Anda di halaman 1dari 16

PENGGUNAAN VENTILATOR BUNDLE PADA PASIEN DENGAN

VENTILATOR MEKANIK DI ICU RSUP DR.KARIADI PERIODE JULI –


DESEMBER 2013
Dea Aulia Futaci1, Johan Arifin2, Fanti Saktini3
Latar Belakang: Ventilator bundle (VB) adalah serangkaian intervensi yang
berhubungan dengan perawatan pada pasien dengan ventilator mekanik yang ketika
diimplementasikan bersama-sama akan mencapai hasil signifikan dibandingkan bila
diterapkan secara individual, yang terdiri dari 5 elemen antara lain: elevasi tempat
tidur (Head Of Bed) 30º sampai 45º, penghentian secara berkala agen sedasi dan
penilaian kesiapan ekstubasi, profilaksis trombosis vena dalam, profilaksis ulkus
peptikum, oral care secara berkala dengan chlorhexidine (kecuali kontraindikasi
medis). Ventilator bundle sebagai pencegahan infeksi nosokomial,terutama VAP.
Tujuan: Mendapat informasi mengenai tingkat penggunaan VB pada pasien dengan
ventilator mekanik di ICU RSUP Dr. Kariadi.

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan data


sekunder berupa catatan medik pasien ICU RSUP Dr.Kariadi periode Juli-Desember
2013
Hasil: Didapatkan 298 pasien dirawat di ICU pada periode Juli – Desember 2013.
Dari 298 pasien tersebut, didapatkan 53 pasien yang terpilih sebagai sampel menurut
kriteria inklusi dan eksklusi. Tingkat penggunaan VB menurut indikasi pemakaian
ventilator mekanik, lama pemakaian ventilator mekanik dan usia pengguna ventilator
mekanik : 100% tidak lengkap. Presentase penerapan masing – masing elemen VB:
elevasi tempat tidur (Head Of Bed) 30º sampai 45º 9.43%; , penghentian secara
berkala agen sedasi dan penilaian kesiapan ekstubasi tidak ditemukan tercatat;
profilaksis trombosis vena dalam 33,96%; profilaksis ulkus peptikum dan oral care
hygiene 100%
Kesimpulan: Tingkat penggunaan VB 100% dilakukan, tetapi tidak lengkap.
Kata kunci: Ventilator bundle, ventilator mekanik, ICU.
1
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang
2
Staf Pengajar Bagian Anestesiologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
Semarang
3
Staf Pengajar Bagian Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
Semarang.
THE USING OF VENTILATOR BUNDLE ON PATIENTS WITH VENTILATOR
MECHANICAL VENTILATOR IN ICU OF DR.KARIADI HOSPITAL FROM JULY
TO DECEMBER 2013
ABSTRACT
Background: Ventilator Bundle (VB) is a series of interventions related to ventilator
care that, when implemented together, will achieve significantly better outcomes than
when implemented individually., which is consist of 5 elements. Those are elevation
of the head of the bed (HOB) 30 to 45 degrees, daily sedation vacations and
ssessment of readiness to extubate, deep venous thrombosis prophylaxis, peptic ulcer
disease prophylaxis and daily oral care with Chlorhexidine (kontraindication medic).
Ventilator bundle as the prevention of nosocomial infection, especially VAP.
Aim : To obtain the data related to the level of use of the ventilator bundle in patient
with the use of mechanical ventilator in ICU in Dr.Kariadi Hospital from July –
December 2013.

Method: This was a descriptive research using secondary data from medical record
in ICU in Dr. Kariadi hospital from July – December 2013
Result: During study period, there were 298 patients administred to ICU. Out of 298,
53 patients were selected accoding to the inclusive and exclusive criteria. According
to the medic indication The percentage using of VB according to indication of the use
of mechanical ventilator, according to the length of the use of mechanical ventilator
according to the patient’s age : 100% but not complete. The presentatios
implementation of each element of VB : elevation of the head of the bed 30 to 45
degrees 9.43%; daily sedation vacations and ssessment of readiness to extubate was
not found recorded; deep venous thrombosis prophylaxis 33,96%; peptic ulcer
disease prophylaxis and oral care hygiene 100%.
Conclusions : the percentage of using VB was 100%, but all of them were incomplete.

Key word: Ventilator bundle, mechanical ventilator, ICU.


PENDAHULUAN

Infeksi nosokomial adalah suatu infeksi yang diperoleh atau dialami pasien selama
dirawat di rumah sakit. Infeksi nosokomial dapat terjadi akibat adanya transmisi
mikroba patogen yang bersumber dari lingkungan rumah sakit dan perangkatnya.
Kerugian dari infeksi nosokomial adalah hari rawat penderita yang bertambah, beban
biaya menjadi semakin besar, serta menjadi bukti yang menunjukan bahwa
manajemen pelayanan medis di rumah sakit tersebut kurang bermutu. 1 Berdasarkan
data World Health Organization (WHO) pada tahun 2002, angka kejadian infeksi
nosokomial di rumah sakit sekitar 3 – 21% (rata-rata 9%).2

Ventilator Associated Pneumonia (VAP) adalah infeksi nosokomial yang sering


ditemukan, dengan salah satu faktor risiko utama adalah pada penggunaan alat bantu
napas berupa ventilator mekanik, terutama pada pasien ICU. 3

Berbagai penelitian terhadap pencegahan infeksi nosokomial telah banyak dilakukan,


begitu pula dengan penelitian pencegahan VAP. Salah satu langkah pencegahan yang
telah diterbitkan oleh The Institute for Healthcare Improvement (IHI) adalah
menciptakan Ventilator Bundle (VB) yang merupakan serangkaian intervensi berbasis
bukti, jika diimplementasikan bersama-sama untuk semua pasien dengan ventilasi
mekanik, akan mengakibatkan penurunan drastis dalam angka kejadian VAP.4

VB telah banyak diterapkan di berbagai rumah sakit. Rumah Sakit Albany, New
York, setelah diterapkan VB dengan kepatuhan sebesar 100 %, 6 bulan kemudian
kejadian VAP menjadi nol. 5

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapat informasi mengenai tingkat penggunaan
VB pada pasien dengan ventilator mekanik di ICU RSUP Dr. Kariadi periode Juli –
Desember 2013.
METODE

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif retrospektif. Pengambilan data


menggunakan data rekam medik sebagai data sekunder. Pada penelitian ini digunakan
penelitian deskriptif karena ingin mendapatkan gambaran mengenai tingkat
penggunaan ventilator bundle pada pasien pengguna ventilator mekanik di ruang ICU
RSUP Dr.Kariadi Semarang periode Juli – Desember 2013. Data dalam penelitian ini
diambil dari semua pasien yang dirawat di ICU dengan penggunaan Ventilator
mekanik di RSUP Dr.Kariadi Semarang periode Juli 2013- Desember 2013. Sampel
penelitian ini didapatkan berdasarkan kriteria inklusi dan kriteria ekslusi.

HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan menggunakan data sekunder pada pasien di ICU RSUP
Dr.Kariadi yang dirawat pada periode Juli - Desember 2013, diperoleh jumlah total
rekam medik yang diamati sebanyak 298..

Pasien ICU RSUP Dr.Kariadi periode Juli


Tidak memakai
– Desember 2013 (n=298)
Ventilator rmekanik
(n=140)
Pasien yang memakai Ventilator Mekanik

(n= 158)
<24 Jam (n=72)

>24 Jam (n= 86)

Kontraindikasi VB

(n= 33)
Sampel (n=53)

Gambar 4. karakteristik sampel penelitian.


Kontraindikasi penghentian secara berkala agen sedasi dan penilaian kesiapan
ekstubasi yaitu pasien on pressor, kontraindikasi terhadap penggunaan profilaksis
TVD karena pasien beresiko mengalami perdarahan, dan kontraindikasi elevasi
0 0
kepala HOB 30 sampai 45 ditemukan pada pasien dengan fraktur cervikal.

25
20 (60.61%)
20
15
10 8(24.24%)
4 (12.12%)
5 1(3.03%)
0
Pasien on pressor Resiko perdarahan Resiko perdarahan Fraktur cervikal
(vasopressor) dan pasien on
pressor (vasopressor)

Gambar 5. Distribusi pasien dengan ventilator mekanik ICU RSUP Dr. Kariadi
periode Juli – Desember 2013 berdasarkan kontraindikasi VB.

Distribusi lama penggunaan ventilator mekanik pada sampel penelitian. Dapat dilihat
pada Gambar 6. Terbanyak adalah pemakaian Ventilator mekanik selama > 48 jam.

24-48 Jam
18 (33.96%)

> 48 Jam,
35( 66.04%)

Gambar 6. Distribusi sampel penelitian berdasarkan lama pemakaian ventilator


mekanik.
Distribusi 53 sampel penelitian yang distribusikan berdasarkan usia dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.

30 27 (50.94%)
25

20
15 (28.30%)
15

10
4 (7.55%) 5 (9.43%)
5 2(3.78)
0
20-34 tahun 35-49 tahun 50-64 tahun 65-74 tahun >75 tahun

Gambar 7. Distribusi sampel penelitian berdasarkan usia.

Deskripsi sampel penelitian berdasarkan jenis kelamin. Dilihat pada gambar di


bawah ini

Laki-laki
22 (41,5%)
Perempuan
31 (58,5%)

Gambar 8. Distribusi sampel penelitian berdasarkan jenis kelamin.


Deskripsi Indikasi pemakaian ventilator mekanik pada sampel penelitian.

25 22(41.51%)
20 16 (30.19%)
15 (28.30%)
15
10
5
0
Post operasi Penurunan kesadaran Gagal napas

Gambar 9. Distribusi sampel penelitian berdasarkan indikasi penggunaan ventilator

Tabel 4. Penggunaan VB pada usia, lama pemakaian ventilator mekanik dan indikasi

lengkap Tidak lengkap Tidak


Tercatat
Usia pemakai ventilator mekanik
20-34 0 15 (28.30%) 0
35-49 0 4(7.55%) 0
50-64 0 27(50.94) 0
65-74 0 5(9.43) 0
>75 0 2(3.78%) 0
Indikasi penggunaan ventilator
mekanik
Post operasi 0 22(41.51%) 0
Penurunan kesadaran 0 15(28.30%) 0
Gagal napas 0 16(30.19%) 0
Lama pemakaian ventilator mekanik
24-48 Jam 0 35(66.04%) 0
>48 Jam 0 18(33.96%) 0
Total 0 53(100%) 0
Tabel 5. Deskripsi penggunaan langkah- langkah VB.

No VB Ya Tidak Total

n(%) n(%) n(%)

1 Elevasi tempat tidur 30 º sampai 45 º 5 (9.43%) 47 (90.57%) 53(100%)

2 Penghentian secara berkala agen sedasi dan 0 (0%) 53 (100%) 53(100%)


penilaian kesiapan ekstubasi

3 Profilaksis trombosis vena dalam 18 (33.96%) 35 (66.04%) 53(100%)

4 Profilaksis ulkus peptikum 53 (100%) 0 (0%) 53(100%)

5 Oral care hygiene 53 (100%) 0 (0%) 53(100%)

Penggunaan profilaksis ulkus peptikum pada sampel penelitian.

50 46 (86.8%)

40

30

20

10
4(7.54%) 3(5.66%)
0
Antagonis H2 Antagonis H2 dan PPI PPI

Gambar 10. Distribusi pasien dengan penggunaan profilaksis ulkus peptikum.

Oral care hygiene diberikan kepada seluruh pasien sampel penelitian (53;100%).
Akan tetapi pada rekam medik tidak tertulis secara jelas preparat apa yang digunakan.
Oleh karena itu, peneliti hanya dapat mendeskripsikan penggunaan oral care hygiene
yang dilakukan pada semua sampel penelitian.

PEMBAHASAN

Ventilator bundle adalah serangkaian intervensi yang merupakan langkah-langkah


perawatan pada pasien yang terpasang ventilator mekanik. Dimana VB ini diharapkan
dapat meningkatkan pelayanan bagi pasien dan mencegah terjadinya infeksi
nosokomial, khususnya VAP.

Lama penggunaan ventilator mekanik pada 53 sampel ditemukan dengan rincian


yaitu lama penggunaan ventilator mekanik 24-48 Jam dan <48 Jam. Dengan hasil 35
pasien dengan penggunaan >48 jam. Pada penelitian Anton dkk dinyatakan jika pada
pasien dengan lama pemakaian ventilator >48 jam memiliki lebih banyak resiko
mengalami infeksi nosokomial yang salah satunya adalah VAP dibandingkan pada
pasien dengan lama <48 Jam.6

Berdasarkan indikasi penggunaan ventilator mekanik, peneliti menemukan bahwa


dari 53 sampel pasien, penurunan kesadaran merupakan indikasi yang paling banyak
ditemukan sebagai indikasi pemasangan ventilator mekanik yakni sebanyak 22 pasien
post operasi, 15 pasien dengan indikasi penurunan kesadaran dan 16 pasien dengan
indikasi gagal napas.

Dari ke 53 sampel penelitian 58.5 % pasien berjenis kelamin perempuan, dan untuk
laki-laki memiliki presentase sebesar 41.5 %. Pada studi yang dilakukan oleh Marc
dkk pada hasil penelitian nya di dapatkan jika pasien dengan jenis kelamin laki-laki 2
kali lebih beresiko mengalami VAP dibandingkan pada pasien dengan jenis kelamin
perempuan.7

Rentang usia dari ke-53 sampel didapatkan jika 50-64 tahun merupakan rentang usia
dengan presentase sebesar 50.94%. Jika mendasar pada penelitian Ozkurt dkk maka
pasien dengan usia 50 – 70 tahun memiliki resiko yang lebih besar untuk terjadinya
VAP.8 Begitupula pada studi yang dilakukan oleh Marc, Weinstain dkk pasien
berusia >60 tahun memilki resiko sebanyak 5.1 kali akan mengalami VAP jika
mengacu pada penelitian ini maka lebih dari setengah pasien dengan penggunaan
ventilator mekanik beresiko mengalami VAP.7

Penilaian penggunaan elemen VB, yang pertama adalah penilaian terhadap elevasi
kepala HOB 30 sampai 45 dimana dari ke-53 sampel penelitian hanya ditemukan 5
pasien yang tercatat secara jelas di catatan medik bahwa pasien dilakukan elevasi
kepala 30 sampai 45.

Elemen pertama VB adalah elevasi kepala HOB 30-45, dari hasil penelitian
diketahui bahwa tidak semua pasien sampel penelitian yang tercatat mendapat
perawatan VB secara lengkap. Pada studi yang dilakukan oleh Metheny dkk
didapatkan pasien dengan elevasi HOB <300 merupakan faktor resiko yang bernilai
signifikan terhadap terjadinya aspirasi dan pneumonia. 9 Tidak berbeda dengan
penelitian yang telah dilakukan oleh Drakulovic dkk di salah satu rumah sakit
universitas tingkat tersier di Spanyol, didapatkan hasil yaitu angka terjadinya lebih
banyak ditemukan VAP sebanyak 23% pada pasien dengan posisi terlentang dan 5%
pasien dengan posisi semi tegak yakni elevasi 30 sampai 45.10 Begitu pula dengan
penelitian Marc dkk yang menerangkan jika pasien dengan posisi terletang 2.9 kali
lebih beresiko terkena VAP.7

Beberapa pihak terkait dengan ICU RSUP Dr.Kariadi menyatakan bahwa pada pasien
dengan penggunaan ventilator mekanik wajib dilakukan elevasi kepala 30 sampai
45. Akan tetapi peneliti hanya menemukan 5 pasien dari 53 yang diberikan
keterangan secara lengkap terkait tindakan elevasi kepala HOB. Oleh karena itu
peneliti menjadi kesulitan dalam menentukan bagaimana penerapan elemen pertama
dari VB.
Penilaian penggunaan pada elemen kedua VB yakni penghentian secara berkala agen
sedasi dan penilaian kesiapan ekstubasi dimana pada penelitian ini tidak ditemukan
sama sekali catatan tentang penerapan elemen kedua tersebut.

Pada studi yang dilakukan oleh Monika dkk di 250 rumah sakit di AS didapatkan
bahwa penggunaan elemen VB kedua tersebut memiliki asosiasi yang kuat terhadap
penurunan angka kejadian VAP.11

Kelemahan dari penggunaan elemen ini adalah harus memenuhi kriteria yang cukup
banyak dan penilaian ini diperlukan pemantauan yang cukup ketat dari perawat dan
dokter, untuk menghindari self-extubation. Peneliti menyimpulkan bahwa faktor-
faktor di atas memiliki pengaruh terhadap hasil dari penggunaan elemen ini dan
mempengaruhi hasil pengamatan.

Elemen VB yang ketiga adalah pemberian profilaksis TVD. Pada penelitian ini
didapatkan presentase sebanyak 33.96% yakni sekitar 18 dari 53 sampel penelitian
tercatat di berikan profilaksis TVD.

Jenis obat yang digunakan untuk profilaksis TVD pada 18 sampel penelitian hanya 1
jenis saja, yaitu heparin. Heparin adalah antikoagulan yang diberikan secara
parenteral, mekanismenya adalah dengan meningkatkan efek antitrombin III.
Pemberian heparin tidak memerlukan pemantauan dengan laboratorium, sederhana,
tidak mahal, dan aman.12

Pemberian profilaksis penting sebagaimana pengamatan yang dilakukan oleh


beberapa peneliti, menyatakan sekitar 10% - 33% dari seluruh pasien di rumah sakit
menderita TVD, dimana lebih dari 10% dari pasien yang menderita TVD di rumah
sakit adalah pasien ICU dengan sakit kritis, dimana 23% pasien dengan TVD dapat
mengalami komplikasi berlanjut.13 Namun, pengamatan yang dilakukan oleh peneliti
penggunaan profilaksis TVD belum maksimal.
Pofilaksis ulkus peptikum merupakan elemen keempat dari penilaian penggunaan VB
dimana berdasarkan penelitian ini semua pasien tercatat telah menerima pemberian
profilaksis ulkus peptikum dengan presentase penggunaan mencapai 100% dimana
semua pasien dengan penilaian penggunaan VB seluruhnya mendapatkan profilaksis
ulkus peptikum.

Ditemukan 2 jenis golongan obat yang dipakai sebagai profilaksis ulkus peptikum
yakni golongan PPI dan antagonis H2. Pemberian obat profilaksis dapat menurunkan
volume isi lambung dan meningkatkan pH. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Clark dkk mengemukakan bahwa premedikasi ranitidine lebih baik dari pada PPI
dalam menurunkan volume sekresi gaster dan meningkatkan pH lambung. 14

Elemen kelima dari VB adalah pemberian oral care chlorhexidine, tapi pada
penelitian kali ini peneliti tidak dapat menemukan jenis preparat yang diberikan pada
pasien. Karena penelitian ini berdasarkan data sekunder dan peneliti tidak
menemukan data yang jelas tentang penggunaan jenis preparat oleh karena itu peneliti
hanya dapat mendeskripsikan pemberian oral care hygiene. Berdasarkan catatan
rekam medik ditemukan bahwa semua sampel diberikan oral care hygiene. Dimana
oral care hygiene ini dimaksudkan untuk dapat mengurangi kuman di mukosa mulut
dan mencegah kolonisasi kuman di saluran napas agar resiko terjadinya VAP dapat
menurun. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh IHI dimana intervensi
dalam bentuk oral care hygiene dapat menurunkan resiko pasien ICU terhadap
VAP.15 Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ICU RSUP Dr.Kariadi sudah
menerapkan akan pentingnya oral care hygiene pada pasien dengan penggunaan
ventilator mekanik.

Berdasarkan elemen lengkap, tidak lengkap, dan tidak tercatat pada penilaian VB
maka ditemukan bahwa seluruh pasien tercatat menerima perlakuan VB, hanya saja
pada catatan penggunaannya belum mencapai elemen lengkap pada masing-masing
pasien. Berbeda dengan penerapan VB di rumah sakit Albany Memorial Hospital,
Albany New York. VB telah diterapkan sebagai standar pelayanan yang harus
dilakukan terhadap pasien ICU dengan ventilator mekanik, dimana penerapannya
memerlukan kerja sama dari dokter, perawat maupun dari farmasi, dan didapatkan
hasil penerapan VB mencapai 100% sehingga dapat menurunkan hingga angka
kejadian VAP menjadi 0.16

Faktor-faktor kelemahan dari penelitian ini antara lain tidak lengkapnya data catatan
rekam medik, kesulitan membaca catatan rekam medik serta keterbatasan dalam hal
prosedural penelitian dan waktu penelitian. Sehingga peneliti masih belum
menemukan pasien dengan penggunaan VB secara lengkap. Penelitian pengunaan VB
pada pasien dengan ventilator mekanik ini masih merupakan penelitian yang pertama
di bagian ICU RSUP Dr.Kariadi dan bersifat deskriptif, sehingga dimasa mendatang,
penelitian ini dapat dikembangkan menjadi penelitian pengembangan tool checklist
VB dan monitoring dengan intervensi maupun observasi langsung.

KESIMPULAN DAN SARAN

Tingkat VB penggunaan pada pasien dengan ventilator mekanik di ICU RSUP


Dr.Kariadi pada periode juli – Desember 2013 adalah 100%, namun elemennya tidak
lengkap. Tingkat penggunaan VB pada kelompok indikasi penggunaan ventilator
mekanik adalah 100%, namun elemennya tidak lengkap. Tingkat penggunaan VB
pada kelompok lama pemakaian ventilator mekanik adalah 100%, namun elemennya
tidak lengkap. Tingkat penggunaan VB pada masing-masing kelompok usia adalah
100%, namun elemennya tidak lengkap.

SARAN

Pembuatan written policy untuk memonitor terhadap implementasi pelaporan di


rumah sakit secara periodik. Pembuatan tool checklist VB diperlukan untuk
mengurangi kemungkinan tidak lengkapnya pencatatan penggunaan VB. Hasil
penelitian ini dapat dipakai sebagai rujukan untuk penelitian yang berhubungan
dengan ventilator bundle selanjutnya. Pada penelitian ini kendala yang dihadapi
adalah kelengkapan catatan rekam medik dan hasil penelitian ini diharapkan dapat
dimanfaatkan sebagai evaluasi dan perbaikan pada perawatan pada pasien dengan
ventilator mekanik sehingga dibutuhkan perbaikan ssistem pencatatan langkah-
langkah VB pada rekam medik. Dibutuhkan penelitian tentang VAP pada periode
yang sama untuk mengkaitkan dengan keberhasilan VB di RSUP Dr.Kariadi.

UCAPAN TERIMA KASIH

Peneliti mengucapkan terima kasih kepada dr.Johan Arifin, Sp.An, KAP, KIC dan
dr.Fanti Saktini, M.Si.Med yang telah memberikan saran – saran dalam pembuatan
Karya Tulis Ilmiah. Peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada dr.Yosef
Purwoko, M.Kes, Sp.PD selaku ketua penguji dan dr. Taufik Eko Nugroho, Sp.An,
M.Si.Med selaku penguji, serta pihak – pihak lain yang telah membantu hingga
penelitian ini dapat terlaksana dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

1. Darmadi. Infeksi Nosokomial: Problematika Dan Pengendaliannya. Jakarta:


Penerbit Salemba Medika; 2008; 2-4 p.

2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia (DEPKES RI). Pedoman


manajerial pencegahan dan pengendalian infeksi di Rumah sakit dan
pelayanan kesehatan lainnya(katalog).DEPKES RI 2007.

3. Group TCCCT.A Randomized Trial of Diagnostic Techniques for Ventilator-


associated Pneumonia. The new England Journal of Medicine. 2006 Dec, 21
2006;355(2006):11.
4. Institute for Healthcare Improvement. Ventilator Bundle(Internet).c2010
(update 2013 Maret 15; cited 2013 November 11) Available from:
http://www.ihi.org/Engage/Memberships/MentorHospitalRegistry/Pages/Vent
ilatorBundle.aspx
5. Institute for Healthcare Improvement. Implement the IHI Ventilator
Bundle(internet).c2011(updated 2011 Februari 8; cited 2013 November 11).
Available
from:http://www.ihi.org/IHIofferings/MembershipsandNetworks/MentorHosp
italRegistry/VentilatorBundle.aspx.
6. Anton Y. Peleg, M.B., B.S., M.P.H., and David C. Hooper, M.D.Hospital-
Acquired Infections Dueto Gram-Negative Bacteria. N Engl J Med
2010;362:1804-13.
7. Weinstein, R A, Bonten, M J, Kollef, M H, & HALL, J B.2004. Risk factors
for ventilator-associated pneumonia from epidiemology to patient
management clinicical infectious disease, 38, 1141-1149.
8. Ozurt, Sungkurtekin, Adyemir, Atalay, et al 2007. Ventilator Associated
Pneumonia. Retrospective Result in Intensive Care unit.The Internet Journal
of gastroenterology,5.
9. Metheny NA, Clouse RE, Chang YH, Stewart BJ, Oliver DA, Kollef
MH.Tracheobronchial aspiration of gastric contents in critically ill tube-fed
patients: frequency, outcomes, and risk factors. Crit Care Med. 2006;34(4):1-
9.
10. O’Keefe GE, Caldwell E, Cuschieri J, Wurfel MM, Evans HL. Ventilator
associated pneumonia: bacteremia and death after traumatic injury. JTrauma
Acute Care Surg. 2012;72(3):713-719.
11. Pogorzelska,M., Stone,W., et al 2011 Impact of the ventilator bundle on
ventilator associated pneumonia in intensive care unit, International Journal
for quality in Health Care, 23, 538-544.
12. Acang,Nuzirwan. Deep Vein Trombosis.Majalah Kedokteran Andalas.2001;
2(25):46 – 55.

13. 41. Wicaksono, Satrio A., Listianto, Jati.,Leksana, Ery. Pengaruh


Profilaksis Trombosis Vena Dalam dengan Heparin subkutan dan Intravena
terhadap Aptt dan Jumlah Trombosit pada Pasien Kritis di ICU RSUP
Dr.Kariadi Semarang. Jurnal Anestiologi Indonesia. 2012;IV(3) : 171

14. Clark, Lam LT, Gibson S, Currow D (2009). The effect of Ranitidine versus
Proton Pump Inhibitors on Gastric Secretions : a meta-analysis of randomized
control trials.Anasthesia. Jun;64(6) Pp: 652-7.

15. Institute for Healthcare Improvement. How-to Guide: Prevent Ventilator-


Associated Pneumonia. Cambridge: Institute for Healthcare
Improvement.2012
16. Institute for Healthcare Improvement. Implement the IHI Ventilator
Bundle(internet).c2011(updated 2011 Februari 8; cited 2013 November 11).
Available
from:http://www.ihi.org/IHIofferings/MembershipsandNetworks/MentorHosp
italRegistry/VentilatorBundle.aspx.

Anda mungkin juga menyukai