Anda di halaman 1dari 21

Abstrak (penilai) kegiatan pembelajaran.

Guru
merupakan faktor yang paling dominan
Penelitian Tindakan Sekolah. karena di tangan gurulah keberhasilan
Drs. Hubertus Lulu.2018. Upaya pembelajaran dapat dicapai. Kualitas
Meningkatkan Kompetensi Guru mengajar guru secara langsung maupun
Dalam Menyusun Rencana tidak langsung dapat mempengaruhi
Pelaksanaan Pembelajaran Melalui kualitas pembelajaran pada umumnya.
Bimbingan Berkelanjutan Di Smp Seorang guru dikatakan profesional
Negeri 3 Aimere Kabupaten Ngada apabila (1) serius melaksanakan tugas
Tahun 2018. profesinya, (2) bangga dengan tugas
profesinya, ( 3) selalu menjaga dan
Proses pengembangan kinerja guru
berupaya meningkatkan kompetensinya,
(4) bekerja dengan sungguh tanpa harus
terbentuk dan terjadi dalam kegiatan diawasi, (5) menjaga nama baik
belajar mengajar di tempat mereka profesinya, (6) bersyukur atas imbalan
bekerja. Selain itu kinerja guru yang diperoleh dari profesinya. Hasil
dipengaruhi oleh hasil pembinaan dan Penelitian Tinadakan Sekolah (PTS)
supervisi kepala sekolah” (Pidarta, antara lain ; (1) Bimbingan berkelanjutan
1992:3). Pada pelaksanaan KTSP dapat meningkatkan motivasi guru
menuntut kemampuan baru pada guru dalam menyusun RPP dengan lengkap.
untuk dapat mengelola proses Guru menunjukkan keseriusan dalam
pembelajaran secara efektif dan efisien. memahami dan menyusun RPP apalagi
Tingkat produktivitas sekolah dalam setelah mendapatkan bimbingan
memberikan pelayanan-pelayanan pengembangan/penyusunan RPP dari
secara efisien kepada pengguna ( peserta peneliti. Informasi ini peneliti peroleh
didik, masyarakat ) akan sangat dari hasil pengamatan pada saat
tergantung pada kualitas gurunya yang mengadakan wawancara dan bimbingan
terlibat langsung dalam proses pengembangan/penyusunan RPP kepada
pembelajaran dan keefektifan mereka para guru (2) Bimbingan berkelanjutan
dalam melaksanakan tanggung jawab dapat meningkatkan kompetensi guru
individual dan kelompok. Perencanaan dalam menyusun RPP. Hal itu dapat
pembelajaran merupakan langkah yang dibuktikan dari hasil observasi
sangat penting sebelum pelaksanaan /pengamatan yang memperlihatkan
pembelajaran. Perencanaan yang matang bahwa terjadi peningkatan kompetensi
diperlukan supaya pelaksanaan guru dalam menyusun RPP dari siklus
pembelajaran berjalan secara efektif. ke siklus . Pada siklus I nilai rata-rata
Perencanaan pembelajaran dituangkan komponen RPP 69% dan pada siklus II
ke dalam Rencana Pelaksanaan 83%. Jadi, terjadi peningkatan 14% dari
Pembelajaran (RPP) atau beberapa siklus I.
istilah lain seperti desain pembelajaran,
skenario pembelajaran. RPP memuat Kata Kunci : Guru,Kompetensi Guru,
KD, indikator yang akan dicapai, materi Rencana Pembelajaran, Bimbingan
yang akan dipelajari, metode Berkelanjutan
pembelajaran, langkah pembelajaran,
media pembelajaran, dan sumber belajar PENDAHULUAN
serta penilaian.Guru harus mampu A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan investasi
berperan sebagai desainer (perencana),
dalam pengembangan sumber daya
implementor (pelaksana), dan evaluator
manusia dan dipandang sebagai
1
kebutuhan dasar bagi masyarakat yang Proses pengembangan kinerja guru
ingin maju. Komponen-komponen terbentuk dan terjadi dalam kegiatan
sistem pendidikan yang mencakup belajar mengajar di tempat mereka
sumber daya manusia dapat digolongkan bekerja. Selain itu kinerja guru
menjadi dua yaitu: tenaga kependidikan dipengaruhi oleh hasil pembinaan dan
guru dan nonguru . Menurut Undang- supervisi kepala sekolah” (Pidarta,
Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang 1992:3). Pada pelaksanaan KTSP
Sistem Pendidikan Nasional menuntut kemampuan baru pada guru
menyatakan, ”komponen-komponen untuk dapat mengelola proses
sistem pendidikan yang bersifat sumber pembelajaran secara efektif dan efisien.
daya manusia dapat digolongkan Tingkat produktivitas sekolah dalam
menjadi tenaga pendidik dan pengelola memberikan pelayanan-pelayanan
satuan pendidikan ( penilik, pengawas, secara efisien kepada pengguna ( peserta
peneliti dan pengembang pendidikan ).” didik, masyarakat ) akan sangat
Tenaga gurulah yang mendapatkan tergantung pada kualitas gurunya yang
perhatian lebih banyak di antara terlibat langsung dalam proses
komponen-komponen sistem pembelajaran dan keefektifan mereka
pendidikan. Besarnya perhatian terhadap dalam melaksanakan tanggung jawab
guru antara lain dapat dilihat dari individual dan kelompok.
banyaknya kebijakan khusus seperti
kenaikan tunjangan fungsional guru dan Direktorat Pembinaan SMA
sertifikasi guru. (2008:3) menyatakan ”kualitas
pendidikan sangat ditentukan
Usaha-usaha untuk mempersiapkan oleh kemampuan sekolah dalam
guru menjadi profesional telah banyak mengelola proses pembelajaran,
dilakukan. Kenyataan menunjukkan dan lebih khusus lagi adalah
bahwa tidak semua guru memiliki proses pembelajaran yang
kinerja yang baik dalam melaksanakan terjadi di kelas, mempunyai andil
tugasnya. “Hal itu ditunjukkan dengan dalam menentukan kualitas
kenyataan (1) guru sering mengeluh pendidikan konsekuensinya,
kurikulum yang berubah-ubah, (2) guru adalah guru harus
sering mengeluhkan kurikulum yang mempersiapkan (merencanakan )
syarat dengan beban, (3) seringnya siswa segala sesuatu agar proses
mengeluh dengan cara mengajar guru pembelajaran di kelas berjalan
yang kurang menarik, (4) masih belum dengan efektif”.
dapat dijaminnya kualitas pendidikan
sebagai mana mestinya” (Imron, Hal ini berarti bahwa guru
2000:5). sebagai fasilitator yang mengelola
proses pembelajaran di kelas
Berdasarkan kenyataan begitu berat mempunyai andil dalam menentukan
dan kompleksnya tugas serta peran guru kualitas pendidikan. Konsekuensinya
tersebut, perlu diadakan supervisi atau adalah guru harus mempersiapkan (
pembinaan terhadap guru secara terus merencanakan) segala sesuatu agar
menerus untuk meningkatkan proses pembelajaran di kelas berjalan
kinerjanya. Kinerja guru perlu dengan efektif.
ditingkatkan agar usaha membimbing
siswa untuk belajar dapat berkembang. Perencanaan pembelajaran
merupakan langkah yang sangat penting
sebelum pelaksanaan pembelajaran.
2
Perencanaan yang matang diperlukan Silabus dan RPP dikembangkan oleh
supaya pelaksanaan pembelajaran guru pada satuan pendidikan . Guru pada
berjalan secara efektif. Perencanaan satuan pendidikan berkewajiban
pembelajaran dituangkan ke dalam menyusun Silabus dan RPP secara
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran lengkap dan sistematis agar
(RPP) atau beberapa istilah lain seperti pembelajaran berlangsung secara
desain pembelajaran, skenario interaktif, inspiratif, menyenangkan,
pembelajaran. RPP memuat KD, menantang, memotivasi peserta didik
indikator yang akan dicapai, materi yang untuk berpartisipasi aktif, serta
akan dipelajari, metode pembelajaran, memberikan ruang yang cukup bagi
langkah pembelajaran, media prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
pembelajaran, dan sumber belajar serta sesuai dengan bakat, minat dan
penilaian. perkembangan fisik serta psikologis
peserta didik.
Guru harus mampu berperan sebagai
desainer (perencana), implementor Masalah yang terjadi di lapangan
(pelaksana), dan evaluator (penilai) masih ditemukan adanya guru (baik di
kegiatan pembelajaran. Guru merupakan sekolah negeri maupun swasta) yang
faktor yang paling dominan karena di tidak bisa memperlihatkan RPP yang
tangan gurulah keberhasilan dibuat dengan alasan ketinggalan di
pembelajaran dapat dicapai. Kualitas rumah,belum print dan bagi guru yang
mengajar guru secara langsung maupun sudah membuat RPP masih ditemukan
tidak langsung dapat mempengaruhi adanya guru yang belum melengkapi
kualitas pembelajaran pada umumnya. komponen tujuan pembelajaran dan
Seorang guru dikatakan profesional penilaian (soal, skor dan kunci jawaban),
apabila (1) serius melaksanakan tugas serta langkah-langkah kegiatan
profesinya, (2) bangga dengan tugas pembelajarannya masih dangkal. Soal,
profesinya, ( 3) selalu menjaga dan skor, dan kunci jawaban merupakan satu
berupaya meningkatkan kompetensinya, kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
(4) bekerja dengan sungguh tanpa harus Pada komponen penilaian ( penskoran
diawasi, (5) menjaga nama baik dan kunci jawaban) sebagian besar guru
profesinya, (6) bersyukur atas imbalan tidak lengkap membuatnya dengan
yang diperoleh dari profesinya. alasan sudah tahu dan ada di kepala.
Sedangkan pada komponen tujuan
Peraturan Pemerintah Nomor 19 pembelajaran, materi ajar, metode
Tahun 2005 tentang 8 Standar Nasional pembelajaran, dan sumber belajar
Pendidikan menyatakan standar proses sebagian besar guru sudah membuatnya.
merupakan salah satu SNP untuk satuan Masalah yang lain yaitu sebagian besar
pendidikan dasar dan menengah yang guru khususnya di sekolah swasta belum
mencakup: 1) Perencanaan proses mendapatkan pelatihan pengembangan
pembelajaran, 2) Pelaksanaan proses RPP. Selama ini guru-guru yang
pembelajaran, 3) Penilaian hasil mengajar di sekolah swasta
pembelajaran, 4) dan pengawasan proses sedikit/jarang mendapatkan kesempatan
pembelajaran. Perencanaan untuk mengikuti berbagai Diklat
pembelajaran meliputi Silabus dan Peningkatan Profesionalisme Guru
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dibandingkan sekolah negeri. Hal ini
(RPP). menyebabkan banyak guru yang belum
tahu dan memahami

3
penyusunan/pembuatan RPP secara 4. RPP yang dibuat guru komponennya
baik/lengkap. Beberapa guru belum lengkap/ tajam khususnya
mengadopsi RPP orang lain. Hal ini pada komponen langkah-langkah
peneliti ketahui pada saat mengadakan pembelajaran dan penilaian.
supervisi akademik (supervisi kunjungan 5. Guru banyak yang mengadopsi RPP
kelas) ke sekolah binaan. Permasalahan orang lain.
tersebut berpengaruh besar terhadap
pelaksanaan proses pembelajaran. Dari lima masalah yang
Dengan keadaan demikian, peneliti diidentifikasikan di atas, masalahnya
sebagai pembina sekolah berusaha dibatasi menjadi:
untuk memberi bimbingan berkelanjutan
1. Guru belum paham dalam
pada guru dalam menyusun RPP secara
menyusun RPP.
lengkap sesuai dengan tuntutan pada
2. RPP yang dibuat guru belum
standar proses dan standar penilaian
lengkap.
yang merupakan bagian dari standar
nasional pendidikan. Hal itu juga sesuai Berdasarkan latar belakang,
dengan Tupoksi peneliti sebagai identifikasi, dan pembatasan masalah di
pengawas sekolah berdasarkan atas, diajukan rumusan masalah sebagai
Permendiknas No.12 Tahun 2007 berikut.
tentang enam standar kompetensi
pengawas sekolah yang salah satunya “Apakah dengan bimbingan
adalah supervisi akademik yaitu berkelanjutan akan dapat
membina guru.Rencana Pelaksanaan meningkatkan kompetensi guru
Pembelajaran harus dibuat agar kegiatan dalam menyusun RPP ?”
pembelajaran berjalan sistematis dan
mencapai tujuan pembelajaran. Tanpa Pemecahan Masalah/Tindakan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, 1. Peneliti mencoba untuk
biasanya pembelajaran menjadi tidak mengambil tindakan dengan
terarah. Oleh karena itu, guru harus memberi penjelasan dan
mampu menyusun RPP dengan lengkap bimbingan berkelanjutan serta
berdasarkan silabus yang disusunnya. arahan kepada guru tentang
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pentingnya seorang guru
sangat penting bagi seorang guru karena membuat RPP secara lengkap.
merupakan acuan dalam melaksanakan Dengan bimbingan berkelanjutan
proses pembelajaran. diharapkan guru termotivasi
Permasalah yang muncul dapat dalam menyusun RPP dengan
diidentifikasikan sebagai berikut. lengkap dan dapat digunakan
sebagai acuan atau panduan
1. Guru banyak yang belum paham dalam mengajar, agar SK dan KD
dan termotivasi dalam menyusun yang terdapat dalam standar isi
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dapat tersampaikan semua
dengan lengkap. karena sudah ada dalam RPP
2. Sebagian besar guru belum yang dibuat oleh guru. Untuk
mendapatkan pelatihan lebih jelasnya dapat dilihat pada
pengembangan KTSP. siklus pertama.
3. Ada guru yang tidak bisa
memperlihatkan RPP yang 2. Peneliti mencoba untuk melihat
dibuatnya dengan berbagai alasan. proses peningkatan kemampuan
4
guru dalam menyusun RPP c. Sebagai motivasi bagi
melalui instrument proses yang peneliti dalam membuat
telah dirancang yaitu berupa karya tulis ilmiah.
lembar observasi/pengamatan d. Hasil penelitian ini dapat
komponen RPP yang memuat digunakan oleh peneliti
sebelas komponen yaitu: 1) sebagai syarat untuk
identitas mata pelajaran, 2) kenaikan golongan ke- IV
standar kompetensi, 3) b.
kompetensi dasar, 4) indikator e. Dengan adanya
pencapaian kompetensi, 5) pengalaman menulis, dapat
tujuan pembelajaran, 6) materi memberikan bimbingan
ajar, 7) alokasi waktu, 8) metode kepada teman-teman
pembelajaran, 9) kegiatan Kepala Sekolah dan guru
pembelajaran, 10) sumber yang akan menulis.
belajar dan 11) penilaian hasil f. Hasil penelitian ini
belajar ( soal, skor dan kunci digunakan peneliti sebagai
jawaban ), untuk melihat evaluasi terhadap guru
apakah guru sudah membuat dalam menyusun RPP yang
RPP dengan lengkap. Hal itu selanjutnya akan digunakan
nanti akan dibuktikan dengan sebagai bahan pembinaan
melihat RPP yang dibuat oleh kepada guru di sekolah
guru. Terjadi peningkatan atau binaan.
tidak pada siklus ke-2. 2. Manfaat bagi sekolah
a. Akan berdampak adanya
Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) peningkatan administrasi
ini bertujuan untuk meningkatkan guru pada KBM yang lebih
kompetensi guru dalam menyusun lengkap.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
melalui bimbingan berkelanjutan di b. Dapat meningkatkan
SMP Negeri 3 Aimere, Kecamatan kualitas pendidikan
Aimere,Kabupaten Ngada. karena Standar
Kompetensi dan
Manfaast dari penelitian ini antara Kompetensi Dasar sudah
lain ; tersampaikan.
1. Manfaat bagi peneliti 3. Manfaat bagi guru
a. Meningkatkan kemampuan a. Dapat meningkatkan
profesionalisme peneliti kompetensi dalam
untuk melakukan penelitian membuat RPP dengan
tindakan sekolah sesuai lengkap serta menciptakan
dengan permasalahan yang kesadaran guru tentang
dihadapi di sekolah binaan tanggung jawabnya
peneliti. terhadap pelaksanaan
tugasnya.
b. Meningkatkan kemampuan
peneliti dalam menyusun b. Sebagai panduan dan
serta menulis laporan dan arahan dalam mengajar
artikel ilmiah. sehingga apa yang

5
diinginkan dalam standar Poerwadarminta ( dalam Suparlan
isi dapat tersampaikan. 2005:13) menyatakan, “guru adalah
orang yang kerjanya mengajar.” Dengan
4. Manfaat bagi siswa definisi ini, guru disamakan dengan
a. Adanya kesiapan belajar, pengajar. Pengertian guru ini hanya
keseriusan , keingintahuan, menyebutkan satu sisi yaitu sebagai
dan semangaat belajar pengajar, tidak termasuk pengertian guru
tinggi terhadap pelajaran. sebagai pendidik dan pelatih.
Selanjutnya Zakiyah Daradjat (dalam
b. Siswa lebih percaya diri
Suparlan 2005:13) menyatakan,” guru
dalam mengikuti proses
adalah pendidik profesional karena guru
pembelajaran sehingga
telah menerima dan memikul beban dari
tercapai target
orang tua untuk ikut mendidik anak-
kompetensinya.
anak.”
KAJIAN PUSTAKA
UU Guru dan Dosen Republik
A. Pengertian Guru Indonesia No.14 Tahun 2005 ”Guru
Secara etimologi ( asal usul kata), adalah pendidik profesional dengan
istilah ”Guru” berasal dari bahasa India tugas utama mendidik, mengajar,
yang artinya ” orang yang membimbing, mengarahkan, melatih,
mengajarkan tentang kelepasan dari menilai, dan mengevaluasi peserta didik
sengsara” Shambuan, Republika, ( pada pendidikan anak usia dini jalur
dalam Suparlan 2005:11). pendidikan formal, pendidikan dasar,
dan pendidikan menengah”.
Kemudian Rabindranath Tagore
(dalam Suparlan 2005:11) menggunakan Selanjutnya UU No.20 Tahun 2003
istilah Shanti Niketan atau rumah damai pasal 39 ayat 2 tentang sistem
untuk tempat para guru mengamalkan pendidikan nasional menyatakan,
tugas mulianya membangun spiritualitas ”pendidik merupakan tenaga profesional
anak-anak bangsa di India ( spiritual yang bertugas merencanakan dan
intelligence). melaksanakan proses pembelajaran,
menilai hasil pembelajaran, melakukan
Pengertian guru kemudian pembimbingan dan pelatihan, serta
menjadi semakin luas, tidak hanya melakukan penelitian dan pengabdian
terbatas dalam kegiatan keilmuan yang kepada masyarakat, terutama bagi
bersifat kecerdasan spiritual (spiritual pendidik pada perguruan tinggi.”
intelligence) dan kecerdasan intelektual
(intellectual intelligence), tetapi juga PP No.19 Tahun 2005 tentang
menyangkut kecerdasan kinestetik Standar Nasional Pendidikan
jasmaniah (bodily kinesthetic), seperti menyatakan, ”pendidik (guru) harus
guru tari, guru olah raga, guru senam dan memiliki kualifikasi akademik dan
guru musik. Dengan demikian, guru kompetensi sebagai agen pembelajaran,
dapat diartikan sebagai orang yang sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
tugasnya terkait dengan upaya kemampuan untuk mewujudkan tujuan
mencerdaskan kehidupan bangsa dalam pendidikan nasional.”
semua aspeknya, baik spiritual dan
Berdasarkan definisi di atas, dapat
emosional, intelektual, fisikal, maupun
disimpulkan bahwa guru adalah tenaga
aspek lainnya.
pendidik yang profesional dengan tugas
6
utama mendidik, mengajar, seseorang serta penerapannya di dalam
membimbing, mengarahkan, melatih, pekerjaan, sesuai dengan standar kinerja
menilai dan mengevaluasi peserta didik, yang dibutuhkan oleh lapangan.
dan bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran. Berdasarkan pendapat di atas dapat
disimpulkan kompetensi adalah sebagai
B. Standar Kompetensi Guru suatu kecakapan untuk melakukan
sesuatu pekerjaan berkat pengetahuan,
1. Pengertian Standar Kompetensi keterampilan ataupun keahlian yang
Guru dimiliki untuk melaksanakan suatu
pekerjaan.
Depdiknas (2004:4) kompetensi
diartikan, ”sebagai pengetahuan, Undang-Undang Guru dan Dosan
keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang No.14 Tahun 2005 Pasal 8 menyatakan,
direfleksikan dalam kebiasaan berpikir ” guru wajib memiliki kualifikasi
dan bertindak” . “Secara sederhana akademik, kompetensi, sertifikat
kompetensi diartikan seperangkat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta
kemampuan yang meliputi pengetahuan, memiliki kemampuan untuk
sikap, nilai dan keterampilan yang harus mewujudkan tujuan pendidikan
dikuasai dan dimiliki seseorang dalam nasional.” Dari rumusan di atas jelas
rangka melaksanakan tugas pokok, disebutkan pemilikan kompetensi oleh
fungsi dan tanggung jawab pekerjaan setiap guru merupakan syarat yang
dan/atau jabatan yang disandangnya” mutlak harus dipenuhi oleh guru.
(Nana Sudjana 2009:1). Dengan demikian, kompetensi yang
dimiliki oleh setiap guru akan
Nurhadi (2004:15) menyatakan,
menunjukkan kualitas guru yang
“kompetensi merupakan pengetahuan,
sebenarnya.
keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang
direfleksikan dalam kebiasaan berpikir Selanjutnya Pasal 10 menyebutkan
dan bertindak”. Selanjutnya menurut empat kompetensi yang harus dimiliki
para ahli pendidikan McAshan (dalam oleh guru yakni (1) kompetensi
Nurhadi 2004:16) menyatakan, pedagogik, (2) kompetensi kepribadian,
”kompetensi diartikan Sebagai (3) kompetensi sosial, dan (4)
pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi profesional. Kompetensi
kemampuan yang dikuasai seseorang tersebut akan terwujud dalam bentuk
sebagai pengetahuan,keterampilan, dan penguasaan pengetahuan, keterampilan,
kemampuan yang dikuasai seseorang maupun sikap profesional dalam
yang telah menjadi bagian dari dirinya, menjalankan fungsi sebagai guru.
sehingga dapat melakukan perilaku-
perilaku koqnitif, afektif, dan Berdasarkan beberapa definisi di atas
psikomotor dengan sebaik-baiknya.” dapat disimpulkan standar Kompetensi
guru adalah suatu pernyataan tentang
Kompetensi diartikan sebagai kriteria yang dipersyaratkan, ditetapkan
pengetahuan, keterampilan, dan nilai- dalam bentuk penguasaan perangkat
nilai dasar yang direfleksikan dalam kemampuan yang meliputi pengetahuan,
kebiasaan berfikir dan bertindak (Dalam sikap, nilai dan keterampilan bagi
Suparlan). Arti lain dari kompetensi seorang tenaga kependidikan sehingga
adalah spesifikasi dari pengetahuan, layak disebut kompeten. Standar
keterampilan, dan sikap yang dimiliki kompetensi guru dipilah ke dalam tiga
7
komponen yang kait- mengait, yakni: kompetensi guru untuk melakukan
1) pengelolaan pembelajaran, 2) evaluasi, pengembangan bahan ajar dan
pengembangan profesi, dan 3) sebagainya bagi tenaga kependidikan.
penguasaan akademik. Komponen
pertama terdiri atas empat kompetensi, C. Rencana Pelaksanaan
komponen kedua memiliki satu Pembelajaran
kompetensi, dan komponen ketiga
1. Pengertian Rencana Pelaksanaan
memiliki dua kompetensi. Dengan
Pembelajaran
demikian, ketiga komponen tersebut
secara keseluruhan meliputi tujuh Perencanaan proses pembelajaran
kompetensi dasar, yaitu: 1) meliputi silabus dan RPP. Silabus
penyusunan rencana pembelajaran, 2) merupakan sebagian sub-sistem
pelaksanaan interaksi belajar mengajar, pembelajaran yang terdiri dari atau yang
3) penilaian prestasi belajar peserta satu sama yang lain saling berhubungan
didik, 4) pelaksanaan tindak lanjut hasil dalam rangka mencapai tujuan. Hal
penilaian prestasi belajar peserta didik, penting yang berkaitan dengan
5) pengembangan profesi, 6) pembelajaran adalah penjabaran tujuan
pemahaman wawasan kependidikan, yang disusun berdasarkan indikator yang
dan 7) penguasaan bahan kajian ditetapkan.
akademik ( sesuai dengan mata pelajaran
yang diajarkan). Philip Combs ( dalam Kurniawati,
2009:66 ) menyatakan bahwa
Abdurrahman Mas’ud (dalam perencanaan program pembelajaran
Suparlan 2005:99) menyebutkan tiga merupakan suatu penetapan yang
kompetensi dasar yang harus dimiliki memuat komponen-komponen
guru, yakni: (1) menguasai materi atau pembelajaran secara sistematis. Analisis
bahan ajar, (2) antusiasme, dan ( 3) sistematis merupakan proses
penuh kasih sayang (loving) dalam perkembangan pendidikan yang akan
mengajar dan mendidik. mencapai tujuan pendidikan agar lebih
efektif dan efisien disusun secara logis,
2. Tujuan dan Manfaat Standar rasional, sesuai dengan kebutuhan siswa,
Kompetensi Guru sekolah, dan daerah (masyarakat).
Depdiknas (2004: 4) tujuan adanya Perencanaan program pembelajaran
Standar Kompetensi Guru adalah adalah hasil pemikiran, berupa
sebagai jaminan dikuasainya tingkat keputusan yang akan dilaksanakan .
kompetensi minimal oleh guru sehingga Selanjutnya Oemar Hakim (dalam
yang bersangkutan dapat melakukan Kurniawati 2009:74) menyatakan,
tugasnya secara profesional, dapat dibina ”bahwa perencanaan program
secara efektif dan efisien serta dapat pembelajaran pada hakekatnya
melayani pihak yang berkepentingan merupakan perencanaan program jangka
terhadap proses pembelajaran, dengan pendek untuk memperkirakan suatu
sebaik-baiknya sesuai bidang tugasnya. proyeksi tentang sesuatu yang akan
Adapun manfaat disusunnya standar dilakukan dalam kegiatan
kompetensi guru adalah sebagai acuan pembelajaran”.
pelaksanaan uji
Permendiknas No. 41 Tahun 2007
kompetensi,penyelenggaraan diklat, dan
menyatakan, “Rencana Pelaksanaan
pembinaan, maupun acuan bagi pihak
Pembelajaran (RPP) adalah rencana
yang berkepentingan terhadap
8
yang menggambarkan prosedur dan Peraturan Pemerintah Republik
pengorganisasian pembelajaran untuk Indonesia No. 19 (2005 pasal 20)
mencapai satu kompetensi dasar yang menyatakan bahwa, ”RPP minimal
ditetapkan dalam standar isi dan telah memuat sekurang-kurangnya lima
dijabarkan dalam silabus.” komponen yang meliputi: (1) tujuan
pembelajaran, (2) materi ajar, (3) metode
Berdasarkan pendapat di atas dapat pengajaran, (4) sumber belajar, dan (5)
disimpulkan bahwa perencanaan penilaian hasil belajar.”
pembelajaran adalah suatu upaya
menyusun perencanaan pembelajaran 3. Prinsip-Prinsip Penyusunan RPP
yang akan dilaksanakan dalam kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan Permendiknas No. 41 Tahun 2007
yang telah ditetapkan dalam kurikulum menyatakan dalam menyusun rencana
sesuai dengan kebutuhan siswa, sekolah, pelaksanaan pembelajaran harus
dan daerah. memperhatikan prinsip-prinsip sebagai
berikut: a) memperhatikan perbedaan
Dalam KTSP, guru bersama individu peserta didik, b) mendorong
warga sekolah berupaya menyusun partisipasi aktif peserta didik, c)
kurikulum dan perencanaan program mengembangkan budaya membaca dan
pembelajaran, meliputi: program menulis, d) memberikan umpan balik
tahunan, program semester, silabus, dan dan tindak lanjut, e) keterkaitan dan
rencana peleksanaan pembelajaran. keterpaduan, f) menerapkan teknologi
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran informasi dan komunikasi RPP .
dijabarkan dari silabus untuk
mengarahkan kegiatan belajar peserta 4. Langkah- langkah Menyusun RPP
didik dalam upaya mencapai
Langkah-langkah menyusun RPP
Kompetensi Dasar. RPP merupakan
adalah a) mengisi kolom identitas,
acuan guru dalam melaksanakan
pembelajaran untuk setiap KD. Oleh b) Menentukan alokasi waktu yang
karena itu, apa yang tertuang di dalam dibutuhkan untuk pertemuan yang telah
RPP memuat hal-hal yang langsung ditetapkan, c) Menentukan SK, KD, dan
berkaitan dengan aktivitas pembelajaran indikator yang akan digunakan yang
dalam upaya pencapaian penguasaan terdapat pada silabus yang telah disusun,
suatu KD. d) Merumuskan tujuan pembelajaran
berdasarkan SK, KD dan indikator yang
2.Komponen Rencana Pelaksanaan telah ditentukan, e) mengidentifikasi
Pembelajaran materi ajar berdasarkan materi
Menurut Permendiknas No. 41 Tahun pokok/pembelajaran yang terdapat
2007, komponen RPP terdiri dari a). dalam silabus, materi ajar merupakan
identitas mata pelajaran, (b) standar uraian dari materi pokok/pembelajaran,
kompetensi, (c) kompetensi dasar, (d) f) menentukan metode pembelajaran
indikator pencapaian kompetensi, (e) yang akan digunakan, g) merumuskan
tujuan pembelajaran, (f) materi ajar, (g) langkah-langkah yang terdiri dari
alokasi waktu , (h) metode pembelajaran, kegiatan awal, inti dan akhir. h)
(i) kegiatan pembelajaran meliputi: menentukan alat/bahan/sumber belajar
pendahuluan, inti, penutup. (j) sumber yang digunakan, i) menyusun kriteria
belajar, (k) penilaian hasil belajar penilaian, lembar pengamatan, contoh
meliputi: soal, skor dan kunci jawaban.
9
soal, teknik penskoran dan kunci http://eko13.wordpress.com )
jawaban menyatakan, ”bahwa bimbingan
dilakukan untuk meningkatkan
5. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan perwujudan diri individu.” Dapat
dalam Menyusun RPP dipahami bahwa bimbingan membantu
individu untuk mengaktualisasikan diri
Dalam penyusunan RPP perlu
dengan lingkungannya. Menurut Tim
memperhatikan hal sebagai berikut: (a)
Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia,
RPP disusun untuk setiap KD yang dapat
”bimbingan adalah petunjuk penjelasan
dilaksanakan dalam satu kali pertemuan
cara mengerjakan sesuatu, tuntutan.”
atau lebih, b) tujuan pembelajaran
menggambarkan proses dan hasil belajar Dari beberapa pengertian bimbingan
yang harus di capai oleh peserta didik di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
sesuai dengan kompetenrsi dasar, c) bimbingan adalah pemberian bantuan
tujuan pembelajaran dapat mencakupi kepada individu secara berkelanjutan
sejumlah indikator, atau satu tujuan dan sistematis yang dilakukan oleh
pembelajaran untuk beberapa indikator, seorang ahli yang telah mendapat latihan
yang penting tujuan pembelajaran harus khusus untuk itu,dimaksudkan agar
mengacu pada pencapaian indikator, d) individu dapat memahami dirinya,
Kegiatan pembelajaran (langkah- lingkungannya, serta dapat mengarahkan
langkah pembelajaran) dibuat setiap diri dan menyesuaikan diri dengan
pertemuan, bila dalam satu RPP terdapat lingkungan untuk dapat
3 kali pertemuan, maka dalam RPP mengembangkan potensi dirinya secara
tersebut terdapat 3 langkah optimal untuk kesejahteraan dirinya dan
pembelajaran, e). Bila terdapat lebih dari kesejahteraan masyarakat. Menurut
satu pertemuan untuk indikator yang Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia,
sama, tidak perlu dibuatkan langkah Edisi Kedua, ”berkelanjutan adalah
kegiatan yang lengkap untuk setiap berlangsung terus menerus,
pertemuannya. berkesinambungan.”
D. Bimbingan Berkelanjutan Berdasarkan pengertian bimbingan
dan berkelanjutan dapat ditarik suatu
Pengertian Bimbingan dan
kesimpulan bahwa bimbingan
berkelanjutan
berkelanjutan adalah pemberian
Frank Parson. 1951 (dalam RM bantuan yang diberikan seorang ahli
Fatihah http://eko13.wordpress.com) kepada seseorang atau individu secara
menyatakan, “bimbingan sebagai berkelanjutan berlangsung secara terus
bantuan yang diberikan kepada individu menerus untuk dapat mengembangkan
untuk dapat memilih, mempersiapkan potensi dirinya secara optimal dan
diri dan memangku suatu jabatan dan mendapat kemajuan dalam bekerja.
mendapat kemajuan dalam jabatan yang METODE PENELITIAN
dipilihnya.” Chiskon 1959 (dalam RM
Fatihah http://eko13.wordpress.com ) A. Setting Penelitian
menyatakan, “bimbingan membantu Setting dalam penelitian ini
individu untuk lebih mengenal berbagai meliputi: tempat penelitian, waktu
informasi tentang dirinya sendiri.” penelitian , jadwal penelitian, dan
siklus PTS sebagai berikut :
Berikutnya Bernard dan Fullmer
1969 (dalam RM Fatihah
10
1. Tempat Penelitian 2. Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Sekolah PTS ini dilaksanakan pada semester
dilaksanakan di salah satu sekolah satu tahun 2018 selama kurang lebih
binaan berstatus Negeri yaitu SMP satu setengah bulan mulai Agustus
Negeri 3 Aimere. Pemilihan sekolah sampai dengan Oktober 2018.
tersebut bertujuan untuk meningkatkan
kompetensi guru dalam menyusun 3. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
rencana perlaksanaan pembelajaran Jadwal pelaksanaan penelitian
(RPP) dengan lengkap. seperti pada tabel berikut.

No. Kegiatan Waktu

1. Membuat proposal 24 s.d. 25 Agustus 2018

2. Merevisi proposal 27 s.d. 29 Agustus 2018

3. Melaksanakan PTS 30 Agustus s.d. 25 September 2018

4. Membuat laporan PTS 26 s.d. 29 September 2018

5. Mempresentasikan hasil PTS 6 Oktober 2018

4. Siklus Penelitian E. Teknik dan Alat Pengumpulan


Data
Penelitian Tindakan Sekolah
dilaksanakan melalui dua siklus 1. Teknik
untuk melihat peningkatan
kompetensi guru dalam menyusun Teknik pengumpulan data dalam
Rencana Pelaksanaan penelitian ini adalah wawancara,
Pembelajaran (RPP ). observasi, dan diskusi.

B. Persiapan Penelitian Tindakan a. Wawancara dipergunakan untuk


Sekolah mendapatkan data atau
informasi tentang pemahaman
Sebelum PTS dilaksanakan, dibuat guru terhadap RPP.
berbagai input instrument yang b. Observasi dipergunakan untuk
digunakan untuk mendapatkan mengumpulkan data dan
data dan informasi. mengetahui kompetensi guru
dalam menyusun Rencana
C. Subjek Penelitian Pelaksanaan Pembelajaran
dengan lengkap.
Yang menjadi subyek dalam PTS ini
c. Diskusi dilakukan antara peneliti
adalah guru SMP Negeri 3 Aimere.
dengan guru.
D. Sumber Data
2. Alat Pengumpulan Data
Sumber data dalam PTS ini adalah
Alat pengumpulan data dalam
rencana pelaksanaan pembelajaran yang
PTS ini sebagai berikut.
sudah dibuat guru.

11
a. Wawancara menggunakan Penelitian ini bertujuan untuk
panduan wawancara untuk mendeskripsikan kesulitan-kesulitan
mengetahui kemampuan yang dialami oleh guru dalam menyusun
awal yang dimiliki guru RPP. Selanjutnya peneliti memberikan
tentang Rencana alternatif atau usaha guna meningkatkan
Pelaksanaan Pembelajaran. kemampuan guru dalam membuat
rencana pelaksanaan pembelajaran.
b. Observasi menggunakan
lembar observasi untuk Hal-hal penting yang harus
mengetahui komponen RPP diperhatikan dalam Penelitian Tindakan
yang telah dibuat dan yang Sekolah, menurut Sudarsono, F.X,
belum dibuat oleh guru . (1999:2) yakni:

c. Diskusi dilakukan dengan 1. Rencana : Tindakan apa yang


maksud untuk sharing akan dilakukan untuk
pendapat antara peneliti meningkatkan
dengan guru. kompetensi guru
dalam menyusun RPP
F. Prosedur Penelitian secara lengkap.
Solusinya yaitu
Penelitian ini berbentuk Penelitian dengan melakukan : a)
Tindakan Sekolah (School Action wawancara dengan
Research), yaitu sebuah penelitian yang guru dengan
merupakan kerjasama antara peneliti dan menyiapkan lembar
guru, dalam meningkatkan kemampuan wawancara, b) Diskusi
guru agar menjadi lebih baik dalam dalam suasana yang
menyusun rencana pelaksanaan menyenangkan dan c)
pembelajaran Metode yang digunakan memberikan
dalam penelitian ini adalah metode bimbingan dalam
deskriptif, dengan menggunakan teknik menyusun RPP secara
persentase untuk melihat peningkatan lengkap.
yang terjadi dari siklus ke siklus.
”Metode deskriptif dapat diartikan 2. Pelaksanaan: Apa yang dilakukan
sebagai prosedur pemecahan masalah oleh peneliti sebagai
yang diselidiki dengan upaya meningkatkan
menggambarkan/melukiskan keadaan kompetensi guru
subjek/objek penelitian (seseorang, dalam menyusun RPP
lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada yang lengkap yaitu
saat sekarang berdasarkan fakta-fakta dengan memberikan
yang tampak atau sebagaimana adanya bimbingan
(Nawawi, 1985:63). Dengan metode ini berkelanjutan pada
peneliti berupaya menjelaskan data yang guru sekolah binaan .
peneliti kumpulkan melalui komunikasi
langsung atau wawancara, 3. Observasi: Peneliti melakukan
observasi/pengamatan, dan diskusi pengamatan terhadap
yang berupa persentase atau angka- RPP yang telah dibuat
angka. untuk memotret
seberapa jauh
kemampuan guru
12
dalam menyusun RPP melaksanakan revisi
dengan lengkap, hasil atau perbaikan
atau dampak dari terhadap RPP yang
tindakan yang telah telah disusun agar
dilaksanakan oleh guru sesuai dengan rencana
dalam mencapai awal yang mungkin
sasaran. saja masih bisa sesuai
dengan yang peneliti
Selain itu juga peneliti inginkan.
mencatat hal-hal yang
terjadi dalam Prosedur penelitian adalah suatu
pertemuan dan rangkaian tahap-tahap penelitian dari
wawancara. Rekaman awal sampai akhir. Penelitian ini
dari pertemuan dan merupakan proses pengkajian sistem
wawancara akan berdaur sebagaimana kerangka berpikir
digunakan untuk yang dikembangkan oleh Suharsimi
analisis dan komentar Arikunto dkk. Prosedur ini mencakup
kemudian. tahap-tahap: (1) perencanaan, (2)
pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4)
4. Refleksi: Peneliti mengkaji, refleksi. Keempat kegiatan tersebut
melihat, dan saling terkait dan secara urut membentuk
mempertimbangkan sebuah siklus. Penelitian Tindakan
hasil atau dampak dari Sekolah merupakan penelitian yang
tindakan yang telah bersiklus, artinya penelitian dilakukan
dilakukan. secara berulang dan berkelanjutan
Berdasarkan hasil dari sampai tujuan penelitian dapat tercapai.”
refleksi ini, peneliti Alur PTS dapat dilihat pada
bersama guru Gambar berikut :
Perencanaan Pelaksanaan
Permasalahan
tindakan I

Refleksi I Pengamatan/
pengumpulan data I

Permasalahan baru
hasil refleksi Perencanaan Pelaksanaan
tindakan II

Refleksi II Pengamatan/
Apabila pengumpulan data II
permasalahan belum
terselesaikan Dilanjutkan ke siklus
berikutnya

Gambar Alur Penelitian Tindakan Kelas

13
G. Rencana Pelaksanaan kedua,
mengumpulkan, dan
Rencana pelaksanaan dilakukan melakukan
dalam dua siklus yaitu: pembimbingan
penyusunan RPP.
1. Siklus Pertama (Siklus I )
b) Peneliti melaksanakan
a) Peneliti merencanakan
tindakan sesuai
tindakan pada siklus I
dengan rencana pada
(membuat
siklus II.
format/instrumen
c) Peneliti melakukan
wawancara, penilaian
observasi/pengamatan
RPP, rekapitulasi hasil
terhadap RPP yang
penyusunan RPP).
telah dibuat guru.
b) Peneliti memberi
d) Peneliti melakukan
kesempatan kepada
perbaikan atau revisi
guru untuk
penyusunan RPP.
mengemukakan
e) Peneliti dan guru
kesulitan atau
melakukan refleksi.
hambatan dalam
menyusun Rencana H. Indikator Pencapaian Hasil
Pelaksanaan
Pembelajaran. Peneliti mengharapkan secara rinci
c) Peneliti menjelaskan indikator pencapaian hasil paling
kepada guru tentang rendah 78 % guru membuat
pentingnya RPP kesebelas komponen Rencana
dibuat secara lengkap. Pelaksanaan Pembelajaran sebagai
d) Peneliti memberikan berikut.
bimbingan dalam
pengembangan RPP. 1. Komponen identitas mata
e) Peneliti melakukan pelajaran diharapkan
observasi/pengamatan ketercapaiannya 100%.
terhadap RPP yang 2. Komponen standar kompetensi
telah dibuat guru. diharapkan ketercapaiannya
f) Peneliti melakukan 85%.
revisi atau perbaikan 3. Komponen kompetensi dasar
penyusunan rencana diharapkan ketercapaiannya
pelaksanaan 85%.
pembelajaran yang 4. Komponen indikator pencapaian
lengkap. kompetensi diharapkan
g) Peneliti dan guru ketercapaiannya 75%.
melakukan refleksi. 5. Komponen tujuan pembelajaran
2. Siklus Kedua (Siklus II) diharapkan ketercapaiannya
a) Peneiti merencanakan 75%.
tindakan pada siklus II 6. Komponen materi pembelajaran
yang mendasarkan diharapkan kecercapaian 75%.
pada revisi/perbaikan 7. Komponen alokasi waktu
pada siklus I, seperti diharapkan ketercapaiannya
menugasi guru 75%.
menyusun RPP yang
14
8. Komponen metode pembelajaran komponen langkah-langkah kegiatan
diharapkan kecercapaiannya pembelajaran masih kurang tajam,
75%. interaktif, inspiratif, menantang, dan
9. Komponen langkah-langkah sistematis.
kegiatan pembelajaran
diharapkan ketercapaiannya Dilihat dari segi kompetensi guru,
70%. terjadi peningkatan dalam menyusun
10. Komponen sumber belajar Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dari
diharapkan ketercapaiannya siklus ke siklus . Hal itu dapat dilihat
70%. pada lampiran Rekapitulasi Hasil
11. Komponen penilaian (soal, Penyusunan RPP dari Siklus ke Siklus
pedoman penskoran, kunci (Lampiran 4).
jawaban) diharapkan
Siklus I (Pertama)
ketercapaiannya 75%.
Siklus pertama terdiri dari empat tahap
HASIL DAN PEMBAHASAN yakni: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan,
PENELITIAN (3) observasi, dan (4) refleksi seperti
A. Deskripsi Hasil Penelitian berikut ini.
Dari hasil wawancara terhadap
1. Perencanaan ( Planning )
delapan orang guru, peneliti memperoleh
informasi bahwa semua guru (duabelas a. Membuat lembar wawancara
orang) belum tahu kerangka penyusunan b. Membuat format/instrumen
RPP, hanya sekolah yang memiliki penilaian RPP
dokumen standar proses (satu buah), c. Membuat format rekapitulasi
hanya dua orang guru yang pernah hasil penyusunan RPP siklus I dan
mengikuti pelatihan pengembangan II
RPP, umumnya guru mengadopsi dan d. Membuat format rekapitulasi
mengadaptasi RPP, kebanyakan guru hasil penyusunan RPP dari siklus
tidak tahu dan tidak paham menyusun ke siklus
RPP secara lengkap, mereka setuju
bahwa guru harus menggunakan RPP 2. Pelaksanaan (Acting)
dalam melaksanakan proses
pembelajaran yang dapat dijadikan Pada saat awal siklus pertama
acuan/pedoman dalam proses indikator pencapaian hasil dari setiap
pembelajaran. Selain itu, kebanyakan komponen RPP belum sesuai/tercapai
guru belum tahu dengan komponen- seperti rencana/keinginan peneliti.
komponen RPP secara lengkap. Hal itu dibuktikan dengan masih
adanya komponen RPP yang belum
Berdasarkan hasil observasi dibuat oleh guru. Sebelas komponen
peneliti terhadap delapan RPP yang RPP yakni: 1) identitas mata
dibuat guru (khusus pada siklus I), pelajaran, 2) standar kompetensi, 3)
diperoleh informasi/data bahwa masih kompetensi dasar, 4) indikator
ada guru yang tidak melengkapi RPP- pencapaian kompetensi, 5) tujuan
nya dengan komponen dan sub- pembelajaran, 6) materi ajar, 7)
subkomponen RPP tertentu, misalnya alokasi waktu, 8) metode
komponen indikator dan penilaian hasil pembelajaran, 9) langkah-langkah
belajar (pedoman penskoran dan kunci kegiatan pembelajaran, 10) sumber
jawaban). Rumusan kegiatan siswa pada belajar, 11) penilaiaan hasil belajar (
15
soal, pedoman penskoran, dan kunci RPP, tapi masih ada guru yang keliru
jawaban). Hasil observasi pada siklus dalam menentukan kegiatan siswa
kesatu dapat dideskripsikan berikut dalam langkah-langkah kegiatan
ini: pembelajaran dan metode
pembelajaran, serta tidak memilah/
Observasi dilaksanakan Selasa, 31 menguraikan materi pembelajaran
Agustus 2017, terhadap delapan dalam sub-sub materi. Untuk
orang guru. Semuanya menyusun komponen penilaian hasil belajar,
RPP, tapi masih ada guru yang belum dapat dikemukakan sebagai berikut.
melengkapi RPP-nya baik dengan
komponen maupun sub-sub - Satu orang keliru dalam
komponen RPP tertentu. Satu orang menentukan teknik dan bentuk
tidak melengkapi RPP-nya dengan instrumennya.
komponen indikator pencapaian - Satu orang keliru dalam
kompetensi. Untuk komponen menentukan bentuk instrumen
penilaian hasil belajar, dapat berdasarkan teknik penilaian yang
dikemukakan sebagai berikut. dipilih.
- Dua orang kurang jelas dalam
- Satu orang tidak melengkapinya menentukan pedoman penskoran.
dengan teknik dan bentuk - Satu orang tidak menuliskan
instrumen. rumus perolehan nilai siswa.
- Satu orang tidak melengkapinya Selanjutnya mereka dibimbing dan
dengan teknik, bentuk instumen, disarankan untuk melengkapinya.
soal, pedoman penskoran, dan
kunci jawaban. i. Pembahasan
- Dua orang tidak melengkapinya Penelitian Tindakan Sekolah
dengan teknik, pedoman dilaksanakan di SMP Negeri 3 Aimere
penskoran, dan kunci jawaban. yang merupakan sekolah binaan peneliti
- Satu orang tidak melengkapinya berstatus Negeri, terdiri atas Dua Belas
dengan soal, pedoman penskoran, guru, dan dilaksanakan dalam dua siklus.
dan kunci jawaban.
- Satu orang tidak melengkapinya Keduabelas guru tersebut
dengan pedoman penskoran dan menunjukkan sikap yang baik dan
kunci jawaban. termotivasi dalam menyusun RPP
Selanjutnya mereka dibimbing dengan lengkap. Hal ini peneliti ketahui
dan disarankan untuk dari hasil pengamatan pada saat
melengkapinya. melakukan wawancara dan bimbingan
Siklus II (Kedua) penyusunan RPP.

Siklus kedua juga terdiri dari empat Selanjutnya dilihat dari


tahap yakni: (1) perencanaan, (2) kompetensi guru dalam menyusun RPP,
pelaksanaan, (3) observasi, dan (4) terjadi peningkatan dari siklus ke siklus.
refleksi. Hasil observasi pada siklus
1. Komponen Identitas Mata
kedua dapat dideskripsikan berikut
Pelajaran
ini:
Pada siklus pertama semua guru
Observasi dilaksanakan Selasa, 21 (delapan orang) mencantumkan
September 2018, terhadap duabelas identitas mata pelajaran dalam RPP-
orang guru. Semuanya menyusun nya (melengkapi RPP-nya dengan

16
identitas mata pelajaran). Jika terjadi peningkatan 13% dari siklus
dipersentasekan, 84%. Lima orang I.
guru mendapat skor 3 (baik) dan tiga
orang mendapat skor 4 (sangat 4. Komponen Indikator Pencapaian
baik). Pada siklus kedua kedelapan Kompetensi
guru tersebut mencantumkan
Pada siklus pertama tujuh orang
identitas mata pelajaran dalam RPP-
guru mencantumkan indikator
nya. Semuanya mendapat skor 4
pencapaian kompetensi dalam RPP-
(sangat baik). Jika dipersentasekan,
nya (melengkapi RPP-nya dengan
100%, terjadi peningkatan 16% dari
indikator pencapaian kompetensi).
siklus I. Sedangkan satu orang tidak
2. Komponen Standar Kompetensi mencantumkan/melengkapinya.
Pada siklus pertama semua guru Jika dipersentasekan, 56%. Dua
(delapan orang) mencantumkan orang guru masing-masing
standar kompetensi dalam RPP-nya mendapat skor 1 dan 2 (kurang baik
(melengkapi RPP-nya dengan dan cukup baik). Empat orang guru
standar kompetensi). Jika mendapat skor 3 (baik). Pada siklus
dipersentasekan, 81%. Masing- kedua kedelapan guru tersebut
masing satu orang guru mendapat mencantumkan indikator
skor 1, 2, dan 3 (kurang baik, cukup pencapaian kompetensi dalam RPP-
baik, dan baik). Lima orang guru nya. Tujuh orang mendapat skor 3
mendapat skor 4 (sangat baik). Pada (baik) dan satu orang mendapat skor
siklus kedua kedelapan guru 4 (sangat baik). Jika
tersebut mencantumkan standar dipersentasekan, 78%, terjadi
kompetensi dalam RPP-nya. Dua peningkatan 22% dari siklus I.
orang mendapat skor 3 (baik) dan
5. Komponen Tujuan Pembelajaran
enam orang mendapat skor 4 (sangat
Pada siklus pertama semua guru
baik). Jika dipersentasekan, 94%,
(delapan orang) mencantumkan
terjadi peningkatan 13% dari siklus
tujuan pembelajaran dalam RPP-nya
I.
(melengkapi RPP-nya dengan
3. Komponen Kompetensi Dasar tujuan pembelajaran). Jika
Pada siklus pertama semua guru dipersentasekan, 63%. Satu orang
(delapan orang) mencantumkan guru mendapat skor 1 (kurang baik),
kompetensi dasar dalam RPP-nya dua orang mendapat skor 2 (cukup
(melengkapi RPP-nya dengan baik), dan lima orang mendapat
kompetensi dasar). Jika skor 3 (baik). Pada siklus kedua
dipersentasekan, 81%. Satu orang kedelapan guru tersebut
guru masing-masing mendapat skor mencantumkan tujuan pembelajaran
1, 2, dan 3 (kurang baik, cukup baik, dalam RPP-nya. Lima orang
dan baik). Lima orang guru mendapat skor 3 (baik) dan tiga
mendapat skor 4 (sangat baik). Pada orang mendapat skor 4 (sangat
siklus kedua kedelapan guru baik). Jika dipersentasekan, 84%,
tersebut mencantumkan kompetensi terjadi peningkatan 21% dari siklus
dasar dalam RPP-nya. Dua orang I.
mendapat skor 3 (baik) dan enam
orang mendapat skor 4 (sangat
baik). Jika dipersentasekan, 94%,
17
6. Komponen Materi Ajar (sangat baik). Pada siklus kedua
kedelapan guru tersebut
Pada siklus pertama semua guru mencantumkan metode
(delapan orang) mencantumkan pembelajaran dalam RPP-nya. Satu
materi ajar dalam RPP-nya orang mendapat skor 2 (cukup baik),
(melengkapi RPP-nya dengan enam orang mendapat skor 3 (baik),
materi ajar). Jika dipersentasekan, dan satu orang mendapat skor 4
66%. Satu orang guru masing- (sangat baik). Jika dipersentasekan,
masing mendapat skor 1 dan 4 75%, terjadi peningkatan 3% dari
(kurang baik dan sangat baik), dua siklus I.
orang mendapat skor 2 (cukup baik),
dan empat orang mendapat skor 3 9. Komponen Langkah-Langkah
(baik). Pada siklus kedua kedelapan Kegiatan Pembelajaran
guru tersebut mencantumkan materi Pada siklus pertama semua guru
ajar dalam RPP-nya. Enam orang (delapan orang) mencantumkan
mendapat skor 3 (baik) dan dua langkah-langkah kegiatan
orang mendapat skor 4 (sangat pembelajaran dalam RPP-nya
baik). Jika dipersentasekan, 81%, (melengkapi RPP-nya dengan
terjadi peningkatan 15% dari siklus langkah-langkah kegiatan
I. pembelajaran). Jika
dipersentasekan, 53%. Tujuh orang
7. Komponen Alokasi Waktu guru mendapat skor 2 (cukup baik),
sedangkan satu orang mendapat
Pada siklus pertama semua guru
skor 3 (baik). Pada siklus kedua
(delapan orang) mencantumkan
kedelapan guru tersebut
alokasi waktu dalam RPP-nya
mencantumkan langkah-langkah
(melengkapi RPP-nya dengan
kegiatan pembelajaran dalam RPP-
alokasi waktu). Semuanya
nya. Satu orang mendapat skor 2
mendapat skor 3 (baik). Jika
(cukup baik) dan tujuh orang
dipersentasekan, 75%. Pada siklus
mendapat skor 3 (baik). Jika
kedua kedelapan guru tersebut
dipersentasekan, 72%, terjadi
mencantumkan alokasi waktu dalam
peningkatan 19% dari siklus I.
RPP-nya. Tiga orang mendapat skor
3 (baik) dan lima orang mendapat 10. Komponen Sumber Belajar
skor 4 (sangat baik). Jika
dipersentasekan, 91%, terjadi Pada siklus pertama semua guru
peningkatan 16% dari siklus I. (delapan orang) mencantumkan
sumber belajar dalam RPP-nya
8. Komponen Metode Pembelajaran (melengkapi RPP-nya dengan
sumber belajar). Jika
Pada siklus pertama semua guru
dipersentasekan, 66%. Tiga orang
(delapan orang) mencantumkan
guru mendapat skor 2 (cukup baik),
metode pembelajaran dalam RPP-
sedangkan lima orang mendapat
nya (melengkapi RPP-nya dengan
skor 3 (baik). Pada siklus kedua
metode pembelajaran). Jika
kedelapan guru tersebut
dipersentasekan, 72%. Dua orang
mencantumkan sumber belajar
guru mendapat skor 2 (cukup baik),
dalam RPP-nya. Dua orang
lima orang mendapat skor 3 (baik),
mendapat skor 2 (cukup baik) dan
dan satu orang mendapat skor 4
enam orang mendapat skor 3 (baik).
18
Jika dipersentasekan, 69%, terjadi KESIMPULAN DAN SARAN
peningkatan 3% dari siklus I.
A. Kesimpulan
11. Komponen Penilaian Hasil Berdasarkan hasil Penelitian
Belajar Tinadakan Sekolah (PTS) dapat
disimpulkan sebagai berikut.
Pada siklus pertama semua guru
(delapan orang) mencantumkan 1. Bimbingan berkelanjutan dapat
penilaian hasil belajar dalam RPP- meningkatkan motivasi guru
nya meskipun sub-sub dalam menyusun RPP dengan
komponennya (teknik, bentuk lengkap. Guru menunjukkan
instrumen, soal), pedoman keseriusan dalam memahami
penskoran, dan kunci jawabannya dan menyusun RPP apalagi
kurang lengkap. Jika setelah mendapatkan bimbingan
dipersentasekan, 56%. Dua orang pengembangan/penyusunan
guru masing-masing mendapat skor RPP dari peneliti. Informasi ini
1 dan 3 (kurang baik dan baik), tiga peneliti peroleh dari hasil
orang mendapat skor 2 (cukup pengamatan pada saat
baik), dan satu orang mendapat skor mengadakan wawancara dan
4 (sangat baik). Pada siklus kedua bimbingan
kedelapan guru tersebut pengembangan/penyusunan
mencantumkan penilaian hasil RPP kepada para guru.
belajar dalam RPP-nya meskipun 2. Bimbingan berkelanjutan dapat
ada guru yang masih keliru dalam meningkatkan kompetensi guru
menentukan teknik dan bentuk dalam menyusun RPP. Hal itu
penilaiannya. Tujuh orang dapat dibuktikan dari hasil
mendapat skor 3 (baik) dan satu observasi /pengamatan yang
orang mendapat skor 4 (sangat memperlihatkan bahwa terjadi
baik). Jika dipersentasekan, 78%, peningkatan kompetensi guru
terjadi peningkatan 22% dari siklus dalam menyusun RPP dari siklus
I. Berdasarkan pembahasan di atas ke siklus . Pada siklus I nilai rata-
terjadi peningkatan kompetensi guru rata komponen RPP 69% dan
dalam menyusun RPP. Pada siklus I pada siklus II 83%. Jadi, terjadi
nilai rata-rata komponen RPP 69%, peningkatan 14% dari siklus I.
pada siklus II nilai rata-rata B. Saran
komponen RPP 83%, terjadi Telah terbukti bahwa dengan
peningkatan 14%. bimbingan berkelanjutan dapat
meningkatkan motivasi dan
Untuk mengetahui lebih jelas kompetensi guru dalam menyusun
peningkatan setiap komponen RPP, RPP. Oleh karena itu, peneliti
dapat dilihat pada lampiran menyampaikan beberapa saran
Rekapitulasi Hasil Penyusunan RPP sebagai berikut.
dari Siklus ke Siklus SMP Tunas
Harapan Sebawi (Lampiran 4). 1. Motivasi yang sudah tertanam
khususnya dalam penyusunan
RPP hendaknya terus
dipertahankan dan ditingkatkan/
dikembangkan .

19
2. RPP yang disusun/dibuat 2009. Petunjuk Teknis
hendaknya mengandung Pembuatan Laporan Penelitian
komponen-komponen RPP Tindakan Sekolah Sebagai
secara lengkap dan baik karena Karya Tulis Ilmiah Dalam
RPP merupakan acuan/pedoman Kegiatan Pengembangan
dalam melaksanakan Profesi Pengawas Sekolah.
pembelajaran. Jakarta.
3. Dokumen RPP hendaknya
dibuat minimal dua rangkap, Fatihah, RM . 2008. Pengertian
satu untuk arsip sekolah dan konseling
satunya lagi untuk pegangan guru (Http://eko13.wordpress.com,
dalam melaksanakan proses diakses 19 Maret 2009).
pembelajaran.
Daradjat, Zakiyah. 1980. Kepribadian
Guru. Jakarta: Bulan Bintang.
DAFTAR PUSTAKA
Imron, Ali. 2000. Pembinaan Guru Di
Dewi, Kurniawati Eni . 2009. Indonesia. Malang: Pustaka Jaya.
Pengembangan Bahan Ajar
Kemendiknas. 2010. Penelitian
Bahasa Dan Sastra Indonesia
Tindakan Sekolah. Jakarta.
Dengan Pendekatan Tematis.
Tesis. Surakarta: Program Kumaidi. 2008. Sistem Sertifikasi
Pascasarjana Universitas (http://massofa.wordpress.com
Sebelas Maret. diakses 10 Agustus 2009).
Depdiknas. 2003. UU RI No. 20 Tahun Nawawi, Hadari. 1985. Metode
2003 tentang Sistem Penelitian Bidang Sosial.
Pendidikan Nasional. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Jakarta: Depdiknas.
Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004. Jakarta:
2004. Standar Kompetensi Guru
PT Gramedia Widiasarana
Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.
Indonesia.
2005. UU RI No. 14 Tahun
Pidarta, Made . 1992. Pemikiran Tentang
2005 tentang Guru dan Dosen.
Supervisi Pendidikan. Jakarta:
Jakarta: Depdiknas.
Bumi Aksara.
2005. Standar Nasional
Pendidikan. Jakarta: Depdiknas. Sudjana, Nana. 2009. Standar
Kompetensi Pengawas Dimensi
2007. Permendiknas RI No. 41 dan Indikator. Jakarta :
Tahun 2007a tentang Standar Binamitra Publishing.
Proses. Jakarta: Depdiknas.
Suharjono. 2003. Menyusun Usulan
2007. Permendiknas RI No. 12 Penelitian. Jakarta: Makalah Disajikan
Tahun 2007b tentang Standar pada Kegiatan Pelatihan
Pengawas Sekolah/Madrasah. Tehnis Tenaga Fungsional Pengawas.
Jakarata: Depdiknas. Suparlan. 2005. Menjadi Guru Efektif.
Yogyakarta: Hikayat
Publishing.
20
2006. Guru Sebagai Profesi.
Yogyakarta: Hikayat
Publishing.
Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Edisi kedua

21

Anda mungkin juga menyukai