Anda di halaman 1dari 31

Ilmu Anestesi REFERAT

Fakultas Kedokteran AGUSTUS 2018


Universitas Pattimura

DIABETES MELITUS

OLEH:
TRI ASIH M.W FATUBUN
(2013-83-025)

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


PADA BAGIAN ILMU ANESTESI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2018

1
PENDAHULUAN
• Diabetes melitus : gangguan metabolism secara genetik dan klinis termasuk
heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat.

• Epidemi Penyakit Tidak Menular

 Penyebab kematian terbesar

 Karena Perubahan Gaya Hidup

• Sekitar 50% belum terdiagnosis, 2/3 yang terdiagnosis  Pengobatan,


1/3 terkendali.

• Komplikasi dapat dicegah dengan Kontrol Glikemik yang optimal


DEFINISI

Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit

metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi

karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-

duanya. (KONSENSUS PENGELOLAAN DAN PENCEGAHAN DIABETES MELITUS DI INDONESIA

2015)
PREVALENSI DM
WHO : tahun 2000 jumlah penderita mencapai 8,4 jt,
diperikirakan tahun 2030  21,3 juta

DM tipe 2 akan meningkat dari 171 juta pada tahun


2000  366 juta tahun 2030

Indonesia menduduki peringkat ke-4

50% : penderita sadar menderita dm, 30% melakukan


pemeriksaan teratur.
KLASIFIKASI DM
FAKTOR RISIKO DM

Dapat diubah Tidak dapat diubah

Gaya hidup Usia

Diet yang tidak sehat Riwayat keluarga DM

Obesitas Ras atau latar belakang etnis

Hipertensi Riwayat Dm pada kehamilan


PATOGENESIS DM TIPE 1

Genetik, lingkungan,
autoimune

Autoantibodi yang menyerang sel


beta pankreas.

Dektruksi atau kehilangan sel beta

Hiperglikemia, peningkatan glukagon, meningkatakn


lipolisis, peningkatan katabolisme protein
PATOGENESIS DM TIPE 2

Sumber : Ralph A. DeFronzo. From the Triumvirate to the Ominous Octet: A New Paradigm for the
Treatment of Type 2 Diabetes Mellitus. Diabetes. 2009 58: 773-795
GAMBARAN KLINIS

Keluhan klasik DM : Keluhan lain:


- Poliuria - lemah badan
- Polidipsia - Kesemutan
- polifagia dan - Gatal
- penurunan - mata kabur, dan
berat badan yang tidak dapat - disfungsi ereksi pada pria, serta
dijelaskan sebabnya. pruritus vulva pada wanita

9
KRITERIA DIAGNOSIS

10
Toleransi glukosa terganggu (TGT) dan glukosa darah puasa
terganggu (GDPT).

Glukosa Darah Puasa terganggu (GDPT):Hasil


pemeriksaan glukosa plasma puasa antara 100-125 mg/dl
dan pemeriksaan TTGO glukosa plasma 2-jam <140 mg/dl

Toleransi Glukosa Terganggu (TGT): Hasil


pemeriksaan glukosa plasma 2 –jam setelah
TTGO antara 140-199 mg/dl dan glukosa plasma
puasa <100 mg/dl

Bersama-sama didapatkan GDPT dan TGT

Diagnosis prediabetes dapat juga ditegakkan


berdasarkan hasi pemeriksaan HbA1c yang
menunjukkan angka 5,7-6,4%.
KADAR TES LABORATORIUM
KADAR GLUKOSA DARAH SEWATU
PENCEGAHAN
• Pengaturan Nutrisi
• Olahraga yang teratur
• Perubahan gaya hidup yang intensif
• Diet yang terkontrol
• Pembatasan konsumsi gula

• Pasien GTG, diet dan olahraga saja atau dikombinasikan metformin


atau acarbose dapat menurunkan risiko terjadi diabetes.
PENATALAKSANAAN
• Pentalogi Terapi DM
Primer : -Diet
-Latihan Fisik
-Penyuluhan
Sekunder :
-Obat Hipoglikemik (OAD&Insulin)
PENATALAKSANAAN
1. Tujuan jangka pendek: menghilangkan keluhan DM, memperbaiki kualitas
hidup, dan mengurangi risiko komplikasi akut.

2. Tujuan jangka panjang: mencegah dan menghambat progresivitas penyulit


mikroangiopati dan makroangiopati.

3. Tujuan akhir pengelolaan adalah turunnya morbiditas dan mortalitas DM.

Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan pengendalian glukosa darah,


tekanan darah, berat badan, dan profil lipid, melalui pengelolaan pasien
secara komprehensif.
Langkah-langkah penatalaksanaan
khusus

• Pola hidup sehat (terapi nutrisi medis dan aktivitas


fisik bersamaan denga intervensi farmakologis
dengan obat anti hiperglikemia secara oral dan/atau
suntikan
• EDUKASI
• Kebutuhan karbohidrat : 25-30 kal/kgBB ideal
• Terapi nutrisi medis :
– Komposisi makanan yang dianjurkan ( karbohidrat,lemak,natrium,serat)
PENATALAKSANAAN
Terapi farmakologi oral

• Pemacu Sekresi Insulin (Insulin Secretagogue)


– Sulfonilurea, glinid
• Peningkat Sensitivitas terhadap Insulin
– Metformin, TZD (agonis PPAR-gamma)
• Penghambat Alfa Glukosidase
– Acarbose
• Penghambat DPP-IV (Dipeptidyl PeptidaseIV)
– Sitagliptin dan Linagliptin.
• Penghambat SGLT-2 (Sodium Glucose Cotransporter 2)
– Canagliflozin, Empagliflozin, Dapagliflozin, Ipragliflozin.
FARMAKOLOGI
Terapi insulin

Berdasarkan lama kerja, insulin terbagi menjadi 5 jenis,


yakni :

1. Insulin kerja cepat

2. Insulin kerja pendek

3. Insulin kerja menengah

4. Insulin kerja panjang

5. Insulin kerja ultra panjang


21
PROGNOSIS
Bila tidak diobati  komplikasi baik makrovaskuler
maupun mikrovaskuler
KOMPLIKASI

• Akut DM :

1. Hipoglikemia

2. Ketoasidosis :

- Ketoasidosis Diabetikum (KAD)

- Hiperosmolar non ketotik (HONK)


KOMPLIKASI
• Kriteria KAD :
- Klinis : adanya riwayat DM, kesadaran menurun,
nafas kussmaul, tanda-tanda dehidrasi
- Faktor pencetus yang biasa menyertai : infeksi akut,
IMA, stroke
- Laboratorium : GD > 250 mg/dl, asidosis metabolik
(ph < 7,3 ; bikarbonat < 15 meq/L ; ketosis
[ketonemia dan keonuria] )
KOMPLIKASI
• Kriteria HONK :

- Orang tua > 40 tahun

- Adanya hiperglikemia disertai osmolaritas


darah yang tinggi > 320 Osm

- Tanpa disertai asidosis dan ketosis


KOMPLIKASI
• Kronik DM :
1. Komplikasi Vaskuler
a. Mikrovaskuler
◦ Mata : - Retinopati
- Neurophati (non poliferatif/proliferatif)
- Macular edema
- Katarak
- Glaukoma
◦ Neuropati : - Sensorik dan motorik (mononeurophati
dan polyneuropathy)
- Autonomik
b. Makrovaskuler
- Penyakit jantung koroner
- Penyakit pembuluh darah Peripheral
- Penyakit Cerebrovasculer
KOMPLIKASI
• Kronik DM :

2. Nonvaskuler komplikasi

a. Gastrointestinal : Diare

Gastroparesis

b. Genitourinary : Disfungsi ereksi

Ejakulasi retrograde

c. Manifestasi dermatologik

3. Ulkus Diabetikum
KOMPLIKASI
• Nefropati DM
Kriteria :
- DM ( > 5 tahun)
- Retinopati diabetikum
- Macroalbuminuria > 300 mg/dl/24 jam, 3-4x pemeriksaan
selang 2 minggu
• Macam NDM :
- Tipe glomerulonefritis  Reaksi imunologis
- Tipe Sindrom nefrotik  Reaksi
glomerulosklerosis
KOMPLIKASI
• Neuropati Otonom :
- Inkontinensia alvi
- Diare (beri codein sulfat 3x1 untuk
memperlambat peristaltik)
- Impotensi
• Resiko neuropati perifer kaki :
- Hilangnya fungsi sensoris
- Adanya Ulkus DM
KOMPLIKASI
• Ulkus Diabetik

Patofisiologi :

1. Angiopati  sumbatan  gangren  gangren kering.

- Pulsasi arteri dorsalis pedis (-)

- Sensibilitas (+)

2. Neuropati  disuse atropi  kaki yang atropi akan mendapat


tekanan berlebihan  Nekrosis  gangren (Gangren basah).

- Pulsasi arteri dorsalis pedis (+)

- Sensibilitas (-)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai