Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA (K3)

“MENGIDENTIFIKASI KESELAMATAN PASIEN & MANAJEMEN


RESIKO DI INSTALASI RADIOLOGI RSD GUNUNG JATI KOTA
CIREBON”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah Keselamatan & Kesehatan Kerja
Yang Diampu Oleh: Bapak

Disusun Oleh:
1. Saras Mukti Shoumi (P1337430217002)
2. Veny Kartika Zahro (P1337430217074)

PROGRAM STUDI D IV TEKNIK RADIOLOGI


JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2019
A. Hal-hal yang berkaitan dengan Keselamatan Pasien di Instalasi Radiologi RSD
Gunung Jati Kota Cirebon
No. Lingkup MFK Risiko Dampak
1. KESELAMATAN & a. Tempat Instalasi Risiko jika terjadi pasien
KEAMANAN Radiologi menuju yang gawat tiba-tiba
ruang intensif ataupun memburuk akan
dari IGD terlalu jauh. mengalami kesulitan
karena jauh dari ruang
intensif maupun IGD.
b. Keterlambatan hasil Kerugian pada pasien.
foto rawat jalan.
c. Pemeriksaan ulang Perawatan pasien.
radiologi
d. Kesalahan posisi Perawatan pasien.
pasien dalam
pemeriksaan
radiologi.
e. Masih ditemukan Risiko cidera fisik akibat
sudut lancip yang tergores atau tertusuk.
dapat melukai
karyawan.
f. Ruangan tidak Risiko kehilangan barang
dilengkapi CCTV yang disebabkan oknum
sehingga bisa terjadi yang tidak bertanggung
pencurian. jawab.
g. Atap dari genteng Risiko kejatuhan genteng
dapat terlepas/jatuh bagi karyawan didalamnya
dan dapat yang dapat menyebabkan
bergeser/pecah cidera fisik serius yang
sehingga terjadi memerlukan perawatan
kebocoran air saat medis, sedangkan
hujan. kebocoran air saat hujan
dapat menyebabkan
kelapukan dan kerusakan
alat.
h. Sebagian dinding dan Risiko menyebabkan
plafon berjamur serta kotoran/debu/bakteri dan
ada juga cat yang jamur yang dapat
terkelupas. menyebabkan infeksi
nosokomial.
i. Ruangan tempat kerja Risiko menyebabkan
lantainya beberapa pasien staf dan pengunjung
ada yang keramiknya akan tersandung dengan
pecah. keramik yang berlubang
dan retak.
j. Komputer sudah Risiko kehilangan data
mulai error dan tidak apabila sewaktu-waktu
ada backup data. komputer rusak.
2. BAHAN a. Tempat penyimpanan Risiko terjadi tumpahan
BERBAHAYA DAN B3 masih bercampur limbah B3.
BERACUN (B3) dengan bahan logistik
lain dan belum rapi.
b. Penggunaan lampu Risiko terpapar bahan
Neon. berbahaya yang ada pada
lampu neon.
c. Cairan pemutih, cairan Risiko terpapar bahan
pembersih lantai, berbahaya, beracun apabila
baygon, & pengharum kemasan tidak tertutup
ruangan. dengan baik dan cara
penyimpanan yang tidak
sesuai tempatnya.
d. Baterai Risiko terpapar bahan
berbahaya beracun.
3. PENANGGULANGAN a. Minim tanda Risiko panik dan
BENCANA peringatan/petunjuk memperlambat proses
(EMERGENSI) arah evakuasi.
evakuasi bila terjadi
bencana.
b. Masih banyak pintu Risiko memperlambat
yang membuka ke proses evakuasi bila
dalam terjadi bencana.
c. Minim sosialisasi dan Risiko memperlambat
simulasi tanggap proses evakuasi bila
bencana di unit terjadi bencana.
4. PROTEKSI a. Jumlah APAR hanya Risiko terjadi kebakaran
KEBAKARAN (FIRE satu sementara karena respontisme
SAFETY) ruangan besar dan menjadi lambat.
bersekat-sekat
b. Ruangan jauh dari Risiko terjadi kebakaran
titik hydran. karena respontisme
menjadi lambat.
c. Minim tanda jalur Risiko memperlambat
evakuasi. proses evakuasi bila
terjadi kebakaran.
d. Menggunakan alat Risiko meledak &
yang High Voltage. terbakar.
5. PERALATAN MEDIS a. Peralatan yang Risiko kerugian finansial
digunakan mahal & bila terjadi kerusakan.
canggih.
b. SPO dan jadwal Risiko & kerugian
pemeliharaan tidak finansial karena alat cepat
ada. rusak.
6. SISTEM a. Pemakaian lampu Risiko kejatuhan lampu
PENUNJANG yang tidak bagi karyawan didalamnya
(UTILITAS) berpenutup. yang dapat berakibat
cidera fisik serius yang
memerlukan perawatan
medis.
b. Instalasi kabel listrik Risiko konsleting listrik &
tidak rapi & kebakaran.
penempatan panel
didalam ruangan
kerja.
c. Suplai air kurang saat Risiko alat-alat selesai
operasional peralatan. tindakan tidak langsung
dicuci.

B. Hal yang terbanyak penyebab risiko terhadap keselamatan Pasien


1. Tempat Instalasi Radiologi menuju ruang intensif ataupun dari IGD terlalu jauh.
2. Pemeriksaan ulang radiologi
3. Kesalahan posisi pasien dalam pemeriksaan radiologi.
4. Tempat penyimpanan B3 masih bercampur dengan bahan logistik lain dan belum
rapi.
5. Jumlah APAR hanya satu sementara ruangan besar dan bersekat-sekat

C. Upaya Yang Dilakukan


No. Lingkup MFK Pengendalian Risiko
1. KESELAMATAN & a. Melakukan pengusulan tata kelola ruangan radiologi
KEAMANAN agar dekat dengan IGD maupun ruang intensif
b. Melakukan pemeriksaan radiologi sesuai dengan
SPO sebagaimana mestinya
c. Melakuakan pemeriksaan radiologi sesuai dengan
SPO
d. Melakuakan pemeriksaan radiologi sesuai dengan
SPO
e. Pengadaan, perbaikan dan pemeliharaan bangunan
dan instrumen yang sesuai dengan persyaratan.
f. Melakukan pembatasan jumlah pengunjung & jam
kunjungan, pemasangan CCTV, pemasangan tralis
pada jendela kamar, koordinasi dengan security.
g. Melakukan pengecekan kondisi plafon secara
berkala dan bila ditemukan adanya rembesan
kebocoran, segera dilaporkan pada IPSRS.
h. Melakukan pemeliharaan dinding & pengecetan
ulang kembali.
i. Melaporkan kepada petugas IPSRS untuk
memperbaiki lantai tersebut dan melakukan
pemeliharaan secara berkala.
j. Melakukan pengecekan kondisi komputer secara
berkala terhadap petugas simrs agar melakukan
pembaharuan software.
2. BAHAN a. Melakukan pemilahan ketika ingin menyimpan
BERBAHAYA DAN bahan-bahan yang mengandung B3 dan bahan yang
BERACUN (B3) tidak mengandung bahan B3.
b. Melakukan pengusulan penggantian lampu neon
dengan lampu LED
c. Melakukan penyimpanan dengan baik dan benar.
d. Membuat pelaporan pembuangan sampah B3.
3. PENANGGULANGAN a. Membuat kebijakan & membuat SPO tentang jalur
BENCANA evakuasi
(EMERGENSI) b. Melaksanakan prosedur pengadaan, perbaikan, dan
pemeliharaan bangunan dan instrumen yang sesuai
dengan persyaratan.
c. Membuat SPO tentang jika terjadinya bencana alam
4. PROTEKSI a. Melakukan pengusulan APAR ke bagian K3 RS
KEBAKARAN (FIRE b. Melakukan prosedur pengadaan, perbaikan, dan
SAFETY) pemeliharaan bangunan dan instrumen yang sesuai
dengan persyaratan.
c. Melakukan prosedur pengadaan, perbaikan, dan
pemeliharaan bangunan dan instrumen yang sesuai
dengan persyaratan
d. Melakukan pekerjaan sesuai dengan SPO.
5. PERALATAN MEDIS a. Melakukan pemeliharaan setiap bulan kepada
petugas IPSRS dan melakukan pemeliharaan alat
harus sesuai SPO.
b. Melakukan pemeliharaan setiap bulan kepada
petugas IPSRS dan melakukan pemeliharaan alat
harus sesuai SPO.
6. SISTEM a. Melakukan pengecekan berkala terhadap lampu
PENUNJANG yang berada diruangan.
(UTILITAS) b. Melakukan pengusulan tentang pengecekan berkala
terhadap instalasi listrik.
c. Melakukan pengusulan kepada IPSRS untuk
dilakukan pemeliharaan jet pump secara berkala.

D. Artikel Tentang Keselamatan Pasien & Manajemen Risiko


PROGRAM MANAJEMEN RESIKO KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA

Manajemen risiko di rumah sakit meliputi manajemen risiko yang berhubungan


dengan pasien safety, keselamatan petugas medis, keselamatan petugas non medis,
keselamatan terkait sarana dan prasarana serta lingkungan rumah sakit, risiko terhadap
keuangan, aset rumah sakit, serta risiko lainnya. Sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan RI no 66 tahun 2016 tentang K3RS, Unit Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Rumah Sakit (Unit K3RS) merupakan salah satu satuan kerja yang bertugas untuk
mengelola resiko yang berhubungan dengan area berisiko tinggi dan proses kerja berisiko
tinggi.
Unit K3 secara berkesinambungan melakukan kegiatan identifikasi dan evaluasi
untuk mengurangi risiko cedera dan kerugian pada pasien, karyawan, peserta didik,
pengunjung dan rumah sakit. Selanjutnya, Unit K3RS berkoordinasi dengan satuan kerja
terkait meminimalkan bahaya terhadap pasien, menciptakan lingkungan yang aman bagi
karyawan, peserta didik, pasien dan pengunjung. Secara umum, upaya pengendalian
risiko dengan eliminasi, substitusi, rekayasa teknik, pemantauan lingkungan,
administratif (SPO, Warning Sign, edukasi dan sosialisasi serta simulasi) dan
penggunaan APD bagi pekerja yang harus berhadapan langsung dengan risiko bahaya.
Dari segi implementasi kesehatan kerja, karyawan yang bekerja pada area risiko tertentu
diberikan upaya promotif, preventif serta pemeriksaan kesehatan berkala spesifik sesuai
tingkat dan jenis risiko yang dihadapi.
Unit K3RS senantiasa melakukan update pengetahuan agar dapat memetakkan area
berisiko di RS secara obyektif. Dalam penentuan area berisiko, salah satu referensi yang
digunakan adalah dari American Society of Healthcare Risk Managers (ASHRM)
American Hospital Association (AHA). Ada 12 kondisi dari satuan kerja yang semakin
banyak ditemukan dalam satuan kerja maka risikonya akan semakin tinggi. Adapun 12
kondisi tersebut meliputi merawat pasien tidak stabil, area kompleks, menggunakan
teknologi canggih, dipersyaratkan ketrampilan tinggi / spesialis, memerlukan perhatian
khusus, potensi cedera tinggi, bila terjadi cedera dampaknya berat, volume pekerjaan
tinggi, volume pekerjaan tidak dapat dikontrol, handover beberapa kali (oleh beberapa
profesi atau orang), level stress tinggi untuk pasien dan provider, serta catatan kejadian
kecelakaan/klaim (dampak dan frekuensi insiden).
Salah satu tugas yang dilakukan Unit K3RS adalah untuk meminimalisir resiko
bahaya, dimana salah satunya adalah risiko bahaya kebakaran. Adapun beberapa
pengukuran yang dilakukan untuk melihat seberapa tinggi tingkat resiko bahaya
kebakaran menggunakan hal-hal sebagai berikut:
1. Adakah sumber penyalaan api? (kompor, peralatan listrik dengan daya besar,
penggunaan kabel tambahan dan roll kabel yang tidak dikendalikan, peletakan
kabel listrik pada lokasi mudah terjepit dan dekat dengan air, adakah pekerjaan
yang menimbulkan panas, dll)
2. Bagaimana penyimpanan bahan-bahan mudah terbakar dilakukan?
(dokumen/kertas, BBM, alkohol, bahan oksidator (tabung oksigen dan oksigen
sentral),
3. Adakah penghuni yang berisiko saat terjadi kebakaran (pasien, anak-anak, lansia,
dll)
4. Adakah alat dan prosedur evakuasi yang baku serta pernah disimulasikan?
5. Apakah tersedia sistem kompartemen tahan api dan asap?
6. Apakah gedung memiliki sistem peringatan dini saat terjadi kebakaran?
7. Apakah penempatan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) mudah terlihat dan
mudah diakses?
8. Untuk gedung dengan type dan peruntukan tertentu, apakah memiliki sistem
penanggulangan kebakaran seperti hidran, sprinkler dll?
9. Apakah jalur evakuasi senantiasa dalam keadaan siap pakai? (kesiapan jalur
evakuasi meliputi pintu yang mudah dibuka dan dapat ditutup kembali dengan
rapat, jalur yang bebas dari hambatan, pencahayaan darurat dan rambu petunjuk
arah evakuasi yang jelas sampai ke assembly point.)

Melalui jawaban dari beberapa pertanyaan untuk kondisi tersebut, kita dapat
menilai tingkat risiko dari satuan kerja kita dari risiko bahaya kebakaran.
Secara umum, Unit K3RS mendapatkan daftar risiko / register risiko secara
proaktif dan reaktif. Proaktif dilakukan dengan melakukan identifikasi, menganalisa hasil
pengukuran lingkungan fisik, assesment pengendalian infeksi, hasil temuan facility tour
bersama pimpinan RS dan daftar risiko dari rumah sakit lain yang mungkin terdapat di
rumah sakit kita. Dari hasil identifikasi ini, risko bahaya dikelompokkan menjadi risiko
bahaya, yaitu fisik yang meliputi benda tajam, panas, terpeleset, terjatuh, listrik, suhu
ruangan, kelembaban, kebisingan, pencahayaan dan bahaya radiasi; biologi meliputi
risko bahaya infeksi (blood borne dan airborne dissease, serangga dan binatang
pengganggu; kimia berupa bahan berbahaya dan beracun (B3) meliputi : Reagen, Obat
Citotoksis, Gas Medis, Desinfectan, Insectisida, Radio Isotop dan bahan medis habis
pakai serta bahan-bahan rumah tangga dengan kategori B3); ergonomi meliputi kegiatan
angkat, angkut dan kesesuaian alat kerja dengan tubuh pekerja; serta psikososial yang
merupakan hubungan antar manusia baik sesama pekerja maupun antara pekerja dengan
pimpinan RS.
Dengan mengidentifikasi faktor resiko bahaya yang ada di masing-masing area
kerja, diharapkan dapat meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja sehingga karyawan
dapat bekerja dengan aman, nyaman dan terjamin keselamatannya yang berdampak pada
peningkatan produktivitas kerja.

Kontributor :
Unit Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (Unit K3RS)
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai