Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENINGKATAN PENGETAHUAN TERKAIT

PENATALAKSANAAN & PENCEGAHAN

PENYAKIT PHLEGMON

oleh
Fajar Nur Aufar NIM 162310101091

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENINGKATAN PENGETAHUAN TERKAIT

PENATALAKSANAAN & PENCEGAHAN

PENYAKIT PHLEGMON

disusun sebagai pemenuhan tugas Keperawatan Bedah


dengan dosen pengampu: Ns. Mulia Hakam, MKep. Sp. Kep. MB

oleh

Fajar Nur Aufar NIM 162310101091

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik/materi : Peningkatan Pengetahuan Terkait Penalaksanaan & Pencegahan Penyakit


Phlegmon
Sub Topik : Pengertian Penyakit Phlegmon, Penyebab, Tanda dan Gejala,
Penatalaksanaan dan pencegahan
Sasaran : Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu
Tanggal : Minggu, 3 Juni 2018
Waktu : Pukul 14.00-14.10 WIB (10 menit)
Tempat: Musolla Pujasera Mastrip
Penyuluh : Fajar Nur Aufar (162310101091)

A. Analisa Data
1. Kebutuhan Peserta Didik
Dalam rangkaian Praktik Belajar Lapang (PBL) banyak masyarakat yang belum
mengetahui mengenai penyakit phlegmon dan bagaimana penatalaksanaan serta
pencegahan yang tepat dan harus segera dilakukan. Oleh karena itu perlu diadakan
suatu acara penyuluhan ini guna memberikan pengetahuan kepada masyarakat sekitar
mengenai peningkatan pengetahuan terkait penalaksanaan dan pencegahan penyakit
phlegmon.
2. Karakteristik Peserta Didik
Masyarakat sekitar jl Batu Raden, Sumber Sari. Kabupaten Jember.

B. Tujuan Umum Penyuluhan


Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1 x 10 menit, diharapkan masyarakat
sekitar khususnya Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu dapat memahami mengenai peningkatan
pengetahuan terkait penatalaksanaan dan pencegahan penyakit phlegmon.

C. Tujuan Khusus Penyuluhan


Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1x10 menit, diharapkan masyakarat
sekitar khususnya bapak-bapak dan ibu-ibu mampu :
a. Memahami mengenai apa itu penyakit phlegmon
b. Memahami tanda dan gejala penyakit phlegmon
c. Menjelaskan penyebab penyakit phlegmon
d. Memahami penatalaksanaan penyakit phlegmon
e. Memahami pencegahan penyakit phlegmon

D. Materi (Terlampir)
a. Pengertian penyakit phlegmon

b. Tanda dan Gejala penyakit phlegmon

c. Penyebab penyakit phlegmon

d. Penatalaksanaan

e. Pencegahan

E. Metode
Ceramah dan Diskusi
F. Media
Leaflet dan Vidio

G. Proses Kegiatan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1 Pembukaan  Mengucapkan salam  Menjawab salam
2 Menit  Memperkenalkan diri  Mendengarkan dan
 Menjelaskan TIU dan TIK Memperhatikan
 Menyebutkan materi yang akan
diberikan
2 Inti  Menanyakan (review) kepada  Menjawab
6 Menit bapak-bapak dan ibu-ibu tentang pertanyaan
Peningkatan pengetahuan terkait penyuluh
penatalaksanaan dan pencegahan  Mendengarkan dan
penyakit phlegmon menurut memperhatikan
pengetahuan masyarakat  Bertanya pada
 Menjelaskan materi tentang : penyuluh apabila
1. Pengertian penyakit Phlegmon masih ada yang
2. Penyebab penyakit Phlegmon belum jelas dan
3. Tanda dan gejala penyakit belum dimengerti
Phlegmon
4. Penatalaksanaan
5. Pencegahan
3 Penutup  Evaluasi  Menjawab
2 Menit  Menyimpulkan pertanyaan
 Mengucapkan salam penutup  Memperhatikan
 Menjawab salam

H. Evaluasi
1. Jelaskan apa itu Penyakit Phlegmon atau Angina Ludwig
2. Sebutkan Tanda dan Gejala Penyakit Phlegmon atau Angina Ludwig
3. Sebutkan Penyebab Penyakit Phlegmon atau Angina Ludwig
4. Jelaskan Penalaksanaan terkait penyakit phlegmon
5. Sebutkan cara pencegahan penyakit phlegmon

I. Referensi

Aditya, M. and Wulan, A. J. (2015) ‘Phlegmon Dasar Mulut Odontogenik : Laporan Kasus

Odontogenic Mouth Floor Phlegmon : Juke Unila, 5(9), pp. 76–80.

R, M. A. (2013) ‘Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Fakultas Kedokteran Universitas

Lampung’, Fakultas Kedokteran Universitas Lampung, 1(5), pp. 21–25.

Sariningsih, E. 2014. Gigi Busuk dan Poket Periodontal Sebagai Fokus Infeksi. Gramedia :

Jakarta. https://books.google.co.id/books?
id=s4hKDwAAQBAJ&pg=PA63&dq=penyakit+phlegmon&hl=id&sa=X&ved=0ahU
KEwjpjvCvyK_bAhWHfisKHfX5CkYQ6AEINDAC#v=onepage&q=penyakit
%20phlegmon&f=false [ Diakses pada 31 Mei 2018]

MATERI PENYULUHAN

PENINGKATAN PENGETAHUAN TERKAIT PENATALAKSANAAN


PENYAKIT PHLEGMON

1. Pengertian Penyakit Phlegmon


Infeksi gigi merupakan penyakit yang umum terjadi dikhalangan masyarakat,
Infeksi gigi biasanya bersifat ringan akan teteapi jika tidak segera ditangani infeksi
gigi akan menyebabkan komplikasi yang fatal dan salah satunya yaitu Penyakit
Phlegmon atau yang sering disebut Angina Ludwig.
Penyakit Phlegmon merupakan peradangan akut yang mengeluarkan nanah,
terjadi pada jaringan ikat bawah kulit (subkutan). Penyakit Phlegmon ini menyerang
pasien dengan usia 20 hingga 60 tahun dengan perbandingan laki-laki lebih banyak
dibandingkan dengan perempuan. (Aditya and Wulan, 2015)
Phlegmon adalah infeksi yang terjadi pada dasar mulut dan leher berupa
pembengkakan yang berisi nanah sebagai akibat dari infeksi gigi yang terlalu lama
dibiarkan (Sariningsih, 2014).

2. Penyebab Penyakit Phlegmon

Penyakit Phlegmon ini disebabkan oleh kuman Stroptococcus sp.


Mikroorganisme lainnya adalah anaerob gram negatif seperti provetella,
porphyromona dan fusobacterium. (Aditya and Wulan, 2015)
Menurut Ludwig penyebab dari penyakit ini yaitu karena adanya infeksi gigi
melalui periapikal atau periodontal khususnya gigi molar (geraham) rahang bawah.
(Sariningsih, 2014).

3. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala penyakit phlegmon biasanya ditandai dengan adanya selulitis
(Infeksi umum pada kulit dan jaringan lunak dibawah kulit). Selulitis yang meluas
atau menyebar sehingga menyebabkan terjadinya pembengkakan pada dasar mulut,
lidah dan regio submandibula sehingga dapat menyebabkan obstruksi jalan nafas,
penyebaran infeksi ke jaringan leher yang lebih dalam dan menyebabkan
mediastenitis yang berpotensi berbahaya. Hasil yang didapatkan dengan adanya
pembengkakan submandibular dan pembengkakan dasar mulut yaitu menyebabkan
lidah terangkat. (Aditya and Wulan, 2015)
Gejala lainnya yaitu edema jaringan leher depan diatas tulang hyoid yang
memberikan gambaran seperti bull’s neck. Demam, takikardi, takipnue dan perasaan
cemas serta gelisah. Adanya bengkak dan nyeri pada dasar mulut dan leher sehingga
menyebabkan sulit untuk menelan, nyeri saat menelan, berliur dan nyeri gigi. Pasien
dengan kompensasi obstruksi saluran nafas atas biasanya postur tubuhnya tegak dan
leher menjulur ke depan serta dagu terangkat seperti orang sedang mengendus, hal ini
menandakan adanya ancaman obstruksi jalan nafas. (Aditya and Wulan, 2015)
Gejala klinis umum Angina Ludwig meliputi malaise, lemah, lesu, nyeri leher
berat dan bengkak, demam, malnutrisi dan biasanya dalam kasus yang parah dapat
menyebabkan stridor atau kesulitan bernafas, eritema, peninggian suhu pada leher,
peninggian lidah, nyeri menelan, kesulitan dalam artikulasi bicara. (R, Mahaputri A,
2013)
Menurut Ludwig tanda dan gejala seperti inflamasi pada tenggorakan,
pembengkakan yang keras seperti papan terjadi di bawah lidah sekeliling pinggir
mandibula, adanya gejala-gejala seperti demam tinggi, keadaan umum penderita yang
semakin turun dan lain sebagainya. (Sariningsih, 2014).

4. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan disini yang melakukan yaitu tenaga medis kesehatan apabila terdapat
pasien penderita phlegmon dan berikut adalah beberapa penatalaksanaannya :

a. Lakukan penilaian jalan nafas untuk menjaga patensi jalan nafas karena hal ini
merupakan prioritas utama dalam penangan pasien dengan penyakit phlegmon dan
observasi mengenai tanda-tanda obstruksi jalan nafas. Apabila obstruksi jalan
nafas masih terjadi segera lakukan tindakan trakeostomi untuk mengamankan
jalan nafas. Jika klien mengalami sesak nafas berat maka harus dilakukan tindakan
trakeostomi.

b. Apabila jalan nafas mulai normal kemudian berikan antibiotik spektrum luas dan
biasanya golongan penisilin dengan dosis tinggi secara intravena dan juga
ampisilin dosis 2-4 g/hari dosis terbagi. Namun apabila mengalami alergi ketika
sudah mengkonsumsi obat golongan ini maka diganti dengan obat sefalosporin
golongan aminoglikosida seperti gentamisin 1-4 mg/kgbb atau amikacin 500 mg/8
jam. Selanjutnya tambahkan dengan metrinidazole untuk menghancurkan bakteri
anaerob. Selain pemberian obat secara intravena pemberian antibiotik secara oral
seperti kortikosteroid untuk mengurangi edema saluran nafas. (Aditya and Wulan,
2015)

c. Tindakan Bedah

Tindakan bedah dilakukan apabila terdapat infeksi supuratif, bukti radiologis


adanya penumpukan cairan atau gas, krepitus dan adanya aspirasi purulen.
Dengan hal ini maka perlu dilakukan tindakan insisi dan drainase. Tujuan dari
tindakan insisi dan drainase ini untuk mencegah terjadinya perluasan atau
penyebaran infeksi ke jaringan lain yang dapat menyebabkan resiko fatal,
mengurangi rasa sakit, menurunkan jumlah mikroba beserta toksinnya,
memperbaiki vaskularisasi jaringan.

Tindakan insisi dan drainase ini merupakan prosedur bedah yang sederhana.
Hal yang harus diketahui untuk melakukan tindakan ini yaitu memiliki
pengetahuan mengenai anatomi wajah dan leher. Prosedur tindakan ini dapat
dikatakan terbaik untuk mengatasi abses.

 Insisi

Untuk lokasi dan ukuran insisi biasanya tergantung dari ruang yang
terinfeksi.

 Drainase
Drainase merupakan tindakan eksplorasi pada fascial space yang
ditujukan untuk mengeluarkan nanah dari dalam jaringan untuk
mempertahankan drainase dari nanah. (Sariningsih, 2014).

5. Pencegahan penyakit phlegmon

1. Menjaga kesehatan mulut dan gigi

2. Menggosok gigi

3. Lakukan pemeriksaan segera jika mengalami infeksi pada gigi


4. Konsultasi pada doker gigi jika mengalami infeksi pada gigi

5. Segera melapor apabila terjadi pembengkakan pada daerah mulut (Aditya &
Wulan, 2015).

Anda mungkin juga menyukai