PENYAKIT PHLEGMON
oleh
Fajar Nur Aufar NIM 162310101091
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PENYAKIT PHLEGMON
oleh
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. Analisa Data
1. Kebutuhan Peserta Didik
Dalam rangkaian Praktik Belajar Lapang (PBL) banyak masyarakat yang belum
mengetahui mengenai penyakit phlegmon dan bagaimana penatalaksanaan serta
pencegahan yang tepat dan harus segera dilakukan. Oleh karena itu perlu diadakan
suatu acara penyuluhan ini guna memberikan pengetahuan kepada masyarakat sekitar
mengenai peningkatan pengetahuan terkait penalaksanaan dan pencegahan penyakit
phlegmon.
2. Karakteristik Peserta Didik
Masyarakat sekitar jl Batu Raden, Sumber Sari. Kabupaten Jember.
D. Materi (Terlampir)
a. Pengertian penyakit phlegmon
d. Penatalaksanaan
e. Pencegahan
E. Metode
Ceramah dan Diskusi
F. Media
Leaflet dan Vidio
G. Proses Kegiatan
H. Evaluasi
1. Jelaskan apa itu Penyakit Phlegmon atau Angina Ludwig
2. Sebutkan Tanda dan Gejala Penyakit Phlegmon atau Angina Ludwig
3. Sebutkan Penyebab Penyakit Phlegmon atau Angina Ludwig
4. Jelaskan Penalaksanaan terkait penyakit phlegmon
5. Sebutkan cara pencegahan penyakit phlegmon
I. Referensi
Aditya, M. and Wulan, A. J. (2015) ‘Phlegmon Dasar Mulut Odontogenik : Laporan Kasus
Sariningsih, E. 2014. Gigi Busuk dan Poket Periodontal Sebagai Fokus Infeksi. Gramedia :
Jakarta. https://books.google.co.id/books?
id=s4hKDwAAQBAJ&pg=PA63&dq=penyakit+phlegmon&hl=id&sa=X&ved=0ahU
KEwjpjvCvyK_bAhWHfisKHfX5CkYQ6AEINDAC#v=onepage&q=penyakit
%20phlegmon&f=false [ Diakses pada 31 Mei 2018]
MATERI PENYULUHAN
Tanda dan gejala penyakit phlegmon biasanya ditandai dengan adanya selulitis
(Infeksi umum pada kulit dan jaringan lunak dibawah kulit). Selulitis yang meluas
atau menyebar sehingga menyebabkan terjadinya pembengkakan pada dasar mulut,
lidah dan regio submandibula sehingga dapat menyebabkan obstruksi jalan nafas,
penyebaran infeksi ke jaringan leher yang lebih dalam dan menyebabkan
mediastenitis yang berpotensi berbahaya. Hasil yang didapatkan dengan adanya
pembengkakan submandibular dan pembengkakan dasar mulut yaitu menyebabkan
lidah terangkat. (Aditya and Wulan, 2015)
Gejala lainnya yaitu edema jaringan leher depan diatas tulang hyoid yang
memberikan gambaran seperti bull’s neck. Demam, takikardi, takipnue dan perasaan
cemas serta gelisah. Adanya bengkak dan nyeri pada dasar mulut dan leher sehingga
menyebabkan sulit untuk menelan, nyeri saat menelan, berliur dan nyeri gigi. Pasien
dengan kompensasi obstruksi saluran nafas atas biasanya postur tubuhnya tegak dan
leher menjulur ke depan serta dagu terangkat seperti orang sedang mengendus, hal ini
menandakan adanya ancaman obstruksi jalan nafas. (Aditya and Wulan, 2015)
Gejala klinis umum Angina Ludwig meliputi malaise, lemah, lesu, nyeri leher
berat dan bengkak, demam, malnutrisi dan biasanya dalam kasus yang parah dapat
menyebabkan stridor atau kesulitan bernafas, eritema, peninggian suhu pada leher,
peninggian lidah, nyeri menelan, kesulitan dalam artikulasi bicara. (R, Mahaputri A,
2013)
Menurut Ludwig tanda dan gejala seperti inflamasi pada tenggorakan,
pembengkakan yang keras seperti papan terjadi di bawah lidah sekeliling pinggir
mandibula, adanya gejala-gejala seperti demam tinggi, keadaan umum penderita yang
semakin turun dan lain sebagainya. (Sariningsih, 2014).
4. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan disini yang melakukan yaitu tenaga medis kesehatan apabila terdapat
pasien penderita phlegmon dan berikut adalah beberapa penatalaksanaannya :
a. Lakukan penilaian jalan nafas untuk menjaga patensi jalan nafas karena hal ini
merupakan prioritas utama dalam penangan pasien dengan penyakit phlegmon dan
observasi mengenai tanda-tanda obstruksi jalan nafas. Apabila obstruksi jalan
nafas masih terjadi segera lakukan tindakan trakeostomi untuk mengamankan
jalan nafas. Jika klien mengalami sesak nafas berat maka harus dilakukan tindakan
trakeostomi.
b. Apabila jalan nafas mulai normal kemudian berikan antibiotik spektrum luas dan
biasanya golongan penisilin dengan dosis tinggi secara intravena dan juga
ampisilin dosis 2-4 g/hari dosis terbagi. Namun apabila mengalami alergi ketika
sudah mengkonsumsi obat golongan ini maka diganti dengan obat sefalosporin
golongan aminoglikosida seperti gentamisin 1-4 mg/kgbb atau amikacin 500 mg/8
jam. Selanjutnya tambahkan dengan metrinidazole untuk menghancurkan bakteri
anaerob. Selain pemberian obat secara intravena pemberian antibiotik secara oral
seperti kortikosteroid untuk mengurangi edema saluran nafas. (Aditya and Wulan,
2015)
c. Tindakan Bedah
Tindakan insisi dan drainase ini merupakan prosedur bedah yang sederhana.
Hal yang harus diketahui untuk melakukan tindakan ini yaitu memiliki
pengetahuan mengenai anatomi wajah dan leher. Prosedur tindakan ini dapat
dikatakan terbaik untuk mengatasi abses.
Insisi
Untuk lokasi dan ukuran insisi biasanya tergantung dari ruang yang
terinfeksi.
Drainase
Drainase merupakan tindakan eksplorasi pada fascial space yang
ditujukan untuk mengeluarkan nanah dari dalam jaringan untuk
mempertahankan drainase dari nanah. (Sariningsih, 2014).
2. Menggosok gigi
5. Segera melapor apabila terjadi pembengkakan pada daerah mulut (Aditya &
Wulan, 2015).