Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

I. 1 Latar Belakang

Masalah yang sering timbul sebagai akibat berdirinya suatu industri adalah
masalah limbah sebagai hasil buangan dari proses produksi industri tersebut. Guna
mengendalikan dampak dari pencemaran limbah industri perlu adanya suatu
penanganan limbah yang baik agar limbah yang akan dibuang tidak merusak
lingkungan.
Industri minuman ringan biasanya memproduksi minuman dalam bentuk
kemasan yang sering kita jumpai dipasaran. Dalam perkembangannya industri minuman
ringan telah memanfaatkan kemajuan teknologi dan tidak pernah melupakan dampak
negatif yang ditimbulkan dari kegiatan produksi tersebut.
Dalam suatu proses produksi pasti menghasilkan hasil samping dari proses kegiatan
tersebut, yang sering kita sebut dengan limbah. Dalam industri minuman ringan sumber
limbah dapat terjadi dari berbagai macam, seperti adanya kebocoran tangki,filter,
reduce ozon, produk gagal, dan biasanya sumber limbah ini ditampung dalam suatu bak,
yakni bak reject.

Setiap melakukan aktivitas kehidupan, manusia selalu menghasilkan produk


yang dapat dimanfaatkan, tetapi selain itu terdapat juga bahan buangan ini dapat berupa
padatan, gas, atau cairan. Bahan buangan tersebut tidak dapat dibuang begitu saja ke
lingkungan, tanpa adanya proses pengolahan, karena hal ini dapat mengakibatkan
ketidakseimbangan lingkungan. Untuk itu diperlukan suatu unit bangunan pengolahan
air buangan yang berfungsi untuk memperbaikikualitas air buangan yang sesuai standar.
Bagi industri, manajemen lingkungan bukanlah hal yang mudah, karena perlu
adanya sumber daya manusia yang ahli, dan dilakukannya konsultasi lingkungan,
sehingga dampak lingkungan yang diakibatkan oleh proses industri dapat dikendalikan,
dan memenuhi asas kepatuhan regulasi. Tentu saja, hal pertama yang ditempuh adalah
dengan mengetahui terlebih dahulu sumber regulasi yang mengatur tentang lingkungan,
salah satunya adalah peraturan gubernur yang ada di wilayah yaitu Peraturan Gubernur
Jawa Timur No. 72 Tahun 2013.

1.2 Maksud dan Tujuan

1) Menentukan jenis pengolahan air buangan yang sesuai berdasarkan


pertimbangan karakteristik air buangan.
2) Merencanakan bangunan pengolahan air buangan dengan hal – hal yang
terkait didalamnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Definisi Minuman dan Minuman Ringan

II.1.1 Definisi Minuman


Minuman merupakan bahan yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup, yang
berguna bagi kelangsungan hidup. Oleh karena itu, kualitas minuman harus terjamin
agar konsumen sebagai pemakai produk minuman yang mengandung bahan tambahan
makanan, seperti pengawet makanan.
II.1.2Definisi Minuman Ringan
Minuman ringan adalah minuman yang tidak mengandung alkohol, merupakan
minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang mengandung bahan makanan atau
bahan tambahan lainnya, baik alami maupun sintetik yang dikemas dalam kemasan
siap konsumsi dan minuman ringan tanpa karbonisasi (non - karbonisasi). Minuman
ringan dengan karbonisasi adalah minuman yang dibuat dengan menambahkanCO2
dalam air minum, sedangkan minuman ringan tanpa karbonisasi adalah minuman selain
minuman ringan dengan karbonisasi. .(Cahyadi, 2009)
II.2 Karakteristik Limbah Industri Minuman Ringan

Setiap industri memiliki karakteristik limbah yang berbeda – beda, sesuai


dengan produk yang dihasilkan. Demikian pula dengan industri minuman ringan, yang
memiliki karakteristik limbah industri minuman ringan yang berbeda, menurut
Keputusan Gubernur Jawa Timur No.72 Tahun 2013, limbah cair industri minuman
ringan memiliki karakteristik dan baku mutu, antara lain :
1) BOD5(Biologycal Oxygen Demand)

BOD adalah banyaknya oksigen dalam ppm atau miligram/liter (mg⁄L) yang diperlukan
untuk menguraikan benda organik oleh bakteri, sehingga limbah tersebut menjadi jernih
kembali. Kandungan BOD5 air buangan industri minuman ringan ini adalah 4200 mg⁄L,
sedangkan baku mutu yang mengatur besar kandungan BOD5 yang diperbolehkan
dibuang ke lingkungan sebesar 30 mg⁄L.(Peraturan Gubernur

Jawa Timur No. 72. (2013).)

2) COD (Chemical Oxygen Demand)

COD adalah banyaknya oksigen dalam ppm atau milligram/liter (mg⁄L) yang dibutuhkan
dalam kondisi khusus untuk menguraikan benda organik secara kimiawi. Kandungan
COD air buangan industri minuman ringan ini adalah 5000 mg⁄L, sedangkan baku mutu
yang mengatur kandungan COD yang diperbolehkan dibuang ke lingkungan adalah
sebesar 90 mg⁄L.(Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 72. (2013).)

3) TSS (Total Suspended Solid)

TSS adalah jumlah berat dalam (mg⁄L) kering lumpur yang ada di dalam air
limbah, setelah mengalami penyimpanan dengan membran berukuran 0,45 mikron.
Kandungan TSS air buangan industri minuman ringan ini adalah 2000 mg ⁄L ,
sedangkan baku mutu yang mengatur besar kandungan TSS yang diperbolehkan
dibuang ke lingkungan adalah sebesar 30 ⁄L. (Peraturan Gubernur Jawa Timur No.
mg

72. (2013)
4) Minyak dan Lemak

Lemak dan minyak merupakan komponen utama bahan makanan yang juga
banyak di dapatkan di dalam air limbahh. Lemak dan minyak membentuk esther dan
alkohol atau gliserol dengan asam gemuk. Gliserid dari asam gemuk ini berupa cairan
pada keadaan biasa dikenal sebagai minyak dan apabila dalam bentuk padat dan kental
sebagai lemak. Lemak tergolong pada benda organik yang tetap dan tidak mudah untuk
diuraikan oleh bakteri.
Sebagai petunjuk dalam mengelola air limbah, maka efek buruk yang dapat
menimbulkan permasalahan pada dua hal yaitu pada saluran air limbah dan pada
bangunan pengolahan . Apabila lemak tidak dihilangkan sebelum dibuang ke saluran
air limbah dapat mempengaruhi kehidupan yang ada dipermukaan air, dan
menimbulkan lapisan tipis di permukaan, sehingga membentuk selamut. Kadar lemak
sebesar 15 − 20 mg
⁄L merupakan batas yang bisa ditolerir apabila lemak ini berada di
dalam air limbah.(Sugiharto,1987)
Kandungan minyak dan lemak air buangan industri minuman ringan ini adalah 30 ⁄L,
mg

sedangkan baku mutu yang mengatur besar kandungan minyak dan lemak yang
diperbolehkan dibuang ke lingkungan adalah 6 mg
⁄L.(Peraturan Gubernur Jawa Timur
No. 72. (2013).)
5) pH (Tingkat Keasamaan)

Konsentrasi ion hidrogen adalah ukuran kualitas air maupun dari air limbah.adapun
kadar yang baik adalah kadar dimana masih memungkinkan kehidupan biologis di
dalam air berjalan dengan baik. Air limbah dengan konsentrasi air limbah yang tidak
netral akan menyulitkan proses penjernihannya. pH yang baik bagi air minum dan air
limbah dalam netral (7). Pada industri minuman ringan ini, pH air limbah adalah 10
yang bersifat basa, sedangkan baku mutunya adalah 6 – 9, dimana pada range pH
tersebut diperbolehkan untuk dibuang ke lingkungan.(Peraturan Gubernur Jawa
Timur No. 72. (2013).)
II.3 Bangunan Pengolahan Air Buangan

Tujuan utama pengolahan limbah adalah mengurangi partikel – partikel,


BOD,membunuh organisme patogen, menghilangkan nutrien, mengurangi komponen
beracun, mengurangi bahan – bahan yang tidak dapat di degradasi agar konsentrasinya
menjadi lebih rendah.
Kegiatan pengolahan air limbah perlu dikelola dengan baik tergantung dari jenis
kandungan limbahnya. Pengolahan terhadap tingkat perlakuannya dan pengolahan
terhadap sifatnya.

II.3.1 Unit pengolahan air limbah yang digunakan meliputi :

a.Data Karakteristik Air Limbah

Kualitas air buangan yang akan diolah berasal dari industri minuman ringan dengan
3
debit (Q) sebesar 1500 m ⁄hari. Adapun karakteristik limbah yang akan diolah dalam
perencanaan ini sebagai berikut :
Tabl 3- 1 Data Parameter Limbah
No Parameter 𝐦𝐠
𝐊𝐚𝐝𝐚𝐫 ⁄𝐋
1 BOD 4200
2 COD 5000
3 TSS 2000
4 Minyak dan Lemak 30
5 pH 10

Menurut Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 72 Tahun 2013 sebagai berikut:

Tabel 3-2 Standar Baku Mutu


Baku Mutu Air Limbah
Untuk Industri Minuman Ringan

No Parameter 𝐦𝐠
𝐊𝐚𝐝𝐚𝐫 ⁄𝐋
1 BOD5 30
2 COD 90
3 TSS 30
4 Minyak dan Lemak 6
6 pH Netral (6 - 9)
(Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 72. (2013).)

1. BAK PENAMPUNG

KRITERIA PERENCANAAN
a) Waktu Detensi (td) < 2 jam (Kriteria Desain Sumur Pengumpul)
b) Kecepatan Aliran = 0,3 − 2,5 m⁄detik
c) Kedalaman (h) < 3 m (Kriteria Desain Sumur Pengumpul)

DESAIN PERENCANAAN
a) Debit air limbah (Q) =
3
1500 m ⁄ 3 3 3
hari = 62,5 m ⁄jam = 1,042 m ⁄menit = 0,0174 m ⁄detik

b) Freeboard = 20 %
c) Waktu tinggal (td) = 10 menit = 600 detik
d) Kedalaman = 1,5 m

PERHITUNGAN
a) Volume Bak Penampung (V)
V = Q × td
3
V = 0,0174 m ⁄detik × 600 detik

V = 10,44 m3
b) Dimensi Bak Kontrol
V = P × L × t ; dimana P = 2L
V = 2L × L × t
10, 44 = 2L × L × 1,5 m
10,44 = 3L2
10,44
= L2
3
3,48 = L2
√3,48 = L
1,87 m = L
P = 2L
P = 2 × 1,87 m
P = 3,74 m
c) Luas Permukaan (A)
A = P × L ; P = 2L
A = 2L × L
A = 3,74 m × 1,87 m
A = 6,99 m2 = 7 m2
d) Karena di Bak Penampung terjadi peristiwa pengendapan awal maka
vol pengendapan = 0,5% x Q
3
= 0,5% x 0,0174 m ⁄detik
3
= 0,000087 m ⁄detik
Volume air keluar = Vol. air masuk – Vol pengendapan
=
SEHINGGA UKURAN BAK PENAMPUNG
- Volume bak kontrol = 10,44 m3
- Lebar = 1,87 m
- Panjang = 3,74 m
- Tinggi = 1,5 m
- Luas permukaan = 6,99 m2 = 7 m2

Gambar Bak Penampung


2. ROTARY DRUM SCREEN

Kriteria Perencanaan
Spesifikasi rotary drum screen di dapat dari internet :
- Drum Screen = Stainless steel
- Over flow screen = Stainless steel
- Front scrapper = Stainless steel
- Inlet pipe = Stainless steel
- Trough = Stainless steel
- Trough Thickness = 2 mm
- Screen Bar Thickness = 2 mm
- Slot opening = 0,5 – 6 mm
- Shaft diameter = 50 mm
- Length of casing = 1425 mm = 1,425 m
- Heigth of casing = 1110 mm = 1,111 m
- Power output = 0,4 Kw
- Rotation speed = 5 – 10 rpm
(Sumber : hhtp://uee.com.my/rotaryscreen.php)

Desain Perencanaan
3
Model Rotary Drum ScreenDengan kapasitas 8200 m ⁄hari,Sedangkan debit masuk
3
yang ada di data perencanaan 1500 m ⁄hari.
Perhitungan
a) Dimensi Bak Pada Rotary Drum Screen
Lebarbak (B) = B Screen + B saluran pembawa
Lebarbak (B) = 1,1 m + 0,34 m
Lebarbak (B) = 1,1 m + 0,34 m
Lebarbak (B) = 1,44 m

Panjang bak (B) = L Screen + B saluran pembawa


Panjang bak (B) = 1,425 m + 0,34 m
Panjang bak (B) = 1,425 m + 0,34 m
Panjang bak (B) = 1,77 m

1
Hbak = H drum screen (m)
2
1
Hbak = 1,111m
2
Hbak = 0,55 m
1
(Nb : H bak menggunakan H drum screen (m), karena bagian drum yang
2

tercelup adalah sebagian).


Htotal = Hbak + (20% × Hbak )
Htotal = 0,55 m + (20% × 0,55 m)
Htotal = 0,55 m + 0,11 m
Htotal = 0,66 m
b) Aliran Transisi, sehingga aliran (8100)
H×v×ρ
Nre = , (μair = 1,002 × 10−3 )
μ
0,66 m × v × 998,2
Nre =
1,002 × 10−3
μ × Nre
v =
Htotal × ρ
1,002 × 10−3 × 8100
v =
0,66 m × 998,2
v = 0,012 m/detik
c) Dimensi Bak Penampung
Q
v =
A
Q
A =
v
3
0,0174 m ⁄detik
A = m
0,012 detik

A = 1,45 m2
A =B×L
1,45 m2 = 1,44 m × L
1,45 m2
=L
1,44 m
1,0069 m =L
Ltotal = L + (20% × L)
Ltotal = 1,0069 m + (20% × 1,0069 m)
Ltotal = 1,0069 m + 0,201 m
Ltotal = 1,2079 m ≈ 1,208 m
SEHINGGA UKURAN ROTARY DRUM SCREEN
- Screen :
a. Lebar Screen = 1,425 m
b. Tinggi Screen = 1,1 m
- Bak Screen :
a. Panjang Bak Screen = 1,77 m
b. Lebar Bak Screen = 1,44
c. Tinggi Bak Screen = 1,1 m karena, bagian bak yang tercelup hanya sebagian,
1
maka H = 2 × 1,1 ≈ 0,55 m

d. Tinggi B. Screen Total = 0,66 m


e. Diameter Rotary Drum Screen = 1,1 m
- Kecepatan ( v) = 0,012 m/detik
- Bak Penampung :
Panjang Bak Penapung = 1,0069 m
Panjang Bak Penampung Total =1,208 m

Gambar Rotary Drum screen


Efesiensi
1. TSS = 25 – 45 %
2. BOD = 25 - 50 %
3. FLOTASI
DESAIN PERENCANAAN
1. Bak Flotasi
a) Debit Debit air limbah (Q) =
3
1500 𝑚 ⁄ 3 3 3
ℎ𝑎𝑟𝑖 = 62,5 𝑚 ⁄𝑗𝑎𝑚 = 1,042 𝑚 ⁄𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 0,0174 𝑚 ⁄𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

= 1044 𝐿⁄𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 17,4 𝐿⁄𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘


𝑚𝑔
a) Influent Padatan Tersuspensi (minyak) (Sa) = 2000 ⁄𝐿
b) Waktu tinggal (tdBF) =30 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 1800 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
c) Surface Loading Rate (SLR) =100 𝐿⁄m2 . 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

6000 𝐿⁄𝑚2 . 𝑗𝑎𝑚

PERHITUNGAN
BAK FLOTASI
a) Luas Permukaan Bak Flotasi (A)
Q
A=
SLR
L
1044 menit
A= L
100
m2 menit

A = 10,44 m2
b). Volume Bak Flotasi (V)
Digunakan Flokulan PAC sebesar 0,3% dari rate volumetric air limbah
Kebutuhan PAC = 0,3% x 31,16 m3 = 0,0934 m3
Volume Bak Flotasi = 31,16 m3 + 0,0934 m3
= 31,253 m3

c) Dimensi Bak Flotasi


A = P × L ; P = 2L
10,44 = 2L x Lm
10,44 = 2L2
10,44
= L2
2
√5,22 = L2
2,28m =L
P = 2L
P = 2 × 2,28
P = 4,56 m
V =L×B × H

31,32, = 4,56 × 2,28 × H


31,32
H = H = 3,01 m
10,4

d) Headloss Bak Flotasi (Hf)


(Kecepatan pada Bak Flotasi (Vp) dan (Vh)
Q
Vp =
A
m3
0,0174 detik
Vp =
10,44 m2
m
Vp = 0,00166
s
m
Vp = 1,66 × 10−3
s

Q
Vh =
2 (p + l)x l
m3
0,0174 detik
Vh =
2 (4,56 + 2,28) × 2,28
m
0,0174 s
Vh =
2 × 6,84 × 2,28
m
0,0174 s
Vh =
31,19
Vh = 5,58 × 10−4 m/s
Headloss (Hf)
2
(Vp ) − (Vh )2 1
Hf = 2g
x C
2 2
(1,66×10−3 ) − (5,58 × 10−4 ) 1
Hf = x
2 x 9,8 0,7
2 2
(1,66×10−3 ) − (5,58 × 10−4 ) 1
Hf = x
19,6 0,7

2,76 × 10−6 − 3,11 × 10−7 1


Hf = x
19,6 0,7
2,45 x 10−6
Hf = 13,72

Hf = 1,784 x 10−7 m
SEHINGGA UKURAN BAK FLOTASI
Bak Flotasi
- Luas Permukaan Bak Flotasi (A) = 10,44 m2
- Volume Bak Flotasi = 31,253m3
- Dimensi Bak Flotasi
Panjang = 4, 56 m
Lebar = 2,28 m
- Tinggi = 3,01 m
- Headloss Bak Flotasi (Hf)
Vp = 0,00166 m⁄detik
Vh = 0,000558 m⁄detik
Headloss (Hf) = 1,784 × 10−7 m

Persen Removal
1. TSS = 65 – 95 %
2. BOD5 = 25 – 98 %
Minyak & Lemak = 65 – 98 %
4. KOAGULASI

DESAIN PERENCANAAN
BAK KOAGULAN
a) Gradien Kecepatan (G) = 700 − 1000 /detik
b) Kedalaman (H) = 0,5 − 1,25 diameter reaktor
c) n (kecepatan Pengadukan) = 20 − 150 rpm
mg
d) Dosis Alum (Al2(SO4)3) = 75 − 250 ⁄L
e) Massa Jenis Alum (ρ alum) = 2,67 g/cm3 = 2,67 Kg/L =2670 kg/m3
f) Berat Jenis Air (ρ air) = 1000 Kg/m3 ( T= 20°)
3
%Q = 1501,21 m ⁄ 3 3
hari = 62,6 m ⁄jam = 1,043 m ⁄menit
3
= 0,0174 m ⁄detik = 1043 L⁄menit = 17,4 L⁄detik
Waktu tinggal (td) = 0,5 jam
Kebutuhan alumunium sebanyak 0,1 % dari rate volumetric =
3 3
0,1 % x 62,6 m ⁄jam = 0,0625 m ⁄jam
3
Kebutuhan alumunium selama 0,5 jam = 0,0625 m ⁄jam x 0,5 jam = 0,03125
3
Volume air limbah yang masuk = 62,6 m ⁄jam x 0,5 jam = 31,25 m3

Total volume cairan = 0,03125 m3 + 31,25 m3 = 31,28125m3


Volume tangki koagulasi dirancang 80% terisi cairan, sehingga :
31,28125
Vol tangki : = 39,1 m3
0,8
1
Vol tangki = × π × D2 H Asumsi H= 2D
4
1
39,1 m3 = 4 × 3,14 × 2D3 H = 5, 84

D = 2,92 m3
1
Vol cairan = × π × D2 H
4
1
31,28125= × 3,14 × 2,922 H
4

H = 4,67 m3
3 3 3
Rate keluar = 62,6 m ⁄jam + 0,0625 m ⁄jam = 62,5625 m ⁄jam

5. BAK PENGENDAP I (RECTANGULAR)

DESAIN PERENCANAAN
a) Menggunakan bak pengendap 1 (Rectangular)
3
b) Q = 1501,21 m ⁄ 3 3
hari = 62,6 m ⁄jam = 1,043 m ⁄menit
3
= 0,0174 m ⁄detik = 1043 L⁄menit = 17,4 L⁄detik
c) Waktu tinggal (td) = 2,5 jam = 9000 detik
d) Kecepatan Aliran masuk (vin) = Kecepatan Alir Perforated Wall (v) = 0,3
m/detik
3
Rate masuk = 62,5625 m ⁄jam
Waktu tinggal (td) = 2,5 jam
3
Volume air limbah yang masuk =62,5625 m ⁄jam x 2,5 jam = 156,41 m3

Dirancang tangki berbentuk reactangular dengan tangki berisi 80% dari air
156,41
Vol tangki = = 195,51 m3
0,8

Asumsi :
P = 2l
L= l
T =3l
Vol Tangki = P x L x T
195,51 = 2l x l x 3l
195,51 = 6l3
L = 3,2 m
Maka ,
P = 2l = 2 x 3,2 m = 6,4 m
L= l = 3,2 m
T =3l = 3x 3,2 m = 9,4 m

6. NETRALISASI
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menetralkantingkat keasaman
(pH) dalam limbah cair. Hal tersebut antara lain seperti berikut :
 Mencampurkan limbah.
 Melewatkan limbah asam melalui tumpukan batu kapur.
 Mencampurkan limbah asam dengan slurry kapur.
 Menambahkan senyawa basa seperti Natrium Hidroksida (NaOH), Dinatrium
Karbonat (Na2CO3) atau Ammonium Hidroksida (NH4OH) ke dalam limbah asam.
 Menambahkan senyawa asam kuat seperti Asam Sulfat (H2SO4) atau Asam Klorida
(HCl) ke dalam limbah basa.
 Menambahkan Karbon Dioksida (CO2) bertekanan ke dalam limbah basa.
 Membangkitkan senyawa karbon dioksida (CO2)dalam limbah basa.
a. Mencampur air limbah yang bersifat basa dengan asam
Berlawanan dengan proses netralisasi limbah asam dengan proses pencampuran
dengan senyawa basa, maka banyak bahan asam kuat yang dinilai efektif guna
menetralkan air limbah yang bersifat basa.Jenis senyawa basa yang biasanya
digunakan, akan tetapi apabila ditinjau berdasarkan dana yang dibutuhkan, jenis
senyawa asam yang paling sering digunakan adalah Asam Sulfat (H2SO4) atau
Asam Klorida (HCl). Reaksi netralisasi limbah yang bersifat basa dengan cara
pencampuran dengan senyawa yang bersifat asam pada umumnya bersifat instan
dan cepat.
Bahan Penetral = H2SO4 (dengan berat molekul (BM) = 98)

7. ACTIVATED SLUDE
DESAIN PERENCANAAN
a) Debit influen bak AS (Q) = debit total bak netralisasi= 1462,6 m3/hari= 0,017
m3/dt
b) BOD awal (Co) = 330,75 mg/L = 0,33075kg/m3
c) COD awal = 446,41mg/L
d) TSS awal = 112,5 mg/L
a) Menggunakan 1 bakaerasi
b) Umurlumpur (θc) = 7hari
c) Suhu air buangan = 20ºC
d) Bak AS berbentuk rectangular dengan L = 2B
e) % Removal
- BOD = 90%
- COD = 90%
- TSS = 90%

PERHITUNGAN
Menggunakan Model Konvensional

Effluent
Activated Sludge
Clarifier

Recycle

a) BOD yang teremoval


Co x %removal
= 0,33075kg/m3x 90%
= 0,2977kg/m3

b) BOD yang lolos (Cr)


Cr = Co – BOD yang teremoval
= 0,33075kg/m3– 0,2977kg/m3
= 0,03305kg/m3

8. CLARIFIER

DESAIN PERENCANAAN
- Debit (Q) = 1462,6 m3/hari = 0,017 m3/detik
- Bakberbentukcircularsebanyak 1 bak
- Waktu tinggal (td) = 2,5 jam = 9000 detik
- Suhu = 20ºC ;
- Over rate flow = 30 m3/m2.hari
PERHITUNGAN
a) Volume cairan (V)
V = Q x td
= 0,017 m3/detik x 9000 detik
=153 m3
b) Dirancang tangka berbentuk silinder 85% dari tangka terisi cairan, maka
𝟏𝟓𝟑𝐦𝟑
Vtangki = = 180 m3
𝟎,𝟖𝟓

c) Dimensi Clarifier
Asumsi tinggi Silinder; Hs= 3D
Tinggi conis; Hc= ¼ Hs
=¾D
𝟏
Vtangki = 𝟒 × 𝛑 × 𝐃𝟐 𝐇𝐬 + 1/3 π ½ D2 Hc
𝟏
180 m3 = 𝟒 × 𝟑, 𝟏𝟒𝐱 𝐃𝟐 𝟑𝐃 + 1/3𝟑, 𝟏𝟒 ½ D2¾ D

180 m3 = 2,7475 D3
D = 4,031 m
Hs= 3D
= 3 x 4,031 m = 12,093 m
Hc = ¾ D
= ¾ 4,031 m = 3,023 m
Tinggi tangki = Hs + Hc
= 12,093 m + 3,023 m = 15,116 m
d) Volume Silinder (Vs)
𝟏
Vs = 𝟒 × 𝛑 × 𝐃𝟐 𝐇𝐬
𝟏
Vs =𝟒 × 𝟑, 𝟏𝟒 × (𝟒, 𝟎𝟑𝟏 𝐦)𝟐 𝟏𝟐, 𝟎𝟗𝟑 𝐦

= 154,25 m3
e) Volume Tutup bawah conis (Vc)
Vc =1/3 π ½ D2 Hc
=1/3𝟑, 𝟏𝟒 ½(𝟒, 𝟎𝟑𝟏 𝐦)𝟐 3,023 m
=25,706 m3
f) Luas Penampang (A)
𝑸
A = 𝑸𝒇
𝟏𝟒𝟔𝟐,𝟔 𝐦𝟑/𝐡𝐚𝐫𝐢
A = 𝟑𝟎 𝐦𝟑/𝐦𝟐.𝐡𝐚𝐫𝐢

= 48,75 m2
A = π r2
48,75 m2= 3,14 r2
15,525m3 = r2
3,940 m = r
g) Tinggi Bahan
V = V cairan – tutup bawah
= 153 m3 - 25,706 m3
=127,29 m3
𝐕𝒐𝒍𝒖𝒎𝒆 𝒃𝒂𝒉𝒂𝒏
Tinggi bahan dalam silinder = 𝐋𝐮𝐚𝐬 𝐩𝐞𝐧𝐚𝐦𝐩𝐚𝐧𝐠
𝟏𝟐𝟕,𝟐𝟗 𝐦𝟑
= = 2,61 m
𝟒𝟖,𝟕𝟓 𝐦𝟐

SEHINGGA UKURAN CLARIFIER


Vtangki = 180 m3
Diameter= 4,031 m
Luas Penampang = 48,75 m2
Tinggi tangki = 15,116 m
Volume Silinder= 154,25 m3
Volume Tutup bawah conis =25,706 m3
Tinggi tutup conis = 3,023 m
MAKALAH
PENGOLAHAN LIMBAH PABRIK MINUMAN RINGAN

Disusun Oleh:

1. Ledy Gusman R (1531010020)


2. Kejora Pitaloka (1531010023)
3. Ajeng Dewi S (1531010031)
4. Vicha Dinar (1531010041)

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik
Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa Timur
2018

Anda mungkin juga menyukai