A. Pengertian Elektron
Elektron adalah partikel subatomik ringan yang dikenal stabil. Elektron
membawa muatan negative yang dianggap sebagai unit dasar dari muatan listrik.
Massa diam elektron adalah 9,109 × 10-31 kg, yang hanya 1 / 1,840 dari massa
proton. Oleh karena itu sebuah elektron dianggap hampir tak bermassa
dibandingkan dengan proton atau neutron, dan massa elektron tidak termasuk
dalam jumlah massa atom.
Dalam kondisi biasa elektron terikat pada inti bermuatan positif dari
atom oleh gaya tarik-menarik antara muatan listrik yang berlawanan. Dalam
atom netral jumlah elektron identik dengan jumlah muatan positif pada inti.
Akan tetapi, setiap atom dapat pula memiliki lebih banyak atau lebih sedikit
elektron daripada muatan positif pada inti dan dengan demikian atom
mendapatkan muatan positif atau negatifnya; atom-atom bermuatan dikenal
sebagai ion.
Dalam setiap atom, elektron bergerak orbital/mengelilingi inti dalam
susunan yang teratur, daya tarik antara elektron dan inti menghambat daya tolak
antara elektron yang akan menyebabkan elektron terbang terpisah. Orbital ini
diatur dalam cangkang konsentris dari dalam ke luar inti dengan peningkatan
jumlah subshells. Elektron dalam orbital yang paling dekat dengan inti
merupakan ikatan paling erat; elektron di orbital terluar merupakan ikatan yang
paling longgar.
Unsur yang paling stabil dan sukar bereaksi adalah unsur- unsur gas
mulia. Sedangkan unsur seperti unsur kalium, natrium, fluorin, dan klorin
merupakan unsur yang mempunyai sifat reaktif.(Ulsana, 2010)
Contoh ke dua senyawa yang memenuhi aturan oktet adalah SiF4. Atom Si
memiliki elektron valensi 4. Untuk mencapai kestabilan, atom Si
memerlukan 4 elektron lagi. Atom F memiliki elektron valensi 7, untuk
stabil F memerlukan 1 elektron. Dengan saling memasangkan 1 elekton
maka senyawa SiF4 membentuk ikatan kovalen yang memenuhi kaidah
oktet. Struktur lewis senyawa ini adalah sebagai berikut:
Ada tiga macam hal yang tidak mengikuti aturan oktet atau dikenal
sebagai pengecualian terhadap aturan oktet. Aturan oktet untuk diagram
dot Lewis merupakan penggambaran paling akurat dari struktur molekul
dan atom yang stabil. Namun sulit untuk membuat satu aturan dapat diikuti
oleh semua molekul. Selalu ada pengecualian, dan dalam hal ini ada tiga
pengecualian aturan oktet:
Pada periode 3, unsur pada sisi kanan tabel periodik mempunyai orbital d
kosong. Orbital d dapat menerima elektron, sehingga unsur seperti
belerang dan fosfor mempunyai lebih dari satu oktet. Senyawa yang
terbentuk antara lain PCl5 dan SF6.
(Anonim, 2015)
2. Aturan Duplet
Contoh senyawa yang memenuhi kaidah duplet adalah H2. H2 terbentuk
dari 2 atom H. Atom H mempunyai elekron valensi = 1. Untuk mencapai
kestabilan aturan duplet, atom H memerlukan 1 elekron lagi dari atom H
yang lain. Struktur lewis H2digambarkan sebagai berikut:
D. Struktur Lewis
a) Pengertian Struktur Lewis
Struktur lewis atau sering disebut rumus lewis adalah suatu pola atau diagram
yang menggambarkan jumlah elektron valensi dari atom-atom yang akan
membentuk ikatan kimia. Struktur lewis ini berbentuk titik, silang atau bulatan-
bulatan yang mengelilingi lambang atomnya, baik atom tunggal maupun atom-
atom yang berikatan.
Struktur lewis ini juga dikenal denga rumus atau diagram titik elektron dan
ada juga yang menyebutnya diagram titik lewis. Keberadaan struktur lewis ini
sangat penting untuk menggambarkan jenis ikatan kimia yang terjadi dalam
suatu senyawa serta proses terbentuknya ikatan kimia tersebut. Selain itu,
struktur lewis juga dapat digunakan untuk menggambarkan rumus molekul atau
senyawa.
b) Lambang Struktur Lewis
Struktur lewis dapat dilambangkan dengan gambar titik, silang atau bulatan-
bulatan kecil, atau bisa juga kombinasi dari titik silang atau bulatan kecil. Satu
jenis lambang misalnya titik atau silang biasanya digunakan untuk
menggambarkan struktur lewis unsur atau molekul. Lambang kombinasi
biasanya digunakan untuk menuliskan ikatan senyawa yang terdiri dari dua atau
lebih unsur sehingga akan lebih mudah membedakan elektron valensi masing-
masing unsur.
Sedangkan jika menggunakan satu jenis lambang saja, misalnya bulatan,
maka dalam menggambarkan ikatan senyawa, bulatan bisa diberi warna yang
berbeda untuk membedakan elektron valensi unsur penyusunnya. Berikut ini
adalah contoh beberapa lambang lewis dalam unsur, molekul atau senyawa.
1. Lambang Titik
2. Lambang Silang
3. Lambang Bulatan
Gambar struktur lewis unsur Ne
4. Lambang Kombinasi
5. Lambang Garis
Pasangan elektro ikatan atau PEI adalah pasangan elektron valensi yang dipakai
bersama oleh dua atau lebih atom dalam suatu ikatan kimia. Sedangkan pasangan
elektron bebas atau PEB adalah pasangan elektron yang tidak terlibat dalam
pembentukan ikatan kimia.
Untuk bisa dengan mudah menentukan elektron valensi atom bisa dilihat dari
golongan unsur dalam Tabel Periodik Modern.
Nilai PEI ini menunjukkan jumlah ikatan pada molekul. Untuk menghitung PEI,
gunakan rumus sebagai berikut:
Sisa elektron pada perhitungan PEI tidak berpengaruh pada PEI, namun
digunakan untuk perhitungan PEB.
Nilai PEI ini menunjukkan jumlah pasangan elektron bebas pada atom pusatnya.
Untuk menentukan PEI, gunakan rumus sebagai berikut:
Jumlah Elektron Sisa pada
PEB = PEI
Untuk menentukan atom pusat pada struktur lewis suatu molekul atau senyawa
dapat digunakan beberapa teknik sebagai berikut:
1 Dalam senyawa, atom yang jumlahnya paling sedikit akan menjadi atom pusat
2 Jika dalam senyawa terdapat dua atau lebih atom yang jumlahnya sama, maka
atom pusat adalah atom yang keelektronegatifannya lebih rendah, atau kalau
dalam satu periode posisinya sebelah kiri dari atom lain, bila segolongan yang
bertindak sebagai atom pusat ada pada paling bawah.
3 Atom H dan F tidak pernah berperan sebagai atom pusat. Pada asam oksi (asam
yang mengandung oksigen, seperti H2SO4, HNO3, H3PO4, H2CrO4, dan lain-lain)
atom H jarang sekali terikat pada atom pusat secara langsung, tetapi H lebih
sering terikat pada atom O lebih dahulu).
5. Jika ditemui pola yang janggal, bisa disesuaikan dengan kaidah oktet yang
paling mungkin
Dalam menentukan struktur lewis suatu senyawa, tidak harus mengikuti kaidah
oktet (elektron valensi harus 8) atau kaidah duplet (2 elektron valensi), karena
pada beberapa jenis unsur memiliki karakteristik yang berbeda. Untuk itu ada
beberapa pengecualian yang harus diperhatikan dalam menggambarkan struktur
lewis molekul.
3 Unsur yang berada pada periode 3 (seperti P, S, Cl, Br, I) dan unsur
logam transisi berkemungkinan untuk memiliki elektron lebih dari 8
ketika berikatan
Berikut ini adalah contoh cara menggambarkan struktur lewis pada beberapa
molekul atau senyawa.
Kemudian kita tentukan jumlah PEI dan PEB, dengan rumus yang telah
disebutkan di atas,
PEB = 2/2 = 1
Dari hasil perhitungan PEI dan PEB di atas berarti senyawa XeO2F2 memiliki 4
ikatan dan 1 pasang elektron bebas di atom pusat. Dan yang menjadi atom pusat
dari senyawa XeO2F2 adalah Xe karena jumlah atomnya paling sedikit.
Kemudian gambarkan struktur lewis XeO2F2 dengan Xe sebagai pusat dengan 1
pasang elektron bebas dan dikelilingi oleh 2 atom O dan F.
Jumlah elektron bebas =2, jadi sisa elektron Xe untuk berikatan dengan atom
lain adalah 6 elektron
Elektron Valensi F = 7
Elektron Valensi O = 6
PEI Xe = 6 elektron
memasangkan memasangkan
Xe → 1 elektron 1
← F
elektron
PEI Xe = 6 – 1 = 5 elektron PEB F = 7 – 1 = 6 elektron
Xe → 1 elektron 1
← F
elektron
Xe → 2 elektron 2
← O
elektron
Xe → 2 elektron 2
← O
elektron
Sehingga gambar struktur lewis untuk senyawa XeO2F2 adalah sebagai berikut:
Kemudian kita tentukan jumlah PEI dan PEB, dengan rumus yang telah
disebutkan di atas,
PEB = 0
Dari hasil perhitungan PEI dan PEB di atas berarti senyawa SO3 memiliki 3
ikatan dan tidak ada pasangan elektron bebas di atom pusat. Dan yang menjadi
atom pusat dari senyawa SO3 adalah S karena jumlah atomnya paling sedikit.
Kemudian gambarkan struktur lewis SO3 dengan S sebagai pusat dikelilingi oleh
3 atom O.
Elektron valensi S = 6
Karena tidak ada pasangan elektron bebas maka jumlah elektron S untuk
berikatan dengan O adalah 6 elektron
Elektron Valensi O = 6
PEI S = 6 elektron
memasangkan memasangkan
S → 2 elektron 2
← O
elektron
S → 2 elektron 2
← O
elektron
S → 2 elektron 2
← O
elektron
Sehingga gambar struktur lewis untuk senyawa SO3 adalah sebagai berikut:
Struktur lewis SO3 apabila disederhanakan dengan rumus bangun lewis adalah
sebagai berikut
Anomin, 2017
IKATAN ION
Ikatan ion adalah ikatan yang terbentuk karena adanya serah terima elektron atau
perpindahan elektron dari satu atom ke atom lainnya. Atom yang
menyerahkan/melepas elektron membentuk ion positif sedangkan atom yang
menerima/menangkap elektron membentuk ion negatif, sehingga timbul gaya
elektrostatik antara kedua ion yang bermuatan.
Jadi pada dasarnya atom-atom membentuk ikatan ion karena masing-masing
ingin mencapai kesetimbangan/kestabilan seperti struktur elektron gas mulia
(kaidah oktet). Ikatan ion dapat terbentuk antara:
Untuk memahami apa itu energi ionisasi, afinitas elektron dan keelektronegatifan
silahkan kalian baca artikel tentang 7 sifat keperiodikan unsur dalam sistem periodik
modern.
Karena unsur golongan IA, IIA dan IIIA merupakan unsur logam sedangkan unsur
golongan VA, VIA dan VIIA merupakan unsur nonlogam jadi bisa dikatakan
bahwa ikatan ion adalah ikatan antara unsur logam dengan unsur nonlogam.
Sebagaimana telah diuraikan di atas, ikatan ion terjadi antara ion positif dengan
ion negatif karena adanya gaya tarik-menarik elektrostatik. Syarat terjadinya ikatan
ion adalah salah satu atom mampu melepaskan elektron (tanpa memerlukan banyak
energi) dan atom yang lain mampu menerima elektron.
Senyawa yang terjadi karena ikatan ion disebut dengan senyawa ion. Berikut ini
akan dijelaskan proses pembentukan ikatan ion antara atom unsur golongan IA dan
IIA dengan atom unsur golongan VIA dan VIIA.
: 2, 8, (melepas 1
Na membentuk Na+
1 elektron)
: 2, 7 (menerima 1 membentuk F−
F
elektron)
Na → Na+ + e
F+e → F−
Na + F → Na+ + F−
→ NaF
Mg → Mg2+ + 2e
O + 2e → O2−
Mg + O → Mg2+ + O2−
→ MgO
Dengan menggunakan struktur lewis, proses pembentukan MgO dapat digambarkan
sebagai berikut:
→ Na2O
→ Mg2+ + 2Cl−
Mg + 2Cl
→ MgCl2
Dengan menggunakan struktur lewis, proses pembentukan MgCl2 dapat
digambarkan sebagai berikut:
→ Al3+ + 3Cl−
Al + 3Cl
→ AlCl3
Keberadaan ikatan ion mempengaruhi sifat kimia dan fisik dari senyawa yang
dihasilkan. Ada ada beberapa karakteristik menonjol dari ikatan ion dan di sini
yaitu daftar dari beberapa karakteristik berikut
Karena dari kenyataan bahwa logam cenderung kehilangan elektron dan non-
logam cenderung untuk mendapatkan elektron, ikatan ion yang umum antara
logam dan non-logam. Oleh sebab itu, tidak seperti ikatan kovalen yang hanya
bisa terbentuk antara non-logam, ikatan ion bisa terbentuk antara logam dan
non-logam.
Sementara penamaan senyawa ion, nama logam selalu datang pertama dan nama
non-logam datang kedua. Misalnya, dalam kasus natrium klorida (NaCl),
natrium adalah logam sedangkan klorin adalah non-logam.
Senyawa yang mengandung ikatan ion mudah larut dalam air serta beberapa
pelarut polar lainnya. Ikatan ion, dengan demikian, mempunyai efek pada
kelarutan senyawa yang dihasilkan.
Ikatan ion mempunyai efek pada titik leleh senyawa juga, karena senyawa ion
cenderung mempunyai titik leleh yang lebih tinggi, yang berarti bahwa ikatan
ion tetap stabil untuk rentang suhu yang lebih besar.
Syarat Terjadinya Ikatan Ion
Ikatan ion terjadi antara atom logam (yang akan membentuk ion positif) dengan
atom bukan logam (yang akan membentuk ion negatif).
Dengan kata lain, ikatan ion terjadi antara atom-atom yang mempunyai suatu
energi ionisasi rendah dengan atom-atom yang mempunyai afinitas elektron
tinggi. Dapat pula dikatakan bahwa ikatan ion terjadi antara atom-atom dengan
perbedaan keelektronegatifan tinggi. (Anonim, 2017)
Sebenarnya ada banyak sekali contoh senyawa ionik yang dapat kita temui
dalam kehidupan sehari-hari. Namun terkadang kita tidak tahu membedakan jenis
senyawa tersebut. Berikut ini merupakan Contoh senyawa ion yang sering kita temui
serta penjabarannya.
Senyawa yang satu ini pasti kalian sudah nggak asing lagi kan? Garam yang tersusun
dari unsur Na dan Cl merupakan contoh senyawa ion yang hampir setiap hari kita
temui. Karakteristik unsur Na merupakan logam sedangkan Cl ialah unsur nonlogam.
Satu elektron dari Natrium akan ditarik oleh Klorida sehingga terbentuk gaya tarik
elektrostatis antara Na dan Cl membentuk NaCl. Senyawa ini juga merupakan contoh
bahwa dalam reaksi kimia, banyak kemungkinan yang dapat terjadi. Na dan Cl yang
merupakan dua unsur yang sangat beracun dan berbahaya untuk manusia, ketika
bergabung menjadi senyawa yang sangat bermanfaat, bahkan dibutuhkan oleh
manusia.
Senyawa Kalsium Klorida tersusun dari satu atom Kalsium Ca, dan dua tom Klorida
Cl. Karakteristik dari unsur kalsium ialah logam sedangkan Cl merupakan unsur non
logam.
Penggunaan dari Kalsium Klorida yang paling umum ialah pada kolam renang. Air
di kolam renang biasanya ditambahin Kalsium Klorida agar tidak bersifat korosif dan
merusak struktur logam di kolam
Senyawa Natrium Florida tersusun dari satu atom Natrium Na dan satu atom Flor, F.
Karakteristik dari unsur Natrium ialah logam sedangkan Cl ialah unsur non logam.
Kombinasi dari keduanya membentuk ikatan ionik NaF.
Penggunaan NaF, Natrium Fluorida yang sering kita jumpai ialah pada pasta gigi.
Senyawa ini digunakan selain untuk memutihkan gigi tetapi juga dapat menguatkan
struktur gigi.
Senyata Kalsium Karbonat terdiri atas satu atom Kalsium, satu atom Karbon dan tiga
atom Oksigen. Karakteristik dari Natrium ialah unsur logam sedangkan Karbonat
CO3- adalah nonlogam.
Penggunaan Kalsium Karbonat ini adalah pada pengembang roti, atau soda kueh..
Senyawa Kalium Bromida terdiri dari satu atom Kalium K dan satu atom Bromida
Br. Karakteristik dari unsur Kalium ialah logam sedangkan Brom merupakan unsur
nonlogam sehingga KBr merupakan contoh senyawa ionik.
Penggunaan dari senyawa Kalium Bromida terdapat dalam industri kertas dan
fotografi.(Manfuzh,2016)
DAFTAR PUSTAKA
Disusun Oleh:
Kelompok 2
1. Moh. Nofianto (18031010009)