Studi tentang formaldehida (FA) tentang pedoman 0,1 mg / m3 oleh World Health

Organization (WHO) yang diterbitkan sejak tahun 2010 telah dievaluasi, hasilnya yaitu
efek samping formaldehid adalah mengiritasi mata dan hidung (portal-of-entry), dan
pertimbangan untuk mencegah efek jangka panjang, termasuk semua jenis kanker.
Mayoritas studi toksikokinetik terbaru menunjukkan tidak ada ketergantungan DNA
terhadap paparan FA di luar area portal-of-entry dan FA-DNA yang dihasilkan secara
endogen. Banyak penelitian yang meneliti hubungan antara paparan FA dengan asma
atau efek saluran napas lainnya pada anak-anak memiliki hasil yang tidak sigifikan.

Formaldehyde (FA), zat kimia bervolume tinggi, sering ditemukan di lingkungan karena
sumber alami dan aktivitas antropogenik. Sumber udara utama dalam ruangan adalah
bahan bangunan (misalnya produk kayu seperti furnitur, papan partikel, kayu lapis, dan
papan serat kepadatan menengah), produk konsumen, dan proses pembakaran (WHO
2010). The International Agency for Research on Cancer (IARC) telah
mengklasifikasikan FA dalam kelompok 1 (karsinogen manusia), berdasarkan pada
inhalasi menyebabkan karsinoma sel skuamosa (SCC) pada tikus dan kanker nasofaring
pada manusia (IARC 2006). Baru-baru ini, klasifikasi telah diperluas dengan FA
menyebabkan leukemia dan bukti terbatas kanker sinonasal pada manusia (IARC 2012).

Indoor air is the dominating contributor to FA exposure through inhalation. Therefore,

the World Health Organi- zation (WHO) developed an indoor air guideline value in 2010.
The critical effects were considered the portal- of-entry effects, sensory irritation of the
eyes and the upper airways, resulting in a guideline value of 0.1 mg/m3 that should not be
exceeded for any 30-min period of the day (WHO 2010).

The summary is based on references in IARC (2006), WHO (2010), Nielsen and Wolkoff
(2010) and Wolkoff and Nielsen (2010) except where otherwise stated. Thus, due to the
high water solubility and reactivity, airborne FA is absorbed mainly in the upper airways
([90 %). Depo- sition of reactive and water soluble gases was found to be similar in the
extrathoracic area of the airways of children and adults (Ginsberg et al. 2010).

In humans, it was estimated that 1.9 ppm increases blood FA at maximum by 15 lg/L
during repe- ated daily 8-h exposures (Franks 2005); the normal back- ground blood FA
level is about 2,000–3,000 lg/L. In rats exposed 6 h/day for 5 days to 10 ppm FA, the
exogenous FA did not result in detectable FA–DNA adducts in blood lymphocytes (Lu et
al. 2010); this also indicated a low FA absorption into the blood compartment.

Formaldehyde activates the TRPA1 receptor (McNa- mara et al. 2007) on the trigeminal
nerves, which triggers the sensation of sensory irritation (WHO 2010; Wolkoff and
Nielsen 2010).