Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULUAN INSTRUMENT TEKNIK

PADA TINDAKAN COLOSTOMY

A. Pengertian

Kolostomi adalah membuat ostomi di kolon, dibentuk bila usus tersumbat oleh tumor.
Kolostomi adalah suatu tindakan pembedahan dengan membuka dinding perut sampai kolon
untuk pembuatan lubang (stoma) diatas dinding perut sehingga feses (BAB) dialirkan melalui
stoma yang dibuat (Sjamsuhidajat, 1997 dalam Simanjuntak, 2007).

B. Indikasi

a) Atresia Ani
b) Penyakit peradangan usus akut
c) Tidak memiliki anus (imperforata anus)
d) Hirschsprung

C. Tujuan
1. Mengatur alat secara sistematis di meja instrument
2. Memperlancar handling instrument
3. Mempertahankan kesterilan alat – alat instrument selama operasi

D. Pengkajian
1. Identitas pasien
2. Kondisi luka operasi
3. Kondisi fisik dan psikis
4. Kelengkapan dari instrumen

E. Persiapan
1. Persiapan pasien
a. Puasa
b. Personal Higiene
c. Informed consent
d. Persiapan psikologis
2. Persiapan ruangan
a) Menata ruangan mesin suction, mesin cauter, meja operasi, meja instrument, troli
waskom dan meja mayo.
b) Memberi alas linen dan underpad pada meja operasi
c) Menempatkan tempat sampah medis dan sampah non medis

F. Persiapan Alat
A. Meja Mayo :
1) Washing and dressing forcep (desinfeksi Klem : 1 buah
2) Towel klem(duk klem) : 5 buah
3) Dissecting forcep (pinset cirurgis) : 2 buah
4) Tissue forcep (pinset anatomis) : 2 buah
5) Scalp blade and handle (handvant mess) no 3 : 1 buah
6) Delicate hemostatic forcep pean curve : 6 buah
7) Delicate hemostatic forcep cocher curve : 4 buah
8) Metzenboum scissor curve : 1 buah
9) Sugircal scisor ( Gunting kasar jaringan) : 1 buah
10) Gunting benang : 1 buah
11) Needle holder (nald foeder) : 1 buah
12) Miculicz (peritoneum klem) : 4 buah
13) Langenbeck kecil : 2 buah

B. Meja Instrumen
1) Duk kecil : 4 buah
2) Duk besar : 2 buah
3) Duk sedang : 2 buah
4) Sarung meja mayo : 1 buah
5) Schort : 4 buah
6) Selang suction : 1 buah
7) Bengkok + kom : 1 / 1 buah
8) Handuk steril : 4 buah
9) Cauter : 1 buah

C. Bahan habis pakai


1) Handscoon berbagai ukuran
2) Cairan normal saline 0,9% 500 ml : 2 buah
3) Mess no 10 : 1 buah
4) Kateter no. 16 : 2 buah
5) Urobag : 1 buah
6) Vicryl no 3-0 : 2 buah
7) Mersilk no 2 – 0 : 1 buah
8) Kassa sedang :20 buah
9) Watches
10) Betadhin 10 % : 100 cc
11) Underpad on / steril : 1 / 1 buah
12) Sufratule
13) Colostomy bag : 1 buah

D. Persiapan alat non steril


1) Mesin suction : 1 buah
2) Mesin cauter : 1 buah
3) Tempat sampah medis dan non medis : 1 / 1 buah
4) Meja instrument : 1 buah
5) Meja mayo : 1 buah
6) Lampu operasi

E. Prosedur Pelaksanaan
Pelaksanaan :
Sign In ( konfirmasi identitas, informed consent pasien, sign mark area operasi, kesiapan
mesin anastesi dan pulse oksimetri )
1. Membantu mengatur posisi pasien setelah dilakukan pembiusan
2. Merawat sirkuler memasang plate diatermi dan membersihkan area operasi dengan
savlon
3. Merawat instrument melakukan surgical scrub ( cuci tangan), gowning (memakai schort)
dan gloving (memakai handscoon steril).
4. Merawat instrument memakaikan schort dan handscoon steril kepada tim operasi lainnya
5. Desinfeksi area yang akan dioperasi. Perawat instrument memberikan washing and
dressing forcep (desinfeksi klem) dan kassa dalam kom berisi betadhin 10 % .
6. Untuk mempersempit area steril dilakukan drapping area operasi. Perawat instrument
memberikan 2 duk besar untuk sisi atas dan bawah, 1 duk kecil untuk sisi kiri. 2 duk
sedang untuk sisi kanan dan kiri. Dan untuk menfiksasi, perawat instrument memberikan
4 towel clamp (duk klem).
7. Merawat instrument memasang slang suction + kabel cauter dan fiksasi dengan
menggunakan towel klam (duk klem) dan kassa.
8. Merawat instrument mendekatkan meja mayo ke dekat pasien
9. Merawat instrument memberikan kassa basah dan kassa kering untuk membersihkan area
operasi dari bekas betadine.
Time Out out ( konfirmasi nama tim operasi, konfirmasi pemberian antibiotik profilaksis,
tindakan darurat di luar standart operasi, estimasi lama operasi, antisipasi kehilangan darah,
perhatian khusus selama pembiusan, sterilitas alat instrumen bedah, jumlah instrument,
jumlah kasa,jumlah deppers dan jumlah jarum ) Dilanjutkan berdoa dipimpin oleh operator
10. Operator melakukan marker daerah yang akan di insisi. Perawat instrument memberikan
dissecting forcep pada operator ( pincer chirugis)
11. Instrumen memberikan scalp blade and handle mess no 3 (mess no 10 ) kepada operator.
Operator melakukan insisi kulit, fat dan fasie. Operator melakukan sedikit sayatan pada
fasie. Kemudian Operator melebarkan atau membuka fasie , instrument memberikan 2
desecting forcep (pincet chirugis) dan surgical scissor (gunting kasar) sampai terlihat
otot.
12. Operator memotong otot dengan menggunakan cutting cauter
13. Setelah otot terbuka akan tampak peritoneum, instrument memberikan double pinset
anatomis dan metzenboum kepada operator untuk membuka peritoneum
14. Setelah peritoneum terbuka,berikan double pinset anatomis kepada operator untuk
mencari kolon desenden
15. Kolon desenden dikeluarkan ke dinding abdomen lalu dipasang tegel dengan kateter no
16 dan dilakukan penjahitan ” spur ” 3 – 4 jahitan. Berikan operator nalfoeder, pinset
anatomis dan benang vicryl 2 – 0
16. Kemudian kolon dijahit ke peritoneum, fasia dan kulit . berikan operator nalfoeder ,
pinset sirurgis dan benang vicryl 2 – 0
17. Kolon kemudian dibuka tranversal menggunakan couter
18. Setelah stoma terbentuk, berikan operator watches untuk membersihkan mukosa kolon
dari feces
Sign out ( hitung jumlah kasa, dan jumlah alat, kesesuaian jenis tindakan ) dengan
mencocokan jenis tindakan, kecocokan alat, bahan habis pakai yang di gunakan, serta
perhatian khusus pada pasien setelah tindakan.
19. Pembuatan stoma selesai, berikan operator kassa basah dan kassa kering untuk
membersihkan sisi stoma
20. Tutup tepi stoma dengan menggunakan sufratulle dan kassa, kemudian pasang colostomy
bag
21. Operasi selesai
22. Pasien dibersihkan dan alat dirapikan

Anda mungkin juga menyukai