Oleh :
Zita Nurhana
3201606072
TEKNOLOGI PERTANIAN
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup di bumi ini. Tidak ada
satupun makhluk hidup yang tidak membutuhkan air karena air merupakan unsur
kehidupan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup
lainnya. Air bahkan menjadi elemen dasar yang penting dalam mata rantai kehidupan.
Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk
kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air
menutupi hampir 71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330
juta mil³) tersedia di bumi. Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada
lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir
sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Air dalam
obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui penguapan,
hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata air, sungai,
muara) menuju laut.
Air bersih penting bagi kehidupan manusia. Di banyak tempat di dunia terjadi
kekurangan persediaan air. Selain di bumi, sejumlah besar air juga diperkirakan
terdapat pada kutub utara dan selatan planet Mars, serta pada bulan-bulan Europa dan
Enceladus. Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air). Air
merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan bumi dalam
ketiga wujudnya tersebut Pengelolaan sumber daya air yang kurang baik dapat
menyebakan kekurangan air, monopolisasi serta privatisasi dan bahkan menyulut
konflik. Indonesia telah memiliki undang-undang yang mengatur sumber daya air
sejak tahun 2004, yakni Undang Undang nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya
Air.
Sebagian besar masyarakat Indonesia memanfaatkan air sumur sebagai sumber
air untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, seperti mencuci, minum,
memasak dan MCK. Mereka lebih dominan menggunakan sumur tradisional dan
sumur bor. Saat ini tidak jarang masyarakat mengalami kesulitan air bersih, terutama
saat musim kemarau disaat air sumur mulai berubah warna atau berbau tapi kita harus
tetap optimis. Sekalipun air sumur atau sumber lainya yang kita miliki mulai menjadi
keruh, kotor maupun berbau, selama kuantitasnya masih banyak kita masih dapat
berupaya merubahnya menjadi air bersih yang layak pakai.
Air yang berasal dari sumur belum tentu secara langsung dapat dimanfaatkan
karena, air yang kandung dalam tanah sudah banyak yang tercemar oleh limbah –
limbah seperti limbah industri, limbah rumah tangga, dan pestisida yang banyak
digunakan oleh petani saat ini. Terkadang ada air sumur yang berwarna kuning ini
disebabkan karena air tersebut mengandung zat besi (Fe). Besi dalam air berupa ion
Fe2+ kemudian besi di bak penampungan air tersebut ber interaksi dengan udara
bebas sehingga teroksidasi menjadi ion Fe3+ dan berwarna kuning. Besar kecilnya
kandungan besi di rumah anda dapat dilihat dari intensitas warna kuning yang
terbentuk. Tingginya kadar besi selain berbahaya untuk kesehatan juga warna kuning
yang terbentuk merusak nilai estetika.
Ada berbagai macam cara sederhana yang dapat kita gunakan untuk
mendapatkan air bersih, dan cara yang paling umum digunakan dengan membuat
penjernihan air sederhana. Bahan utama yang akan digunakan untuk menjernihkan air
adalah pasir laut, karena pasir laut memiliki karakteristik yang berbeda dengan pasir
lainnya, pasir laut tidak lengket. Perlu diperhatikan, bahwa cara panyaringan air
secara sederhana tidak dapat menghilangkan sepenuhnya garam yang terlarut didalam
air. Gunakan destilasi untuk menghasilkan air yang tidak mengandung garam.
KAJIAN PUSTAKA
A. Air
Air yang berasal dari hujan merupakan induk dari sumber-sumber air yang
ada. Hujan merupakan sumber air alami yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa untuk
dijadikan kebutuhan pokok hidupnya. Hujan turun hanya disaat-saat tertentu. Air dari
hujan terlihat bersih, namun sebenarnya air tersebut belum tentu bersih. Air dari hujan
juga belum dapat langsung digunakan. Karena air tersebut masih alami dan belum
mendapat campur tangan dari manusia. Air hujan yang akan digunakan untuk
kebutuhan sehari-hari perlu disterilkan dan dimasak terlebih dahulu agar bakteri dan
kotoran yang terkandung dalam air bisa dibasmi.
Air yang diperoleh dari sumur berasal dari dalam tanah. Semakin dalam air
dari dalam tanah, air relative lebih bersih. Namun, air tersebut juga masih
mengandung kotoran dari dalam tanah dan air tersebut juga belum begitu bersih. Pada
umumnya, di Pedesaan air diperoleh dari sumber sumur. Air yang baru didapat dari
sumur, masih diperlukan beberapa proses untuk dapat digunakan sebagai keperluan
sehari-hari. Air sumur yang akan digunakan untuk air minum disaring terlebih dahulu
agar kotorannya berkurang. Agar air bisa diminum, air perlu dimasak supaya bakteri
yang terkandung dalam air tersebut bisa hilang.
Waduk digunakan sebagai sumber PLTA (Pusat Listrik Tenaga Air). PLTA
merupakan sumber air bersih untuk disalurkan ke daerah-daerah untuk digunakan
sebagai kebutuhan sehari-hari. Namun, untuk mendapatkan sumber air dari PLTA
perlu membayar. Menggunakan PLTA sebenarnya lebih mudah dan lebih menghemat
tenaga untuk keperluan seperti air minum.
Sumber Mata air dapat ditemukan dan diperoleh didaerah pegunungan.
Sumber mata air pada umumya merupakan air yang alami dan lebih bersih. Air dari
mata air dipercaya masyarakat jika air tersebut sudah benar-benar bersih. Air tersebut
bisa digunakan untuk air minum setelah dimasak. Air yang bisa digunakan untuk
keperluan sehari-hari adalah air yang sudah terjamin bersih, steril, dan terbebas dari
bakteri-bakteri sumber penyakit.
Dalam hal ini penulis memilih pasir laut sebagai bahan utama penjernihan air.
Pasir laut mempunyai struktur yang halus dan jarak antara partikel yang satu dengan
yang lain tidak terlalu berdekatan. Berbeda dengan pasir sungai yang memiliki
struktur lengket kerena pasir bercampur dengan tanah. Pasir sungai mempunyai
kandungan besi dan mangan yang cukup tinggi. Pasir laut tentu lebih besih dengan
pasir sungai yang telah bercampur dengan kerikil. Daya serap yang tinggi dimiliki
pasir laut juga menambah beberapa kelebihan pasir laut untuk menjadi bahan utama
penjernihan air dan masih banyak lagi bahan-bahan yang digunakan sebagai media
dalam proses penjernihan air keruh menjadi air bersih/jernih.
Pada penggunaan sumber air minum dari hasil survey dari 10 provinsi di
Indonesia tahun 1972 ternyata ada 45% penduduk yang menggunakan sumur gali,
26% menggunakan mata air, 15% yang menggunakan sungai dan sisanya 12% yang
menggunakan air kran.
Oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan didapatkan 59% penduduk
yang menggunakan sumur gali 33% yang menggunakan sungai,4% yang
menggunakan mata air dan sisanya 4% yang menggunakan air kran.
Hasil survey Sulawesi Selatan yang telah dilaksanakan secara complet survey
tahun 1975/1976 dan tahun 1976/1977 yang meliputi 1.092 desa dengan jumlah
penduduk 4.729.513 jiwa menunjukan 5,84 % menggunakan air yang terlindung (
protected ) dan 94,16% menggunakan air yang tidak terlindung ( non protected ).
Hasil survey Universitas Hassanudin dan Departemen Dalam Negeri tahun
1976 pada beberapa desa pantai di Sulawesi Selatan tentang kesehatan lingkungan
didapatkan sumber penyediaan air minum berasal dari sumur ( 79,05 % ),
sungai/danau ( 11,46 5% ), tadah hujan ( 5,24 % ), mata air ( 5,29 % ) dan lain –lain
ada1,33 %.
Keadaan air minum pedesaaan sampai tahun 1980 dimana target dunia
dibanding dengan negara-negara sedang berkembang misalnya
Bangladesh,Birma,India,Srilangka, dan Thailand ternyata Indonesia menduduki
tempat terbawah dalam hal penyediaan air minum terlindung yaitu baru 7%
sedangkan target dunia 25% berarti ketinggalan 18 %.
Percobaan dan penelitian yang dilakukan di Amerika Latin dengan maksud
untuk mendapatkan sistem yang lebih murah dan mudah suetu pengolahan air dalam
Investasi dan pembangunan maupun dalam operasi dan pemeliharaanya. Meneliti
pengguna daripada system declining rate filtration dan pencucian dengan
menggunakan hydraulicbhaed saja.Filter – filter yang terdapat di Bahia Blance
Argentina dan Pella lowa U.S, di sini menggunakan system variable friction loss dan
variable hydraulic head.Instalasi di cochanamba (Bolivia), pengolahan air disini
terdiri dari hydraulic flocculation, tiga buah high rate settler, dengan asbestos cement
plates, enam filter unit dan chlorisasi. Sistem filter kontrolnya menggunakan tiga
buah type yaitu variable fricition loss, variable head dan unrestricted declining flow
rate.
System penyaringan yang terbanyak di Indonesia terutama instalasi di kota –
kota besar kebanyakan direncanakan oleh Degretment S A dari Perancis dengan
system “Aquazur filter” medianya terdiri dari suatu lapisan pasir silica (homogenous
sand) dan dipotong oleh false button (dasar palsu). Ada pula yang menggunakan
beberapa lapisan kerikil silica, filter bekerja dengan cara constant level.
Sedangkan perubahan fisik lainya ( bau dan rasa) setelah lewat sistem
penyaringan diperoleh filtrate yang kondisi fisiknya tidak mengganggu. Dari hasil –
hasil tersebut diatas dengan system penyaringan air minum secara sederhana dari dua
sumber sebagai contoh telah menunjukan efektifitas dalam mengolah air baku
menjadi air minum yang memenuhi syarat standard air minum secara fisik.
BAB III
PEMBAHASAN
Air adalah sumber mineral utama bagi makhluk hidup di dunia ini, maka jika air yang
terkonsumsi makhluk hidup tersebut tidak memenuhi standard hal itu sangat mengganggu
kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Secara biologis air yang baik yaitu air yang
tidak berwarna, berbau dan berasa. Air bisa didapat dari sumber-sumbernya. Sumber-sumber
air antara lain dari hujan,sumur,danau,waduk,sungai, dan sumber mata air.
PENUTUP
Kesimpulan :
Air merupakan sumber utama kehidupan makhluk hidup di dunia. Air merupakan
kebutuhan pokok bagi makhluk hidup di bumi ini. Tidak ada satupun makhluk hidup yang
tidak membutuhkan air karena air merupakan unsur kehidupan yang sangat penting bagi
kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Air bahkan menjadi elemen dasar
yang penting dalam mata rantai kehidupan. Dewasa ini keberadaan air bersih sangatlah
sedikit karena berbagai macam aktivitas manusia yang mengakibatkan air kotor atau
tercemar. Segala macam upaya untuk membuat air bersih dilakukan seperti penyaringan,
pengendapan dengan bahan-bahan atau media yang digunakan seperti pasir, arang dan lain-
lain sehingga dapat mengubah air keruh menjadi air jernih/bersih.
DAFTAR PISTAKA
http://erik-apriyanti.blogspot.com/2013/09/makalah-penjernihan-air-sederhana-
oleh.html
http://biografinanni.blogspot.com/2010/11/makalah-tentang-penjernihan-air.html
http://www.scribd.com/doc/38226281/Makalah-Penjernihan-Air