Anda di halaman 1dari 4

Sistem Kelistrikan Jantung

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Jantung adalah sebuah rongga organ berotot yang memompa darah ke pembuluh darah
dengan berirama yang berulang. Istilah kardiak berarti berhubungan dengan jantung, dari
kata Yunani cardia untuk jantung. Jantung adalah salah satu organ manusia yang berperan
penting dalam sistem peredaran darah.
Letak Jantung berada agak sebelah kiri bagian dada, di antara paru-paru kanan dan paru-
paru kiri. Beratnya kurang lebih 300 gram, besarnya kira-kira sebesar kepalan tangan. Fungsi
jantung untuk memompa darah. Maka dengan adanya jantung, darah dapat dialirkan ke
seluruh tubuh melalui pembuluh darah, dan jika peredaran ini terganggu maka inilah yang
disebutsakit jantung.
Jantung hampir sepenuhnya diselubungi oleh paru-paru, tertutup oleh selaput ganda yang
bernama perikardium, yang tertempel pada diafragma. Lapisan pertama menempel sangat
erat pada jantung, sedangkan lapisan luarnya lebih longgar dan berair, untuk menghindari
gesekan antar organ dalam tubuh yang terjadi karena gerakan memompa konstan jantung.
Secara internal, jantung dipisahkan oleh sebuah lapisan otot menjadi dua belah bagian, dari
atas ke bawah, menjadi dua pompa. Kedua pompa ini sejak lahir tidak pernah tersambung.
Belahan ini terdiri dari dua rongga yang dipisahkan oleh dinding jantung. Maka dapat
disimpulkan bahwa jantung terdiri dari empat rongga, serambi kanan & kiri dan bilik kanan
& kiri.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Asal Denyut Jantung
Jantung merupakan salah satu organ tubuh kita yang “tidak bisa” kita kendalikan, berdetak
sejak sebelum kita lahir. Seringkali merupakan cerminan suasana hati, lebih cepat saat
cemas, atau saat sangat bahagia. Denyut jantung juga merupakan gambaran kebugaran kita.
Saat kita bergerak, otot yang bekerja memerlukan pasokan oksigen untuk mengolah energi
yang didapat dari makanan. Udara yang dihirup oleh paru, dihantarkan darah menuju
jantung, kemudian oleh jantung dipompakan keseluruh tubuh, terutama pada otot yang
bekerja.Otot, terutama anggota gerak tubuh, bisa kita kendalikan. Makin banyak otot yang
bekerja, makin banyak kebutuhan oksigen, makin besar kekerapan denyut jantungkita
perlukan. Jadi, secara tak langsung kita dapat mengendalikan denyut jantung. Sisi baiknya,
selain dipergunakan untuk petanda kebugaran, denyut nadi bisa menjadi panduan dosis
olahraga.
Bagaimana menghitung denyut jantung?Tak perlu stetoskop untuk mengukur denyut
jantung, cukup kita hitung denyut nadi pada pergelangan tangan atau arteri di leher,
menggunakan jari tangan, dibantu detikan pada arloji kita.Menghitung nadi pergelangan
tangan dilakukan dengan meletakkan jari telunjuk dan jari tengah pada sisi luar tangan, arah
terletak ibu jari. Cari urat pergelangan tangan, kemudian geser sedikit ke arah luar (seperti
foto ilustrasi). Tekan ringan, karena bila terlalu kuat akan menghentikan aliran darah,
sehingga denyut tak teraba.
Faktor yang mempengaruhi frekuensi denyut jantung:
1. Jenis kelamin
2. Jenis aktifitas
3. Usia
4. Berat badan
5. Keadaan emosi atau psikis
Berikut bagian-bagian jantung :

Dinding dan Otot Jantung


Dinding jantung terdiri dari sel-
sel unik yang disebut myocardium yang berisi otot jantung. Otot ini merupakan jenis satu-
satunya yang terdapat pada tubuh karena dia harus memiliki oksigen sepanjang waktu untu
k tetap hidup dan agar jantung yang melewati pembuluh darah arteri koroner harus berlang
sung secara kontiniu.

Inilah sebabnya penyempitan pada arteri koroner, amat berbahaya terhadap jantung. Bila p
embuluh arteri menyempit, terjadilah hal-
hal yang tidak diinginkan sakit jantung mulai dari sakit dada, dan serangan jantung yang ber
potensi meninggal mendadak. Adapun rongga atau ruangan dalam jantung dibagi menjadi :
2 ruang atas disebut serambi jantung atau atrium sebelah kanan dan kiri. Dan runag bawah
disebut bilik jantung atau ventrical sebelah kanan dan kiri. Ruangan-
ruangan tersebut dipisahkan oleh dinding otot tebal disebut septum

 Klep Jantung
Jantung memiliki 4 klep yang berfungsi menentukan kearah mana darah mengalir, berapa
besar alirannya, dan kapan menghentikan aliran tersebut, adapun masing-masing klep
adalah
Klep tricuspid. Bila membuka membiarkan darah mengalir dari bilik kanan pada waktu
jantung relaksasi dan menutup untuk mencegah darah mengalir kembali ke tubuh bila
jantung kontraksi.
Klep mitral. Yang mengkontrol darah mengalir antara serambi kiri dan bilik kiri.
Klep Pulmic. Mengontrol aliran darah dari bilik kanan ke arteri yang menyuplai darah ke
paru-paru.

Klep
aorta, yang memisahkan bilik kiri dengan aorta. Bilamana terbuka membiarkan darah
mengalir ke tubuh yaitu sewaktu jantung berkontraksi, dan tertutup bila jantung relaksasi.
Jadi klep-klep jantung membuka dan menutup aliran darah dalam rongga jantung, agar
mengalir ke satu arah mencegah terjadinya arus balik.
B. Aktifitas Listrik Jantung

Kontraksi sel otot jantung terjadi oleh adanya potensial aksi yang dihantarkan sepanjang
membrane sel otot jantung. Jantung akan berkontraksi secara ritmik, akibat adanya impuls
listrik yang dibangkitkan oleh jantung sendiri: suatu kemampuan yang disebut
autorhytmicity. Sifat ini dimiliki oleh sel khusus otot jantung. Terdapat dua jenis khusus sel
otot jantung, yaitu: sel kontraktil dan sel otoritmik. Sel kontraktil melakukan kerja mekanis,
yaitu memompa dan sel otoritmik mengkhususkan diri mencetuskan dan menghantarkan
potensial aksi yang bertanggung jawab untuk kontraksi sel-sel pekerja.
Berbeda dengan sel saraf dan sel otot rangka yang memiliki potensial membrane istirahat
yang mantap. Sel-sel khusus jantung tidak memiliki potensial membrane istirahat. Sel-sel ini
memperlihatkan aktivitas ?pacemaker? (picu jantung), berupa depolarisasi lambat yang
diikuti oleh potensial aksi apabila potensial membrane tersebut mencapai ambang tetap.
Dengan demikian, timbulkah potensial aksi secara berkala yang akan menyebar ke seluruh
jantung dan menyebabkan jantung berdenyut secara teratur tanpa adanya rangsangan
melalui saraf.
Mekanisme yang mendasari depolarisasi lambat pada sel jantung penghantar khusus masih
belum diketahui secara pasti. Di sel-sel otoritmik jantung, potensial membaran tidak
menetap antara potensia-potensial aksi. Setelah suatu potensial aksi, membrane secara
lambat mengalami depolarisasi atau bergeser ke ambang akibat inaktivitasi saluran K+. pada
saat yang sama ketika sedikit K+ ke luar sel karena penurunan tekanan K+ dan Na+, yang
permeabilitasnya tidak berubah, terus bocor masuk ke dalam sel. Akibatnya, bagian dalam
secara perlahan menjadi kurang negative; yaitu membrane secara bertahap mengalai
depolarisasi menuju ambang. Setelah ambang tercapai, dan saluran Ca++ terbuka, terjadilah
influks Ca++ secara cepat, menimbulkan fase naik dari potensial aksi spontan. Fase saluran
K+. inaktivitasi saluran-saluran ini setelah potensial aksi usai menimbulkan depolarisasi
lambat berikutnya mencapai ambang.
Sel-sel jantung yang mampu mengalami otoritmisitas ditemukan di lokasi-lokasi berikut:
1. Nodus sinoatrium (SA), daerah kecil khusus di dinding atrium kanan dekat lubang vena
kava superior.
2. Nodus atrioventrikel (AV), sebuah berkas kecil sel-sel otot jantung khusus di dasar atrium
kanan dekat septum, tepat di atas pertautan atrium dan ventrikel.
3. Berkas HIS (berkas atrioventrikel), suatu jaras sel-sel khusus yang berasal dari nodus AV
dan masuk ke septum antar ventrikel, tempat berkas tersebut bercabang membentuk
berkas kanan dan kiri yang berjalan ke bawah melalui seputum, melingkari ujung bilik
ventrikel dan kembali ke atrium di sepanjang dinding luar.
4. Serat Purkinje, serat-serta terminal halus yang berjalan dari berkas HIS dan menyebar ke
seluruh miokardium ventrikel seperti ranting-ranting pohon.
Berbagai sel penghantar khusus memiliki kecepatan pembentukkan impuls spontan yang
berlainan. Simpul SA memiliki kemampuan membentuk impuls spontan tercepat. Impuls ini
disebarkan ke seluruh jantung dan menjadi penentu irama dasar kerja jantung, sehingga
pada keadaan normal, simpul SA bertindak sebagai picu jantung. Jaringan penghantar
khusus lainnya tidak dapat mencetuskan potensial aksi intriksiknya karena sel-sel ini sudah
diaktifkan lebih dahulu oleh potensial aksi yang berasal dari simpul SA, sebelum sel-sel ini
mampu mencapai ambang rangsangnya sendiri.
Urutan kemampuan pembentukkan potensial aksi berbagai susunan penghantar khusus
jantung yaitu:
• Nodus SA (pemacu normal) : 60-80 kali per menit
• Nodus AV : 40-60 kali per menit
• Berkas His dan serat purkinje : 20-40 kali per menit
Diposting 22nd February 2013 oleh rommy ogah

Anda mungkin juga menyukai