Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH FISIKA RADIODIAGNOSTIK

INTERAKSI SINAR-X DENGAN MATERI

Disusun Oleh :

KELOMPOK 1 KELAS 2A

1. SONIA GLORIA MANANGKALANGI P1337430117001


2. FEBIOLA CLAUDINI DELLA P P1337430117003
3. BACHTIAR DAUD ROCHMAWAN P1337430117008
4. GHERALDY RADYA PRATAMA P1337430117011
5. AFIFAH DWI AZHARIMAH P1337430117014
6. RIZALDI AL FAHROZI P1337430117020
7. VIOLOIN AURORA ESTERLITHA P1337430117028
8. AMALIA WIDYANINGSIH P1337430117030
9. CLEMENTIA SELNIA TEMU P1337430117034
10. FATHUR RAHMAN A P1337430117037
11. MOH. FAUZA ZAKI ALMAMDUH P1337430117045
12. INDAH SOVIATEN P1337430117097

Mata Kuliah : Fisika Radiodiagnostik


Dosen Pengampu : Sri Mulyati, S.Si., MT

D-III TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI SEMARANG


JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG
2019

i
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Berkat
limpahan karunia dan nikmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penyusunan
makalah ini dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Fisika Radiodiagnostik yang diampu
oleh Ibu Sri Mulyati, S.Si., MT .
Dalam proses penyusunannya tak lepas dari bantuan, arahan dan masukan dari
berbagai pihak. Untuk itu penulis ucapkan banyak terima kasih atas segala partisipasinya
dalam menyelesaikan makalah ini.
Meski demikian, penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan dan kekeliruan di
dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tanda baca, tata bahasa maupun isi. Sehingga
penulis secara terbuka menerima segala kritik dan saran positif dari pembaca.

Demikian apa yang dapat penulis sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
untuk kita semua.

Semarang, Januari 2019

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1


B. Rumusan Masalah .......................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ........................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan ......................................................................... 2

BAB II ISI DAN PEMBAHASAN

A. Radiofarmaka ................................................................................. 3
B. Sifat Radiofarmaka ........................................................................ 13
C. Jenis Bahan Radiofarmaka ............................................................ 14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 16
B. Saran ........................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA 17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Radiasi apabila menumbuk suatu materi maka akan terjadi interaksi yang akan
menimbulkan berbagai efek. Efek-efek radiasi ini bergantung pada jenis radiasi, energi
dan juga bergantung pada jenis materi yang ditumbuk. Pada umumnya radiasi dapat
menyebabkan proses ionisasi dan atau proses eksitasi ketika melewati materi yang
ditumbuknya.
Secara umum, interaksi radiasi dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu
interaksi radiasi partikel bermuatan (alpha dan beta), radiasi partikel yang tidak
bermuatan (neutron) dan yang terakhir adalah radaisi gelombang
elektromagnetik/foton (radiasi gamma dan sinar-x). Karena ketiga jenis radiasi ini
memiliki karakteristik yang berbeda, maka interaksi yang terjadi pun akan berbeda.
Salah satu interaksi radiasi dengan materi adalah interaksi radiasi gelombang
elektromagnetik yaitu interaksi sinar-X. Interaksi dengan materi terjadi bila sinar-X
ditembakkan pada suatu bahan sehingga mengakibatkan ada bagian yang diteruskan,
diserap, dan dihamburkan.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses terjadinya interaksi sinar-X dengan materi ?

2. Apa saja jenis-jenis interaksi sinar-X dengan materi?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui bagaimana proses terjadinya interaksi sinar-X dengan materi

2. Untuk mengetahui jenis-jenis interaksi antara sinar-X dengan materi.

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Proses Interaksi Sinar-X Dengan Materi

Interaksi sinar-X merupakan salah satu interaksi yang terjadi pada gelombang
elektromagnetik yang mengenai suatu materi atau bahan. Ketika radiasi menumbuk bahan,
ada bagian yang diteruskan, diserap, dan dihamburkan. Radiasi yang diteruskan dalam
radiografi disebut sebagai radiasi primer, merupakan bagian radiasi yang berguna dalam
pembentukan bayangan radiografi. Intensitas radiasi yang diteruskan dipengaruhi oleh
tebal dan rapat jenis bahan serta energi radiasi.

Pada saat foton mengenai suatu materi maka akan terjadi interaksi yang
mengakibatkan penyerapan atau penghamburan foton. Proses penyerapan dan
penghamburan akan berpengaruh pada pelemahan atau attenuasi dari foton tersebut yang
disebabkan oleh kerapatan, ketebalan dan nomor atom bahan yang dilalui. Apabila radiasi
elektromagnetik masuk ke dalam bahan , maka sebagian dari radiasi tersebut akan terserap
oleh bahan. Sebagai akibatnya, intensitas radiasi setelah memasuki bahan penyerap lebih
kecil dibandingkan intensitas semula.

Adanya proses pelemahan radiasi elektromagnetik sinar-X dalam suatu bahan , maka akan
terjadi pengurangan intensitas memenuhi persamaan :

I = Io e-xμ

Keterangan: I = intensitas radiasi elektromagnetik setelah melalui bahan

Io = intensitas radiasi elektromagnetik sebelum melalui bahan

μ = koefisienserapan bahan bahan dan x = ketebalan bahan

Interaksi sinar-X dengan materi akan terjadi bila sinar-X yang dipancarkan dari
tabung dikenakan pada suatu objek. Sinar-X yang terpancar merupakan panjang
gelombang elektromagnetik dengan energi yang cukup besar. Gelombang elektromagnetik
ini dinamakan foton. Foton ini tidak bermuatan listrik dan merambat menurut garis lurus.
Bila sinar-X mengenai suatu objek, akan terjadi interaksi antara foton dengan atom-atom
dengan objek tersebut. Interaksi ini menyebabkan foton akan kehilangan energi yang
dimiliki oleh foton. Besarnya energi yang diserap tiap satuan massa dinyatakan sebagai

2
satuan dosis serap, disingkat Gray. Dalam jaringan tubuh manusia, dosis serap dapat
diartikan sebagai adanya 1 joule energi radiasi yang diserap 1 kg jaringan tubuh (BATAN).

1 gray =1 joule / kg

Sinar-X merupakan radiasi elektromagnet yang membawa energi dalam bentuk paket-
paket yang disebut foton. Sinar-X memiliki panjang gelombang yang sangat pendek,
sekitar 10-8 – 10-9 m. Semakin tinggi energinya, maka semakin pendek panjang
gelombangnya. Sinar-X dengan energi rendah cenderung berinteraksi dengan elektron dan
energi tinggi cenderung berinteraksi dengan inti atom.

B. Jenis Interaksi Sinar-X dengan Materi

Interaksi radiasi dengan materi tergantung pada energi radiasi. Jika berkas sinar-X melalui
bahan akan terjadi proses utama yakni:

1. Hamburan Elastis

Hamburan elastis energi foton rendah, elektron menyerap energi dan


mengakibatkan bervibrasi yang frekuensinya sama dengan frekuensi sinar-X datang.
Kondisi demikian menyebabkan atom dalam keadaan terkesitasi,dan secepatnya
elektron memancarkan energi ke segala arah dengan frekuensi sama dengan frekuensi
foton datang. Dalam proses hamburan ini terjadi atenuasi tanpa absorpsi.

Dalam hamburan koheren foton berinteraksi dengan orbital elektron terikat (yaitu
aksi gabugan dari keseluruhan atom). Hamburan Rayleglh tidak berperan dalam
koefisien perpindahan elektron namun hanya berdampak pada koefisien atenuasi.

Scattering koheren (efek Rayleigh) adalah suatu proses dimana gelombang


elektromagnetik (sinar foton) yang bekerja pada atom tersebar tanpa kehilangan energi.
Atau hamburan Rayleigh adalah proses fisika klasik dimana sinar γ dihamburkan secara
keseluruhan oleh atom. Semua atom didalam elektron berkontribusi dengan cara
koheren. Energi γ tetap sama sebelum dan sesudah hamburan.

Elektron yang bervibrasi tetap terikat oleh inti dalam atom.Kemungkinan


hamburan elastis meningkat pada elektron dengan energi ikat tinggi, yang berarti
elektron atom dengan nomor atom tinggi, serta energi foton dengan energi relative
rendah.

3
Koefisien atenuasi massa ε/ρ meningkat dengan kenaikan nomor atom medium (~
Z2), dan menurun dengan kenaikan energi foton datang (ε/ρ ~ 1/ hf). Interaksi hamburan
elastis terjadi pada semua energi sinar-X,namun kemungkinannya tidak lebih dari 10%
dari seluruh proses interaksi dalam radiologi.

2. Efek fotolistrik

Dalam proses fotolistrik energi foton diserap oleh atom yaitu elektron, sehingga
elektron tersebut dilepaskan dari ikatannya dengan atom.Elektron yang keluar dari atom
disebut foto elektron. Peristiwa efek foto listrik ini terjadi pada energi radiasi rendah
(E < 1 MeV ) dan nomor atom besar.

Gambar 2.1 Proses Terjadinya Efek Fotolistrik

Pada saat foton mengenai elektron dalam suatu orbit dalam atom,sebagian energi
foton (Q) digunakan untuk mengeluarkan elektron dari atom dan sisanya dibawa oleh
elektron sebagai energi kinetiknya. Seluruh energi foton dipakai dalam proses tersebut:

E = hf = Q +Ek

Keterangan :

Q = energi ikat elektron,

Ek = energi kinetik

E = energi (joule)

F = frekwensi (hertz)

h = konstanta plank (6,627 x 10-34 J.s)

4
Pada efek fotolistrik, foton bertumbukan dengan elektron yang terikat pada atom
atau permukaan logam. Seluruh energi akan diserap oleh elektron tersebut sehingga
elektron akan terlepas menjadi elektron bebas yang disebut foto elekton.

Energy kinetic dari foto elektron dapat dihitung sebagai berikut:

Ee = hv-Eb

Keterangan:

Ee = energi kinetik foto elektron, ɤ

Hv= ( h=konstanta planck, v = frekuensi foton )

Eb= energi ikat elektron yang mula-mula sering disebut sebagai fungsi kerja dari
bahan, secara skematis, efek fotolistrik dapat dilihat pada gambar :

Gambar 2.2 Skema Efek Fotolistrik

Jika energi elektron yang masih cukup besar, maka elektron tersebut dapat
menumbuk elektron sehingga melepaskan elekron yang ditumbuk itu dari ikatannya dan
terbentuklah elektron bebas sekunder. Pelepasan elektron primer berdasarkan efek
fotolistrik maupun elektron sekunder akan menghasilkan kelowongan pada tingkat
energi yang ditinggalkan elektron tersebut.

Kelowongan ini akan diisi oleh elekton pada tingkat energi diatasnya (yang
terikat lebih lemah) dan menghasilkan radiasi sinar-X yang bersifat karakterikstik
(diskrit) yang disebut radiasi flourosensi.

5
Gambar 2.3 Skema Efek Auger

Jika efek fotolistrik terjadi pada kulit K, maka energi sinar-x yang ditimbulkan
akan cukup besar untuk menghasilkan efek semacam efek fotolistrik pada kulit
diatasnya yaitu sinar-x akan menumbuk elektron pada kulit yang lebih luar dan melepas
elektron tersebut dari ikatannya. Peristiwamini disebut efek auger.

Faktor-faktor yang mempengaruhi efek fotolistrik :

a. Nomor atom / ketebalan bahan yang dikenai

Jika nomor atom/ketebalan bahan yang dikenainya semakin tinggi sementara faktor
lainnya tetap, maka kemampuan kejadian penyerapan fotolistrik akan bertambah.

b. Enersi foton sinar-X yang mengenai bahan

Jika enersi foton sinar-X yang mengenai bahan semakin tinggi sementara faktor
lainnya tetap, maka kemampuan menembus akansemakin besar,sehingga
kemungkinan kejadian penyerapan foton listrik akan berkurang.

Efek fotolistik dominan dalam diagnostik terutama untuk energi foton rendah.
Efek ini merupakan interaksi anatara foton dengan elektron terikat, dan berkontribusi
besar dalam pencitraan diagnostik. Energi elektron daatang seluruhnya diserap oleh
elektron, yang kemudian keluar dari orbit. Sebagian energi digunakan untuk
membebaskan elektron dari tenaga ikat inti, dan sisanya untuk tenaga kinetic elektron.
Meskipun efek fotolistrik dapat terjadi antara foton dengan elektron pada sembarang
kulit atom, namun kemungkinan tinggi terjadi dengan elektron yang paling kuat terikat

hf = W + ½mev2

Koefisien absorpsi massa fotolistik menurun cepat dengan kenaikan energi

6
[τ/ρ ~ (1/hf)3], dan meningkat dengan kenaikan nomor atom medium [τ/ρ ~ Z3].

3. Efek Compton

Penghamburan compton merupakan suatu tumbukan lenting sempurna antara


sebuah foton dan sebuah elektron bebas. Dimana foton berinteraksi dengan elektron
yang dianggap bebas (tenaga ikat elektron lebih kecil dari energi foton datang), seperti
yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini:

Gambar 2.4 Penghamburan Compton : suatu tumbukan lenting sempurna antara sebuah

foton dan sebuah elektron (Beiser, 2003)

Dalam suatu tumbukan antara sebuah foton dan elektron bebas maka tidak
mungkin semua energi foton dapat dipindahkan ke elektron jika momentum dan energi
dibuat kekal.Hal ini dapat diperlihatkan dengan berasumsi bahwa reaksi semakin
dimungkinkan.Jika hal itu memang benar,maka menurut hukum kekekalan semua
energi foton diberikan kepada elektron dan didapatkan:

E = mc2

Menurut hukum kekekalan momentum, semua momentum foton (p) harus dipindahkan
ke elektron, jika foton tersebut menghilang:

p = E/c = mv

Keterangan :

p = Momentum

E = Energi (Joule)

c = Kecepatan cahaya ( m/dtk)


7
m = Massa (kg)

v = Kecepatan elektron (m/dtk)

Gambar 2.5 Prinsip terjadinya Efek Compton

Pada efek Compton, foton berinteraksi dengan elektron terluar dari atom. Energi
foton diserap sebagian untuk melepaskan dan menggerakan elektron, sehingga energy
foton menjadi lebih rendah dan berubah lintasannya seperti ditunjukkan pada gambar
10. Foton yang mengalami perubahan lintasan disebut radiasi hambur. Radiasi hambur
akan bergerak terus dan mengalami beberapa efek Compton sebelum akhirnya diserap
menjadi efek fotolistrik. Efek Compton terjadi pada rentang energy antara 0,1-3 MeV.

Hamburan Compton terjadi antara foton-X dan sebuah elektron bebas atau yang
terikat lemah. Elektron-elektron yang dapat dikategorikan sebagai elektron yang terikat
lemah adalah elektron yang berada pada kulit terluar suatu atom. Apabila foton-X
menumbuk elektron jenis ini maka berdasarkan hokum kekekalan momentum tidak
mungkin elektron akan dapat menyerap seluruh tenaga foton-X seperti yang terjadi
dalam efek fotolistrik. Foton-X hanya akan menyerahkan sebagian tenaganya kepada
elektron dan kemudian terhambur menurut sudut θ terhadap arah gerak foton-X mula-
mula.Secara sederhana hal ini dapat digambarkan sebagai suatu kelereng yang
ditembakkan pada sebuah kelereng lain yang bebas dan diam. Sebagai akibat
tumbukkan yang terjadi, kelereng yang ditembakkan itu akan menyerahkan sebagian
tenaganya pada kelereng yang diam dan kemudian terhambur ke arah lain dengan
tenaga yang sudah berkurang dari semula. Sebaliknya kelereng yang diam akan
bergerak ke depan karena menerima tenaga dari luar. Demikian pula yang terjadi
dengan elektron yang mula-mula bebas dan diam (stationer) itu akan terlempar ke depan

8
dan keluar dari sistem atom. Tumbukan dalam hamburan Compton ini dapat dianggap
sebagai tumbukan kenyal.

Elekton yang dilepaskan itu disebut sebagai elektron Compton.Tenaga sinar-X


yang terhambur setelah tumbukan merupakan fungsi tenaga sinar-x mula-mula dan
sudut hamburan.Berdasarkan hokum kekekalan tenaga tentu saja tenaga elektron
Compton Ee adalah selisih antara tenaga sinar-x mula-mula dan tenaga sinar-x
terhambur :

Ee = Eo - Ex

Sinar-x akan kehilangan tenaga maximum (atau elektron Compton akan menerima
tenaga maximum ) apabila terjadi tumbukan frontal dengan θ = 1800 terhadap elektron.

Karena Ex dapat bervariasi antara sudut harga minimum untuk θ = 00 maka


sprektum tenaga elektron Compton akan terbentang dari tenaga nol sampai suatu tenaga
maximum yang sedikit lebih kecil dari pada tenaga foton mula-mula, seperti
ditunjukkan dalam persamaan 4.7 .Di lain fihak,tenaga foton terhambur akan terbentang
mulai dari tenaga foton-X mulamula sampai ke suatu harga minimum yang selalu lebih
kecil dari ½ moc2yaitu 0,257.

Dalam peristiwa hamburan Compton ini terjadi baik gejala serapan maupun gejala
difusi/hamburan. Pada daerah tenaga-X ± 1,6 MeV, kedua gejala ini mempunyai
kebolehjadian yang sama untuk terjadi. Pada daerah tenaga yang lebih tinggi dari 1,6
Mev gejala hamburan menjadi lebih penting. Dengan kata lain, fraksi tenaga yang
hilang dari foton-foton bertenaga rendah adalah cukup kecil karena hamburan yang
terjadi hampermmerupakan tumbukan kenyal, tetapi kehilangan tenaga itu makin
menjadi besar dengan naiknya tenaga sinar-X.

Kebolehjadian hamburan untuk suatu sudut hamburan tertentu (tampang


diferensial) merupakan fungsi yang kompleks antara tenaga dan sudut. Secara umum
dapat dinyatakan bahwa kebolehjadian tersebut akan naik pada daerah sudut yang kecil
dengan naiknya tenaga foton. Tampang total hamburan atau kebolehjadian total
terjadinya hamburan bergantung pada cacah elektron yang tersedia, atau dengan
demikian pada nomor atom Z materi yang menjadi sasaran interaksi sinar-X. Biasanya
tampang total hamburan Compton diberi lambing α. Kadang-kadang tampang total
Compton ini dibagi dalam dua bagian yaitu koefisien difusi (hamburan) Compton dan
koefisiensi absorbs (serapan) Compton, yang pertama berhubungan dengan pengalihan
9
tenaga oleh foton terhambur dan yang kedua berhubungan dengan pengalihan tenaga
yang diserap elektron.

Gambar 2.6. Pendar Compton.

Foton sinar X pada saat mendekati elektron selubung luar yang longgar,
mengeluarkan sebagian energi kinetiknya untuk mengungkit elektron orbit. Foton sinar
X yang lemah akan tetap berjalan terus tetapi dengan arah berlawanan. Elektron
berkecepatan tinggi yang dikeluarkan dari orbit disebut elektron pendar Compton.

Efek Compton ikut berperan pada sebagian besar radiasi pendar yang terbentuk
selama prosedur radiologi. Pada proses Compton, foton sinar X berinteraksi dengan
elektron luar yang terikat longgar dari atom objek yang teradiasi. Pada saat pengeluaran
elektron, foton sinar X mengeluarkan sebagian energi kinetiknya untuk mengungkit
elektron dari selubung luar orbit. Elektron bebas, yang disebut elektron pendar
Compton, memiliki energi kinetik dan dapat mengionisasi atom. Elektron ini kehilangan
energi kinetiknya melalui interaksi dengan atom dan akhirnya berkombinasi ulang
dengan atom yang membutuhkan elektron lain. Keadaan ini biasa terjadi, beberapa
mikrometer dari daerah interaksi Compton yang sebenarnya.

Foton sinar-X yang melemah serta mengeluarkan sebagian energinya untuk


membebaskan elektron dari orbit, akan tetap berjalan, tetapi dengan arah yang baru.
Foton ini memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan atom lain baik dengan proses
absorbsi fotoelektrik atau dengan pendar Compton. Pada radiologi diagnostik,
kemungkinan interaksi Compton, sedikit berkurang bila energi foton sinar-X bertambah.
Pendar Compton dan absorbsi fotoelektrik memiliki kemampuan sama pada 35 keV.
Oleh karena itu, pada pancaran 90 kVp, akan terjadi beberapa tahap pendar Compton.

10
Faktor-faktor yang mempengaruhi efek Compton :

a. Nomor atom/ketebalan bahan yang dikenai

Jika nomor atom/ketebalan bahan yang dikenai semakin tinggi sementara faktor yang
lain tetap, maka kemampuan bahan dalam menghasilkan hamburan makin besar,
sehingga kemungkinan kejadian hamburan Compton akan bertambah.

b. Enersi foton sinar-X yang mengenai bahan

Jika enersi foton yang mengenai sinar-X yang mengenai bahan semakin tinggi
sementara faktor yang lain tetap, maka hamburan berantai (multiple) dapat terjadi,
sehingga kemungkinan kejadian hamburan Compton akan meningkat.

4. Produksi Pasangan

Efek produksi pasangan adalah terjadinya pasangan positron dan elektron apabila foton
dengan energy sama atau lebih besar dari 1.02 MeV berinteraksi dengan medan listrik
inti atom.

Gambar 2.7Prinsip Produksi Pasangan

Pada saat bergerak dekat dengan sebuah inti, secara spontan akan menghilang dan
energinya akan muncul kembali sebagai suatu positron dan elektron.

Kejadian tersebut akan diikuti oleh hilangnya kedua partikel gabungan itu (hilang masa)
dan berubah menjadi sepasang foton kembar yang disebut radiasi annihilasi. Sifat-sifat
radiasi annihilasi (foton kembar) :

11
1. Arah masing-masing saling berlawanan 180°

2. Enersi masing-masing sama yaitu sebesar 0,51 MeV

Disebut annihilasi karena jumlah enersi kedua foton kembar adalah sama dengan
besarnya enersi foton mula-mula yang melakukan interaksi dengan atom.Seperti terlihat
pada hukum keseimbangan Einstein, E=m.c2 , matter dan energi memiliki hubungan.
Semua matter memiliki energi.Sebaliknya,bila cukup banyak energi yang ada, jumlah
matter mengecil secara spontan.Energi dapat dirubah menjadi massa.

Pada produksi pasangan, foton akan berjalan mendekati nukleus atom dari objek
yang diradiasi dan hilang. Energi foton tersebut akan dirubah menjadi 2 partikel baru,
negatron. (elektron biasa) dan positron (elektron bermuatan positif). Negatron dan
positron memiliki massa dan besar arus yang sama, bedanya adalah bahwa salah satu
partikel bermuatan positif sedang yang lain negatif.

Foton harus memiliki cukup energi untuk menghasilkan massa dari dua partikel
menurut hukum einstein. Diperlukan 1.02 MeV untuk menghasilkan elektron dan
positron. Itulah mengapa,produksi pasangan tidak terjadi oada energi yang lebih rendah.
Elektron akan kehilangan energi kinetiknya dengan mengionisasi atom pada saat
berjalan sampai akhirnya bergabung dengan atom yang membutuhkan elektron.

Gambar 2.8 Pembuatan Pasangan

Positron dikasifikasikan sebagai bentuk antimatter, karena tidak terdapat bebas di


dunia. Positron merupakan partikel tidak stabil dan akan berinteraksi dengan elektron
pertama yang ditemuinya. Selama interaksi yang disebut reaksi matter-antimatter

12
anihilasi, positron bergabung dengan dan merusak elektron, matter lawannya. Kedua
pastrikel tersebut akan hilang dan mengeluarkan energinya dalam bentuk dua foton 0,51
MeV yang bergerak dengan arah berlawanan. Disini massa telah dirubah menjadi

energi.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai

berikut.

1. Interaksi sinar-X dengan materi akan terjadi bila sinar-X yang dipancarkan dari tabung
dikenakan pada suatu objek.

2. Saat adanya interaksi sinar-x dengan materi akan menimbulkan berbagai efek seperti
berikut :

a. Hamburan Klasik

Hamburan elastism energi foton rendah, elektron menyerap energi dan


mengakibatkan bervibrasi yang frekuensinya sama dengan frekuensi sinar-X datang.
Kondisi demikian menyebabkan atom dalam keadaan terkesitasi, dan secepatnya
elektron memancarkan energi ke segala arah dengan frekuensi sama dengan
frekuensi foton datang. Dalam proses hamburan ini terjadi atenuasi tanpa absorpsi.

b. Efek Fotolistrik

Energi foton yang diserap oleh atom akan menimbulkan elektron tersebut
dilepaskan dari ikatannya dengan atom. Elektron yang keluardari atom disebut foto
elektron. Peristiwa efek foto listrik ini terjadi pada energi radiasi rendah (E < 1 MeV
) dan nomor atom besar.

b. Efek Compton

Penghamburan compton merupakan suatu tumbukan lenting sempurna antara


sebuah foton dan sebuah elektron bebas. Dimana foton berinteraksi dengan elektron
yang dianggap bebas (tenaga ikat elektron lebih kecil dari energi foton datang).

c. Produksi Pasangan

Efek produksi pasangan adalah terjadinya pasangan positron danelektron


apabila foton dengan energy sama atau lebih besar dari 1.02 MeV berinteraksi
14
dengan medan listrik inti atom dan menyebabkan sinar-X menghilang dan
menyebabkan dua elektron tampak. Elektron satu merupakan elektron positif dan
elektron yang satu merupakan elektron negatif.

15
DAFTAR PUSTAKA
BATAN. Fisika dan Keselamatan Radiasi. Pusat pendidikan dan Pelatihan Badan
Tenaga Nuklir Nasional : Jakarta. 2009.
Bushong, S. Radiologic science for technologists: Physics, biology, and protection,
2nded. St. Louis : The C.V. Mosby Company. 1980.
Plaats, Van Der G.J. Medical X-ray Technique. 3rd ed. Philips Technical Library.
1969.
Suryopratomo, Kutut, dkk. Dasar Fisika Radiasi. 1998.
Susetyo, Wisnu. Spektromi Gamma dan Penerapannya dalam Analisis Pengaktian
Neutron, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. 1988.
Wardhana, Wisnu Arya. Teknologi Nuklir.Andi :Yogyakarta.2007.
http://sahabatafterego.blogspot.com/2013/10/sinar-x.

16

Anda mungkin juga menyukai