Anda di halaman 1dari 26

JOURNAL READING

VIRTUAL ANTHROPOLOGY:
USEFUL RADIOLOGICAL TOOLS FOR AGE ASSESSMENT
IN CLINICAL FORENSIC MEDICINE AND THANATOLOGY

Diajukan guna melengkapi tugas Kepaniteraan Klinik


Bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal
RS Bhayangkara Semarang

Disusun Oleh:
1. Nike Rahmi Jayanti 30101206765 7. Oris Wicaksono 30101307035
2. Pinda Ayu Widiyani30101307038 8. Fatimatuzzahra 30101306942
3. Dian Tunjung Wija 30101306916 9. Fitri Wulan Sari 30101306951
4. Naufal Khairullah 30101307021 10. Rufaida A. 30101307071
5. Evan Tantono 30101306937 11. Vidini Kusuma A.30101307094
6. Muthiatul Aliqoh 30101307014

Pembimbing:
dr. Ratna Relawati, M.Si.Med, Sp.KF

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN
MEDIKOLEGAL
2017
LEMBAR PENGESAHAN

Nama :
1. Nike Rahmi Jayanti 30101206765
2. Pinda ayu widiyani 30101307038
3. Dian Tunjung Wija . 30101306916
4. Naufal Khairullah H. 30101307021
5. Evan Tantono 30101306937
6. Muthiatul Aliqoh 30101307014
7. Oris Wicaksono 30101307035
8. Fatimatuzzahra 30101306942
9. Fitri Wulan Sari 30101306951
10. Rufaida A. 30101307071
11. Vidini Kusuma Aji 30101307094
Fakultas : Kedokteran Umum
Universitas : Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Bidang Pendidikan : Program Pendidikan Profesi Dokter
Judul : Virtual Anthropology: Useful Radiological Tools For
Age Assessment In Clinical Forensic Medicine And
Thanatology

Diajukan : Juli 2017


Pembimbing : dr. Ratna Relawati, M.Si.Med, Sp.KF

Telah diperiksa dan disahkan tanggal: ...........................................

Semarang, Juli 2017


Mengetahui,
Pembimbing

dr. Ratna Relawati, M.Si.Med, Sp.KF


VIRTUAL ANTHROPOLOGY: USEFUL RADIOLOGICAL
TOOLS FOR AGE ASSESSMENT IN CLINICAL FORENSIC
MEDICINE AND THANATOLOGY

ANTHROPOLOGI VIRTUAL : PERANGKAT RADIOLOGI


YANG BERGUNA DALAM PENILAIAN UMUR PADA ILMU
KEDOKTERAN FORENSIK DAN THANATOLOGI

Fabrice Dedouit · Pauline Saint-Martin · Fatima-Zohra Mokrane · Frédéric


Savall · Hervé Rousseau · Eric Crubézy · Daniel Rougé · Norbert Telmon

Abstrak

Antropologi virtual terdiri dari pengenalan pencitraan potongan yang modern ke


antropologi biologis dan forensik. Terimakasih kepada revolusi ilmiah non invasif
ini, beberapa klasifikasi dan sistem derajat, pertamanya berdasarkan analisis
tulang yang kering (dry bone analysis), bisa diterapkan pada kadaver tanpa perlu
persiapan yang spesifik, sama seperti di orang hidup. Perkiraan dari usia tulang
dan gigi adalah salah satu kemungkinan yang ditawarkan dari radiologi. Usia
biologis bisa diperkirakan pada ilmu kedokteran forensik sama seperti di orang
yang masih hidup, antropologi virtual bisa membantu seorang forensik patologis
untuk memperkirakan usia dari orang yang sudah meninggal, bersaman dengan
jenis kelamin, daerah asal dan tinggi orangnya, adalah salah satu peran penting
untuk menentukan profil biologis yang digunakan di identifikasi rekonstruktif.
Untuk tujuan forensik ini, perangkat radiologis yang digunakan adalah MSCT
dan lebih sering, teknik pencitraan x foto seperti MRI dan Ultrasound. Kami
menyajikan dan mendiskusikan nilai dari investigasi ini untuk perkiraan usia
pada antropologi.
Pendahuluan

Antropologi virtual terdiri dari pengenalan dari pencitraan potongan yang modern
ke antropologi. Terimakasih kepada revolusi ilmiah yang non invasif ini, beberapa
klasifikasi yang pertamanya dibuat dengan dasar pemeriksaan tulang secara kering
(dry bone examination) bisa digunakan di kadaver, tanpa pemindahan jaringan
lunak khusus atau persiapan tulang. Keuntungan yang setara pada aspek non
invasif dari teknik ini adalah bisa digunakan di orang hidup. Perkiraan dari usia
tulang adalah salah satu kemungkinan yang bisa dilakukan di radiologi. Dalam
ilmu kedokteran forensik, usia biologis bisa diperkirakan pada orang hidup.
Radiologi juga bisa menolong seorang forensik patologis untuk memperkirakan
usia saat kematian pada orang yang sudah meninggal, karena usia, jenis kelamin,
asal daerah dan tinggi badan adalah hal yang penting dalam menentukan profil
biologis pada identifikasi rekonstruktif. Berbagai perangkat radiologi, MSCT atau
MDCT, sama seperti teknik pencintraan x-ray seperti MRI dan US didiskusikan
pada artikel ini.

Jenis Usia Mana yang kita bicarakan?

Pencitraan radiologis hanya mengambarkan usia biologis, yang mana mengarah


pada variasi interindividu. Penting untuk waspada bahwa usia skeletal, usia tulang
dan usia gigi juga merupakan gambaran dari usia biologis. Ini tidak selalu
berhubungan dengan usia kronologis, usia resmi atau usia yang terdaftar dan
mengarah ke varaiasi interindividu. Perkiraan dari usia ini berdasarkan perubahan
biologis yang terjadi selama hidup. Ada hubungan statistik yang erat antara usia
kronologis dan tahapan tumbuh kembang secara biologis. Namun, bisa ada
perbedaan antara usia kronolgis dan biologis, dalam hal lain, yang bisa bisa salah
memperkirakan usia kronologis.Pada orang yang sudah meninggal, perkiraan usia
saat kematian sesuai dengan interval waktu antara lahir dan mati, yang mana
mirip pada usia kronologis yang diperkirakan pada individu yang masih hidup di
praktik klinis dan yang sesuai pada interval waktu antara lahir dan hari dilakukan
investigasi. Penilaian dari usia biologis biasanya paling akurat di fase awal dari
perkembangan, dan ketepatannya berkurang sejalan individu semakin menua.
Pada anak-anak, wanita menunjukan kematangan tulang yang lebih awal daripada
pria. Untuk alasan ini, tabel jenis kelamin spesifik harus digunakan pada berbagai
kemungkinan yang ada, secara independen dari metode dan perangkat yang
digunakan. Pada tanatologi, saat memungkinkan, jenis kelamin dari mayat harus
diketahui sebelum mencoba memperkirakan usia saat kematian. Tentunya, dalam
kasus dari remaja saat hanya tulang yang ada tanpa adanya jaringan, atau saat
keawetannya buruk, jenis kelamin tidak bisa ditentukan.

Penilaian umur bisa juga penting pada proses administratif dan hukum.
Dalam beberapa tahun terakhir, peningkatan konstan dari aliran migrasi sudah
membuat negara berkembang untuk mengontrol pergerakan populasi dan
permintaan suaka. Sebagai konsekuensinya, pemeriksa medis, odontologis
forensik, antropologis forensik, dan para profesional sering terlibat pada perkiraan
usia di kadaver dan di orang hidup bisa dipanggil dalam rangka memperkirakan
usia dari orang hidup yang meminta suaka dan mengklaim dirinya lebih muda,
sebagai contoh, 18 tahun, dimana di Perancis pada usia ini mereka bisa
dipulangkan pada negara asal mereka. Perkiraan usia forensik juga digunakan
untuk menentukan apakah tersangka masuk ke hukum remaja atau dewasa. Batas
usia relevan untuk proses administratif dan hukum antara 14 dan 21 tahun pada
kebanyakan negara. Informasi pada tingkat perkembangan dari penyatuan epifisis
bisa digunakan untuk memperkirakan usia antara 10 sampai 20 tahun.
Berdasarkan guideline yang dipublikasikan oleh the International Study Group on
Forensic Age Diagnostics, atau juga yang disebut AGFAD (Arbeitsgemeinschaft
für Forensische Altersdiagnostik), perkiraan usia pada individu yang masih hidup
harus mencakup pemeriksaan fisik, radiografi, dan pemeriksaan gigi. Saat
dibutuhkan, secara ideal CT dari clavicula bisa dilakukan.

Teknik Free imaging X-Ray

Saat menilai usia untuk tujuan forensik, dokter harus tetap berprinsip mengurangi
paparan radiasi seminimal mungkin. AGFAD merekomendasi radiografi dan CT
scan dada pada beberapa kasus; namun, prosedur pencitraan ini dilakukan di
dewasa muda tanpa keuntungan medis secara diagnostik maupun terapeutik
langsung maupun tidak langsung. Radiografi tangan melibatkan dosis radiasi
kurang dari 0.1 microseiverts, sebuah ortopantomogram 26 mocroseierts dan
sebuah CT scan clavicula dengan dosis 600-800 microseiverts. Paparan ini
meningkatkan fokus etik, walaupun jika individunya memberikan persetujuan
sebelum dilakukan pemeriksaan. Mengingat hal ini, prosedur pencitraan non
invasif seperti US dan MRI baru baru ini sudah diterapkan untuk meminimalkan
paparan radiasi dari pemeriksaan individu. Ini karena kebutuhan untuk
membandingkan hasil dengan hasil foto polos sebelumnya yang area anatominya
seperti ujung sternal dari clavicula, tangan dan pergelangan tangan dan krista
iliaka sudah diteliti.

Ultrasonografi

Ultra sonografi (US) memiliki kelebihan yaitu selalu mudah diakses dan siap di
rumah sakit dan lebih murah daripada MRI. Pemeriksaanya cepat dan variabilitas
inter dan intra observer baik. Namun US menunjukan beberaka kekurangan misal
kurva pembelajaran yang panjang, dan analisis serta interpretasi yang bergantung
pada pengalaman. Artefak bisa terlihat bergantung pada probe US dan kegemukan
pasien. Pada beberapa area anatomi, probe tidak bisa memvisualisasi seluruh
permukaan epifisis.

- Pergelangan tangan sudah diperiksa oleh US dalam sejumlah besar


penelitian. US menunjukan hubungan yang baik dengan metode Greulich
and Pyle pada 6 tahun kehidupan, namun sayangnya tidak ada penelitian
dengan usia lebih tua dan dewasa muda. Saat berfokus hanya pada epifisis
distal dari radius dan ulna, US dan radiografi memberikan hubungan yang
mirip antara usia tulang dan kronologis. Penelitian lain menunjukan hasil
yang kurang. Seperti metode Greulich and Pyle, US dari epifisis radial
tampak secara khusus akurat sampai batas usia 14 tahun
- Ujung medial dari klavikula adalah subjek dari dua penelitian utama,
mengunakan 4 kelas klasifikasi yang dibuat untuk radiografi. Pada
penelitian pertama, membandingkan radiografi konvensional dengan CT
scan, penyatuan (fusi) komplit terjadi di usia 22 tahun. Penelitian keda,
menggunakan US, menunjukan kebingungan antara tahap pertama (tidak
ada fusi sama sekali) dan tahap akhir (penyatuan sempurna), karena probe
US tidak adekuat untuk menutupi keseluruhan metafisis ujung sternal
klavikula, yang mengarah ke error.
- Pemeriksaan krista iliaka menunjukan hasil serupa dari pemeriksaan US
dan foto polos, dan ditentukan sebagai metode yang baik untuk batas usia
14 dan 16 tahun. Dengan berdasar klavikula, beberapa kesulitan mungkin
muncul dalam membedakan antara fusi parsial dan sempurna, khususnya
pada penderita yang gemuk.

Magnetic Resonance Imaging (MRI)

MRI secara khusus cocok pada pemeriksaan pada lempeng pertumbuhan, dan
khsusunya pada metafisis-epifisis junction, yang tampak sebagai gap yang lebih
atau kurang lengkap antara metafisis dan epifisisi bergantung pada tahap
penyatuannya. Fusi dicirikan dengan area kesuraman dari bridging di T1-
urutannya. Saat fusi komplit, epifisis dan metafisis bersatu pada semua gambar
serial. Garis horizontal tipis bisa masih ada pada beberapa kasus, menyerupai
goresan epifisis. MRI adlah teknik belah lintang dimana irisan tipis dievlauasi,
memberikan informasi yang lebih dan mengurangi kerugian dari superposisi yang
bisa dilihat pada foto polos. Dibandingkan dengan foto polos, MRI menunjukan
usia yang lebih muda pada saat mulainya proses fusi dan usia tua dengan fusi
komplit.

Kebanyakan penelitian MRI berfokus pada penilaian usia tulang menggunakan


T1-urutannya yang menunjukan pencitraan indirek yang baik dari tulang dan
menyediakan informasi anatomik. Satu penelitian menggunakan fast spin-echo
proton density-weighted images, menunjukan perbedaan gambaran dari lempeng
pertumbuhan dibandingkan dengan T1-urutannya

- MRI sudah digunakan untuk meneliti pergelangan tangan pada konteks


yang spesifik. Pada 2003 the Federation Internationale de Football
Association (FIFA) mencatat ketidak sesuaian antara usia yang ditulis dari
peserta di kompetisi sesuai usia dibawah 17 tahun atau 18 tahun, dan
tampakan fisik mereka. Beberapa diduga berbohong mengenai usia
mereka supaya bisa mengikuti kompetisi di bawah usia mereka. Sebuah
protokol lalu dikelola secara dadakan di beberapa negara mengunakan
MRI pergelangan tangan untuk mengetes pesepak bola muda dari usia
yang dietahui. Klasifikasi 6 tingkat digunakan untuk menganalisis panjang
dari penyatuan epifisis-metafisis dari epifisis distal dari radius pada laki
laku 14-19 tahun pada scan T1. Hasilnya menunjukan hanya 1% dari laki
laki dibawah 17 tahun memiliki fusi total dari lempeng radial. Metode ini
selanjutnya secara random diterapkan di pemain sepak bola di beberapa
piala dunia dikarenakan terkait dengan pemalsuan usia pemain. Pada 2009,
beberapa pelatih mengganti sebagian pemain mereka saat bertanding di
kompetisi dibawah 17 tahun.
- Ujung sternal dari klavikula diteliti dengan MRI menggunakan klasifikasi
5 tingkat sebelumnya diuji pada radiografi dan CT scan. Pertama, sampel
post mortem diperiksa. Hasuol mengindikasikan bahwa fusi komplit
terjadi antara usia 16 dan 23, tetapi waktu untuk memperolehnya (90-180
menit) terlalu lama untuk uji di orang hidup. Lalu penelitian lain, waktu
untuk memperoleh hasil dibatasi maksimal 4 menit dan dibandingkan
dengan yang dibuat oleh radiograf. Seperti yang diperkirakan, peneliti
menganggap analisis lebih simple menggunakan MRI daripada radiograf,
dan variabilitas interobserver lebih baik dengan MRI. Kemungkinan
perkiraan menjadi lebih muda daripada 18 tahun saat klavikula menulang
secara penuh adalah 0.8% pada wanita dan 0.2% pada pria. Meskipun
hasilnya baik, evaluasi serempak dari tangan/pergelangan tangan
direkomendasikan karena penelitian belum divalidasi oleh penelitian lain
dan tidak bisa dianggap sebagai metode referensi.
- Peneltian dari lutut juga menunjukan hasil yang berguna (fig. 1, 2). Sendi
ini, khususnya epifisis tibia proksimal, adalah penanda yang baik untuk
batas usia 14 dan 16 tahun. Sebia penelitian menarik oleh Krämer et al.,
menunjukan bahwa semua laki laki dengan penyatuan komplit dari femur
distal pada T1-weighted sequence berusia minimal 18 tahun. Temuan ini
dikonfirmasi oleh penelitian lain. Tidak ada kesimpulan yang bisa diambil
untuk wanita dengan fusi komplit. Seorang individu dengan penyatuan
yang masih berlangsung bisa lebih atau kurang dari usia mayoritas. Untuk
alasan itu, MRI dari femur distal tidak bisa digunakan sebagai metode
referensi. Tetapi ini adalah satu dari 2 penanda yang ada dari batas usia 18
tahun, dengan fusi pada minimal 2/3 dari ujung sternal dari klavikula pada
CT scan.
- Area anatomis lain sudah diteliti seperti krista iliaka pada laki laki pemain
sepakbola, epifisis tibia distal dan calcaneum. Bayesian predictive
probabilities digunakan untuk menilai kegunaan dari analisis pergelangan
kaki dan kaki untuk batas usia 18 tahun dan menunjukan hasil yang baik
untuk individu diatas usia mayoritas (>90% dari perkiraan yang benar),
tetapi beresiko eror di minor (khususnya perempuan, dengan lebih dari
20% dari perkiraan yang salah)
- Dibandingkan dengan US, MRI tampak menjadi prosedur pencitraan non
invasif untuk perkiraan usia forensik. Scan MRI mudah untuk dibaca dan
waktu pembelajarannya pendek, walaupun untuk dokter yang bukan
radiologis. Publikasi sebelumnya sudah menunjukan variabilitas intra dan
inter observer yang baik untuk semua area anatomi. Ini memungkinkan
untuk memperbaiki reliabilitas inter observer, karena variasi dari level abu
abu dalam epifisi-metafisisi junction mengarah ke perkembangan dari
metode automatik dengan hasil yang menjanjikan, walaupun belum
memungkinkan untuk menggunakan metode ini secara tunggal pada
perkiraan waktu forensik. Sayangnya, akses ke MRI masih sulit, biasanya
karena keterbatasan waktu yang tersedia dari mesin.
Gambar 1 : pasien hidup. Scan tampak depan dan belakang.
Gambar kiri = osifikasi femur tahap 1 dengan kartilago diantara metafisis
dan epifisis dengan ketebalan lebih dari 1.5mm dan berbentuk
multilaminar (kotak). Osifikasi tibia dengan kartilago diantara metafisis
dan epifisis dengan ketebalan lebih dari 1.5mm dan berbentuk
multilaminar (lingkaran).
Gambar tengah : osifikasi femur tahap 3 dengan kartilago diantara
metafisis dan epifisis dengan ketebalan kurang dari 1.5mm dengan
peningkatan kepadatan tulang. Osifikasi tibia tahap 4 terdapat garis linier
yang diskontinyu diantara metafisis dan epifisis dengan ketebalan kurang
dari 1.5mm.
Gambar kanan : osifikasi femur dan tibia tahap 5, tidak ada tanda-tanda
peningkatan pemadatan tulang diantara epifisis dan metafisis
Gambar 2 : pasien hidup, gambar lutut potongan sagital.
Gambar kiri : fusi sebagian antara epifisis dan metafisis pada femur distal.

Gambar kanan : fusi lengkap antara epifisis dan metafisis pada femur distal

Kemungkinan perkiraan usia pada Radiografik dan MSCT

Dalam thanatology, MSCT dapat menanggapi berbagai tujuan antropologis:


identifikasi lesi, identifikasi komparatif, dan identifikasi rekonstruktif dari orang
yang telah meninggal. Yang terakhir ini bertujuan untuk mengetahui profil
biologis almarhum: jenis kelamin, umur, asal geografis, perawakannya. Untuk
mendapatkan pemeriksaan MSCT yang dapat digunakan, banyak kendala teknis
harus dipatuhi untuk kualitas gambar yang optimal, resolusi spasial dan kontras.
Beberapa peraturan sangat penting, dan jika tidak dipatuhi dengan kualitas akhir
gambar akan menjadi tidak optimal dan mungkin tidak dapat digunakan lagi.
Semua tahap akuisisi gambar memiliki persyaratan tersendiri. CT scan awal harus
dilakukan dengan penyesuaian teknis yang optimal. Tegangan yang tepat, ampere,
bidang pandang dan ketebalan slice penting untuk kualitas gambar yang optimal,
resolusi spasial dan kontras. Selanjutnya, setelah diakuisisi, tahap rekonstruksi
sangat penting, dengan pilihan ketebalan slice yang tepat (sebagian besar waktu
milimetri) dan filter (yang paling berguna untuk studi tulang adalah filter keras
atau tulang). Dengan pasien yang hidup, kendala lebih lanjut dalam praktik klinis
tentu saja adalah perlindungan terhadap radiasi. Post-processing juga
membutuhkan komputer yang kuat. Pilihan teknik rekonstruksi itu penting dan
harus disesuaikan dengan tujuan dan sasaran awal. Kemungkinan yang berbeda
adalah rekonstruksi 2D (rekonstruksi multiplanar (MPR): aksial, sagital, koronal,
atau miring), atau rekonstruksi 3D (proyeksi intensitas maksimum (MIP), surface
shaded display (SSD), teknik rendering volume (VIR).

Untuk individu remaja, banyak metoe berdasarkan analisis tulang :


- Morphological or scopic or visual methods (metode morfologisatau visual)
:
o Fusi, ada atau tidaknya pusat penulangan primer(Fig. 3).
o Fusi epifisis-metafisis, ada atau tidaknya pusat penulangan
sekunder, menunjukan berbagai kemungkinan untuk analisis:.
 Tingkat dari fusi : metode skoring siku oleh Sauvegrain et
al., dan skoring dari klavikula. Sampel yang digunakan oleh
Sauvegrain et al., terdiri dari orang prancis, oleh Scmeling
pada orang jerman
 Perbandingan dengan atlas (contohnya the atlas of Greulich
and Pyle dari pergelangan dan tangan kiri) (Fig. 4). The
Greulich and Pyle atlas adalah perangkat penilai usia yang
palign sering digunakan di seluruh dunia. Ini terdiri dari
referensi gambar dari pria dan wanita yang normal dari
pergelangan dan tangan kiri, dari lahir sampai 18 tahun
pada wanita dan 19 tahun pada pria. Dengan masing masing
gambaran normal, penjelasannya tersedia. Sampel terdiri
dari anak anak di Ohio, USA, dengan radiograf dilakukan
dari 1931 samoai 1942. Usia tulang diitung dengan
membandingkan radiografi dari subjek dengan gambar
referensi di atlas yang paling mirip. Namun, atlas ini juga
terdiri dari 2 tabel, satu untuk tiap jenis kelamin,
menunjukan interval standard deviasi (dalam bulan) antara
usia kronologis dan usia skeletal. Walaupun sering sekali
terabaikan, ini adalah bagian palign oenting dari atlas,
karena ini membuat ini memungkinkan untuk menunjukan
hasil dengan CI.
 Atlas lain ada untuk regio anatomi yang berbeda, seperti
pergelangan kaki, pinggang dan lutut. Sampel dari amerika
utara digunakan untuk membuat atlas.
 Sistem skoring. Yang paling terkelan adalah Tanner–
Whitehouse system, berfokus pada pergelangan dan tangan
kiri. Metode ini berdasarkan pada tingkat kedewasaan dari
20 region terpilih (ROI) pada tulang yang spesifik pada
pergelangan dan tangan pada masing masing populasi usia.
Perkembangan dari masing masing ROI dikategorikan pada
tingkat spesifik ditandai dengan (A,B, C... I). Skor numerik
diberikan pada masing masing tingkat perkembangan untuk
masing masing tulang secara individual. Dengan
menambahkan semua skor dari ROI, total tingkat
kematangan/kedewasaan bisa dihitung. Skor kematangan
berbeda untuk wanita dan pria. Metode ini lebih kompleks
daripada metode Greulich and Pyle, tetapi secara klasik
dideskripsikan pada literatir sebagai yang lebih akurat dan
yang dapat digandakan. Sampel terdiri dari anak anak
skotlandia , dengan radiograf dilakukan sekitar tahun 1950.
 Beberapa program software sudah dikembangkan untuk
evaluasi bahu dan pergelangan tangan
o Pendekatan synchondrosis : peneltian waktu dari pendekatan dari
synchondrosis spheno-occipital menunjukan fusi juga dibawah usia
15 tahun dan komplit di usia 17 tahun. Penanda ini memliki nilai
terbatas untuk memperkirakan usia sekitar 18 tahun.
- Metode Metrik: Poin penting mengenai semua studi metrik adalah bahwa
pengukuran osteometrik harus berulang dan tidak boleh ada perbedaan
yang signifikan antara pengukuran osteometrik tradisional dan MSCT.
Banyak penulis telah menunjukkan hal-hal penting metodologi ini. Metode
metrik yang paling berguna adalah:
o Perbandingan langsung menggunakan chart (seperti Fazekas and
Kosa, Maresh)
o Penggunaan formula regresi linier (seperti Scheuer and Black,
Adalian).
o Metode ini secara klasik digunakan pada tulang panjang (gambar
3). Tulang panjang yang pengukurannya paling berkorelasi dengan
usia kronologis adalah femur lalu tibia.
- Fokus pada klavikula: Klavikula memiliki tempat khusus dalam penilaian
usia. Selama kehidupan janin, klavikula adalah tulang panjang pertama
yang mulai mengeras. Ujung mengeras oleh osifikasi endokhondral
sedangkan poros mengeras melalui osifikasi membran. Saat masa remaja,
pusat pengerasan/penulangan epifisis sekunder muncul di ujung medial
klavikula yang menghasilkan pertumbuhan dan pemodelan ulang tulang,
sampai fusi lengkap terjadi pada sekitar 22 tahun. Ini adalah tulang
pertama yang menjadi subjek studi radiologis multimodal yang besar, yang
sebagian besar lebih unggul dari studi tulang kering. Investigasi dini
dilakukan dengan radiografi, kemudian dengan MSCT. Sebagian besar
artikel didasarkan pada studi sampel Jerman.
Meskipun radiografi berguna, namun telah ditunjukkan bahwa kurangnya teknik
standar dan nilai referensi membuat interpretasi sulit dilakukan, dengan
variabilitas intra dan inter-observer yang lemah. Selanjutnya, bayangan yang
tumpang tindih yang dihasilkan oleh struktur mediastinum, tulang belakang dan
tulang rusuk membuat tahap radiologis sulit atau bahkan tidak mungkin
ditegakkan. Sebuah artikel baru-baru ini menggarisbawahi fakta bahwa tingkatan
yang dilakukan pada proyeksi posterior-anterior dan oblique menghasilkan hasil
yang berbeda. Sebuah studi terhadap 836 epifisis klavikula medial menghasilkan
tahap pengerasan yang berbeda pada 25% kasus, dengan 10% overestimasi.
Penulis penelitian ini menggambarkan hal ini sebagai kesalahan etis yang tidak
dapat diterima untuk proses pidana. Sehingga, penulis menyatakan bahwa foto
polos dari klavikula tidak boleh dilakukan.
Publikasi pertama dari pemeriksaan MSCT juga memiliki keterbatasan
metodologi; jenis kelamin yang bercampur, lateralitas yang bercampur, perbedaan
ketebalan irisan. Sistem tingkatan awal memiliki 4 tingkat, yang mana
berkembang menjadi 5. Tingkatan perinci akan didefinisikan kemudian (gambar.
5). Hingga sekarang, beberapa poin metodologis dan praktis harus dicatat:

- Ketebalan irisan harus 1 mm[57].


- Hard Filter harus digunakan untuk memperoleh dan merekonstruksi harus
dilakukan dengan filter tulang, untuk analisis tulang yang optimal.
- Rekonsruksi koronal MPR dapat membantu. Nilai dari rekonstruksi
koronal dan aksial pada aksis panjang dari masing masing klavikula belum
ditunjukan
- Jika tingkatannya berbeda antara sisi kanan dan kiri, tingkat yang lebh
rendah harus diambil sebagai pertimbangan.
- Pemeriksaan MSCT dengan kontras tidak boleh dilakukan, karena adanya
beberapa artefak yang mengeras
- Riwayat penyakit berupa tumor, penyakit inflamatorik, atau trauma dari
ekstremitas medial dari klavikula membuat tingkatan tidak memungkinkan
karena konsekuensinya terhadap fusi tulang masih belum diketahui.
- Pemeriksa harus waspada dengan beberapa variasi normalitas (Fig. 6):

o Sklerosis dari ujung medial klavikula,


o Abnormal junction antara ekstremitas sternal dari iga pertama dan
klavikula
o Osikulum tambahan pada ujung medial klavikula
o Kalsifikasi dari sendi sternoklavikular : kapsul, ligamen.
o Klavikula dengan:
 Gambaran berbentuk cup/cangkir di ujung medial
klavikula:
 Bowl shape/ bentuk mangkok
 Funnel shape/bentuk corong
 Ujung medial yang bifida/menjadi 2 ujung
- Walaupun interpretasi dari pemeriksaan ini terlihat sederhana, ini harus
dilakukan oleh radiologis dengan pengalaman osteoartikuler
- Pengaruh etnik belum secara ilmiah ditunjukan karena kebanyakan sampel
populasi pada literatur ada berasal dari Jerman
- Dismorfisme seksual mempengaruhi kematangan dari tulang klavikula,
dan rentang usia dari fusi berbeda pada wanita dan pria

Pada individu yang matang, berbagai proses dari pertumbuhan tulang tergantikan
oleh perubahan degeneratif. Perubahan ini, yang berefek pada tulang, gigi, dan
kartilago, adalah dasar dari metode antropologikal. Secara klasik, maturitas
skeletal tercapai selama dekade kedua kehidupan atau pada usia 30.

Penggunaan MSCT untuk antropologi prinsipnya bergantung pada kriteria dan


karakteristik spesifik MSCT, atau pada transposisi teknik yang diterapkan pada
tulang kering pada antropologi fisik. Akibatnya, ahli radiologi yang melakukan
penyelidikan ini harus terbiasa dengan teknik antropologi fisik dan forensik.
Tidak mungkin untuk mengutip semua metode yang berbeda, namun yang paling
penting dan yang paling sering digunakan adalah kemunculan rusuk kanan ke
empat menurut klasifikasi Iscan, dan permukaan aurikular menurut klasifikasi
Lovejoy. Simfisis pubis menggunakan klasifikasi Suchey-Brooks juga telah
dipelajari, namun langkah-langkah spesifik MSCT telah ditentukan dan dinilai
(Gambar 7).
Beberapa hasil yang relevan telah ditunjukkan, seperti korelasi positif yang
signifikan antara panjang tulang pubis dengan usia, dan kegunaan histogram abu-
abu. Beberapa metode lain yang bisa ditentukan dengan MSCT juga bisa
membantu, seperti munculnya tulang trabekular dari permukaan auricular, tulang
rusuk pertama kanan dan klavikula. Beberapa penulis telah menunjukkan nilai
potensial dari waktu penutupan sutura kranial untuk perkiraan usia.

Kemungkinan perkiraan usia dental pada radiografi dan MSCT


Usia gigi umumnya diperkirakan dengan melakukan evaluasi tingkat mineralisasi
atau erupsi gigi. Secara klasik, usia gigi lebih mendekati usia kronologis daripada
usia skeletal. Salah satu penjelasan yang paling mungkin adalah bahwa
perkembangan semua gigi sulung dan bagian dari gigi permanen terjadi sebelum
kelahiran di lingkungan yang relatif terlindungi sedangkan pertumbuhan dan
perkembangan kerangka, walaupun memiliki basis genetik yang kuat, dipengaruhi
oleh Faktor eksternal untuk waktu yang lebih lama seperti nutrisi dan penyakit

Pada fetus, tinggi dari gigi desidua 51 dan 61 sudah ditunjukan kegunaannya
dalam perkiraan usia, menggunakan formula regresi dan memberikan korelasi
yang baik dengan usia fetus.

Pada individu remaja, berbagai metode untuk perkiraanusia gigi tersedia (Fig. 8):

- Metode pertama yang dijelaskan, memperhitungkan keseluruhan gigi,


menggunakan atlas. Sampel yang digunakan oleh penulis ini adalah
individu Amerika Utara.
- Berbagai metode selanjutnya dikembangkan. Tidak semua bisa dikutip,
tetapi mereka berfokus pada perubahan sementara dari mahkota, akar dan
apeks gigi.:
o Analisis gigi tertentu: Moorrees. Dampel yang digunakan oleh
Moorrees terdiri dariindividu Amerika.
o Asal dari nilai gabungan diciptakan oleh Demirijan pada gigi kiri
mandibuler dan diadaptasi oleh Willems. Sampel yang digunakan
oleh Demirijan adalah anak anak Kanada, dan oleh Willems adalah
Belgia.
o Peneltian metrik, dideskripsikan oleh Cameriere, dengan
pengukuran apikal terbuka dari gigi. Sampel yang digunakan
terdiri dari sampel italia.
Pada dewasa muda (Fig. 8):

- Analisis molar ketiga bisa digunakan menggunakan metode Mincer

MSCT atau gambaran kerucut balok membutuhkan pemprosesan post perlakuan


untuk memperoleh hasil yang sama dengan radiograf panoramik. Perkembangan
dari amsing masing gigi bisa diteliti atau restorasi dental bisa dilakukan dengan
melakukan irisan MPR atau MIP.

Diskusi

Perkiraan usia forensik memiliki keterbatasan yang sudah terkenal dan sudah
banyak didiskusikan pada literatur. Keterbatasan utama adalah metode referensi
diterapkan pada orang hidup di negara negara eropa dengan status sosioekonomik
tinggi, seperti metode Greulich and Pyle atlas atau metode Tanner and
Whitehouse untuk pergelangan dan tangan, dikembangkan di populasi dengan
status sosioekonomik yang rendah. Status sosioekonomik memiliki pengaruh pada
kecepatan pengerasan tulang, secara relatif orang dengan status sosioekonomik
rendah perkembangannya tertunda. Metode referensi (untuk penilaian usia tulang
dan gigi) tidak diterapkan pada individu yang serupa dengan populasi di mana
metode tersebut dibuat. Sangat sulit untuk menyelesaikan masalah ini, karena
individu yang berasal dari negara-negara yang bersangkutan dengan permintaan
suaka tidak dapat membuktikan usia kronologis mereka dengan pasti. Tidak
mungkin membuat sampel referensi berdasarkan individu yang ditargetkan untuk
estimasi usia forensik. Pada individu dengan perkembangan tertunda sebagai
konsekuensi kekurangan gizi atau faktor lain yang terkait dengan status sosial
ekonomi rendah, usia kemungkinan besar akan dianggap remeh. Dari perspektif
hukum, ini tidak akan menghasilkan situasi yang tidak menguntungkan bagi
individu yang menjalani proses pidana dan secara etis dapat diterima

Keterbatasan perkiraan usia forensik lainnya adalah tidak memungkinkan untuk


membandingkan hasil yang diperoleh dengan prosedur pencitraan/imaging yang
berbeda. Sebuah artikel yang membandingkan ultrasound, computed tomography
dan metode dry bones menyoroti kesulitan ini. Sekalipun sampelnya sangat
sedikit (5 subjek), konkordansi stadifikasi antara ultrasound dan computed
tomography hanya terjadi satu kali. Para penulis menunjukkan bahwa dengan
penilaian sonografi, sulit bahkan tidak mungkin untuk mendeteksi pusat osifikasi
pada epifisis medial klavikula yang sangat cembung.Seperti sebelunya sudah
dijelaskan, bahkan untuk teknik yang sama (misal MRI), sangat jelas bahwa
penggunaan mesin dengan perbedan intrinsik (misal 1.5 atau 3 tesla), perebedaan
ekstrinsik : peredaan sekuen, perbedaan potongan (koronal atau sagital),
membuatnya sulit untuk membandingkan hasil dari berbagai peneltian, karena
staging bergantung pada semua paramter ini. Sebagai contoh, kekuatan magnetik
yang lebih tinggi bisa berkontribusi untuk meningkatkan ratio signal-to-noise, dan
berpotensi meningkatkan kualitas dari gambaran.

Dibandingkan dengan modalitas pencitraan lainnya, MRI menawarkan rentang


yang penting dari optimasi kontras target yang potensial. Dengan memilih
weighted sequence, distribusi karakteristik dari intensitas sinyal dari berbagai
jaringan tersedia. Namun, karena tidak ada nilai standar untuk jaringan spesifik
dan rincian komposisi jaringan dari pelat epifisis yang matang yang memberikan
kontras belum diketahui, temuan dari berbagai penelitian yang menggunakan
pembobotan MRI berbeda tidak dapat dibandingkan dengan mudah. Selanjutnya,
untuk eksplorasi MRI yang berbeda ini, sistem staging mungkin juga berbeda,
sehingga menghasilkan hasil dari berbagai studi yang tidak sebanding satu sama
lain. Hal ini tampaknya sangat penting untuk studi lebih lanjut untuk melakukan
konsensual dengan menggabungkan parameter teknis MRI yang berbeda.
Sulit juga untuk menentukan keuntungan dari MRI dan US dalam hal akurasi
berdasarkan batas usia yang berbeda dibandingkan dengan foto polos atau CT
scan, metode yang sudah menjadi dubjek dari berbagai penelitian diantara
berbagai populasi yang berbeda. Untuk smentara waktu, kita hanya bisa
melaksanankan penelitian yang lebih lanjut untuk mengonfirmasi hasil yang
berguna dari pemeriksaan dari pergelangan/tangan, lutut atau klavikula.

Mengenai berbagai metode yang berasal dari antropologi, ahli radiologi forensik
perlu menyadari keterbatasan metode ini dan untuk mengetahui usia rata-rata yang
berbeda, standard deviasi dari variabel keadaan yang digunakan dan variabilitas
intra dan inter-observer, dan harus menyajikan hasilnyad dalam hal
probabilitas/kemungkinan. Poin penting yang perlu diingat adalah bahwa sebagian
besar metode perkiraan ini cenderung overwstimate usia saat meninggal pada
individu yang lebih muda dan mengunderestimate pada individu yang lebih tua -
sebuah fenomena yang sebelumnya diamati dalam beragam teknik estimasi usia.
Masset menyebut fenomena ini '' daya tarik tengah/the attraction of the middle''.
Dia menghubungkannya dengan distribusi usia tertentu dari sampel referensi yang
digunakan untuk menyusun metodologi perkiraan usia, namun telah ditunjukkan
bahwa kesalahan ini adalah, sampai suatu tingkat, hasil prosedur statistik yang
digunakan untuk memperkirakan usia kronologis dari prediktor usia biologis,
yaitu Regresi linier dengan umur sebagai variabel dependen. Daya tarik hasil dari
menggabungkan perkiraan individu ke dalam struktur usia untuk populasi tertentu,
dalam hal ini mereka cenderung menumpuk di kisaran tengah

Walaupun kebanyakan dari kriteria yang ada tampak dimaksudkan untuk


penggunaan post mortem, penggunaan klinis masih mungkin berpotensi. Namun,
paparan radiasi selama pemeriksaan CT masih tinggi dibandingkan dengan foto
polos. ST scan thoraks bisa memberikan dosis radiasi mendekati 15-70 kali lebih
tinggi daripada foto thoraks PA, berdasarkan pada protokol CT scan yang
digunakan (low dose, i.e. 1.5 mSv or high dose, i.e. 7 mSv)

Pemeriksaan US, karena masing masing dari metode ini memiliki keterbatasan
tersendiri dan berdasarkan pada kriteria eksklusif spesifik, tervisualisasi hanya
dengan teknik tunggal. Cukup jelas bahwa teknologi harus digunakan untuk
mengatasi fakta bahwa perkiraan usia, apapun teknik yang digunakan,
menunjukan keterbatasan yang identik dikarrnakan pada populasi referensi.

MSCT dan MRI bisa digunakan tidak hanya pada pasien hidup, tetapi pada pasien
yang meninggal. Sudah jelas bahwa dari sudut pandang peneltian, data radiologis
klinis menunjukan potensi yang tidak biasa dari kumpulan tulang dan gigi, dengan
etik yang masih diterapkan.

DAFTAR PUSTAKA
1. Dedouit F, Savall F, Mokrane FZ, Rousseau H, Crubezy E, Rouge D et al
(2014) Virtual anthropology and forensic identification using multidetector
CT. Br J Radiol 87:20130468
2. Brogdon BG (1998) Forensic radiology. CRC Press, Boca Raton
3. Beauthier J-P (2008) Traité de médecine légale. De Boeck, Bruxelles
4. Ubelaker DH (1978) Human skeletal remains: excavation, analysis,
interpretation. Aldine Publishing, Chicago
5. Scheuer L, Black SM (2004) The juvenile skeleton. Elsevier Academic Press,
Amsterdam
6. Schmeling A, Reisinger W, Geserick G, Olze A (2006) Age estimation of
unaccompanied minors part I. General considerations. Forensic Sci Int
159:61–64
7. Schmeling A, Krocker K, Wirth I (2013) History, present situation and
perspectives of forensic age diagnostics of living persons. Arch Kriminol
231:145–155
8. Wittschieber D, Schulz R, Vieth V, Kuppers M, Bajanowski T, Ramsthaler F
et al (2014) The value of sub-stages and thin slices for the assessment of the
medial clavicular epiphysis: a prospective multi-center CT study. Forensic
Sci Med Pathol 10:163–169
9. Wittschieber D, Ottow C, Vieth V, Kuppers M, Schulz R, Hassu J et al
(2014) Projection radiography of the clavicle: still recommendable for
forensic age diagnostics in living individuals? Int J Legal Med 129:187–193
10. Ramsthaler F, Proschek P, Betz W, Verhoff MA (2009) How reliable are the
risk estimates for X-ray examinations in forensic age estimations? A safety
update. Int J Legal Med 123:199–204

Anda mungkin juga menyukai