Anda di halaman 1dari 29

IKATAN KIMIA

A. Pengertian Elektron
Elektron adalah partikel subatomik ringan yang dikenal stabil. Elektron
membawa muatan negative yang dianggap sebagai unit dasar dari muatan listrik.
Massa diam elektron adalah 9,109 × 10-31 kg, yang hanya 1 / 1,840 dari massa
proton. Oleh karena itu sebuah elektron dianggap hampir tak bermassa
dibandingkan dengan proton atau neutron, dan massa elektron tidak termasuk
dalam jumlah massa atom.
Dalam kondisi biasa elektron terikat pada inti bermuatan positif dari
atom oleh gaya tarik-menarik antara muatan listrik yang berlawanan. Dalam
atom netral jumlah elektron identik dengan jumlah muatan positif pada inti.
Akan tetapi, setiap atom dapat pula memiliki lebih banyak atau lebih sedikit
elektron daripada muatan positif pada inti dan dengan demikian atom
mendapatkan muatan positif atau negatifnya; atom-atom bermuatan dikenal
sebagai ion.
Dalam setiap atom, elektron bergerak orbital/mengelilingi inti dalam
susunan yang teratur, daya tarik antara elektron dan inti menghambat daya tolak
antara elektron yang akan menyebabkan elektron terbang terpisah. Orbital ini
diatur dalam cangkang konsentris dari dalam ke luar inti dengan peningkatan
jumlah subshells. Elektron dalam orbital yang paling dekat dengan inti
merupakan ikatan paling erat; elektron di orbital terluar merupakan ikatan yang
paling longgar.

Gambar 1. Elektron Gambar 2. Elektron beserta muatan


(Amir, 2014)
B. Peranan Elektron Dalam Ikatan Kimia
Unsur yang paling stabil adalah unsur yang termasuk dalam golongan
gas mulia. Semua unsur gas mulia di alam ditemukan dalam bentuk gas
monoatomik dan tidak ditemukan bersenyawa di alam.

Kestabilan unsur gas mulia berkaitan dengan konfigurasi elektron yang


menyusunnya seperti yang dikemukakan oleh Gibert Newton Lewis dan
Albrecht Kossel. Dilihat dari konfigurasi elektronnya, unsur-unsur gas mulia
mempunyai konfigurasi penuh yaitu konfigurasi oktet yang berarti mempunyai
delapan elektron pada kulit terluar kecuali untuk unsur helium yang mempunyai
konfigurasi duplet (dua elektron pada kulit terluarnya).

Unsur yang paling stabil dan sukar bereaksi adalah unsur- unsur gas
mulia. Sedangkan unsur seperti unsur kalium, natrium, fluorin, dan klorin
merupakan unsur yang mempunyai sifat reaktif.(Ulsana, 2010)

C. Aturan Oktet dan Duplet


Unsur gas mulia merupakan golongan unsure paling stabil. Seperti yang
sudah disebutkan diatas bahwa tidak ditemukan satupun senyawa alami dari gas
mulia. Semua unsur gas mulia terdapat di alam sebagai gas monoatomik (atom-
atomnya berdiri sendiri). G.N Lewis dan W.Kossel mengkaitkan kestabilan gas
mulia dengan konfigurasi elektronya. Gas mulia mempunyai konfigurasi penuh,
yaitu konfigurasi oktet (mempunyai 8 elektron pada kulit luar), kecuali helium
dengan konfigurasi duplet ( dua elektorn pada kulit luar).(Anonim, 2017)
Unsur-unsur dari golongan gas mulia dapat bersifat duplet, misalnya
helium, dan oktet, contohnya neon, argon, xenon, kripton, dan radon.
1. Aturan Oktet
a. Pengertian Aturan Oktet
Aturan oktet adalah aturan yang menyatakan bahwa atom dari kelompok
unsur utama cenderung berikatan dengan atom lain dengan cara memberi
ataupun menerima elektron sedemikian rupa sehingga atom yang berikatan
memiliki delapan elektron di kulit terluarnya. Sehingga konfigurasi
elektron yang didapat akan sama dengan gas mulia yang stabil.
b. Contoh Aturan Oktet
Elektron valensi dapat dihitung menggunakan diagram dot elektron
Lewis. Perhatikan contoh ikatan yang terjadi pada karbon dioksida di
bawah ini.

Gambar 3. Ikatan pada karbon dioksida


Pada gambar karbon dioksida di atas, masing-masing oksigen berbagi
empat elektron dengan atom karbon (seakan-akan empat elektron tersebut
dimiliki bersama-sama). Dua berwarna merah (milik oksigen itu sendiri)
dan dua berwarna hitam (milik karbon). Jadi, seakan-akan masing-masing
atom tersebut mempunyai delapan elektron.(Anonim, 2015)

Contoh ke dua senyawa yang memenuhi aturan oktet adalah SiF4. Atom Si
memiliki elektron valensi 4. Untuk mencapai kestabilan, atom Si
memerlukan 4 elektron lagi. Atom F memiliki elektron valensi 7, untuk
stabil F memerlukan 1 elektron. Dengan saling memasangkan 1 elekton
maka senyawa SiF4 membentuk ikatan kovalen yang memenuhi kaidah
oktet. Struktur lewis senyawa ini adalah sebagai berikut:

Gambar 4. Senyawa SiF yang memenuhi aturan Oktet


(Anonim, 2017)
c. Pengecualian Aturan Oktet

Ada tiga macam hal yang tidak mengikuti aturan oktet atau dikenal
sebagai pengecualian terhadap aturan oktet. Aturan oktet untuk diagram
dot Lewis merupakan penggambaran paling akurat dari struktur molekul
dan atom yang stabil. Namun sulit untuk membuat satu aturan dapat diikuti
oleh semua molekul. Selalu ada pengecualian, dan dalam hal ini ada tiga
pengecualian aturan oktet:

 Elektron valensi ganjil

Beberapa unsur mempunyai elektron ganjil tetapi mampu membentuk


molekul stabil. Contohnya adalah nitrogen yang membentuk NO.
Bagaimanapun caranya oksigen dan nitrogen berbagi elektron, nitrogen
tak akan memenuhi oktet, melainkan hanya mempunyai tujuh elektron
valensi.

 Elektron valensi terlalu sedikit

Aluminium dan boron dapat berfungsi dengan baik dengan hanya


mempunyai enam elektron. Seperti BF3, boron berbagi tiga elektron
dengan tiga atom fluorin. Atom fluorin memenuhi aturan oktet, tetapi
boron hanya mempunyai enam elektron. Walaupun atomnya kurang dari
oktet, BF3 bisa stabil. Namun demikian masih memungkinkan untuk
membentuk BF4–.

 Elektron valensi terlalu banyak

Pada periode 3, unsur pada sisi kanan tabel periodik mempunyai orbital d
kosong. Orbital d dapat menerima elektron, sehingga unsur seperti
belerang dan fosfor mempunyai lebih dari satu oktet. Senyawa yang
terbentuk antara lain PCl5 dan SF6.

(Anonim, 2015)
2. Aturan Duplet
Contoh senyawa yang memenuhi kaidah duplet adalah H2. H2 terbentuk
dari 2 atom H. Atom H mempunyai elekron valensi = 1. Untuk mencapai
kestabilan aturan duplet, atom H memerlukan 1 elekron lagi dari atom H
yang lain. Struktur lewis H2digambarkan sebagai berikut:

D. Struktur Lewis
a) Pengertian Struktur Lewis
Struktur lewis atau sering disebut rumus lewis adalah suatu pola atau diagram
yang menggambarkan jumlah elektron valensi dari atom-atom yang akan
membentuk ikatan kimia. Struktur lewis ini berbentuk titik, silang atau bulatan-
bulatan yang mengelilingi lambang atomnya, baik atom tunggal maupun atom-
atom yang berikatan.
Struktur lewis ini juga dikenal denga rumus atau diagram titik elektron dan
ada juga yang menyebutnya diagram titik lewis. Keberadaan struktur lewis ini
sangat penting untuk menggambarkan jenis ikatan kimia yang terjadi dalam
suatu senyawa serta proses terbentuknya ikatan kimia tersebut. Selain itu,
struktur lewis juga dapat digunakan untuk menggambarkan rumus molekul atau
senyawa.
b) Lambang Struktur Lewis
Struktur lewis dapat dilambangkan dengan gambar titik, silang atau bulatan-
bulatan kecil, atau bisa juga kombinasi dari titik silang atau bulatan kecil. Satu
jenis lambang misalnya titik atau silang biasanya digunakan untuk
menggambarkan struktur lewis unsur atau molekul. Lambang kombinasi
biasanya digunakan untuk menuliskan ikatan senyawa yang terdiri dari dua atau
lebih unsur sehingga akan lebih mudah membedakan elektron valensi masing-
masing unsur.
Sedangkan jika menggunakan satu jenis lambang saja, misalnya bulatan,
maka dalam menggambarkan ikatan senyawa, bulatan bisa diberi warna yang
berbeda untuk membedakan elektron valensi unsur penyusunnya. Berikut ini
adalah contoh beberapa lambang lewis dalam unsur, molekul atau senyawa.
1. Lambang Titik

Gambar struktur lewis unsur N


Gambar struktur lewis molekul O2

2. Lambang Silang

Gambar struktur lewis unsur F

Gambar struktur lewis Cl2

3. Lambang Bulatan
Gambar struktur lewis unsur Ne

Gambar struktur lewis H2O

4. Lambang Kombinasi

Gambar struktur lewis NH3

Gambar struktur lewis SiF4

Lambang struktur lewis dapat disederhanakan dengan mengganti lambang titik


atau silang atau bulatan menjadi sepotong garis. Lambang garis pada struktur
lewis ini disebut dengan rumus bangun. Dimana sepotong garis menyatakan
sepasang elektron yang digunakan bersama. Perhatikan aturan berikut
1 garis = 1 pasang elektron ikatan (2 elektron)

2 garis = 2 pasang elektron ikatan (4 elektron)

3 garis = 3 pasang elektron ikatan (6 elektron)

5. Lambang Garis

Gambar rumus bangun H2O

Gambar rumus bangun O2

Untuk bisa menggambarkan struktur lewis suatu molekul atau senyawa,


kalian harus mengetahui terlebih dahulu tentang pasang elektron ikatan (PEI)
dan pasangan elektron bebas (PEB).
Gambar Ikatan PEI dan PEB

Pasangan elektro ikatan atau PEI adalah pasangan elektron valensi yang dipakai
bersama oleh dua atau lebih atom dalam suatu ikatan kimia. Sedangkan pasangan
elektron bebas atau PEB adalah pasangan elektron yang tidak terlibat dalam
pembentukan ikatan kimia.

Berikut ini adalah langkah-langkah sistematis untuk menggambarkan struktur lewis


molekul atau senyawa.

1. Tentukan elektron valensi tiap atom dalam molekul

Untuk bisa dengan mudah menentukan elektron valensi atom bisa dilihat dari
golongan unsur dalam Tabel Periodik Modern.

2. Jumlahkan semua elektron yang ada pada molekul tersebut

3. Tentukan jumlah pasangan elektron ikatan (PEI)

Nilai PEI ini menunjukkan jumlah ikatan pada molekul. Untuk menghitung PEI,
gunakan rumus sebagai berikut:

Jumlah Total Elektron


PEI =
8

Sisa elektron pada perhitungan PEI tidak berpengaruh pada PEI, namun
digunakan untuk perhitungan PEB.

4. Tentukan jumlah pasangan elektron bersama (PEB)

Nilai PEI ini menunjukkan jumlah pasangan elektron bebas pada atom pusatnya.
Untuk menentukan PEI, gunakan rumus sebagai berikut:
Jumlah Elektron Sisa pada

PEB = PEI

Untuk menentukan atom pusat pada struktur lewis suatu molekul atau senyawa
dapat digunakan beberapa teknik sebagai berikut:

Cara menentukan atom pusat suatu molekul atau senyawa

1 Dalam senyawa, atom yang jumlahnya paling sedikit akan menjadi atom pusat

2 Jika dalam senyawa terdapat dua atau lebih atom yang jumlahnya sama, maka
atom pusat adalah atom yang keelektronegatifannya lebih rendah, atau kalau
dalam satu periode posisinya sebelah kiri dari atom lain, bila segolongan yang
bertindak sebagai atom pusat ada pada paling bawah.

3 Atom H dan F tidak pernah berperan sebagai atom pusat. Pada asam oksi (asam
yang mengandung oksigen, seperti H2SO4, HNO3, H3PO4, H2CrO4, dan lain-lain)
atom H jarang sekali terikat pada atom pusat secara langsung, tetapi H lebih
sering terikat pada atom O lebih dahulu).

5. Jika ditemui pola yang janggal, bisa disesuaikan dengan kaidah oktet yang
paling mungkin

Dalam menentukan struktur lewis suatu senyawa, tidak harus mengikuti kaidah
oktet (elektron valensi harus 8) atau kaidah duplet (2 elektron valensi), karena
pada beberapa jenis unsur memiliki karakteristik yang berbeda. Untuk itu ada
beberapa pengecualian yang harus diperhatikan dalam menggambarkan struktur
lewis molekul.

Pengecualian kaidah Oktet-Duplet dalam menggambarkan struktur lewis


1 B (boron) maksimal hanya dapat memiliki 6 elektron ketika
berikatan

2 N (nitrogen) pada beberapa jenis senyawa hanya memiliki 7 elektron


ketika berikatan

3 Unsur yang berada pada periode 3 (seperti P, S, Cl, Br, I) dan unsur
logam transisi berkemungkinan untuk memiliki elektron lebih dari 8
ketika berikatan

Berikut ini adalah contoh cara menggambarkan struktur lewis pada beberapa
molekul atau senyawa.

Contoh Cara Menggambarkan Struktur Lewis Suatu Senyawa


1. Cara menentukan struktur lewis senyawa XeO2F2
Tentukan jumlah elektron valensi pada senyawa XeO2F2 yaitu sebagai berikut

Jumlah elektron valensi Xe


=8

Jumlah elektron valensi O2 =2×6 = 12

Jumlah elektron valensi F2 =2×7 = 14

Jumlah total elektron valensi =34

Kemudian kita tentukan jumlah PEI dan PEB, dengan rumus yang telah
disebutkan di atas,

PEI = 34/8 = 4 sisa 2

PEB = 2/2 = 1

Dari hasil perhitungan PEI dan PEB di atas berarti senyawa XeO2F2 memiliki 4
ikatan dan 1 pasang elektron bebas di atom pusat. Dan yang menjadi atom pusat
dari senyawa XeO2F2 adalah Xe karena jumlah atomnya paling sedikit.
Kemudian gambarkan struktur lewis XeO2F2 dengan Xe sebagai pusat dengan 1
pasang elektron bebas dan dikelilingi oleh 2 atom O dan F.

Kemudian kita analisis elektron valensi masing-masing atom

Elektron valensi Xe = 8 (sudah oktet)

Jumlah elektron bebas =2, jadi sisa elektron Xe untuk berikatan dengan atom
lain adalah 6 elektron

Elektron Valensi F = 7

Untuk mencapai kaidah oktet, maka atom F membutuhkan 1 elektron, sehingga


2 atom F membutuhkan 2 elektron dari Xe. Sisa elektron Xe untuk berikatan
adalah 6 – 2 = 4 elektron.

Elektron Valensi O = 6

Untuk mencapai kaidak oktet, maka atom O membutuhkan 2 elektron, sehingga


2 atom O membutuhkan 4 elektron dari Xe. Dan sisa elektron Xe adalah nol.

Pola struktur lewisnya adalah sebagai berikut

PEI Xe = 6 elektron

memasangkan memasangkan

Xe → 1 elektron 1
← F
elektron
PEI Xe = 6 – 1 = 5 elektron PEB F = 7 – 1 = 6 elektron

Xe → 1 elektron 1
← F
elektron

PEI Xe = 5 – 1 = 4 elektron PEB F = 7 – 1 = 6 elektron

Xe → 2 elektron 2
← O
elektron

PEI Xe = 4 – 2 = 2 elektron PEB O = 6 – 2 = 4 elektron

Xe → 2 elektron 2
← O
elektron

PEI Xe = 2 – 2 = 0 elektron PEB O = 6 – 2 = 4 elektron

Sehingga gambar struktur lewis untuk senyawa XeO2F2 adalah sebagai berikut:

Struktur lewis XeO2F2 apabila disederhanakan dengan rumus bangun lewis


adalah sebagai berikut
2. Cara menentukan struktur lewis senyawa SO3
Tentukan jumlah elektron valensi pada senyawa SO3 yaitu sebagai berikut

Jumlah elektron valensi S


=6

Jumlah elektron valensi O3 = =


3×6 18

Jumlah total elektron valensi =24

Kemudian kita tentukan jumlah PEI dan PEB, dengan rumus yang telah
disebutkan di atas,

PEI = 24/8 = 3 sisa 0

PEB = 0

Dari hasil perhitungan PEI dan PEB di atas berarti senyawa SO3 memiliki 3
ikatan dan tidak ada pasangan elektron bebas di atom pusat. Dan yang menjadi
atom pusat dari senyawa SO3 adalah S karena jumlah atomnya paling sedikit.
Kemudian gambarkan struktur lewis SO3 dengan S sebagai pusat dikelilingi oleh
3 atom O.

Kemudian kita analisis elektron valensi masing-masing atom

Elektron valensi S = 6
Karena tidak ada pasangan elektron bebas maka jumlah elektron S untuk
berikatan dengan O adalah 6 elektron

Elektron Valensi O = 6

Untuk mencapai kaidah oktet, maka atom O membutuhkan 2 elektron, sehingga


3 atom O membutuhkan 6 elektron dari S. Dan sisa elektron S adalah nol.

Pola struktur lewisnya adalah sebagai berikut

PEI S = 6 elektron

memasangkan memasangkan

S → 2 elektron 2
← O
elektron

PEI S = 6 – 2 = 4 elektron PEB O = 6 – 2 = 4 elektron

S → 2 elektron 2
← O
elektron

PEI S = 4 – 2 = 2 elektron PEB O = 6 – 2 = 4 elektron

S → 2 elektron 2
← O
elektron

PEI S = 2 – 2 = 0 elektron PEB O = 6 – 2 = 4 elektron

Sehingga gambar struktur lewis untuk senyawa SO3 adalah sebagai berikut:
Struktur lewis SO3 apabila disederhanakan dengan rumus bangun lewis adalah
sebagai berikut

Anomin, 2017
IKATAN ION

A. Pengertian Ikatan Ion


Ikatan ion atau ikatan elektrovalen merupakan ikatan yang terjadi karena
adanya gaya tarik-menarik elektrostatik antara ion positif dan ion negatif. Gaya
tarik-menarik ini terjadi karena kedua ion tersebut memiliki perbedaan
keelektronegatifan yang besar.
Ikatan ion terbentuk antara atom yang melepaskan elektron dengan atom
yang menerima elektron. Atom yang melepas elektron berubah menjadi ion positif
(kation) dan atom yang menerima elektron menjadi ion negatif (anion).
Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa:

Ikatan ion adalah ikatan yang terbentuk karena adanya serah terima elektron atau
perpindahan elektron dari satu atom ke atom lainnya. Atom yang
menyerahkan/melepas elektron membentuk ion positif sedangkan atom yang
menerima/menangkap elektron membentuk ion negatif, sehingga timbul gaya
elektrostatik antara kedua ion yang bermuatan.
 Jadi pada dasarnya atom-atom membentuk ikatan ion karena masing-masing
ingin mencapai kesetimbangan/kestabilan seperti struktur elektron gas mulia
(kaidah oktet). Ikatan ion dapat terbentuk antara:

1Ion positif dengan ion negatif.


2Atom-atom berenergi ionisasi kecil (atom unsur golongan IA IIA dan IIIA) dengan
atom-atom berafinitas elektron besar (atom unsur golongan VA, VIA dan VIIA).
3Atom-atom dengan kelektronegatifan kecil dengan atom-atom yang memiliki
keelektronegatifan besar.

Untuk memahami apa itu energi ionisasi, afinitas elektron dan keelektronegatifan
silahkan kalian baca artikel tentang 7 sifat keperiodikan unsur dalam sistem periodik
modern.

Karena unsur golongan IA, IIA dan IIIA merupakan unsur logam sedangkan unsur
golongan VA, VIA dan VIIA merupakan unsur nonlogam jadi bisa dikatakan
bahwa ikatan ion adalah ikatan antara unsur logam dengan unsur nonlogam.

Ikatan Ion = Unsur Logam + Unsur Nonlogam

B. Proses Pembentukan Ion

Sebagaimana telah diuraikan di atas, ikatan ion terjadi antara ion positif dengan
ion negatif karena adanya gaya tarik-menarik elektrostatik. Syarat terjadinya ikatan
ion adalah salah satu atom mampu melepaskan elektron (tanpa memerlukan banyak
energi) dan atom yang lain mampu menerima elektron.

Senyawa yang terjadi karena ikatan ion disebut dengan senyawa ion. Berikut ini
akan dijelaskan proses pembentukan ikatan ion antara atom unsur golongan IA dan
IIA dengan atom unsur golongan VIA dan VIIA.

1. Ikatan ion antara unsur golongan IA dengan VIIA


Contoh Ikatan antara atom 11Na dan 9F dalam NaF
Konfigurasi elektron Na dan F adalah:

: 2, 8, (melepas 1
Na membentuk Na+
1 elektron)

: 2, 7 (menerima 1 membentuk F−
F
elektron)

Proses pembentukan ikatan adalah sebagai berikut:

Na → Na+ + e
F+e → F−

Na + F → Na+ + F−

→ NaF

Dengan menggunakan struktur lewis, proses pembentukan NaF dapat digambarkan


sebagai berikut:

Untuk lebih memahami bagaimana cara menggambarkan struktur lewis pada


senyawa kimia, silahkan baca artikel tentang pengertian, lambang dan cara
menggambarkan struktur lewis beserta contohnya.

2. Ikatan ion antara unsur golongan IIA dengan VIA


Contoh Ikatan antara atom 12Mg dan 8O dalam MgO
Konfigurasi elektron Mg dan O adalah:

Mg : 2, 8, 2 (melepas 2 elektron) membentuk Mg2+

O : 2, 6 (menangkap 2 elektron) membentuk O2−

Proses pembentukan ikatan adalah sebagai berikut:

Mg → Mg2+ + 2e

O + 2e → O2−

Mg + O → Mg2+ + O2−

→ MgO
Dengan menggunakan struktur lewis, proses pembentukan MgO dapat digambarkan
sebagai berikut:

3. Ikatan ion antara unsur golongan IA dengan VIA


Atom unsur golongan IA melepaskan 1 elektron, sedangkan atom unsur
golongan VIA menerima 2 elektron untuk memperoleh konfigurasi seperti gas
mulia. Untuk membentuk ikatan ion, jumlah elektron yang dilepaskan harus sama
dengan jumlah elektron yang diterima.
Satu atom golongan IA hanya melepaskan 1 elektron, agar dapat memenuhi
ikatan ion dengan atom O yang membutuhkan 2 elektron, maka harus ada 2 atom
golongan IA yang berikatan.
Contoh Ikatan antara atom 11Na dan 8O dalam Na2O
Konfigurasi elektron Na dan O adalah:

Na : 2, 8, 1 (melepas 1 elektron) membentuk Na+

O : 2, 6 (menangkap 2 elektron) membentuk O2−

Proses pembentukan ikatan adalah sebagai berikut:

Na → Na+ + e |×2| 2Na → 2Na+ + 2e

O + 2e → O2− |×1| O + 2e → O2−


→ 2Na+ + O2−
2Na + O

→ Na2O

Dengan menggunakan struktur lewis, proses pembentukan Na2O dapat


digambarkan sebagai berikut:

4. Ikatan ion antara atom unsur golongan IIA dengan VIIA


Contoh Ikatan antara atom 12Mg dan 17Cl dalam MgCl2
Konfigurasi elektron Mg dan Cl adalah:

Mg : 2, 8, 2 (melepas 2 elektron) membentuk Mg2+

Cl : 2, 8, 7 (menangkap 1 elektron) membentuk Cl−

Proses pembentukan ikatan adalah sebagai berikut:

Mg → Mg2+ + 2e |×1| Mg → Mg2+ + 2e

Cl+ e → Cl− |×2| 2Cl + 2e → 2Cl−

→ Mg2+ + 2Cl−
Mg + 2Cl

→ MgCl2
Dengan menggunakan struktur lewis, proses pembentukan MgCl2 dapat
digambarkan sebagai berikut:

5. Ikatan ion antara atom unsur golongan IIIA dengan VIIA


Contoh Ikatan antara atom 13Al dan 17Cl dalam AlCl3
Konfigurasi elektron Al dan Cl adalah:

Al : 2, 8, 3 (melepas 3 elektron) membentuk Al3+

Cl : 2, 8, 7 (menangkap 1 elektron) membentuk Cl−

Proses pembentukan ikatan adalah sebagai berikut:

Al → Al3+ + 3e |×1| Al → Al3+ + 3e

Cl+ e → Cl− |×3| 3Cl + 3e → 3Cl−

→ Al3+ + 3Cl−
Al + 3Cl

→ AlCl3

Dengan menggunakan struktur lewis, proses pembentukan AlCl3 dapat


digambarkan sebagai berikut:
C. Sifat – Sifat Ikatan Ion

Keberadaan ikatan ion mempengaruhi sifat kimia dan fisik dari senyawa yang
dihasilkan. Ada ada beberapa karakteristik menonjol dari ikatan ion dan di sini
yaitu daftar dari beberapa karakteristik berikut

 Karena dari kenyataan bahwa logam cenderung kehilangan elektron dan non-
logam cenderung untuk mendapatkan elektron, ikatan ion yang umum antara
logam dan non-logam. Oleh sebab itu, tidak seperti ikatan kovalen yang hanya
bisa terbentuk antara non-logam, ikatan ion bisa terbentuk antara logam dan
non-logam.

 Sementara penamaan senyawa ion, nama logam selalu datang pertama dan nama
non-logam datang kedua. Misalnya, dalam kasus natrium klorida (NaCl),
natrium adalah logam sedangkan klorin adalah non-logam.

 Senyawa yang mengandung ikatan ion mudah larut dalam air serta beberapa
pelarut polar lainnya. Ikatan ion, dengan demikian, mempunyai efek pada
kelarutan senyawa yang dihasilkan.

 Ketika senyawa ion dilarutkan dalam pelarut untuk membentuk larutan


homogen, larutan cenderung untuk menghantarkan listrik.

 Ikatan ion mempunyai efek pada titik leleh senyawa juga, karena senyawa ion
cenderung mempunyai titik leleh yang lebih tinggi, yang berarti bahwa ikatan
ion tetap stabil untuk rentang suhu yang lebih besar.
Syarat Terjadinya Ikatan Ion

 Ikatan ion terjadi antara atom logam (yang akan membentuk ion positif) dengan
atom bukan logam (yang akan membentuk ion negatif).
 Dengan kata lain, ikatan ion terjadi antara atom-atom yang mempunyai suatu
energi ionisasi rendah dengan atom-atom yang mempunyai afinitas elektron
tinggi. Dapat pula dikatakan bahwa ikatan ion terjadi antara atom-atom dengan
perbedaan keelektronegatifan tinggi. (Anonim, 2017)

D. Peran Ikatan Ion dalam Kehidupan Sehari-hari

Sebenarnya ada banyak sekali contoh senyawa ionik yang dapat kita temui
dalam kehidupan sehari-hari. Namun terkadang kita tidak tahu membedakan jenis
senyawa tersebut. Berikut ini merupakan Contoh senyawa ion yang sering kita temui
serta penjabarannya.

1. NaCl (Garam Dapur)

Senyawa yang satu ini pasti kalian sudah nggak asing lagi kan? Garam yang tersusun
dari unsur Na dan Cl merupakan contoh senyawa ion yang hampir setiap hari kita
temui. Karakteristik unsur Na merupakan logam sedangkan Cl ialah unsur nonlogam.

Satu elektron dari Natrium akan ditarik oleh Klorida sehingga terbentuk gaya tarik
elektrostatis antara Na dan Cl membentuk NaCl. Senyawa ini juga merupakan contoh
bahwa dalam reaksi kimia, banyak kemungkinan yang dapat terjadi. Na dan Cl yang
merupakan dua unsur yang sangat beracun dan berbahaya untuk manusia, ketika
bergabung menjadi senyawa yang sangat bermanfaat, bahkan dibutuhkan oleh
manusia.

2. CaCl2 (Kalsium Klorida)

Senyawa Kalsium Klorida tersusun dari satu atom Kalsium Ca, dan dua tom Klorida
Cl. Karakteristik dari unsur kalsium ialah logam sedangkan Cl merupakan unsur non
logam.
Penggunaan dari Kalsium Klorida yang paling umum ialah pada kolam renang. Air
di kolam renang biasanya ditambahin Kalsium Klorida agar tidak bersifat korosif dan
merusak struktur logam di kolam

3. NaF (Natrium Florida)

Senyawa Natrium Florida tersusun dari satu atom Natrium Na dan satu atom Flor, F.
Karakteristik dari unsur Natrium ialah logam sedangkan Cl ialah unsur non logam.
Kombinasi dari keduanya membentuk ikatan ionik NaF.

Penggunaan NaF, Natrium Fluorida yang sering kita jumpai ialah pada pasta gigi.
Senyawa ini digunakan selain untuk memutihkan gigi tetapi juga dapat menguatkan
struktur gigi.

4. CaCO3 Kalsium Karbonat

Senyata Kalsium Karbonat terdiri atas satu atom Kalsium, satu atom Karbon dan tiga
atom Oksigen. Karakteristik dari Natrium ialah unsur logam sedangkan Karbonat
CO3- adalah nonlogam.

Penggunaan Kalsium Karbonat ini adalah pada pengembang roti, atau soda kueh..

3. KBr (Kalium Bromida)

Senyawa Kalium Bromida terdiri dari satu atom Kalium K dan satu atom Bromida
Br. Karakteristik dari unsur Kalium ialah logam sedangkan Brom merupakan unsur
nonlogam sehingga KBr merupakan contoh senyawa ionik.

Penggunaan dari senyawa Kalium Bromida terdapat dalam industri kertas dan
fotografi.(Manfuzh,2016)
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2015. “Aturan Oktet”. https://www.ilmukimia.org/2015/07/aturan-oktet.html.


Diakses pada tanggal 21 Agustus 2018 pukul 19.45 WIB
Anonim. 2017. “Aturan Oktet dan Duplet”. https://blogmipa-kimia.blogspot.com
/2017/05/aturan-oktet-duplet.html. Diakses pada tanggal 21 Agustus 2018 pukul
19.10 WIB
Amir. 2014. “Elektron”. https://amirsarifuddin.blogspot.com/2014/11/pengertian-
elektron-dan-penjelasannya.html. Diakses pada tanggal 21 Agustus 2018 pada
kul 18.00 WIB
Mahfuzh. 2016. “Senyawa Ion”. https://mystupidtheory.com/contoh-senyawa-ion-
dalam-kehidupan/. Diakses pada tanggal 21 Agustus 2018 pada pukul 20.00
WIB
Ulsana. 2010. “Ikatan kimia”. http://ulsanasmansa.blogspot.com/2010/07/peranan-
elektron-pada-pembentukan.html. Diakses pada tangaal 21 Agustus 2018 pada
pukul 18.30 WIB
MAKALAH KIMIA DASAR

IKATAN KIMIA DAN IKATAN ION

Disusun Oleh:
Kelompok 2
1. Moh. Nofianto (18031010009)

2. Rensa Arnas Y (18031010014)

3. Evi Lutfiah (18031010025)

4. Sifvia Dyah L (18031010032)

5. Vicha Dinar H (1531010041)

6. Novia Wulan (1531010209)

Anda mungkin juga menyukai