SKIZOFRENIA
Disusun oleh:
Chelsea B. Frabes
2017 – 84 – 045
Pembimbing:
A. Identitas
Alamat : Hunuth
Pekerjaan : Mahasiswa
B. Riwayat psikiatri
a. Keluhan utama:
Marah-marah
Pasien perempuan dibawa ke Klinik Jiwa RSKD Provinsi Maluku untuk kesekian
kalinya oleh ibu kandungnya karena pasien marah-marah tanpa sebab kepada anak-ank
yang berkeliaran di sekitar rumahnya. Keluhan ini sudah dialami sekitar 1 minggu
sebelum pasien kontrol ke klinik jiwa. Pasien sudah putus obat selama 5 bulan. Keluhan
lain yaitu, pasien sering bicara sendiri, tidak dapat tidur di malam hari, bila tidak tidur di
malam hari, pasien nampak komat-kamit di tempat tidur dan memukul-mukul tembok,
pasien sering berjalan keluar rumah tanpa tujuan yang jelas, tidak lagi melakukan
hobinya yaitu membaca buku, pasien sering bicara mengenai kunjungan Albert Einstein
ke rumahnya untuk memberikan mahkota professor muda untuknya dan mereka sedang
berdiskusi tentang penelitian mengenai DNA dan IQ manusia, kadang pasien mengatakan
ia adalah Miss Universe yang pernah menjadi model majalah USA dan pergi ke Kenya
untuk kegiatan bersama WHO dan APEC serta UNICEF dengan pesawat jet. Pasien
mengaku sudah mendapat gelar professor sejak usia 7 tahun di Sekolah Dasar, ia pernah
mendapat piala dunia bola, namun piala tersebut diberikan kepada Hillary Clinton. Pasien
mengaku melatih klub bola Prancis dan diliput oleh CNN News. Banyak orang penting
yang sering datang kerumahnya untuk memberikan gelar penghargaan seperti Donald
Trump, Adam Smith dan masih banyak lagi. Orang tua tidak pernah mengetahui
kedatangan orang-orang tersebut karena orang tuanya tidak pernah ada di rumah. Pasien
mengaku mampu mengerjaakan 100 soal dalam waktu 15 menit dan mendapat nilai
memamerkan prestasinya kepada orang tua karena menurutnya prestasi hanya pasien dan
Menurut ibunya, perubahan perilaku dialami sejak tahun 2014, saat pasien masih
SMP. Awalnya pasien adalah anak yang periang, sangat senang membaca buku dan
nonton TV, tiba-tiba ia murung sepulang sekolah dan tidak lagi suka membaca buku.
perlombaan prestasi karena keluarga tidak ada biaya. Pasien tidak pernah menceritakan
kejadian-kejadian maupun prestasi-prestasinya di sekolah. Ibu pasien hanya mengetahui
dari rapat di sekolah bahwa anaknya ternyata memiliki banyak prestasi dan mendapat
juara umum di sekolahnya. Ibu pasien mengaku, memang saat itu kedua orang tua jarang
Pasien pernah dirawat di RSKD selama 1 bulan pada tahun 2014 karena marah-marah
dan berteriak kepada orang-orang di sekitar rumahnya. Setelah keluar RSKD, pasien
sering kontrol ke klinik jiwa untuk mendapatkan obat, namun 5 bulan terakhir pasien
Pasien lahir normal pervaginam, cukup bulan, ditolong oleh bidan di rumah sakit. Tidak
ada cedera lahir, kesehatan ibu saat kehamilan baik, ibu pasien tidak menggunakan obat-
Selama tumbuh kembang, pasien bertumbuh seperti anak-anak seusianya. Pasien dari
lahir tinggal bersama kedua orang tua dan saudara kandung di rumah sendiri. Hubungan
Pada usia 6 tahun, pasien menginjak bangku SD dan bersekolah seperti anak lainya.
Pasien selalu mendapat juara kelas dan sering mengikuti perlombaan matematika.
Pasien masuk SMP pada usia 12 tahun. Pasien dikenal sebagai siswa yang periang, rajin
belajar, aktif di sekolah dan selalu mendapat juara kelas. Pada saat pasien SMP kelas 2, ia
mengalami perubahan perilaku dan dirawat di RSKD selama 1 bulan. Pasien masuk SMA
pada usia 16 tahun, dengan tetap rajin belajar dan selalu berprestasi. Pasien melanjutkan
e. Riwayat dewasa
1. Riwayat pekerjaan
2. Riwayat pernikahan
Pasien adalah seorang pemeluk agama Kristen Protestan dan rajin beribadah
4. Aktivitas sosial
Menurut ibunya, sebelum sakit pasien memang kurang bergaul dengan orang-orang di
luar rumah. Lebih banyak menghabiskan waktu di rumah untuk membaca buku dan
menonton TV.
f. Riwayat keluarga
keluarga pasien yang mengalami hal yang sama dengan pasien dan pernah dirawat di
Pasien saat ini tinggal bersama kedua orang tua dan ketiga saudara lainya. Ayah pasien
bekerja sebagai petani, kadang mejadi supir truk. Ibu pasien saat ini tidak bekerja.
Pasien mengaku masih dalam proses untuk menyelesaikan penelitianya bersama Albert
Einstein tentang DNA otak manusia yang diambil saat orang sedang tidur untuk menilai
IQ orang tersebut. Bila buku yang dibaca berubah menjadi majalah, berarti IQ orang
tersebut rendah, namun bila berubah menjadi majalah, artinya IQ orang tersebut tinggi.
Pasien mengatakan akan kembali ke Kenya untuk kegiatan bersama WHO, APEC dan
UNICEF.
D. Pemeriksaan fisik
a. Status internus
Nadi : 84x/menit
Pernapasan : 24x/menit
b. Status neurologis
a. Deskripsi umum
Penampilan : seorang perempuan berusia 19 tahun dengan wajah sesuai umur. Kulit
sawo matang, rambut hitam panjang lurus, perawatan diri baik. Saat anamnesis, pasien
menggunakan baju kaos berwarna merah muda dan celana panjang jeans berwarna
biru.
Pasien duduk, tenang saat proses wawancara, kontak mata pasien ada
Pembicaraan
produktivitas baik.
Mood : eutimia
Afek : luas
Keserasian : sesuai
c. Fungsi kognitif
Orang : baik, pasien mampu mengenali dokter, suster dan pasien lain
Jangka panjang : baik, pasien masih mengingat tanggal lahir dan nama sekolahnya
Jangka pendek : baik, pasien masih ingat nama dokter muda yang memeriksa
Sedikit terganggu
Pikiran abstrak
Baik
Bakat kreatif
Tidak ditemukan
Kurang
Halusinasi
Ilusi
Tidak ada
Depersonalisasi
Tidak ada
Derealisasi
Tidak ada
e. Proses berpikir
Pasien meyakini bahwa saat seseorang tertidur lelap, Albert Einstein sedang
mengambil dan mengumpulkan DNA otak manusia dari seluruh dunia untuk diteliti.
2. Waham kebesaran
f. Pengendalian impuls
Tidak terganggu
Tilikan 4 (pasien menyadari bahwa pasien datang ke rumah sakit karena mengalami sakit
Pasien perempuan dibawa ke Klinik Jiwa RSKD Provinsi Maluku untuk kesekian kalinya
oleh ibu kandungnya karena pasien marah-marah tanpa sebab kepada anak-anak yang
berkeliaran di sekitar rumahnya. Keluhan ini sudah dialami sekitar 1 minggu sebelum pasien
kontrol ke klinik jiwa. Pasien sudah putus obat selama 5 bulan. Keluhan lain yaitu, pasien
sering bicara sendiri, tidak dapat tidur di malam hari, bila tidak tidur di malam hari, pasien
nampak komat-kamit di tempat tidur dan memukul-mukul tembok, pasien sering berjalan
keluar rumah tanpa tujuan yang jelas, tidak lagi melakukan hobinya yaitu membaca buku,
pasien sering bicara mengenai kunjungan Albert Einstein ke rumahnya untuk memberikan
mahkota professor muda untuknya dan mereka sedang berdiskusi tentang penelitian
mengenai DNA dan IQ manusia, kadang pasien mengatakan ia adalah Miss Universe yang
pernah menjadi model majalah USA dan pergi ke Kenya untuk kegiatan bersama WHO dan
APEC serta UNICEF dengan pesawat jet. Pasien mengaku sudah mendapat gelar professor
sejak usia 7 tahun di Sekolah Dasar, ia pernah mendapat piala dunia bola, namun piala
tersebut diberikan kepada Hillary Clinton. Pasien mengaku melatih klub bola Prancis dan
diliput oleh CNN News. Banyak orang penting yang sering datang kerumahnya untuk
memberikan gelar penghargaan seperti Donald Trump, Adam Smith dan masih banyak lagi.
Orang tua tidak pernah mengetahui kedatangan orang-orang tersebut karena orang tuanya
tidak pernah ada di rumah. Pasien mengaku mampu mengerjaakan 100 soal dalam waktu 15
menit dan mendapat nilai tertinggi. Memiliki kekuatan untuk merobohkan bangunan sekolah
menggambar dan merancang lapangan dan bangunan di sekolahnya. Namun, ia tidak pernah
memamerkan prestasinya kepada orang tua karena menurutnya prestasi hanya pasien dan
Menurut ibunya, perubahan perilaku dialami sejak tahun 2014, saat pasien masih SMP.
Awalnya pasien adalah anak yang periang, sangat senang membaca buku dan nonton TV,
tiba-tiba ia murung sepulang sekolah dan tidak lagi suka membaca buku. Ibunya mengaku,
pasien pernah batal berangkat ke Makassar untuk mengikuti perlombaan prestasi karena
keluarga tidak ada biaya. Pasien tidak pernah menceritakan kejadian-kejadian maupun
prestasi-prestasinya di sekolah. Ibu pasien hanya mengetahui dari rapat di sekolah bahwa
anaknya ternyata memiliki banyak prestasi dan mendapat juara umum di sekolahnya. Ibu
pasien mengaku, memang saat itu kedua orang tua jarang ada di rumah karena bekerja
Pada pemeriksaan status mental didapatkan seorang perempuan berusia 19 tahun dengan
wajah sesuai umur. Kulit sawo matang, rambut hitam panjang lurus, perawatan diri baik. Saat
anamnesis, pasien menggunakan baju kaos berwarna merah muda dan celana panjang jeans
berwarna biru. Kesadaran kompos mentis berubah. Perilaku dan aktivitas psikomotor tenang,
kontak mata pasien ada. Pembicaraaa spontan, cepat menjawab, bicara bersemangat, intonasi
biasa, artikulasi jelas, produktivitas baik. Pasien kooperatif terhadap pemeriksa. Mood
eutimia, afek luas, serasi. Pengetahuan, orientasi dan daya ingat baik. Konsentrasi dan
Pada pasien ditemukan adanya gangguan pesepsi berupa halusinasi visual, proses pikir
primer tidak logis, arus pikir asosiasi longgar. Terdapat gangguan isi pikiran berupa waham
Bizzare dan waham kebesaran. Pengendalian impuls tidak terganggu, daya nilai dan uji daya
nilai terganggu. Pasien menyadari bahwa pasien datang ke rumah sakit karena mengalami
sakit jiwa, namun ia tidak tahu apa penyebabnya. Pasien tidak dapat dipercaya.
Axis I
sering marah-marah tanpa sebab, sering bicara sendiri, tidak dapat tidur di malam hari, bila
tidak tidur di malam hari, pasien nampak komat-kamit di tempat tidur dan memukul-mukul
tembok, pasien sering berjalan keluar rumah tanpa tujuan yang jelas. Keadaan ini
menimbulkan distress pada pasien, keluarga dan masyarakat serta terdapat hendaya pada
fungsi psikososial dan pendidikan pasien, sehingga dapat dikatakan pasien mengalami
gangguan jiwa.
Pada pemeriksaan status mental, ditemukan hendaya dalam fungsi mental, dimana pasien
menyadari mengalami gangguan jiwa namun tidak tahu apa penyebabnya, hendaya dalam
menilai realitas, berupa halusinasi visual, waham Bizzare dan waham kebesaran. Pasien tidak
dapat melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi untuk sementara waktu karena keadaan ini.
Pada pemeriksaan staus internus dan neurologis, tidak ditemukan adanya kelainan. Pasien
juga tidak memiliki riwayat penyakit lain sebelumnya. Kemungkinan adanya gangguan
adanya halusinasi auditorik, halusinasi visual, waham yang menetap dan asosasi longgar.
Gejala-gejala tersebut sudah memenuhi kriteria diagnosis Skizofrenia (F20) menurut PPDGJ
III. Mengingat usia pasien yang baru 19 tahun kemudian gejala gangguan proses pikir yang
Axis II
Gangguan kepribadian pada pasien tidak ada atau belum dapat ditentukan
Axis III
Tidak ada
Axis IV
Axis V
a. Farmakoterapi
b. Psikoterapi
Suportif : Memberikan dukungan kepada pasien untuk dapat membantu pasien dalam
penyakitnya, manfaat pengobatan, cara pengobatan, efek samping yang mungkin timbul
selama pengobatan. Menjelaskan kepada pasien bahwa kekambuhan terjadi karena pasien
pengobatan.
I. Follow up
Keadaan pasien membaik, kadang pasien masih komat-kamit seperti bicara sendiri, namun
pasien sudah bisa tidur, lebih tenang dan tidak marah-marah. Pasien sementara belum dapat
pergi ke kampus.
J. Pembahasan
Skizofrenia merupakan suatu gambaran sindrom klinis dengan berbagai macam penyebab
dan perjalanan yang banyak dan beragam, dimana terjadi keretakan jiwa atau
ketidakharmonisan dan ketidaksesuaian antara proses pikir, perasaan dan perbuatan serta
ditandai oleh adanya penyimpangan dari pikiran dan persepsi yang mendasar dan khas, dan
adanya afek yang tidak wajar atau tumpul. Kesadaran yang jernih dan kemampuan
berkembang kemudian.
Harus ada sedikitnya 1 gejala berikut ini (dan biasanya 2 gejala atau lebih bila gejala-gejala
perilaku pasien, mendiskusikan perihal pasien di antara mereka, jenis suara halusinasi
4. Waham-waham menetap jenis lain yang menurut budaya setempat dianggap tidak wajar
Atau paling sedikit 2 gejala di bawah ini yang harus ada secara jelas :
1. Halusinasi yang menetap dari pancaindra apa saja, apabila disertai baik oleh waham yang
mengambang maupun setengah terbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun
disertai oleh ide-ide berlebihan yang menetap, atau terjadi setiap hari selama berminggu-
2. Arus pikiran yang terputus (break) atau mengalami sisipan (interpolation), yang berakibat
3. Perilaku katatonik
4. Gejala-gejala “negatif” seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang dan respon
emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri
dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial, tetapi harus jelas bahwa semua hal
Adanya gejala tersebut di atas berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih
(tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodromal). Harus ada suatu perubahan yang
ditemukan dua atau lebih gejala karakteristik berupa waham, halusinasi, bicara kacau, perilaku
yang sangat kacau atau katatonik, serta gejala negatif, yang masing-masing terjadi dalam porsi
2. Diagnosis hebefrenia untuk pertama kalinya harus ditegakan pada usia remaja atau dewasa
selama 2 atau 3 bulan lamanya, untuk memastikan bahwa gambaran yang khas berikut ini
memang bertahan:
- Perilaku yang tidak bertanggung jawab dan tidak dapat diramalkan, serta mannerisme,
ada kecenderungan untuk selalu menyendiri (solitary) dan perilaku menunjukan hampa
- Afek pasien dangkal (shallow) dan tidak wajar (innapropriate), sering disertai oleh
cekikikan (giggling) atau perasaan puas diri (self-satisfied), senyum sendiri (self-
absorbed smiling), atau oleh sikap tinggi hati (lofty manner), tertawa menyeringai
hipokondrial, dan ungkapa kata yang diulang-ulang (reiterated phrases); proses pikir
4. Gangguan afektif dan dorongan kehendak, serta gangguan proses pikir umumnya
menonjol. Halusinasi dan waham mungkin ada tetapi biasanya tidak menonjol (fleeting
and fragmentary delusion and hallucinations). Dorongan kehendak (drive) dan yang
memperlihatkan ciri khas, yaitu perilaku tanpa tujuan (aimless) dan tanpa maksud (empty
of purpose). Adanya suatu preokupasi yang dangkal dan bersifat dibuat-buat terhadap
agama, filsafat dan tema abstrak lainya, makin mempersukar orang memahami jalan
pikiran pasien.
Selain itu, gejala skizofrenia dibagi menjadi 2 bagian yaitu gejala positif dan gejala negatif.
a. Gejala positif adalah:
1. Disorganisasi pikiran dan bicara, penderita bisa menceritakan keadaan sedih dengan
2. Waham, penderita merasa dirinya seorang pahlawan atau orang besar dan bertindak
3. Halusinasi, melihat, mendengar atau merasakan sesuatu yang sebenarnya tidak ada.
4. Agitasi atau mengamuk, hal ini sering membuat penderita dikurung atau dipasung.
2. Menarik diri dari pergaulan social : penderita merasa senang jika tidak menjalani
kehidupan social.
Pada pasien ini diberikan Haloperidol dan Chlorpromazine yang merupakan obat
antipsikotik golongan tipikal yang bekerja dengan cara memblokade dopamine di reseptor
dianggap lebih efektif pada terapi gejala positif skizofrenia. Selain itu, pasien mendapatkan
Prognosis pasien ini untuk vitam ad bonam, fungsionam dubia, sanasionam ad bonam.