Bismillah MPA
Bismillah MPA
(KARIL I)
Diajukan oleh :
JIHAN FADHILLAH
1625010033/A
oleh manusia sejak 2500 SM. Sejalan dengan makin berkembangnya perdagangan
antarnegara yang terjadi pada awal abad ke-19, menyebabkan tanaman kedalai
juga ikut tersebar ke berbagai negara tujuan perdagangan tersebut, yaitu Jepang,
Indonesia sejak abad ke-16. Awal mula penyebaran dan pembudidayaan kedelai
yaitu di Pulau Jawa, kemudian berkembang ke Bali, Nusa Tenggara, dan pulau-
Divisio : Spermatophyta
Classis : Dicotyledoneae
Ordo : Rosales
Familia : Papilionaceae
Genus : Glycine
merupakan tanaman semusim. Sistem perakaran kedelai terdiri dari dua macam,
yaitu akar tunggang dan akar sekunder (serabut) yang tumbuh dari akar tunggang.
Selain itu kedelai juga seringkali membentuk akar adventif yang tumbuh dari
bagian bawah hipokotil (Aep, 2006). Tanaman kedelai dapat mengikat nitrogen
dalam tanah. Nodul atau bintil akar tanaman kedelai umumnya dapat mengikat
nitrogen dari udara pada umur 10 – 12 hari setelah tanam, tergantung kondisi
dihitung dari jumlah buku yang terbentuk pada batang utama. Stadia vegetatif
Umur masak pada kedelai ditentukan oleh faktor genetik (varietas) dan
lingkungan, seperti perbedaan iklim (panjang hari dan suhu) dan ketinggian
menunda pembungaan dan umur masak. Varietas unggul kedelai yang disukai
konsumen saat ini adalah berdaya hasil tinggi, berukuran biji besar, dan berumur
genjah. Preferensi terhadap kedelai berumur genjah lebih tinggi daripada berumur
berumur genjah juga dapat digunakan untuk menghindari kegagalan panen akibat
genjah (<70 hari), genjah (70-80 hari), sedang (80-85 hari), dalam (86-90 hari),
dan sangat dalam (>90 hari). Penelitian yang dilakukan oleh Lukman Hakim
tinggi (2 t/ha) dan umur polong masak sangat genjah (74 hari). Varietas kedelai
yang berumur sangat genjah diperlukan agar tanaman terhindar dari kekeringan,
Kedelai umur genjah yang dilepas sebelum varietas Gema tahun 2011,
sebagian besar berasal dari pemurnian varietas lokal (Grobogan, Gepak kuning,
dan Gepak Ijo). Tengger, Mitani dan Meratus merupakan varietas genjah hasil
erat hubungannya dengan umur berbunga. Sehingga dapat diketahui berapa lama
suatu varietas kedelai melakukan pengisian biji dan mencapai saat penen.
yang merupakan varietas unggul yang berumur genjah dan berproduktivitas lebih
dari 2,5 t/ha. Varietas Grobogan merupakan hasil pemurnian populasi lokal dari
Grobogan memiliki ukuran biji yang besar dan berkembang di daerah Grobogan,
Jawa Tengah. Bobot 100 biji varietas Grobogan nilainya dua kali lebih besar
dibandingkan varietas Wilis dan Kaba. Sedangkan Gepak Kuning dan Gepak Ijo
berukuran biji kecil dan mempunyai keunggulan sebagai bahan baku pembuatan
tahu karena mempunyai rendemen tinggi dan lebih tinggi dibandingkan kedelai
impor. Kedua varietas tersebut telah berkembang di daerah Ponorogo, Jawa Timur
(Balitkabi, 2009).
produksi kedelai. Tujuan penggunaan zat pengatur tumbuh ini adalah untuk
menambah kadar hormon yang telah ada agar mempercepat pertumbuhan tanaman
sehingga diperoleh hasil yang baik. Auksin merupakan salah satu hormon yang
daun dan buah (Dwidjoseputro, 1994) dalam (Utri, 2013). Hormon Auksin banyak
ditemukan di bagian akar, ujung batang, dan bunga. Giberelin merupakan hormon
Castro dan Morales (1981) dalam Panca, Aslim, dan Nurbaiti (2014),
berbunga menyebabkan kenaikan berat polong, jumlah biji dan hasil biji. Menurut
Lakitan (1996), manfaat aplikasi giberelin sebagai zat pengatur tumbuh tanaman
sangat ditentukan oleh jenis tanaman, varietas, konsentrasi, dosis yang digunakan,
merah terletak pada perlakuan giberelin dengan konsentrasi 200 ppm. Giberelin
sehingga sel akan memanjang, selain itu giberelin akan merangsang dan
sebelum waktunya.
2.4 Hipotesis
Penelitian ini dilakukan selama 4 bulan mulai dari bulan Januari sampai
Bahan yang digunakan adalah biji kedelai varietas Grobogan dan Gema,
hormon GA3, tanah taman dan pupuk kompos sebagai media tanam. Alat
yang digunakan adalah polibag, handsprayer, beaker glass, alat tulis, dan
gembor.
konsentrasi hormon.
V1 = Grobogan
V2 = Gema.
G0 = 0 ppm (kontrol)
G1 = 100 ppm
G2 = 200 ppm
G3 = 300 ppm.
penelitian.
masing sebanyak 12 benih. Benih dipilih yang seragam, tidak cacat, dan
bunga
menguning, tetapi bukan karena serangan hama atau penyakit, lalu gugur,
buah mulai berubah warna dari hijau menjadi kuning kecoklatan dan retak-
retak, atau polong sudah kelihatan tua, batang berwarna kuning agak
coklat.
3.5 Parameter Pengamatan
tumbuh tanaman
sempurna
3. Waktu munculnya bunga, yaitu saat dimana kuncup bunga pertama kali
muncul
tanaman
5. Umur panen, yaitu waktu dimana tanaman sudah siap untuk dipanen
6. Bobot 100 biji, yaitu karakter yang menunjukkan ukuran biji kedelai.
terdapat beda nyata antar perlakuan maka dilakukan uji lanjut menggunakan Beda
j = 1,2, ... r
Yij = respon atau nilai pengamatan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j.
ij = pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
DAFTAR PUSTAKA
Aep Wawan Irwan. 2006. Budidaya Tanaman Kedelai (Glycine max (L.)
Merill). Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Jatinangor
Campbell, N.A., J.B. Reece, dan L.G. Mitchell. 2003. Biologi Edisi Kelima Jilid
II. (diterjemahkan dari : Biology, 5th Edition, penerjemah : W. Manalu).
Penerbit Erlangga. Jakarta. 404 p.
Pandiangan, M.B.S.P.K. 2012. Uji Daya Hasil Kedelai (glycine max (l.) Merril)
Berdaya Hasil Tinggi di Kampung Sidey Makmur SP 11 Manokwari. 65
hlm. Skripsi. Program Studi Agronomi Fakultas Pertanian dan Teknologi
Pertanian Universitas Negeri Papua Manokwari.
Titin Yeni. 2012. Pengaruh Induksi Giberelin terhadap Pertumbuhan dan Produksi
Tanaman Cabai Merah (Capsicum annum L) sebagai Sumber Belajar
Biologi. FKIP Universitas Muhammadiyah Metro