Anda di halaman 1dari 9

PERENCANAAN KEBUTUHAN OBAT

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 20 januari 2016
Halaman :

KABUPATEN SINJAI
H. BAHARUDDIN, SKM, MM
Nip. 196710061989031011

merupakan proses kegiatan seleksi obat dan bahan medis habis pakai untuk
1. Pengertian menentukan jenis dan jumlah obat dalam rangka pemenuhan kebutuhan obat di
puskesmas.

1. untuk mendapatkan perkiraan jenis dan jumlah obat dan bahan medis habis
pakai yang sesuai dengan kebutuhan.
2. tujuan 2. meningkatkan efesiensi penggunaan obat
3. meningkatkan penggunaan obat secara rasional.

1. pelatihan petugas pengelolah obat dan perbekalan kesehatan di puskesmas,


Drs. Muh.Ishak, Apt Thn 2013
3. Referensi 2. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 30 Tahun 2009 tentang standar
pelayanan kefarmasian di puskesmas.

1. Laporan perencanaan kebutuhan obat dibuat pertriwulan


2. Menghitung kebutuhan obat dengan cara jumlah untuk periode yang akan
datang diperkirakan sama dengan pemakaian pada periode sebelumnya dengan
cara :
SO = SK + SWK + SWT + SP
Keterangan :
4. prosedur SO = stok potimum
SK = stok kerja
SWK = jumlah yang dibutuhkan pada
waktu kekosongan obat SWT = jumlah yang dibutuhkan pada
waktu tunggu (lead time) SP = stok penyangga.

5. Unit Terkait 1. IFK


PERMINTAAN OBAT
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 20 januari 2016
Halaman :

KABUPATEN SINJAI H. BAHARUDDIN, SKM, MM


Nip. 196710061989031011

Permintaan Obat yaitu mengajukan daftar kebutuhan obat dan Bahan Medis Habis
1. Pengertian Pakai (BMHP) kepada instalasi Farmasi Kabupaten.

Memenuhi kebutuhan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai di Puskesmas Sesuai
2. tujuan dengan perencanaan yang telah dibuat.

1. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 30 Tahun 2009 tentang standar pelayanan


kefarmasian di puskesmas. 2.
3. Referensi Modul Pelatihan Manajemen Puskesmas, Kementrian Kesehatan RI badan
PPSDM Kesehatan Pusdiklat Aparatur Tahun 2014.

1. Mengisi format laporan permintaan dan pemakaian obat (LPLPO) sesuai


kebutuhan obat dan bahan medis habis pakai puskesmas
4. prosedur 2. meminta persetujuan kepala puskesmas
3. mengirim laporan permintaan obat ke intalasi farmasi kabupaten.

5. Unit Terkait 1. IFK


PENERIMAAN OBAT
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 20 januari 2016
Halaman :

H. BAHARUDDIN, SKM, MM
KABUPATEN SINJAI Nip. 196710061989031011

1. Pengertian yaitu suatu kegiatan dalam menerima obat dan bahan medis habis pakai dari
instalasi farmasi kabupaten sesuai permintaaan yang telah diajukan

Agar obat yang diterima sesuai dengan kebutuhan berdasarkan permintaan yang
2. tujuan telah diajukan Puskesmas

3. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 30 Tahun 2009 tentang standar pelayanan
kefarmasian di puskesmas.

1. Petugas menerima obat dan Bahan Medis Habis Pakai dari Instalasi Farmasi
Kabupaten
2. Petugas penerima obat dan petugas dari Instalasi farmasi Kabupaten
melakukan pengecekan bersama terhadap kesesuaian obat dan Bahan Medis
Habis Pakai (BMHP) yang diserahterimakan.
3.Menerima Surat Bukti Barang Keluar (SBBK) dari Instalasi Farmasi Kabupaten
4. prosedur sesuai dengan fisik obat yang dikirimkan, apabila ada ketidaksesuaian fisik dan
SBBK maka diberi keterangan pada SBBK dan dikonfirmasi kepetugas IFK.
4. Mengarsipkan Surat Bukti Barang
Keluar (SBBK) yang diterima dari Instalasi Farmasi kabupaten (IFK)
5. Memasukkan data yang
diterima dalam buku penerimaan obat dan kartu stok obat.

5. Unit Terkait 1. IFK


PENYIMPANAN OBAT
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 20 januari 2016
Halaman :

KABUPATEN SINJAI H. BAHARUDDIN, SKM, MM


Nip. 196710061989031011

Penyimpanan adalah Suatu kegiatan pengamanan terhadap obat dan bahan


1. Pengertian Medis habis Pakai yang diterima agar aman ( tidak hilang ) terhindar dari
kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin

Agar mutu Obat yang tersedia di puskesmas dapat dipertahankan sesuai dengan
2. tujuan persyaratan yang ditetapkan.

3. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 30 Tahun 2009 tentang standar pelayanan
kefarmasian di puskesmas.

1. Obat dan bahan Medis Habis Pakai (BMHP) yang telah diterima dari Intalasi
Farmasi Kesehatan (IFK) disimpan dalam lemari obat secara alphabets untuk setiap
4. prosedur bentuk sediaan. 2. Obat dirotasi dengan
sistem FEFO (First expired first out) dan FIFO (First in first out ).

n
5. Unit Terkait 1. IFK
PENDISTRIBUSIAN OBAT DAN BMHP
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 20 januari 2016
Halaman :

KABUPATEN SINJAI H. BAHARUDDIN, SKM, MM


Nip. 196710061989031011

Pendistribusian merupakan kegiatan pengeluaran dan penyerahan Obat dan


1. Pengertian Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) secara merata dan teratur untuk memenuhi
kebutuhan sub unit puskesmas

2. tujuan Memenuhi kebutuhan obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) sub unit
pelayanan kesehatan yang ada diwilayah kerja puskesmas dengan jenis, mutu,
jumlah dan waktu yang tepat.

1. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 30 Tahun 2009 tentang standar pelayanan


3. Referensi kefarmasian di puskesmas.

4. prosedur 1. Sub unit menyetor permintaan obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
dengan menggunakan format LPLPO atau buku amprag
2. Petugas gudang menyediakan obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) sesuai
permintaan 3.
Petugas menyerahkan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) ke Sub unit
5. Unit Terkait 1. Sub Unit pelayanan puskesmas
PENCATATAN, PELAPORAN DAN PENGARSIPAN
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 20 januari 2016
Halaman :

KABUPATEN SINJAI H. BAHARUDDIN, SKM, MM


Nip. 196710061989031011

Yaitu rangkaian kegiatan dalam rangka penatalaksanaan obat dan Bahan Medis
Habis Pakai (BMHP) secara tertib, baik obat dan bahan medis habis pakai yang
1. Pengertian diterima, disimpan , didistribusikan dan digunakan di puskesmas dan sub unit
pelayanan lainnya.

1. Bukti bahwa pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai telah dilakukan
2.
2. tujuan Sumber data untuk melakukan pengaturan dan pengendalian 3.
Sumber data untuk membuat laporan.

3. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 30 Tahun 2009 tentang standar pelayanan
kefarmasian di puskesmas.

1. Setiap obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) yang diterima dan
dikeluarkan dari gudang dicatat di dalam buku penerimaan dan Kartu Stok. 2.
Laporan Pemakaian dan Permintaan dibuat berdasarkan Kartu Stok Obat dan
4. prosedur Catatan harian penggunaan Obat. 3.
Data LPLPO merupakan kompilasi dari data LPLPO Sub Unit, LPLPO dibuat 3 (tiga)
rangkap, diberikan ke Instalasi farmasi Kabupaten, Unit pelayanan farmasi Dinas
Kesehatan dan satu rangkap sebagai arsip Puskesmas.

5. Unit Terkait 1. IFK


SOP PENYIMPANAN OBAT EMERGENCY
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 14 maret 2016
Halaman :

KABUPATEN SINJAI H. BAHARUDDIN, SKM, MM


Nip. 196710061989031011

1. Penyimpanan obat emergency dalam kotak emergency adalah kegiatan


penyimpanan obat-obat tertentu yang dibutuhkan pasien secara tepat, yang
1. Pengertian dilakukan pada unit ttertentu di luar instalasi farmasi serta disimpan dalam kotak

2. tujuan 1. Agar dapat menjamin ketersediaan dan keamanan penyimpanan obat


emergency
2. Agar obatemergency dapat selalu tersedia saat dibutuhkan.

3. Referensi

4. prosedur 1. Siapkan obat yang akan dsimpan dalam kotak emergency, sesuai daftar obat
emergency yang telah ditetapkan oleh puskesmas 2.
Susun obat emergency dalam kotak emergency
5. Unit Terkait 1. Unit gudang obat
2. UGD
3 KIA
SOP PENYIMPANAN DAN DISTRIBUSI REAGENS
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 14 maret 2016
Halaman :

KABUPATEN SINJAI H. BAHARUDDIN, SKM, MM


Nip. 196710061989031011

Kegiatan dalam melakukan pengendalian reagens meliputi penerimaan,


1. Pengertian penyimpanan dan pendistribusian reagens

2. tujuan Untuk mengawasi operasional gudang agar mendapatkan hasil yang optimal dan
berkualitas

3. Referensi

4. prosedur
1. Petugas Gudang memeriksa daftar reagens yang datang
2. Memeriksa keadaan kemasan reagens
3. Reagens yang datang diperiksa tanggal kadaluarsa lalu diserahkan ke petugas
laboratorium dan disimpan sesuai prosedur penyimpanan yang tertera.
5. Unit Terkait 1. Unit gudang obat
2. Laboratorium
SOP PENANGANAN OBAT KADALUARSA
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 14 maret 2016
Halaman :

KABUPATEN SINJAI H. BAHARUDDIN, SKM, MM


Nip. 196710061989031011

1. Pengertian

2. tujuan Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan dan pengawasan pemusnahan sediaan
farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
3. Referensi

1. Melakukan inventarisasi sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai yang
akan dimusnahkan 2.
Menyiapkan administrasi berupa laporan dan berita acara pemusnahan sediaan
farmasi dan bahan medis habis pakai 3.
4. prosedur Menetapkan jadwal dan tempat pemusnahan 4.
Membuat laporan pemusnahan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai,
memuat : -
Waktu dan tempat pelaksanaan pemusnahan sediaan farmasi dan bahan medis
habis pakai
- Nama dan jumlah sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai yang
dimusnahkan
- Nama apoteker pelaksana pemusnahan
6. Membuat laporan pemusnahan sediaan farmasi dan bahan medis
habis pakai yang ditanda tangani oleh apoteker dan saksi dalam pelaksanaa
pemusnahan.
5. Unit Terkait 1. Unit gudang obat
2. Apotek

Anda mungkin juga menyukai