Anda di halaman 1dari 18

BAGIAN ILMU PSIKIATRI LAPORAN KASUS

FAKULTAS KEDOKTERAN OKTOBER 2018


UNIVERSITAS PATTIMURA

SKIZOFRENIA

Disusun oleh:

Chelsea B. Frabes

2017 – 84 – 045

Pembimbing:

dr. David Santoso, Sp.KJ

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


PADA BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KEJIWAAN (PSIKIATRI)
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2018
LAPORAN KASUS

A. Identitas

Nama : Nn. JCR

Tanggal ahir (umur) : 19-01-1999 (19 tahun)

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : Hunuth

Agama : Kristen Protestan

Pekerjaan : Mahasiswa

Status Pernikahan : Belum menikah

Ruangan : Klinik jiwa RSKD Provinsi Maluku

Tanggal kontrol : 27/10/2018

B. Riwayat psikiatri

Autoaamnesis dan alloanamnesis, tanggal 27 Oktober 2018

a. Keluhan utama:

Marah-marah

b. Riwayat penyakit sekarang:

Pasien perempuan dibawa ke Klinik Jiwa RSKD Provinsi Maluku untuk kesekian

kalinya oleh ibu kandungnya karena pasien marah-marah tanpa sebab kepada anak-ank

yang berkeliaran di sekitar rumahnya. Keluhan ini sudah dialami sekitar 1 minggu

sebelum pasien kontrol ke klinik jiwa. Pasien sudah putus obat selama 5 bulan. Keluhan

lain yaitu, pasien sering bicara sendiri, tidak dapat tidur di malam hari, bila tidak tidur di

malam hari, pasien nampak komat-kamit di tempat tidur dan memukul-mukul tembok,
pasien sering berjalan keluar rumah tanpa tujuan yang jelas, tidak lagi melakukan

hobinya yaitu membaca buku, pasien sering bicara mengenai kunjungan Albert Einstein

ke rumahnya untuk memberikan mahkota professor muda untuknya dan mereka sedang

berdiskusi tentang penelitian mengenai DNA dan IQ manusia, kadang pasien mengatakan

ia adalah Miss Universe yang pernah menjadi model majalah USA dan pergi ke Kenya

untuk kegiatan bersama WHO dan APEC serta UNICEF dengan pesawat jet. Pasien

mengaku sudah mendapat gelar professor sejak usia 7 tahun di Sekolah Dasar, ia pernah

mendapat piala dunia bola, namun piala tersebut diberikan kepada Hillary Clinton. Pasien

mengaku melatih klub bola Prancis dan diliput oleh CNN News. Banyak orang penting

yang sering datang kerumahnya untuk memberikan gelar penghargaan seperti Donald

Trump, Adam Smith dan masih banyak lagi. Orang tua tidak pernah mengetahui

kedatangan orang-orang tersebut karena orang tuanya tidak pernah ada di rumah. Pasien

mengaku mampu mengerjaakan 100 soal dalam waktu 15 menit dan mendapat nilai

tertinggi. Memiliki kekuatan untuk merobohkan bangunan sekolah hanya dengan

menyenderkan kepalanya ke bangunan tersebut. Pasien mengaku ia yang menggambar

dan merancang lapangan dan bangunan di sekolahnya. Namun, ia tidak pernah

memamerkan prestasinya kepada orang tua karena menurutnya prestasi hanya pasien dan

Tuhan saja yang tahu.

Menurut ibunya, perubahan perilaku dialami sejak tahun 2014, saat pasien masih

SMP. Awalnya pasien adalah anak yang periang, sangat senang membaca buku dan

nonton TV, tiba-tiba ia murung sepulang sekolah dan tidak lagi suka membaca buku.

Ibunya mengaku, pasien pernah batal berangkat ke Makassar untuk mengikuti

perlombaan prestasi karena keluarga tidak ada biaya. Pasien tidak pernah menceritakan
kejadian-kejadian maupun prestasi-prestasinya di sekolah. Ibu pasien hanya mengetahui

dari rapat di sekolah bahwa anaknya ternyata memiliki banyak prestasi dan mendapat

juara umum di sekolahnya. Ibu pasien mengaku, memang saat itu kedua orang tua jarang

ada di rumah karena bekerja sampai larut malam.

c. Riwayat gangguan sebelumnya:

 Riwayat gangguan psikiatri sebelumnya:

Pasien pernah dirawat di RSKD selama 1 bulan pada tahun 2014 karena marah-marah

dan berteriak kepada orang-orang di sekitar rumahnya. Setelah keluar RSKD, pasien

sering kontrol ke klinik jiwa untuk mendapatkan obat, namun 5 bulan terakhir pasien

tidak kembali kontrol dan tidak minum obat sama sekali.

 Riwayat penyakit dahulu:

Kecelakaan (-), kejang (-), infeksi (-)

 Riwayat penggunaan zat psikoaktif:

Merokok (-), konsumsi alkohol (-), NAPZA (-)

C. Riwayat kehidupan pribadi

a. Riwayat prenatal dan perinatal

Pasien lahir normal pervaginam, cukup bulan, ditolong oleh bidan di rumah sakit. Tidak

ada cedera lahir, kesehatan ibu saat kehamilan baik, ibu pasien tidak menggunakan obat-

obatan penggugur kandungan. Pasien minum ASI sampai usia 2 tahun.


b. Riwayat masa kanak awal (usia 1-3 tahun)

Selama tumbuh kembang, pasien bertumbuh seperti anak-anak seusianya. Pasien dari

lahir tinggal bersama kedua orang tua dan saudara kandung di rumah sendiri. Hubungan

pasien dengan orang tua dan saudara baik.

c. Riwayat masa kanak pertengahan (usia 4-11 tahun)

Pada usia 6 tahun, pasien menginjak bangku SD dan bersekolah seperti anak lainya.

Pasien selalu mendapat juara kelas dan sering mengikuti perlombaan matematika.

d. Riwayat masa kanak akhir dan remaja (12-18 tahun)

Pasien masuk SMP pada usia 12 tahun. Pasien dikenal sebagai siswa yang periang, rajin

belajar, aktif di sekolah dan selalu mendapat juara kelas. Pada saat pasien SMP kelas 2, ia

mengalami perubahan perilaku dan dirawat di RSKD selama 1 bulan. Pasien masuk SMA

pada usia 16 tahun, dengan tetap rajin belajar dan selalu berprestasi. Pasien melanjutkan

ke perguruan tinggi dengan mengambil jurusan akuntansi.

e. Riwayat dewasa

1. Riwayat pekerjaan

Pasien belum bekerja, namun sedang menuntut ilmu di bidang akuntansi

2. Riwayat pernikahan

Pasien belum menikah

3. Riwayat agama /kehidupan beragama

Pasien adalah seorang pemeluk agama Kristen Protestan dan rajin beribadah
4. Aktivitas sosial

Menurut ibunya, sebelum sakit pasien memang kurang bergaul dengan orang-orang di

luar rumah. Lebih banyak menghabiskan waktu di rumah untuk membaca buku dan

menonton TV.

5. Riwayat pelanggaran hukum

Pasien tidak pernahberurusan dengan pihak berwajib

f. Riwayat keluarga

Pasien merupakan anak ke 3 dari 4 bersaudara (laki-laki 2, perempuan 2). Terdapat

keluarga pasien yang mengalami hal yang sama dengan pasien dan pernah dirawat di

RSKD (adik kandung dari ayah pasien). Genogram terlampir.

g. Situasi kehidupan sekarang

Pasien saat ini tinggal bersama kedua orang tua dan ketiga saudara lainya. Ayah pasien

bekerja sebagai petani, kadang mejadi supir truk. Ibu pasien saat ini tidak bekerja.

h. Impian, fantasi, nilai-nilai kehidupan

Pasien mengaku masih dalam proses untuk menyelesaikan penelitianya bersama Albert

Einstein tentang DNA otak manusia yang diambil saat orang sedang tidur untuk menilai

IQ orang tersebut. Bila buku yang dibaca berubah menjadi majalah, berarti IQ orang

tersebut rendah, namun bila berubah menjadi majalah, artinya IQ orang tersebut tinggi.

Pasien mengatakan akan kembali ke Kenya untuk kegiatan bersama WHO, APEC dan

UNICEF.
D. Pemeriksaan fisik

a. Status internus

Keadaaan umu m : baik

Status gizi : cukup

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Nadi : 84x/menit

Pernapasan : 24x/menit

Suhu badan : 36,7oC

b. Status neurologis

Kesadaran kompos mentis (GCS=15)

Tanda rangsang meningeal (-)

Fungsi motorik dalam batas normal

E. Pemeriksaan status mental

Diperiksa tanggal 27 Oktober 2018

a. Deskripsi umum

 Penampilan : seorang perempuan berusia 19 tahun dengan wajah sesuai umur. Kulit

sawo matang, rambut hitam panjang lurus, perawatan diri baik. Saat anamnesis, pasien

menggunakan baju kaos berwarna merah muda dan celana panjang jeans berwarna

biru.

 Kesadaran : compos mentis - berubah

 Perilaku dan aktivitas psikomotor

Pasien duduk, tenang saat proses wawancara, kontak mata pasien ada
 Pembicaraan

Spontan, cepat menjawab, bicara bersemangat, intonasi biasa, artikulasi jelas,

produktivitas baik.

 Sikap terhadap pemeriksa

Pasien kooperatif terhadap pemeriksa

b. Keadaan afektif (mood), perasaan, ekspresi afektif serta empati

 Mood : eutimia

 Afek : luas

 Keserasian : sesuai

 Empati : tidak dapat dirasakan

c. Fungsi kognitif

 Taraf pendidikan, pengetahuan dan kecerdasan

Cukup, sesuai tingkat pendidikan formal pasien

 Orientasi waktu, tempat, orang

Waktu : baik, pasien mengetahui tanggal dan waktu saat diwawancara

Tempat : baik, pasien tahu sedang berada di rumah sakit

Orang : baik, pasien mampu mengenali dokter, suster dan pasien lain

 Daya ingat segera, jangka pendek,jangka panjang

Jangka panjang : baik, pasien masih mengingat tanggal lahir dan nama sekolahnya

Jangka pendek : baik, pasien masih ingat nama dokter muda yang memeriksa

Akibat hendaya : tidak ditemukan

 Konsentrasi dan perhatian

Sedikit terganggu
 Pikiran abstrak

Baik

 Bakat kreatif

Tidak ditemukan

 Kemampuan menolong diri sendiri

Kurang

d. Gangguan presepsi dan pengalaman diri

 Halusinasi

Halusinasi visual (+)

Pasien melihat kedatangan tokoh Albert Einstein di rumahnya dan memberinya

mahkota professor muda.

Halusinasi auditorik (+)

Pasien berdiskusi dengan Alberth Einstein tentang penelitian DNA mereka.

 Ilusi

Tidak ada

 Depersonalisasi

Tidak ada

 Derealisasi

Tidak ada

e. Proses berpikir

 Proses pikir primer tidak logis, arus pikir asosiasi longgar

 Gangguan isi pikiran

Terdapat gangguan isi pikiran, berupa:


1. Waham Bizzare

Pasien meyakini bahwa saat seseorang tertidur lelap, Albert Einstein sedang

mengambil dan mengumpulkan DNA otak manusia dari seluruh dunia untuk diteliti.

2. Waham kebesaran

Pasien mengatakan ia adalah seorang Miss Universe yang telah bekerjasama

dengan WHO untuk melakukan kegiatan di Kenya.

f. Pengendalian impuls

Tidak terganggu

g. Daya nilai dan tilikan

Daya nilai terganggu, uji daya nilai terganggu

Tilikan 4 (pasien menyadari bahwa pasien datang ke rumah sakit karena mengalami sakit

jiwa, namun ia tidak tahu apa penyebabnya)

h. Taraf dapat dipercaya

Tidak dapat dipercaya

F. Ikthisar temuan bermakna

Pasien perempuan dibawa ke Klinik Jiwa RSKD Provinsi Maluku untuk kesekian kalinya

oleh ibu kandungnya karena pasien marah-marah tanpa sebab kepada anak-anak yang

berkeliaran di sekitar rumahnya. Keluhan ini sudah dialami sekitar 1 minggu sebelum pasien

kontrol ke klinik jiwa. Pasien sudah putus obat selama 5 bulan. Keluhan lain yaitu, pasien

sering bicara sendiri, tidak dapat tidur di malam hari, bila tidak tidur di malam hari, pasien

nampak komat-kamit di tempat tidur dan memukul-mukul tembok, pasien sering berjalan

keluar rumah tanpa tujuan yang jelas, tidak lagi melakukan hobinya yaitu membaca buku,

pasien sering bicara mengenai kunjungan Albert Einstein ke rumahnya untuk memberikan
mahkota professor muda untuknya dan mereka sedang berdiskusi tentang penelitian

mengenai DNA dan IQ manusia, kadang pasien mengatakan ia adalah Miss Universe yang

pernah menjadi model majalah USA dan pergi ke Kenya untuk kegiatan bersama WHO dan

APEC serta UNICEF dengan pesawat jet. Pasien mengaku sudah mendapat gelar professor

sejak usia 7 tahun di Sekolah Dasar, ia pernah mendapat piala dunia bola, namun piala

tersebut diberikan kepada Hillary Clinton. Pasien mengaku melatih klub bola Prancis dan

diliput oleh CNN News. Banyak orang penting yang sering datang kerumahnya untuk

memberikan gelar penghargaan seperti Donald Trump, Adam Smith dan masih banyak lagi.

Orang tua tidak pernah mengetahui kedatangan orang-orang tersebut karena orang tuanya

tidak pernah ada di rumah. Pasien mengaku mampu mengerjaakan 100 soal dalam waktu 15

menit dan mendapat nilai tertinggi. Memiliki kekuatan untuk merobohkan bangunan sekolah

hanya dengan menyenderkan kepalanya ke bangunan tersebut. Pasien mengaku ia yang

menggambar dan merancang lapangan dan bangunan di sekolahnya. Namun, ia tidak pernah

memamerkan prestasinya kepada orang tua karena menurutnya prestasi hanya pasien dan

Tuhan saja yang tahu.

Menurut ibunya, perubahan perilaku dialami sejak tahun 2014, saat pasien masih SMP.

Awalnya pasien adalah anak yang periang, sangat senang membaca buku dan nonton TV,

tiba-tiba ia murung sepulang sekolah dan tidak lagi suka membaca buku. Ibunya mengaku,

pasien pernah batal berangkat ke Makassar untuk mengikuti perlombaan prestasi karena

keluarga tidak ada biaya. Pasien tidak pernah menceritakan kejadian-kejadian maupun

prestasi-prestasinya di sekolah. Ibu pasien hanya mengetahui dari rapat di sekolah bahwa

anaknya ternyata memiliki banyak prestasi dan mendapat juara umum di sekolahnya. Ibu
pasien mengaku, memang saat itu kedua orang tua jarang ada di rumah karena bekerja

sampai larut malam.

Pada pemeriksaan status mental didapatkan seorang perempuan berusia 19 tahun dengan

wajah sesuai umur. Kulit sawo matang, rambut hitam panjang lurus, perawatan diri baik. Saat

anamnesis, pasien menggunakan baju kaos berwarna merah muda dan celana panjang jeans

berwarna biru. Kesadaran kompos mentis berubah. Perilaku dan aktivitas psikomotor tenang,

kontak mata pasien ada. Pembicaraaa spontan, cepat menjawab, bicara bersemangat, intonasi

biasa, artikulasi jelas, produktivitas baik. Pasien kooperatif terhadap pemeriksa. Mood

eutimia, afek luas, serasi. Pengetahuan, orientasi dan daya ingat baik. Konsentrasi dan

perhatian agak terganggu, kemampuan menolong diri sendiri kurang.

Pada pasien ditemukan adanya gangguan pesepsi berupa halusinasi visual, proses pikir

primer tidak logis, arus pikir asosiasi longgar. Terdapat gangguan isi pikiran berupa waham

Bizzare dan waham kebesaran. Pengendalian impuls tidak terganggu, daya nilai dan uji daya

nilai terganggu. Pasien menyadari bahwa pasien datang ke rumah sakit karena mengalami

sakit jiwa, namun ia tidak tahu apa penyebabnya. Pasien tidak dapat dipercaya.

G. Evaluasi multi aksial

Axis I

Dari autoanamnesis, alloanamnesis dan pemeriksaan status mental didapatkan pasien

sering marah-marah tanpa sebab, sering bicara sendiri, tidak dapat tidur di malam hari, bila

tidak tidur di malam hari, pasien nampak komat-kamit di tempat tidur dan memukul-mukul

tembok, pasien sering berjalan keluar rumah tanpa tujuan yang jelas. Keadaan ini

menimbulkan distress pada pasien, keluarga dan masyarakat serta terdapat hendaya pada
fungsi psikososial dan pendidikan pasien, sehingga dapat dikatakan pasien mengalami

gangguan jiwa.

Pada pemeriksaan status mental, ditemukan hendaya dalam fungsi mental, dimana pasien

menyadari mengalami gangguan jiwa namun tidak tahu apa penyebabnya, hendaya dalam

menilai realitas, berupa halusinasi visual, waham Bizzare dan waham kebesaran. Pasien tidak

dapat melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi untuk sementara waktu karena keadaan ini.

Pada pemeriksaan staus internus dan neurologis, tidak ditemukan adanya kelainan. Pasien

juga tidak memiliki riwayat penyakit lain sebelumnya. Kemungkinan adanya gangguan

organik dapat disingkirkan.

Berdasarkan alloanamnesis, autoanamnesis dan pemeriksaan status mental didapatkan

adanya halusinasi auditorik, halusinasi visual, waham yang menetap dan asosasi longgar.

Gejala-gejala tersebut sudah memenuhi kriteria diagnosis Skizofrenia (F20) menurut PPDGJ

III. Mengingat usia pasien yang baru 19 tahun kemudian gejala gangguan proses pikir yang

menonjol, maka diagnosa mengarah pada Skozifrenia hebefrenik (F20.1).

Axis II

Gangguan kepribadian pada pasien tidak ada atau belum dapat ditentukan

Axis III

Tidak ada

Axis IV

Stresor psikososial : masalah pendidikan dan keluarga

Axis V

GAF scale saat ini 80-71


H. Tatalaksana

a. Farmakoterapi

Risperidone tablet 2 x 2 mg (PO)

Trihexyphenidin tabler 2 x 2 mg (PO)

Chlorpromazine tablet 1 mg 0-0-1 (PO)

b. Psikoterapi

Suportif : Memberikan dukungan kepada pasien untuk dapat membantu pasien dalam

memahami dan menghadapi penyakitnya. Memberi penjelasan dan pengertian mengenai

penyakitnya, manfaat pengobatan, cara pengobatan, efek samping yang mungkin timbul

selama pengobatan. Menjelaskan kepada pasien bahwa kekambuhan terjadi karena pasien

tidak teratur minum obat.

Sosioterapi : Memberikan penjelasan kepada orang-orang terdekat pasien sehingga bisa

menerima keadaan pasien dan memberikan dukungan moral serta menciptakan

lingkungan yang kondusif untuk membantu proses penyembuhan dan keteraturan

pengobatan.

I. Follow up

Tanggal 29 Oktober 2018 via telepon

Keadaan pasien membaik, kadang pasien masih komat-kamit seperti bicara sendiri, namun

pasien sudah bisa tidur, lebih tenang dan tidak marah-marah. Pasien sementara belum dapat

pergi ke kampus.
J. Pembahasan

Skizofrenia merupakan suatu gambaran sindrom klinis dengan berbagai macam penyebab

dan perjalanan yang banyak dan beragam, dimana terjadi keretakan jiwa atau

ketidakharmonisan dan ketidaksesuaian antara proses pikir, perasaan dan perbuatan serta

hilang timbul dengan manisfestasi klinis yang beragam.Gangguan skizofrenia umumnya

ditandai oleh adanya penyimpangan dari pikiran dan persepsi yang mendasar dan khas, dan

adanya afek yang tidak wajar atau tumpul. Kesadaran yang jernih dan kemampuan

intelektual biasanya tidak terganggu, walaupun kemunduran kognitif tertentu dapat

berkembang kemudian.

Berdasarkan Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III), skizofrenia

dapat ditegakkan apabila memenuhi kriteria :

Harus ada sedikitnya 1 gejala berikut ini (dan biasanya 2 gejala atau lebih bila gejala-gejala

itu kurang tajam atau kurang jelas):

1. Thought echo, thought insertion or withdrawal, thought broadcasting

2. Delusion of control, delusion of influence, delusion of passivity, delusion of perception.

3. Halusinasi auditorik : suara halusinasi yang berkomentar secara terus-menerus terhadap

perilaku pasien, mendiskusikan perihal pasien di antara mereka, jenis suara halusinasi

lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.

4. Waham-waham menetap jenis lain yang menurut budaya setempat dianggap tidak wajar

dan sesuatu yang mustahil.

Atau paling sedikit 2 gejala di bawah ini yang harus ada secara jelas :

1. Halusinasi yang menetap dari pancaindra apa saja, apabila disertai baik oleh waham yang

mengambang maupun setengah terbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun
disertai oleh ide-ide berlebihan yang menetap, atau terjadi setiap hari selama berminggu-

minggu atau berbulan-bulan terus-menerus.

2. Arus pikiran yang terputus (break) atau mengalami sisipan (interpolation), yang berakibat

inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan atau neologisme.

3. Perilaku katatonik

4. Gejala-gejala “negatif” seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang dan respon

emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri

dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial, tetapi harus jelas bahwa semua hal

tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika.

Adanya gejala tersebut di atas berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih

(tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodromal). Harus ada suatu perubahan yang

konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan.

Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders V edisi Text

Revision (DSM - V) diagnosis skizofrenia dapat ditegakkan dengan Kriteria A yaitu

ditemukan dua atau lebih gejala karakteristik berupa waham, halusinasi, bicara kacau, perilaku

yang sangat kacau atau katatonik, serta gejala negatif, yang masing-masing terjadi dalam porsi

waktu yang signifikan selama periode 1 bulan.

Berdasarkan PPDGJ III, pedoma diagnosis skizofrenia hebefrenik yaitu:

1. Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia

2. Diagnosis hebefrenia untuk pertama kalinya harus ditegakan pada usia remaja atau dewasa

muda (onset biasanya mulai 15-25 tahun)


3. Untuk diagnosa hebefrenia yang meyakinkan umumnya diperlukan pengamatan kontinyu

selama 2 atau 3 bulan lamanya, untuk memastikan bahwa gambaran yang khas berikut ini

memang bertahan:

- Perilaku yang tidak bertanggung jawab dan tidak dapat diramalkan, serta mannerisme,

ada kecenderungan untuk selalu menyendiri (solitary) dan perilaku menunjukan hampa

tujuan dan hampa perasaan.

- Afek pasien dangkal (shallow) dan tidak wajar (innapropriate), sering disertai oleh

cekikikan (giggling) atau perasaan puas diri (self-satisfied), senyum sendiri (self-

absorbed smiling), atau oleh sikap tinggi hati (lofty manner), tertawa menyeringai

(grimaces), manerrisme, mengibuli secara bersenda gurau (pranks), keluhan

hipokondrial, dan ungkapa kata yang diulang-ulang (reiterated phrases); proses pikir

mengalami disorganisasi dan pembicaraan tak menentu (rambling) serta inkoheren.

4. Gangguan afektif dan dorongan kehendak, serta gangguan proses pikir umumnya

menonjol. Halusinasi dan waham mungkin ada tetapi biasanya tidak menonjol (fleeting

and fragmentary delusion and hallucinations). Dorongan kehendak (drive) dan yang

bertujuan (determination) hilang serta sasaran ditinggalkan, sehingga perilaku penderita

memperlihatkan ciri khas, yaitu perilaku tanpa tujuan (aimless) dan tanpa maksud (empty

of purpose). Adanya suatu preokupasi yang dangkal dan bersifat dibuat-buat terhadap

agama, filsafat dan tema abstrak lainya, makin mempersukar orang memahami jalan

pikiran pasien.

Selain itu, gejala skizofrenia dibagi menjadi 2 bagian yaitu gejala positif dan gejala negatif.
a. Gejala positif adalah:

1. Disorganisasi pikiran dan bicara, penderita bisa menceritakan keadaan sedih dengan

mimik muka yang gembira atau sebaliknya.

2. Waham, penderita merasa dirinya seorang pahlawan atau orang besar dan bertindak

seperti pahlawan atau orang besar.

3. Halusinasi, melihat, mendengar atau merasakan sesuatu yang sebenarnya tidak ada.

4. Agitasi atau mengamuk, hal ini sering membuat penderita dikurung atau dipasung.

b. Gejala negatif adalah:

1. Tidak ada dorongan kehendak atau inisiatif atau apatis.

2. Menarik diri dari pergaulan social : penderita merasa senang jika tidak menjalani

kehidupan social.

3. Tidak menunjukan reaksi emosional

Pada pasien ini diberikan Haloperidol dan Chlorpromazine yang merupakan obat

antipsikotik golongan tipikal yang bekerja dengan cara memblokade dopamine di reseptor

D2 pada reseptor pasca-sinaptik neuron di otak, khususnya mesolimbik dopamine pathways

sehingga menyebabkan simptom positif menurun. Umumnya antagonis reseptor dopamine

dianggap lebih efektif pada terapi gejala positif skizofrenia. Selain itu, pasien mendapatkan

obat trihexyphenidyl untuk mencegah efek samping yaitu extrapyramidal syndrome.

Prognosis pasien ini untuk vitam ad bonam, fungsionam dubia, sanasionam ad bonam.

Anda mungkin juga menyukai