Anda di halaman 1dari 58

CASE PRESENTATION

MANAJEMEN PELAYANAN LABORATORIUM DI


PUSKESMAS NGALIYAN
Laporan Kesehatan Masyarakat
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Dalam Program Pendidikan Profesi Dokter
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Di Puskesmas Ngaliyan
PeriodeKepaniteraan 12 November 2018 – 12 Januari 2019

Oleh :
Sekar Lintang Dewita Hanum
30101307075
HALAMAN JUDUL

Pembimbing :

dr. Suryani Yulianti M.Kes

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2018

i
MANAJEMEN LABORATORIUM DI PUSKESMAS
NGALIYAN
Periode 12 November 2018 – 12 Januari 2019
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di
Puskesmas Ngaliyan Periode
Yang dipersiapkan dan disusun oleh:

Sekar Lintang Dewita Hanum


30101307075

Laporan Kasus yang telah diseminarkan, diterima dan disetujui di depan tim
penilai Puskesmas Ngaliyan Semarang.
Semarang, Desember 2018
Disahkan Oleh:
HALAMAN PENGESAHAN

Mengetahui
Pembimbing Puskesmas Ngaliyan Pembimbing Kepanitraan IKM

dr. Indah Widiastuti dr. Suryani Yulianti,.M.kes

Kepala Puskesmas Ngaliyan Kepala Bagian IKM FK Unissula

dr. Indah Widiastuti DR. Siti Thomas Z.,SKM,M.kes

ii
PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan

kasus mengenai manajemen pelayanan laboratorium di Puskesmas Ngaliyan

semarang.

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas-tugas dalam rangka

menjalankan Kepanitraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat. Laporan ini memuat

data tentang Manajemen Pelayanan laboratorium Puskesmas Ngaliyan Semarang.

Laporan ini dapat diselesaikan berkat kerjasama tim dan bantuan dari

berbagai pihak. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada :

1. dr. Indah Widiastuti, selaku Kepala Puskesmas Ngaliyan sekaligus

pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pelatihan selama kami

menempuh Kepanitraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di Puskesmas

Ngaliyan Semarang.

2. dr. Suryani Yulianti, M.Kes selaku pembimbing yang telah memberikan

bimbingan dan pelatihan selama saya menempuh Kepanitraan Klinik Ilmu

Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Ngaliyan Semarang.

3. Dokter, Paramedis, beserta Staf Puskesmas Ngaliyan atas bimbingan dan

kerjasama yang telah diberikan.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari

sempurna karena keterbatasan waktu dan kemampuan. Karena itu saya sangat

berterima kasih atas kritik dan saran yang bersifat membangun.


iii
Akhir kata kami berharap semoga hasil laporan kasus Manajemen pelayan

laboratorium di Puskesmas Ngaliyan Semarang ini bermanfaat bagi semua pihak.

Semarang, Desember 2018

Penyusun

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii
PRAKATA ............................................................................................................. iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................... 3
1.3. Tujuan ..................................................................................................... 3
1.3.1. Tujuan Umum ..................................................................................... 3
Mengetahui manajemen pelayanan laboratorium Puskesmas Ngaliyan ............. 3
1.3.2. Tujuan Khusus .................................................................................... 3
1.4. Manfaat ................................................................................................... 4
1.4.1. Bagi Dokter Muda ............................................................................... 4
1.4.2. Bagi Puskesmas Ngaliyan ................................................................... 4
BAB II ..................................................................................................................... 5
ANALISA SITUASI ............................................................................................... 5
2.1. Cara Pengamatan Dan Waktu Pengamatan ............................................. 5
2.1.1. Cara Pengamatan ................................................................................. 5
2.1.2. Waktu Pengamatan.............................................................................. 5
2.2. Hasil Analisa Situasi ............................................................................... 6
2.2.1. Standar Ketenagakerjaan ..................................................................... 6
2.2.2. Sarana, Prasarana, Perlengkapan Dan Peralatan ................................. 8
2.2.3. Kegiatan Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas Ngaliyan ............. 11
2.2.4. Metode Pemeriksaan ......................................................................... 15
2.2.5. Reagen ............................................................................................... 15
2.2.6. Rujukan ............................................................................................. 20
2.2.7. Pencatatan dan Pelaporan .................................................................. 20

v
2.2.8. Kesehatan Dan Keselamatan Kerja ................................................... 21
2.2.9. Kendali Mutu Pelayanan Laboratorium Puskesmas Ngaliyan .......... 28
BAB III ................................................................................................................. 36
PEMBAHASAN ................................................................................................... 36
1.1.1. Prioritas Masalah dengan Metode Hanloon Kualitatif .......................... 40
1.1.2. Analisis Akar Penyebab Masalah Berdasarkan Pendekatan Sistem ..... 34
BAB IV ................................................................................................................. 38
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 38
4.1. Kesimpulan ........................................................................................... 38
4.2. Saran ...................................................................................................... 39
BAB V................................................................................................................... 40
PENUTUP ............................................................................................................. 40
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 41

vi
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan

perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif

dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat setinggi-

tingginya di wilayah kerjanya (Permenkes, 2014). Puskesmas merupakan

salah satu organisasi fungsional pusat pengembangan masyarakat yang juga

memberikan pelayanan kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif (pemulihan

kesehatan), disamping pelaksanaan promotif (peningkatan) dan preventif

(pencegahan), dimana pelaksanaannya dibutuhkan manajemen Puskesmas

yang dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan agar menghasilkan

kinerja Puskesmas yang efektif dan efisien (Permenkes, 2016). Salah satu

upaya yang dilakukan di puskesmas adalah melaksanakan manajemen

laboratorium dengan baik.

Menurut Kep.Menkes No.943/Menkes/SK/VIII/2002 yang dimaksud

dengan Laboratorium Kesehatan adalah sarana kesehatan yang melaksanakan

pengukuran, penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari

manusia atau bahan bukan berasal manusia untuk penentuan jenis penyakit,

kondisi kesehatan atau faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan

perorangan dan masyarakat. Laboratorium Puskesmas melaksanakan


2

pengukuran, penetapan, dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari

manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebaran penyakit, kondisi

kesehatan, atau faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan

dan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas (Permenkes, 2012).

Laboratorium merupakan salah satu komponen penting dalam pelayanan

kesehatan, hasil pemeriksaan laboratorium merupakan salah satu kunci dalam

penetapan diagnosis, pemberian pengobatan, pemantauan hasil pengobatan,

serta penentuan prognosis, oleh karena itu hasil pemeriksaan laboratorium

harus selalu terjamin mutunya.

Dengan semakin berkembangnya teknologi kesehatan maka terjadi

peningkat tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang berkualitas,

adanya transisi epidemiologi penyakit, perubahan struktur demografi,

otonomi daerah, serta masuknya pasar bebas, maka Puskesmas diharapkan

mengembangkan dan meningkatkan mutu layanannya. Dalam rangka

menjamin mutu pelayanan kesehatan di puskesmas maka diperlukan adanya

pembinaan dan pengawasan untuk meningkatkan kinerja laboratorium

puskesmas melalui advokasi, sosialisasi, dan bimbingan teknis; pelatihan dan

peningkatan sumber daya manusia; dan monitoring serta evaluasi

(Permenkes, 2012).

Adapun laporan kasus ini dibuat untuk menganalisis manajemen

pelayanan laboratorium di Puskesmas Ngaliyan dalam upaya melakukan

pelayanan kesehatan.
3

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah “Bagaimanakah Manajemen Pelayanan Laboratorium di

Puskesmas Ngaliyan Tahun 2018”

1.3. Tujuan

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui manajemen pelayanan laboratorium Puskesmas

Ngaliyan

1.3.2. Tujuan Khusus

a) Mengetahui struktur organisasi dalam manajemen laboratorium,

serta pembagian tugas tiap-tiap bagian di Puskesmas Ngaliyan

b) Mengetahui tentang Sarana, Prasarana, Perlengkapan dan Peralatan

dalam pelayanan laoratorium di Puskesmas Ngaliyan

c) Mengetahui tentang pencatatan, pelaporan, dan pengarsipan dalam

pelayanan laoratorium di Puskesmas Ngaliyan

d) Mengetahui tentang pemantauan dan evaluasi manajemen

laboratorium di Puskesmas Ngaliyan

e) Membuat solusi berdasarkan analisis masalah.


4

1.4. Manfaat

1.4.1. Bagi Dokter Muda

Memperluas wawasan Dokter Muda mengenai manajemen,

khususnya manajemen laboratorium sehingga mampu menjadi

pendorong dalam menjalankan pelayanan kesehatan yang baik untuk

masyarakat pada masa yang akan datang.

1.4.2. Bagi Puskesmas Ngaliyan

- Sebagai salah satu sumber informasi bagi Puskesmas Ngaliyan

untuk meningkatkan manajemen pelayanan laboratorium.

- Sebagai salah satu sumber informasi bagi manajer dalam

rangka penentuan arah kebijakan dan perbaikan dalam hal

manajemen pelayanan laboratorium di Puskesmas Ngaliyan.


5

BAB II

ANALISA SITUASI

2.1. Cara Pengamatan Dan Waktu Pengamatan

2.1.1. Cara Pengamatan

Lokasi pengamatan adalah Puskesmas Ngaliyan Semarang.

Jenis penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

kualitatif dengan pendekatan deskriptif melalui teknik in-depth

interview (wawancara mendalam), observasi, dan dokumen.

Informan dalam penelitian ini adalah kepala puskesmas,

penanggung jawab laboratorium, dan analis laboratorium. Pemilihan

informan dilakukan dengan menggunakan teknik purposif. Informan

yang dipilih adalah yang mengetahui permasalahan dengan jelas,

dapat dipercaya untuk dapat menjadi sumber data yang baik serta

mampu mengemukakan pendapat secara baik dan benar (Sugiyono,

2012).

2.1.2. Waktu Pengamatan

Pengamatan dilakukan pada satu minggu saat jam kerja di

Puskesmas Ngaliyan Semarang Waktu pengamatan pada tanggal 30

November 2018 s.d. 8 Desember 2018.


6

2.2. Hasil Analisa Situasi

2.2.1. Standar Ketenagakerjaan

Untuk dapat melaksanakan fungsinya dan menyelenggarakan

pelayanan laboratorium di puskesmas, dibutuhkan sumber daya manusia

yang mencukupi baik jumlah maupun mutunya. Struktur Organisasi

Laboratorium Puskesmas Ngaliyan :

1. Penanggung jawab : dr. Indah Widiastuti

2. Koordinator Ruang Lab : Tri Agustiana Asri Widuri

3. Tenaga Teknis : Tri Agustiana Asri Widuri

Siwi Very W, Am. Ak

Bagan 1. Struktur Organisasi Manajemen Laboratorium di Puskesmas Ngaliyan

Kepala Puskesmas
dr. Indah Widiastuti

Koordinator UKP
Setia Wikrama Dinata

Koordinator ruang laboratorium

Tri Agustiana Asri Widuri, Am. Ak

Tenaga Teknis

1. Tri Agustiana Asri Widuri, Am. Ak

Siwi Very W, Am. Ak


7

Tabel 1. Jenis, Kualifikasi, dan Jumlah Tenaga Laboratorium Puskesmas

No Jenis Tenaga Kualifikasi Jumlah


1. Penanggung jawab Dokter 1
2. Tenaga Teknis Analis Kesehatan ( D IV ) 1

3. Tenaga Teknis Analis Kesehatan ( D III ) 1

A. Penanggungjawab Laboratorium Puskesmas Ngaliyan bertugas dan

bertanggungjawab :

1. Menyusun rencana kerja dan kebijakan teknis laboratorium

2. Bertanggung jawab terhadap mutu laboratorium, mengatasi

masalah yang timbul dalam pelayanan laboratorium

3. Melaksanakan pengawasan, pengendalian, dan evaluasi

kegiatan laboratorium

4. Merencanakan dan mengawasi kegiatan pemantapan mutu

B. Tenaga Teknis Laboratorium Puskesmas Ngaliyan mempunyai

tugas dan tanggung jawab :

1. Melaksanakan kegiatan teknis operasional laboratorium sesuai

kompetensi dan kewenangan berdasarkan pedoman pelayanan

dan standar prosedur operasional

2. Melaksanakan kegiatan mutu laboratorium

3. Melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan

4. Melaksanakan kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja

laboratorium
8

5. Melakukan konsultasi dengan penanggungjawab laboratorium

atau tenaga kesehatan lainnya

6. Menyiapkan bahan rujukan spesimen

2.2.2. Sarana, Prasarana, Perlengkapan Dan Peralatan

A. Sarana

Gambar 1. Denah Laboratorium Puskesmas Ngaliyan

Keterangan :

1. Ukuran Ruangan 8x3 m²

2. Langit – langit berwarna terang

3. Dinding berwarna terang

4. Lantai terbuat dari keramik berwarna putih

5. Pintu berukuran lebar 90 cm memiliki 1 daun pintu

6. Disediakan meja bagi pasien untuk memberikan sampel

dahak
9

7. Kamar kecil atau WC pasien laboratorium bergabung

dengan WC pasien Puskesmas

B. Prasarana

1. Pencahayaan cukup

2. Pengambilan dahak dilakukan di ruangan terbuka yang telah

disiapkan

3. Suhu ruangan tidak panas

4. Tersedia fasilitas air bersih yang mengalir

5. Tersedia wadah / tempat sampah khusus / terpisah yang

dilengkapi dengan penutup

C. Perlengkapan

1. Meja pengambilan darah

2. Loket pendaftaran

3. Kursi petugas Laboratorium

4. Kursi Pasien

5. Tempat Sampah

6. Bak cuci

7. Komputer

8. Alat Kimia Klinik automatic fotometer mindray

9. Urin Analizer Roche 1100

10. Meja Pemeriksaan

11. Refigerator

12. sterilisator
10

13. Almari

D. Peralatan

1. Mikroskop binokuler : 3 buah

2. Centrifuge tabung : 1 buah

3. Cetrifuge hematocrit : 1 buah

4. Mikropipet 5 ul : 2 buah

5. Mikropipet 10 ul : 1 buah

6. Mikropipet 20 ul : 1 buah

7. Mikropipet 200 ul : 1 buah

8. Mikropipet 500 ul : 2 buah

9. Mikropipet 1000 µl : 2 buah

10. Beker glass : 1 buah

11. Rotator plate : 1 buah

12. Hemositometer : 1 set

13. Hemometer : 1 set

14. Pipet LED Westergreen : 9 buah

15. Rak LED : 2 buah

16. Tabung reaksi : 100 buah

17. Tabung centrifuge urin : 20 buah

18. Rak tabung : 5 buah

19. Glukotest : 2 buah

20. Cholesterol test : 1 buah


11

21. Asam urat test : 1 buah

22. Hb meter test : 3 buah

23. Tourniquet : 2 buah

24. Autoclick : 2 buah

25. Pipet tetes : 10 buah

26. Lampu spirtus : 2 buah

27. Rak pengecatan : 2 buah

28. Rak pengering : 2 buah

29. Ose : 1 buah

30. Teely Counter : 1 buah

31. Timer : 3 buah

32. Aspirator : 1 buah

33. Stop watch : 1 buah

34. Batang pengaduk : 1 buah

35. Corong kaca : 1 buah

36. Termometer ruangan : 1 buah

37. Termometer kulkas : 1 buah

38. Pipet ukur : 3 buah

2.2.3. Kegiatan Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas Ngaliyan

1. Alur Pemeriksaan Pasien

a) Pasien datang, mendaftarkan diri di loket pendaftaran

Puskesmas.
12

b) Pasien menuju ruang pemeriksaan dokter/MTBS/KIA untuk

diperiksa, dan bila diperlukan, diberi formulir permintaan

pemeriksaan laboratorium.

c) Menyerahkan formulir permintaan pemeriksaan

laboratorium kepada petugas laboratorium.

d) Setelah menyerahkan formulir permintaan pemeriksaan

laboratorium, pasien dicek kembali identitasnya dan

kemudian diambil spesimennya.

e) Spesimen yang telah diambil diperiksa oleh petugas

laboratorium.

f) Petugas menulis pada buku register dan blangko hasil

pemeriksaan.

g) Hasil pemeriksaan diserahkan kepada pasien setelah

dilakukan validasi.

h) Formulir hasil pemeriksaan laboratorium dibawa oleh pasien

ke ruang pemeriksaan dokter untuk mendapat penjelasan

dari dokter tentang hasil pemeriksaan laboratorium tersebut.


13

Bagan 2. Alur Kegiatan Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas Ngaliyan

PETUGAS MENERIMA PERMINTAAN DARI POLI


UMUM/ GIGI/ KIA/ ANAK/ LANSIA/ RAWAT
INAP/ DOT UNTUK DILAKUKAN PEMERIKSAAN
LABORATORIUM

PETUGAS MENYIAPKAN ALAT-ALAT DAN


BAHAN PEMERIKSAAN SPESIMEN SESUAI
PERMINTAAN

MENCOCOKKAN IDENTITAS PASIEN

PETUGAS MENGAMBIL SPESIMEN

BUKU REGISTER SERTA BLANGKO HASIL


PEMERIKSAAN

MENYERAHKAN HASIL PEMERIKSAAN KEPADA


PASIEN

2. Kemampuan Pemeriksaan

Pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium di

Puskesmas Ngaliyan meliputi :


14

a) Hematologi

Hemoglobin, Hitung jumlah lekosit, Laju endap

darah, Hitung jenis lekosit, Hitung jumlah trombosit,

Hematokrit.

b) Kimia Klinik

Gula darah, Cholesterol, Asam urat, Trigliserid, HDL,

LDL, Ureum, Creatinin.

c) Mikrobiologi dan Parasitologi

BTA, IMS ( meliputi : Diplococcus gram negatif,

Trichomonas vaginalis, Candida albicans, Bacterial

vaginosis ), Malaria.

d) Imuno serologi

Tes kehamilan, Golongan darah, Widal, HbsAg, Anti

HIV, Syphilis, Leptospira.

e) Urinalisa

Makroskopik ( meliputi : warna, kejernihan, bau,

volume ), pH, Protein, Reduksi, Mikroskopik ( sedimen ),

Leukosit, Nitrit, Keton, Urobilinogen, Bilirubin,

Eritrosit/HB

f) Tinja

Pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis

g) Kegiatan UKM : screening VCT, Gol. Darah.


15

2.2.4. Metode Pemeriksaan

Metode pemeriksaan laboratorium di Puskesmas Ngaliyan

menggunakan metode manual, semi automatik dan automatik.

2.2.5. Reagen

Reagen yang diperlukan disesuaikan dengan metode yang

digunakan untuk tiap pemeriksaan di Laboratorium Puskesmas

tersebut. Penyimpanan dan distribusi reagen adalah suatu usaha

yang bertujuan untuk menjaga kualitas dan mutu reagen sesuai

dengan kaidah-kaidah tertentu.

Penanganan dan penyimpanan reagen harus sesuai

persyaratan antara lain:

1. Perhatikan tanggal kadaluwarsa, suhu penyimpanan.

2. Pemakaian reagen dengan metode First in–First out

3. Sisa pemakaian reagen tidak diperbolehkan dikembalikan ke

dalam reagen induk

4. Perhatikan perubahan warna, adanya endapan, kerusakan

yang terjadi pada sediaan reagen.

5. Segera tutup kembali botol sediaan reagen setelah digunakan

6. Lindungi label dari kerusakan.

7. Tempatkan reagen dalam botol berwarna gelap dan lemari

supaya tidak kena cahaya matahari langsung.


16

8. Reagen terdaftar di Kementerian Kesehatan.

9. Reagen HIV sudah dievaluasi oleh Laboratorium Rujukan

Nasional

Pengadaan bahan logistik di Puskesmas Ngaliyan

didapatkan dari dropping Pemerintah Kota melalui Instalasi

Farmasi yang didapat melalui dana APBD dan dana BLUD.

Tabel 2. Evaluasi reagensia pada Puskesmas Ngaliyan

No Proses Uraian

1. Penerimaan 1. Petugas laboratorium memeriksa daftar


Reagensia reagen yang datang
2. Petugas memeriksa keadaan pembungkus
reagen dalam keadaan tersegel, tidak
terbuka, tidak rusak, maupun robek
3. Reagen yang datang diperiksa tanggal
kadaluarsa
2. Penyimpanan 1. Reagen yang datang diperiksa tanggal
Reagensia kadaluarsa dan disimpan sesuai dengan
prosedur penyimpanan yang tertera dalam
kemasan
2. Kulkas tempat penyimpanan reagen harus
selalu diperiksa suhunya agar sesuai dengan
syarat penyimpanan reagen dengan cara :
a. Letakkan termometer dalam kulkas
b. Atur suhu kulkas sesuai dengan
syarat suhu dalam penyimpanan
reagen
c. Usahakan agar kulkas selalu dalam
keadaan hidup
17

d. Catat suhu setiap hari pada Kartu


Suhu
e. Bersihkan kulkas setiap sebulan
sekali
3. Reagen yang sudah dibuka bisa bertahan
sampai masa kadaluarsa habis bila disimpan
pada suhu 2 – 8 ° C
3. Kontrol 1. Reagen yang baru datang diperiksa masa
kadaluarsa kadaluarsanya
Reagensia 2. Bila mendekati masa kadaluarsa 3 bulan
maka segera dilaporkan ke bagian
pengadaan untuk dikembalikan ke supplier
4. Pemesanan 1. Petugas Laboratorium mengecek persediaan
Reagensia yang akan habis
2. Reagen yang akan habis dicatat dan
dilaporkan
3. Petugas laboratorium mengajukan
pemesanan reagen ke bagian pengadaan

Adapun bahan – bahan logistik yang berada di

laboratorium Puskesmas Ngaliyan adalah :

1. Alkohol 70 %

2. Spuit 2,5 cc

3. Ammonium oxalat 1%

4. Giemsa

5. Hayem

6. Immersion Oil

7. Tabung Vacutainer Plain


18

8. Tabung Vacutainer EDTA

9. Jarum Flashback

10. Alkohol Swab

11. Lancet

12. Kapas

13. Spiritus

14. HCL 0,1 N

15. Aquabides

16. Minyak immersi

17. KOH 10%

18. Nacl 0,9%

19. Methylen blue 0,3%

20. Methanol

21. Turk

22. Xylol

23. Rees ecker

24. Tes kehamilan

25. Mikrokapiler hematokrit

26. Reagen widal

27. Reagen golongan darah

28. Reagen ZN

29. Kaca objek

30. Stik reagen gula darah


19

31. Stik reagen asam urat

32. Stik trigliserid

33. Stik reagen Hb Mission

34. Reagen Gula Biolabo

35. Reagen Cholesterol Biolabo

36. Reagen Asam Urat Biolabo

37. Reagen Trigliserid Biolabo

38. Stik urin 3 parameter ( Prot, Red, pH )

39. Reagen HIV Onchoprobe

40. Reagen HIV Intec

41. Reagen HIV SD

42. Reagen syphilis rapid test SD

43. Reagen Leptospira rapid

44. Reagen Gula C 111

45. Reagen Cholesterol C 111

46. Reagen Asam Urat C 111

47. Reagen Trigliserid C 111

48. Reagen Ureum C 111

49. Reagen Creatinin C 111

50. Reagen HDL C 111

51. Reagen LDL C 111

52. Reagen SGOT C 111

53. Reagen SGPT C 111


20

2.2.6. Rujukan

Apabila Laboratorium Puskesmas tidak mampu melakukan

pemeriksaan, maka spesimen atau pasien dikirim ke laboratorium lain

(dirujuk). Namun selama ini Puskemas Ngaliyan belum pernah

merujuk spesimen, hanya merujuk pasien atau pihak yang dirujuk

datang ke Puskesmas. Lokasi rujukan laboratorium Puskesmas

Ngaliyan adalah Afama Medica dan RSUD Tugurejo.

2.2.7. Pencatatan dan Pelaporan

Pencatatan selain untuk pemantauan data juga untuk

evaluasi. Macam-macam pencatatan di laboratorium Puskesmas

Ngaliyan :

a. Buku Register Pendaftaran Laboratorium

b. Buku Permintaan Pemeriksaan dan Hasil

Pemeriksaan

c. Buku register perawatan/perusakan

d. Buku stock alat dan reagen

e. Buku catatan kalibrasi

Pelaporan disampaikan secara berkala ke Dinas Kesehatan

Kota Semarang berupa laporan tahunan dan penilaian kinerja dalam

satu tahun, laporan bulanan yang merupakan hasil rekapitulasi

pencatatan harian. Laporan triwulan, semester, dan tahunan sesuai

ketetuan yang berlaku.


21

2.2.8. Kesehatan Dan Keselamatan Kerja

Setiap kegiatan yang dilakukan di laboratorium Puskesmas

Ngaliyan dapat menimbulkan bahaya / resiko terhadap petugas yang

berada di dalam laboratorium maupun lingkungan sekitarnya. Untuk

mencegah / mengurangi bahaya yang terjadi, setiap petugas

laboratorium harus melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan

yang berlaku. Kegiatan tersebut merupakan upaya kesehatan dan

keselamatan kerja laboratorium.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan :

1. Di Tempat Kerja dan Lingkungan kerja

a. Desain Tempat Kerja yang menunjang K3 :

 Ruang kerja dirancang khusus untuk memudahkan

proses kerja di laboratorium ;

 Tempat kerja disesuaikan dengan posisi atau cara

kerja;

 Pencahayaan cukup dan nyaman;

 Ventilasi cukup dan sesuai;

 Prosedur kerja tersedia di setiap ruangan dan mudah

dijangkau jika diperlukan;

 Dipasang tanda peringatan untuk daerah berbahaya

b. Sanitasi Lingkungan :

 Ruangan bersih, kering, dan higienis;

 Disediakan tempat sampah yang di dalamnya


22

kantong plastik dan diberi tanda khusus

 Tata ruang laboratorium baik sehingga tidak dapat

dimasuki serangga atau binatang pengerat

 Disediakan tempat cuci tangan dengan air mengalir

dan dibersihkan secara teratur

 Petugas laboratorium dilarang makan dan minum

dalam laboratorium

 Dilarang meletakkan hiasan dalam bentuk apapun di

dalam laboratorium

2. Proses Kerja, Bahan dan Peralatan Kerja

a. Melaksanakan praktek laboratorium yang benar setiap

petugas laboratorium harus mengerti dan melaksanakaan

upaya pencegahan terhadap bahaya yang mungkin

terjadi, dapat menggunakan setiap peralatan

laboratorium dan peralatan kesehatan dan keselamatan

kerja dengan benar, serta mengetahui cara mengatasi

apabila terjadi kecelakaan di laboratorium

b. Tersedia fasilitas laboratorium untuk kesehatan dan

keselamatan kerja, seperti tempat cuci tangan dengan air

yang mengalir dan alat pemadam kebakaran.

c. Petugas wajib memakai alat pelindung diri (jas

laboratorium, masker, sarung tangan, alas kaki tertutup)

yang sesuai selama bekerja.


23

d. Jas laboratorium yang bersih harus dipakai terus

menerus selama bekerja dalam laboratorium dan harus

dilepaskan serta ditinggalkan di laboratorium (hati-hati

dengan jas laboratorium yang berpotensi infeksi).

e. Untuk menghindari kecelakaan, rambut panjang harus

diikat ke belakang dengan rapi.

f. Petugas harus mencuci tangan secara higienis dan

menyeluruh sebelum dan setelah selesai melakukan

aktifitas laboratorium dan harus melepaskan baju

proteksi sebelum meninggalkan ruang aboratorium.

g. Dilarang melakukan kegiatan percobaan laboratorium

tanpa ijin pejabat yang berwenang.

h. Dilarang makan, minum (termasuk minum dari botol air)

dan merokok di tempat kerja.

i. Tempat kerja harus selalu dalam keadaan bersih. Kaca

pecah, jarum atau benda tajam dan barang sisa

laboratorium harus ditempatkan di bak/peti dalam

laboratorium dan diberi keterangan.

j. Sarung tangan bekas pakai harus ditempatkan dalam

bak/ peti kuning (menjadi limbah medis/ infeksius) yang

diberi tanda khusus.

k. Semua tumpahan harus segera dibersihkan.


24

l. Dilarang menggunakan mulut pada waktu memipet,

gunakan karet penghisap.

m. Peralatan yang rusak atau pecah harus dilaporkan kepada

penanggung jawab Laboratorium.

n. Tas/kantong/tempat sampah harus ditempatkan di

tempat yang ditentukan.

o. Pemeriksaan Berkala pada petugas laboratorium

Puskesmas Ngaliyan

p. Pengelolaan spesimen :

 Setiap spesimen harus diperlakukan sebagai

bahan infeksius.

 Harus mempunyai loket khusus untuk

penerimaan spesimen.

 Setiap petugas harus mengetahui dan

melaksanakan cara pengambilan, pengiriman dan

pengolahan spesimen dengan benar.

 Semua spesimen darah dan cairan tubuh harus

disimpanpada wadah yang memiliki konstruksi

yang baik, dengan karet pengaman untuk

mencegah kebocoran ketika dipindahkan.

 Saat mengumpulkan spesimen harus berhati-hati

guna menghindari pencemaran dari luar

kontainer atau laboratorium.


25

 Setiap orang yang memproses spesimen darah

dan cairan tubuh (contoh: membuka tutup tabung

vakum) harus menggunakan sarung tangan dan

masker.

 Setelah memproses spesimen-spesimen tersebut

harus cuci tangan dan mengganti sarung tangan.

 Jarum yang telah digunakan harus diperlakukan

sebagai limbah infeksius dan dikelola sesuai

ketentuan yang berlaku.

 Permukaan meja laboratorium dan alat

laboratorium harus didekontaminasi dengan

desinfektan setelah selesai melakukan kegiatan

laboratorium.

q. Pengelolaan bahan kimia yang benar :

 Semua petugas harus mengetahui cara

pengelolaan bahan kimia yang benar (antara lain

penggolongan bahan kimia, bahan kimia yang

tidak boleh tercampur, efek toksik dan

persyaratan penyimpanannya).

 Setiap petugas harus mengenal bahaya bahan

kimia dan mempunyai pengetahuan serta

keterampilan untuk menangani kecelakaan.


26

 Semua bahan kimia yang ada harus diberi

label/etiket dan tanda peringatan yang sesuai.

r. Pengelolaan Limbah

1) Limbah Padat

Limbah padat terdiri dari limbah/sampah

umum dan limbah khusus seperti benda tajam,

limbah infeksius, limbah sitotoksik, limbah toksik,

limbah kimia, limbah B3 dan limbah plastik.

Fasilitas Pembuangan Limbah Padat:

a) Tempat Pengumpulan Sampah

Terbuat dari bahan yang kuat, cukup

ringan, tahankarat, kedap air dan mempunyai

permukaan yang halus pada bagian

dalamnya. Mempunyai tutup yang mudah

dibuka dan ditutup, minimal terdapat satu

buah untuk masing-masing kegiatan.

Kantong plastik diangkat setiap hari atau

apabila 2/3 bagian telah terisi sampah. Setiap

tempat pengumpulan sampah harus dilapisi

plastic sebagai pembungkus sampah dengan

label dan warna seperti digambarkan pada

tabel sebagai berikut:


27

Tabel 3. Tabel Pengelolaan Limbah

No KATEGORI Warna Lambang Keterangan


tempat/kantong
plastik
pengumpulan
sampah

1. Radioaktif Merah Sampah berbentuk


benda tajam,
ditampung dalam
wadah yang kuat /
tahan benda tajam
sebelum
dimasukkan ke
2. Infeksius/ Kuning
dalam kantong yang
Toksik/Kimia
sesuai dengan
kategori / jenis
sampahnya
3. Sitotoksik Ungu

4. Umum Hitam “ Domestik “


(Warna Putih)

b) Tempat Penampungan Sampah Sementara

Tersedia tempat penampungan

sampah yang tidak permanen, yang

diletakkan pada lokasi yang mudah dijangkau

kendaraan pengangkut sampah. Tempat

penampungan sampah sementara

dikosongkan dan dibersihkan sekurang-

kurangnya satu kali dalam 24 jam.


28

c) Tempat Pembuangan Sampah Akhir :

- Sampah infeksius, sampah toksik dan

sitotoksik dikelola sesuai prosedur dan

peraturan yang berlaku.

- Sampah umum (domestik) dibuang ke

tempat pembuangan sampah akhir yang

dikelola sesuai dengan prosedur dan

peraturan yang berlaku.

- Limbah cair terdiri dari limbah cair umum

/ domestic, limbah cair infeksius dan

limbah cair kimia.

2.2.9. Kendali Mutu Pelayanan Laboratorium Puskesmas Ngaliyan

Untuk menjaga mutu pelayanan laboratorium Puskesmas

Ngaliyan perlu dilakukan pemantapan mutu internal dan

pemantapan mutu eksternal.

a. Pemantapan Mutu Internal (PMI)

PMI adalah suatu kegiatan pencegahan dan pengawasan yang

dilakukan laboratorium secara terus menerus agar tidak terjadi atau

mengurangi kejadian kesalahan atau penyimpangan sehingga

diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat

Pemantapan mutu internal meliputi :

a. Tahap pra analitik

- Persiapan pasien
29

- Penerimaan specimen

- Penanganan spesimen

- Pengiriman specimen

- Penyimpanan spesimen

b. Tahap analitik

- Persiapan reagen

- Kalibrasi dan pemeliharaan alat

- Uji ketelitian dan ketepatan

c. Tahap pasca analitik

- Mencatat hasil pemeriksaan

- Melakukan validasi hasil

- Memberikan interpretasi hasil

- Melakukan pelaporan

d. Pembuatan alur pasien

e. Pembuatan prosedur untuk pengambilan specimen dan

setiap jenis pemeriksaan

b. Pemantapan Mutu Eksternal (PME)

PME adalah kegiatan yang diselenggarakan secara

periodik oleh pihak lain di luar laboratorium untuk memantau

dan menilai penampilan pada pemeriksaan tertentu. Pemantapan

mutu eksternal dilakukan kerjasama dengan Balai Laboratorium

Kesehatan. Disamping itu, tenaga laboratorium juga mengikuti

pelatihan – pelatihan yang diadakan oleh Dinas Kesehatan.


30

Pelatihan – pelatihan yang dilaksanakan oleh Dinas

Kesehatan adalah :

a. Pelatihan TB Paru metode LQAS

b. Hematologi , kimia klinik

c. Pelatihan HIV

d. Sifilis

e. Hbsag

c. Indikator Mutu Laboratorium Pandanaran

Tabel 4. Indikator Mutu

No Jenis Keterangan

1 Indikator Pengambilan darah vena pada balita kurang dari 5 menit

2 Dimensi Mutu a) Kompetensi


b) Keselamatan dan keamanan pasien
3 Tujuan Indikator Efisiensi waktu pengambilan darah vena pada balita di
bawah 5 menit dengan tepat dan benar, mengurangi
tingkat kegagalan dan komplikasi saat pengambilan
darah vena.
4 Retionalisasi Kepatuhan pelayanan dengan standar yang efektif dan
tepat
5 Definisi Terminologi yang Pengambilan darah vena adalah pengambilan pembuluh
digunakan darah pada lipat siku.
6 Frekuensi Updating Indikator 1 Bulan
Pengumpulan Data
7 Periode Dilakukan Analisa 1 tahun

8 Numerator Jumlah pengambilan darah vena pada balita kurang dari


5 menit
9 Denumenator Jumlah pengambilan darah vena pada balita

10 Standart Pencapaian 100 %


31

11 Sumber Data Buku bantu pencatatan mutu laboratorium

12 PJ pengumpulan data Petugas laboratorium

13 Waktu Pencapaian 1 tahun

Hasil indikator mutu laboratorium Puskesmas Ngaliyan dalam 1

terakhir belum memenuhi standar pencapaian 100%. Hal ini berkaitan dengan

sewaktu pengambilan spesimen pada balita, beberapa balita dan orang tua kurang

kooperatif saat pemeriksaan, sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama untuk

mendapatkan darah vena pada balita karena pengambilan darah vena tidak hanya

memperhatikan waktu saja namun juga menimbang keamanan dan tidak

menimbulkan komplikasi.

Tabel 5. Pencapaian Indikator Mutu Puskesmas Ngaliyan

No Bulan Pencapaian Indikator Mutu


1 Januari 92,85%
2 Februari 86,71%
3 Maret 85,71%
4 April 80%
5 Mei 75%
6 Juni 75%
7 Juli 86,71%
8 Agustus 100%
9 September 80%
10 Oktober 89,47%
11 November 92,85%
12 Desember -
32

Rerata Jumlah Pasien


30

25

20

15

10

0
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu
Rerata Jumlah Pasien

Tabel 12. Rerata Jumlah Pasien Laboratorium Ngaliyan

Pasien yang diperiksa sampelnya di Laboratorium Puskesmas Ngaliyan

setiap harinya dapat dilihat di buku register. Pola jumlah pasien dapat dilihat pada

tabel 12. Yang ditampilkan dalam tabel merupakan rata-rata pasien yang diperiksa

Laboratorium Puskesmas Ngaliyan tiap hari yang dihitung dalam 2 bulan terakhir.

Dimana pola pasien menurun pada hari Selasa dan Rabu.

Waktu penyelesaian pelayanan di laboratorium Puskesmas Ngaliyan

diobservasi selama 4 hari, didapatkan hasil bahwa waktu pelayanan selama 2 hari

terdapat ketidaksamaan dengan waktu yang telah ditentukan. Ketidaksesuaian

waktu penyelesaian pelayanan selama 2 hari tersebut terjadi saat tenaga teknis

laboratorium Puskesmas Ngaliyan yang semula 2 menjadi hanya 1 dikarenakan 1

tenaga teknis lainnya mengerjakan laporan tahunan sebagai bendahara.


33

Waktu Waktu
No Pasien Usia Jenis Pemeriksaan yang Penyelesaian
Ditentukan Pelayanan
1 Ny. A S 27 Urinalisa (Kehamilan) 15' 12'
Hematologi, Urinalisa
2 Ny. A 24 (Kehamilan) 15' 10'
3 Tn. D A 18 Kimia Klinik, HIV 120' 100'
Ny. M T Hematologi, Urinalisa
4 H 38 (Kehamilan) 15' 18'
Hematologi, Urinalisa
5 Ny. R R 27 (Kehamilan) 15' 16'
Hematologi, Urinalisa
6 Ny. N A 28 (Kehamilan) 15' 20'
7 Ny. L 53 Kimia Klinik 120' 100'
8 Ny. S 58 Kimia Klinik 120' 110'
9 Ny. R 20 Kimia Klinik 120' 110'
Hematologi, Urinalisa
10 Ny. A K 20 (Kehamilan) 15' 25'
11 Ny. K 40 Hematologi, Widal 120' 120'
12 Tn S 47 Hematologi, Kimia Klinik 120' 100'

Waktu Waktu
No Pasien Usia Jenis Pemeriksaan yang Penyelesaian
Ditentukan Pelayanan
1 Tn. K 62 Kimia Klinik 120' 100'
2 Tn. S R 60 Kimia Klinik 120' 100'
3 Tn. S 71 Kimia Klinik 120' 120'
Hematologi, Urinalisa
4 Ny. K 38 (Kehamilan) 15' 10'
Hematologi, Urinalisa
5 Ny. K L 25 (Kehamilan) 15' 10'
34

Hematologi, Urinalisa
6 Ny. E L 27 (Kehamilan) 15' 12'
7 Ny. T 53 Kimia Klinik 120' 100'
8 Ny. S 58 Kimia Klinik 120' 110'
9 Ny. R 20 Kimia Klinik 120' 110'
Hematologi, Urinalisa
10 Ny. A K 20 (Kehamilan) 15' 15'
11 Ny. K 40 Hematologi, Kimia Klinik 120' 120'
12 Tn. M K 47 Hematologi, Kimia Klinik 120' 100'
13 Ny. T 46 Hematologi, Kimia Klinik 120' 120'
14 An. K 8 Hematologi, Widal 120' 120'

Waktu Waktu
No Pasien Usia Jenis Pemeriksaan yang Penyelesaian
Ditentukan Pelayanan
Hematologi, Urinalisa
1 Ny. N 33 (Kehamilan) 15' 10'
2 Ny. T H 56 Hematologi, Kimia Klinik 120' 140'
Hematologi, Urinalisa
3 Ny. K P 35 (Kehamilan) 15' 15'
Hematologi, Urinalisa
4 Ny. K 38 (Kehamilan) 15' 15'
Hematologi, Urinalisa
5 Ny. K L 25 (Kehamilan) 15' 15'
Hematologi, Urinalisa
6 Ny. K M 27 (Kehamilan) 15' 30'
7 Ny. A 53 Kimia Klinik 120' 100'
8 Ny. S 58 Kimia Klinik 120' 110'
9 Ny. P 56 Kimia Klinik 120' 110'
Hematologi, Urinalisa
10 Ny. A K 20 (Kehamilan) 15' 20'
35

11 Ny. K 40 Hematologi, Kimia Klinik 120' 120'


12 Tn. M K 47 Hematologi, Kimia Klinik 120' 100'
13 Ny. T 46 Hematologi, Kimia Klinik 120' 120'
14 Tn. K 60 Kimia Klinik 120' 100'
15 Tn. S R 56 Kimia Klinik 120' 100'
16 Tn. S 55 Kimia Klinik 120' 120'

Waktu Waktu
No Pasien Usia Jenis Pemeriksaan yang Telah Penyelesaian
Ditentukan Pelayanan
1 Ny. S 58 Kimia Klinik 120' 110'
2 Ny. P 56 Kimia Klinik 120' 110'
Hematologi, Urinalisa
3 Ny. A M 24 (Kehamilan) 15' 10'
4 Ny. K 43 Hematologi, Kimia Klinik 120' 120'
5 Tn. M K 47 Hematologi, Kimia Klinik 120' 100'
6 Ny. K 46 Hematologi, Kimia Klinik 120' 120'
7 Tn. K 80 Kimia Klinik 120' 100'
8 Tn. S M 57 Kimia Klinik 120' 100'
9 Tn. A W 87 Kimia Klinik 120' 120'
36

BAB III

PEMBAHASAN

Laboratorium Puskesmas harus diselenggarakan secara baik dengan

memenuhi kriteria ketenagaan, sarana, prasarana, perlengkapan dan peralatan,

kegiatan pemeriksaan, kesehatan dan keselamatan kerja, dan mutu (Permenkes,

2012). Laboratorium Puskesmas diselenggarakan berdasarkan kondisi dan

permasalahan kesehatan masyarakat setempat dengan tetap berprinsip pada

pelayanan secara holistik, komprehensif, dan terpadu dalam rangka meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya.

Jumlah petugas laboratorium di puskesmas Ngaliyan sudah sesuai yaitu dua

orang petugas laboratorium, keduanya bertugas sebagai tenaga sampling dan

pemeriksaan. Namun, satu orang analis kesehatan merangkap sebagai bendahara

dan koordinator alat dan reagen, satu orang analis lainnya juga merangkap tugas

sebagai petugas administrasi laboratorium, dan belum ada petugas non teknis

laboratorium. Hal ini tidak sesuai dengan PMK no.37 tahun 2012 tentang

Penyelenggaraan Laboratorium Puskesmas yang menyebutkan bahwa tenaga teknis

dianjurkan tidak merangkap tugas lain. Sehingga timbul adanya ketidaksesuaian

antara waktu pemeriksaan dengan ketentuan waktu yang sudah dibuat, apabila satu

orang analis mengerjakan pekerjaan lain sebagai bendahara. Dimana seharusnya

waktu mulai dari pendaftaran sampai penyerahan hasil pemeriksaan pada tiap

pasien menjadi lebih lama dari waktu yang ditentukan. Pada ketentuan lainnya

dijelaskan bahwa adanya tambahan beban kerja dapat menjadi pertimbangan

penambahan tenaga pelaksana.


37

Sarana adalah suatu tempat fasilitas dan peralatan yang langsung terkait

dengan pelayanan klinis. Sedangkan prasarana adalah tempat fasilitas dan peralatan

yang secara tidak langsung mendukung pelayanan kesehatan. Dalam upaya

mendukung Pelayanan klinik dan keselamatan pasien di puskesmas diperlukan

sarana dan prasarana yang memadai. Ruangan laboratorium belum mempunyai

sirkulasi udara yang baik (ventilasi silang / cross ventilation) berupa alat exhauster

sehingga pertukaran udara dari dalam ruangan tidak dapat mengalir ke luar ruangan.

Sedangkan menurut Peraturan Mentri kesehatan No. 37 tahun 2012 tentang

penyelenggaran laboratorium puskesmas, dalam mendukung terciptanya

keselamatan pasien diperlukan adanya sarana dan prasarana yang lengkap.

Laboratorium Puskesmas ngaliyan juga belum memiliki bak cuci tangan secara

terpisah, dimana berdasarkan akreditasi Puskesmas 2018, hendaknya setiap

laboratorium memiliki bak cuci tangan terpisah dari bak pencucian alat serta

pembuangan reagen dan spesimen.

Selain sarana dan prasarana untuk melakukan pemeriksaan laboratorium

diperlukan reagen, standart, bahan control, air, dan media. Dasar pemilihan bahan

laboratorium pada umumnya harus mempertimbangkan kebutuhan, produksi pabrik

yang telah dikenal, deskripsi lengkap dari bahan atau produk, mempunyai masa

kadaluarsa yang panjang, volume, mudah diperoleh di pasaran, kelancaran dan

kesinambungan pengadaan, pelayanan purna jual.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.37 tahun 2012 setiap kegiatan

yang dilakukan di Laboratorium Puskesmas dapat menimbulkan bahaya atau resiko

terhadap petugas yang berada di dalam laboratorium maupun lingkungan


38

sekitarnya. Untuk mengurangi atau mencegah bahaya yang terjadi, setiap petugas

laboratorium harus melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Kegiatan tersebut merupakan upaya kesehatan dan keselamatan kerja laboratorium.

Kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium Puskesmas Ngaliyan sudah

memenuhi persyaratan yang ada di Peraturan Menteri Kesehatan.

Pengendalian mutu pelayanan klinis terintegrasi dengan program

pengendalian mutu pelayanan klinis Puskesmas yang dilaksanakan secara

berkesinambungan. Pengendalian mutu pada Puskemas Ngaliyan sudah sesuai

dengan standar.

Kegiatan pengendalian mutu pelayanan klinis meliputi:

1. Perencanaan, yaitu menyusun rencana kerja dan cara monitoring dan

evaluasi untuk peningkatan mutu standar.

2. Pelaksanaan, yaitu:

a) Monitoring dan evaluasi capaian pelaksanaan rencana kerja

(membandingkan antara capaian dengan rencana kerja)

b) Memberikan umpan balik terhadap hasil capaian.

3. Tindakan hasil monitoring dan evaluasi yaitu:

a) Melakukan perbaikan kualitas pelayanan standar

b) Meningkatkan kualitas pelayanan jika capaian sudah memuaskan.

Monitoring merupakan kegiatan pemantauan selama proses berlangsung

untuk memastikan bahwa aktifitas berlangsung sesuai dengan yang direncanakan.

Monitoring dapat dilakukan oleh tenaga medis dan paramedis yang melakukan
39

proses. Aktifitas monitoring perlu direncanakan untuk mengoptimalkan hasil

pemantauan.

Sedangkan untuk menilai hasil atau capaian pelaksanaan pelayanan klinis,

dilakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan terhadap data yang dikumpulkan yang

diperleh melalui metode berdasarkan waktu, cara dan teknik pengambilan data.

Namun evaluasi yang harusnya dilaksanakan tiap satu bulan sekali sampai saat ini

belum dilakukan kembali.

 Berdasarkan waktu pengambilan data, terdiri atas:

a. Retrospektif

Pengambilan data dilakukan setelah pelayanan dilaksanakan.

b. Prospektif

Pengambilan data dijalankan bersamaan dengan pelaksanaan pelayanan.

 Berdasarkan cara pengambilan data, terdiri atas:

a. Langsung (data primer);

Data diperoleh secara langsung dari sumber informasi oleh pengambil

data.

b. Tidak langsung (data sekunder);

Data diperoleh dari sumber informasi yang tidak langsung

 Cara pengambilan data:

a. Survei

Survei yaitu pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner.


40

b. Observasi

Observasi yaitu pengamatan langsung aktifitas atau proses dengan

menggunakan ceklist atau perekaman.

 Pelaksanaan evaluasi terdiri atas :


a. Audit
Audit merupakan usaha untuk menyempurnakan kualitas pelayanan

dengan pengukuran kinerja bagi yang memberikan pelayanan dengan

menentukan kinerja yang berkaitan dengan standar yang dikehendaki dan

dengan menyempurnakan kinerja tersebut. Oleh karena itu, audit merupakan

alat untuk menilai, mengevaluasi, menyempurnakan pelayanan klinis secara

sistematis.

Dari Analisa situasi tersebut maka dapat disusun daftar masalah

sebagai berikut :

1) Waktu penyelesaian pelayanan melebihi waktu yang telah ditentukan

2) Indikator mutu belum tercapai

3) Tidak adanya evaluasi berkala terhadap pengendalian mutu pelayanan klinis

1.1.1. Prioritas Masalah dengan Metode Hanloon Kualitatif

Prioritas Masalah

Prioritas masalah berdasarkan metode Hanlon Kualitatif dengan

kriteria sebagai berikut:

Permasalahan yang teridentifikasi tersebut kemudian ditentukan

prioritas masalahnya dengan menggunakan metode Hanlon kualitatif

dengan 3 Kelompok kriteria:


41

1. Kelompok kriteria U : Mendesak (Urgency)

Pertimbangan ini dari aspek waktu, masih dapat ditunda atau harus

segera ditanggulangi. Semakin pendek tenggang waktunya, semakin

mendesak untuk ditanggulangi.

2. Kelompok Kriteria S : Kegawatan (Seriousness)

Besarnya akibat atau kerugian yang dinyatakan dalam besaran

kuantitatif berapa rupiah, orang, dll.

3. Kelompok Kriteria G : Perkembangan (Growth)

Kecenderungan atau perkembangan akibat dari suatu permasalahan.

Semakin berat masalah, semakin diprioritaskan.

3.1.1.1 Urgency

Tabel 6. Kriteria Urgency


No Permasalahan Nilai Skor U
1 Waktu penyelesaian pelayanan melebihi waktu 3
yang telah ditentukan

2 Indikator mutu belum tercapai 2

3 Tidak adanya evaluasi berkala terhadap 1


pengendalian mutu pelayanan klinis
42

3.1.1.2 Seriously

Tabel 7. Kriteria Seriously


No Permasalahan Nilai Skor S
1 Waktu penyelesaian pelayanan melebihi waktu 3
yang telah ditentukan

2 Indikator mutu belum tercapai 2

3 Tidak adanya evaluasi berkala terhadap 2


pengendalian mutu pelayanan klinis

3.1.1.3 Growth

Tabel 8. Kriteria Growth


No Permasalahan Nilai Skor G
1 Waktu penyelesaian pelayanan melebihi waktu 3
yang telah ditentukan

2 Indikator mutu belum tercapai 2

3 Tidak adanya evaluasi berkala terhadap 1


pengendalian mutu pelayanan klinis

3.1.1.4 Tabel total USG

Tabel 9. Tabel total USG


Masalah Urgency Seriously Growth Total Prioritas

Waktu penyelesaian
pelayanan melebihi
3 3 3 9 I
waktu yang telah
ditentukan

Indikator mutu belum


2 2 2 6 II
tercapai

Tidak adanya evaluasi


berkala terhadap 1 2 1 4 III
pengendalian mutu
pelayanan klinis
43

Urutan masalah berdasarkan prioritas masalah adalah :


1) Waktu penyelesaian pelayanan melebihi waktu yang telah

ditentukan

2) Indikator mutu belum tercapai

3) Tidak adanya evaluasi berkala terhadap pengendalian mutu

pelayanan klinis
33

Analisis kemungkinan penyebab masalah dengan menggunakan Fishbone Analysis:

MAN MONEY METHOD

Adanya penambahan
tugas kerja lain pada
pelaksana laboratorium Tidak adanya evaluasi
berkala terhadap
pengendalian mutu Waktu
pelayanan klinis penyelesaian
pelayanan
melebihi waktu
yang telah
ditentukan
Tidak adanya
teknologi memadai
untuk penghitungan
waktu pelayanan
laboratorium

MACHINE MATERIAL MARKET


34

1.1.2. Analisis Akar Penyebab Masalah Berdasarkan Pendekatan Sistem

Tabel 10. Identifikasi kemungkinan penyebab masalah Tahap Analisis


Pendekatan Sistem

Komponen Kekurangan

Input Adanya penambahan tugas kerja lain pada pelaksana


Man laboratorium.

Money -

Method Tidak mengisi lembar evaluasi waktu pelayanan.

Tidak adanya evaluasi berkala terhadap pengendalian


mutu pelayanan klinis

Machine Tidak adanya teknologi memadai untuk penghitungan


waktu pelayanan laboratorium.

Material -

Market -

Proses
P1 -

P2 Tidak mengisi lembar evaluasi waktu pelayanan

P3 Tidak adanya evaluasi berkala terhadap pengendalian


mutu pelayanan klinis

Output Waktu penyelesaian pelayanan melebihi waktu yang


telah ditentukan
Umpan Balik Koordinasi dengan pihak terkait dioptimalkan terutama
mengenai evaluasi berkala terhadap pengendalian mutu
pelayanan klinis
35

Tabel 11. Tabel Plan of Action

Indikator
No Kegiatan Tujuan Sasaran Lokasi Pelaksana Waktu Pendanaan Metode keberhasilan

1. Melakukan Agar Kepala Puskesmas Dokter muda Desember - Diskusi Laboratorium


Advokasi laboratorium Puskesmas, Ngaliyan 2018 Puskesmas
dengan kepala puskesmas Pelaksana Ngaliyan
puskesmas dan dapat laboratorium mengadakan
pemegang melaksanakan evaluasi
program untuk pelayanan pengendalian
melakukan sesuai dengan mutu pelayanan
evaluasi pedoman mutu klinis secara
pengendalian pelayanan berkala dan
mutu pelayanan klinis teratur serta
klinis indikator mutu
tercapai.
36

2. Melakukan Agar Kepala Puskesmas Dokter Desember - Diskusi Laboratorium


Advokasi laboratorium Puskesmas Ngaliyan muda, 2018 Puskesmas
dengan kepala puskesmas petugas Ngaliyan
puskesmas dan memiliki laboratoruim melaksanakan
pemegang tenaga teknis penyelesaian
program untuk yang dapat pelayanan
mengatur waktu melaksanakan secara tepat
tugas pelaksana kegiatan waktu
laboratorium di pelayanan
luar bidang secara tepat
laboratorium, waktu
seperti
mengerjakan
laporan akhir
tahun pada hari
sepi pasien.
37

3. Melakukan Agar Kepala Puskesmas Dokter Desember - Diskusi Lembar


Advokasi laboratorium Puskesmas Ngaliyan muda, 2018 evaluasi
dengan kepala puskesmas petugas penyelesaian
puskesmas dan mengetahui laboratoruim pelayanan terisi
pemegang berapa lama dan
program untuk waktu diketahuinya
mengisi lembar pelayanan yang waktu
evaluasi waktu dilakukan. penyelesaian
penyelesaian pelayanan
pelayanan serta setiap pasien
menambah yang diperiksa
sistem informasi di laboratorium.
di laboratorium
terutama
penghitungan
waktu pelayanan
otomatis.
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

1) Ketenagaan di laboratorium Puskesmas Ngaliyan berjumlah 2 orang.

Puskesmas Ngaliyan sudah memenuhi persyaratan Peraturan Menteri

Kesehatan No. 37 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Laboratorium

puskesmas.

2) Sarana, prasarana, perlengkapan dan peralatan yang ada di laboratorium

Puskesmas Ngaliyan belum memenuhi persyaratan Peraturan Menteri

Kesehatan No. 37 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Laboratorium

puskesmas, yaitu ruang laboratorium tidak mempunyai sirkulasi udara

yang baik (ventilasi silang/cross ventilation), serta tidak memiliki bak

cuci tangan yang terpisah dari bak cuci alat dan reagen.

3) Terdapat 3 masalah yakni waktu penyelesaian pelayanan melebihi

waktu yang telah ditentukan, indikator mutu belum tercapai, dan tidak

adanya evaluasi berkala terhadap pengendalian mutu pelayanan klinis.

4) Alternatif pemecahan masalah yaitu dengan melakukan advokasi

dengan kepala puskesmas dan pemegang program untuk melakukan

evaluasi pengendalian mutu pelayanan klinis dan pengaturan kembali

mengenai ketenagakerjaan laboratorium.

38
39

4.2. Saran

1) Mengadakan pertemuan atau diskusi berkala antar pihak Puskesmas

untuk menyampaikan, membahas, dan menyelesaikan masalah dari

masing-masing unit pelayanan.

2) Meningkatkan kerjasama dan solidaritas antar pihak puskemas agar

tercipta hubungan kerja yang saling membantu dan saling mendukung.

3) Saling bekerja sama, dan mendukung antar tenaga kesehatan khususnya

bidang laboratorium agar komitmen mengikuti aturan dan metode yang

sesuai dengan SOP.


40

BAB V

PENUTUP

Demikianlah laporan dan pembahasan mengenai hasil peninjauan tentang

Manajemen pelayanan laboratorium di Puskesmas Ngaliyan. Kami menyadari

bahwa kegiatan ini sangat penting dan bermanfaat bagi kami para calon dokter,

karena dokter juga berperan sebagai manajer.

Akhir kata kami berharap laporan ini bermanfaat sebagai bahan masukan

dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat di Puskesmas Ngaliyan.


DAFTAR PUSTAKA

Depkes, 1998, Modul Pelatihan Teknis Tenaga Laboratorium Puskesmas Tingkat


Lanjut, Puslabkes, Depkes RI, Jakarta

Depkes, 2004, Pedoman Pengelolaan Obat Program Kesehatan, Ditjen Pelayanan


Farmasi dan Alat Kesehatan, Depkes RI, Jakarta

Depkes, 2008, Pedoman Praktik Laboratorium Kesehatan yang Benar, Depkes RI,
Jakarta.

Depkes, Permenkes RI, No. 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan


Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit (Jakarta: Depkes RI. 2004)

Depkes, Permenkes RI, No. 74 tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya
dan Beracun (Jakarta: Depkes RI. 2001)

Peraturan Pemerintah RI, PP No.101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah


Bahan Berbahaya dan Beracun.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012

Undang-Undang Republik Indonesia, No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan


Lingkungan Hidup.

41

Anda mungkin juga menyukai