepsin, lipase, amilase, renin blm terbentuk sempurna  diare
- Enzim renin (hanya dimiliki bayi yg berfungsi memecah protein susu)
- Sistem imun kurang  mudah infeksi  batuk pilek

5. Kapan seharusnya anak dapat diberi MP ASI dan apa saja yang boleh diberikan?
Usia pemberian : 6 bulan
Syarat :
- Tepat waktu : harus dibarikan saat ASI eksklusif sudah tdk dpt memenuhi
kebutuhan bayi
- Adekuat : harus memiliki kandungan energi, protein, yg memenuhi makro dan
mikro nutrien bayi sesuai usia nya
- Aman : disiapkan dan dissimpan denga cara yg higienis termasuk alat makan
- Diberikan dengan cara benar : denga memperhatikan sinyal lapar dan kenyang
dr anak
Frekuensi :
- Usia 6 bln : diberi 1-2x makan perhari
- Usia 6 – 9 bln : 2- 3x makan perhari ditambah 1 – 2 kali selingan (snack)
- Usia 9 – 12 bln : 3x makan perhari + 2x selingan
- Usia >1 th : 3-4x makan perhari + 2x selingan
Jam 6 pagi : makanan yg dihaluskan
Jam 10 : selingan buah
Jam 12 : makan siang
Jam 2 : ASI

6. Apa hubungan pemberian MP-ASI pada usia 2 bulan terhadap gizi anaknya?
- Umur <6 bln enzim pencerna protein blm terbentuk secara sempurna.
Akibatnya makannan yg dikonsumsi belum tercerna dengan sempurna
karena enzim” seperti pepsin, lipase, amilase, renin blm terbentuk sempurna
 diare
- Enzim renin (hanya dimiliki bayi yg berfungsi memecah protein susu)
- Sistem imun kurang  mudah infeksi  batuk pilek

7. Bagaimana cara mengetahui status gizi pada seeorang balita?


Berdasar 3 penilaian
- BB/U : BB berdasar umur. Parameter yg sangat labil krn BB yg paling mudah
dinilai
- TB/U : relatif kurang sensitif dibanding BB/U. Lebih menggambarakan status
gizi pd masa lalu
- BB/TB : BB ada hubungn linear dgn TB berdasar umur
Secara tidak langsung :
- Kulitatif : dilihat frekuensi, dietary history, food list
- Kuantitatif : dilihat dr jml makanan yg dikonsumsi, dan penilaian kalori

Lahir : 3,25 kg
Umur 3-12 bln dicarai dengan (umur dalam bulan + 9) / 2
Umur 1- 6 thn : (umur dalam tahun x 2) + 8
6-12 th : ((umur dalam tahun x 7) -5 ) /2
Status gizi buruk jika <3sd

TB saat lahir : 50cm


1 th : 75 cm
2-12 th : (umur dlm thn x 6)+77

Tahapan pertumbuhan anak sehat


- Cepat sekali daalam tahun pertama kelahiran : akan menuurun saat usia 3-4 thn
- Pertumbuhan berjaan lamban dan teratur : samapi pubertas/ akhir baligh
- Pertumbuhan secara cepat pada saat pubertas / puberty growth spurt : sekitar
usia 8-10 th berakhir 15-16 thn
- Pertumbuhan kecepatan berangsur menurun sampai usia 18 thn
8. Bagaimana cara pengisisan dan interpretasi dari KMS?
Langkah Pengisian :
- Memilih KMS sesuai jenis kelamin
- Mengisi identitas anak dan ortu
- Mengisi bulan lahir dan bulan pengembangan anak
- Meletakkan titik BB dan membuat garis pertumbuhan anak
- Mencatat setiap kejadian yg dialami anak
- Menentukan status pertumbuhan anak dgn 2 cara : menilai garis
pertumbuhannya, mnghitung kenaikan BB anak dibandingkan BB minimumnya
/ KBM (Kenaikan BB anak Minimum)

Interpretasi :
Berdasar pertumbhan baik :
- N1 : tumbuh kejar / catch up growth : arah garis pertumbuhan melebihi arah
garis baku
- N2 : tumbuh normal : arah garis pertumbuhan sejajar / berhimpit arah garis
baku
Berdasar pertumbhan kurang baik:
- T1 : tumbhu tidak memadai / growth flatering : arah garis pertumbuhan kurang
dari arah garis baku artinya pembentukan jaringn baku lebih lambaa dr anak yg
sehat
- T2 : tdk tumbuh / flat growth : arah garis pertumbuhan datar / BB tetap. Artinya
pembentukan jaringna baru tidak terjadi
- T3 : tumbuh negatif/ lost of growth : arah garis pertumbuhan turun dr arah
garais baku . Artinya terjadi penghancuran jaringan sebelum terbentuk

9. Bagaiamana interpretasi dari pemeriksaan fisik dan px. Lab dari skenario?
keadaan umum kesadaran apatis.
Nadi 124x/menit, isi dan tegangan kurang, = (Normal 60-100) akibat dehidrasi 
kekurangan darah  tekanan turun  kompensasi dengan nadi meningkat
TD 85/60 mmHg, : vol kurang  Td turun
RR 52x/menit, : vol kurang  Td turun  supali o2 kurang  pernapasan cepat
suhu 35,2°C
BB 8,5 kg, = kurus
TB 73 cm.
Pemeriksaan thoraks: paru suara dasar vesikuler, tidak didapatkan suara tambahan,
jantung: bunyi jantung I-II normal, bising (-).
Abdomen cekung : kekurangn lemak  kurus --> abdomen cekung
Hepar just palpable,
lien tidak teraba.
Ekstremitas udem (-), akral dingin (-).
Pemeriksaan penunjang:
Hb 8,1 g/dl,  kurang dari normal. Daging menghasilkan Fe yg berfungsi mghslkn
Hb
Lekosit 2500 mmk (N = 5,5 – 15,5 x 103/mm3)
Hematocrit 35% (N = 40-60%)  di bwh normal
Trombosit 650.000 mmk (N = 250 -550 x 103/mm3)
GDS 40 mg/dl.

10. Apa hubungan keluhan dengan hepar palpable?

11. Apa diagnosis dan DD dari skenario?


Diagnosis : Gizi Buruk
DD
- Gizi buruk :
o Marasmus : baggy pants, cegeng , rewel, iga cembung , muka seperti org
tua, anak tampak kurus, dibagian subkutis terdapat tarikan, sering doare,
konstipasi, denyut jantung, tekanan darah sering mengalami penurunan
o Kwarshiorkor : edem seluruh tubuh terutana dorsum pedis, wajah bulat
dan sembab, cengeng , rewel apatis, anoreksia, hepatomegali, sering tjd
infx, anemi, ramut kusam mudah dicabut, kulit crazy pavement
dermatosis, pandangan mata anak tampak sayu
o Marasmus-Kwarshiorkor : gabungan antara marasmus dan kwarshiorkor
BB dari usia (% median) edema Tanpa edema
60 – 80% kwarshiorkor Gizi buruk /
undernutrition
< 60 % Marasmus dengan marasmus
kwarshiorkor
8,5/14 x 100% = 60,7%  61%

Marasmus : BB/TB < -3 SD atau 70% dr median


Kwarshiorkor : BB/TB > -3 SD dengan edem
Marasmus dengan kwarshiorkor : BB/TB < -3 SD dengan edem
Bagaimana alur diagnosis?

12. Apa etiologi dan FR dari skenario?


13. Apa manifestasi klinis dari skenario?
14. Bagaimanna stabilisasi dan penatalaksannaan nya?
15. Bagaimana komplikasi dan prognosis?

STEP 4
STEP 7

1. Mengapa pada bayi didapatkan kurus, lemah, nafsu makan sangat kurang, hanya
suka minum air putih, dan sering rewel?
2. Mengapa pada bayi didapatkan Wajah terlihat seperti orang tua, mata tampak
cekung, rambut flag sign phenomena dan mudah dicabut, kulit keriput, crazy
pavement dermatosis, pantat seperti baggy pants?
3. Apa hubungna tidak pernah makan daging ikan, telur dengan keluhan pasien?
4. Mengapa pasien sering mengalami diare dan batuk pilek?
5. Kapan seharusnya anak dapat diberi MP ASI dan apa saja yang boleh diberikan?
a. Pada usia 6-12 bulan, ASI hanya menyediakan ½ atau lebih kebutuhan gizi bayi, dan
pada usia 12-24 bulan ASI menyediakan 1/3 dari kebutuhan gizinya sehingga MP-ASI
harus segera diberikan mulai bayi berusia 6 bulan.
b. MP-ASI harus mengandung zat gizi mikro yang cukup untuk melengkapi zat gizi
mikro yang sudah kurang pada ASI dan tidak dapat memenuhi kebutuhan bayi
1) Makanan lumat yaitu sayuran, daging/ikan/telur, tahu/tempe dan buah yang
dilumatkan/disaring, seperti tomat saring, pisang lumat halus, pepaya lumat, air jeruk
manis, bubur susu dan bubur ASI
2) Makanan lembik atau dicincang yang mudah ditelan anak, seperti bubur nasi campur,
nasi tim halus, bubur kacang hijau
3) Makanan keluarga seperti nasi dengan lauk pauk, sayur dan buah
Rekomendasi Praktik Pemberian Makan Berbasis Bukti pada Bayi dan Batita di
Indonesia untuk Mencegah Malnutrisi. IDAI. 2015

6. Apa hubungan pemberian MP-ASI pada usia 2 bulan terhadap gizi anaknya?
Komponen asi
7. Bagaimana cara mengetahui status gizi pada seeorang balita?
BB/U

TB/U
BB/TB
Standar WHO 2005.

8. Bgaaimana cara pengisisan dan interpretasi dari KMS?


9. Bagaiamana interpretasi dari pemeriksaan fisik dan px. Lab dari skenario?
10. Apa hubungan keluhan dengan hepar palpable?
11. Bagaimana alur diagnosis?

Pada setiap anak gizi buruk lakukan anamnesis dan pemeriksaan fisis. Anamnesis terdiri dari anamnesis
awal dan anamnesis lanjutan.

Anamnesis awal (untuk kedaruratan):

 Kejadian mata cekung yang baru saja muncul


 Lama dan frekuensi diare dan muntah serta tampilan dari bahan muntah dan diare (encer/darah/lendir)
 Kapan terakhir berkemih
 Sejak kapan tangan dan kaki teraba dingin.
 Bila didapatkan hal tersebut di atas, sangat mungkin anak mengalami dehidrasi dan/atau syok, serta
harus diatasi segera.
Anamnesis lanjutan (untuk mencari penyebab dan rencana tatalaksana selanjutnya, dilakukan setelah
kedaruratan ditangani):

 Diet (pola makan)/kebiasaan makan sebelum sakit


 Riwayat pemberian ASI
 Asupan makanan dan minuman yang dikonsumsi beberapa hari terakhir
 Hilangnya nafsu makan
 Kontak dengan pasien campak atau tuberkulosis paru
 Pernah sakit campak dalam 3 bulan terakhir
 Batuk kronik
 Kejadian dan penyebab kematian saudara kandung
 Berat badan lahir
 Riwayat tumbuh kembang: duduk, berdiri, bicara dan lain-lain
 Riwayat imunisasi
 Apakah ditimbang setiap bulan
 Lingkungan keluarga (untuk memahami latar belakang sosial anak)
 Diketahui atau tersangka infeksi HIV

Pemeriksaan fisis

 Apakah anak tampak sangat kurus, adakah edema pada kedua punggung kaki. Tentukan status gizi
dengan menggunakan BB/TB-PB (lihat lampiran 5).
 Tanda dehidrasi: tampak haus, mata cekung, turgor buruk (hati-hati menentukan status dehidrasi pada
gizi buruk).
 Adakah tanda syok (tangan dingin, capillary refill time yang lambat, nadi lemah dan cepat), kesadaran
menurun.
 Demam (suhu aksilar ≥ 37.5° C) atau hipotermi (suhu aksilar < 35.5° C).
 Frekuensi dan tipe pernapasan: pneumonia atau gagal jantung
 Sangat pucat
 Pembesaran hati dan ikterus
 Adakah perut kembung, bising usus melemah/meninggi, tanda asites, atau adanya suara seperti pukulan
pada permukaan air (abdominal splash)
 Tanda defisiensi vitamin A pada mata:
o Konjungtiva atau kornea yang kering, bercak Bitot
o Ulkus kornea
o Keratomalasia
 Ulkus pada mulut
 Fokus infeksi: telinga, tenggorokan, paru, kulit
 Lesi kulit pada kwashiorkor:
o hipo- atau hiper-pigmentasi
o deskuamasi
o ulserasi (kaki, paha, genital, lipatan paha, belakang telinga)
o lesi eksudatif (menyerupai luka bakar), seringkali dengan infeksi sekunder (termasuk jamur).
 Tampilan tinja (konsistensi, darah, lendir).
 Tanda dan gejala infeksi HIV (lihat bab 8).

Catatan:

 Anak dengan defisiensi vitamin A seringkali fotofobia. Penting untuk memeriksa mata dengan hati-hati
untuk menghindari robeknya kornea.
 Pemeriksaan laboratorium terhadap Hb dan atau Ht, jika didapatkan anak sangat pucat.
 Pada buku Pedoman TAGB untuk memudahkan penanganan berdasarkan tanda bahaya dan tanda
penting (syok, letargis, dan muntah/diare/ dehidrasi), anak gizi buruk dikelompokkan menjadi 5 kondisi
klinis dan diberikan rencana terapi cairan dan makanan yang sesuai.
DIAGNOSIS
Ditegakkan berdasarkan tanda dan gejala klinis serta pengukuran antropometri. Anak didiagnosis gizi
buruk apabila:

 BB/TB < -3 SD atau <70% dari median (marasmus)


 Edema pada kedua punggung kaki sampai seluruh tubuh (kwashiorkor: BB/TB >-3SD atau marasmik-
kwashiorkor: BB/TB <-3SD

Jika BB/TB atau BB/PB tidak dapat diukur, gunakan tanda klinis berupa anak tampak sangat kurus
(visible severe wasting) dan tidak mempunyai jaringan lemak bawah kulit terutama pada kedua bahu,
lengan, pantat dan paha; tulang iga terlihat
jelas, dengan atau tanpa adanya edema (lihat gambar).
Anak-anak dengan BB/U < 60% belum tentu gizi buruk, karena mungkin anak tersebut pendek, sehingga
tidak terlihat sangat kurus.
Anak seperti itu tidak membutuhkan perawatan di rumah sakit, kecuali jika ditemukan penyakit lain yang
berat.

Sumber : International Child Health

12. Apa diagnosis dan DD dari skenario?


a. Kwashiorkor
- Edema, umumnya seluruh tubuh, terutama pada punggung kaki (dorsum pedis)
- Wajah membulat dan sembab
- Pandangan mata sayu
- Rambut tipis, kemerahan seperti warna rambut jagung, mudah dicabut tanpa rasa
sakit, rontok
- Perubahan status mental, apatis, dan rewel
- Pembesaran hati
- Otot mengecil (hipotrofi), lebih nyata bila diperiksa pada posisi berdiri atau duduk
- Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi
coklat kehitaman dan terkelupas (crazy pavement dermatosis)
- Sering disertai: penyakit infeksi, umumnya akut
- anemia
- diare.

b. Marasmus:
- Tampak sangat kurus, hingga tulang terbungkus kulit
- Wajah seperti orang tua
- Cengeng, rewel
- Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada (pada daerah
pantat tampak seperti memakai celana longgar/”baggy pants”)
- Perut cekung
- Iga gambang
- Sering disertai: - penyakit infeksi (umumnya kronis berulang)
- diare

c. Marasmik-Kwashiorkor:

- Gambaran klinik merupakan campuran dari beberapa gejala klnik Kwashiorkor dan
Marasmus, dengan BB/U <60% baku median WHO-NCHS disertai edema yang tidak
mencolok.

13. Apa etiologi dan FR dari skenario?


14. Apa manifestasi klinis dari skenario?
15. Bagaimanna stabilisasi dan penatalaksannaan nya?
TRANSISI
1. Apa yang dilakukan dokter untuk melakukan stabilisasi dalam kondisi kritis pasien?

Anda mungkin juga menyukai