Anda di halaman 1dari 10

1

BAB I
PENDAHULUAN

 Latar Belakang
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan ujung tombak
pelayanan kesehatan bagi masyarakat karena cukup efektif membantu
masyarakat dalam memberikan pertolongan pertama dengan standar
pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang dikenal murah seharusnya
menjadikan Puskesmas sebagai tempat pelayanan kesehatan utama bagi
masyarakat, namun pada kenyataannya banyak masyarakat yang lebih
memilih pelayanan kesehatan pada dokter praktek swasta atau petugas
kesehatan praktek lainnya. Kondisi ini didasari oleh persepsi awal yang
negatif dari masyarakat terhadap pelayanan Puskesmas, misalnya anggapan
bahwa mutu pelayanan yang terkesan seadanya, artinya Puskesmas tidak
cukup memadai dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, baik
dilihat dari sarana dan prasarananya maupun dari tenaga medis atau anggaran
yang digunakan untuk menunjang kegiatannya sehari-hari. Sehingga banyak
sekali pelayanan yang diberikan kepada masyarakat itu tidak sesuai dengan
Standar Operating Procedure (SOP) yang telah ditetapkan. Misalnya: sikap
tidak disiplin petugas medis pada unit pelayanan puskesmas Peudada, yang
dikeluhkan masyarakat. Mereka selalu diperlakukan kurang baik oleh para
petugas medis yang dinilai cenderung arogan, berdalih terbatasnya persediaan
obat-obatan pada puskesmas telah menyebabkan banyak diantara pasien
terpaksa membeli obat pada apotik. Di samping itu, ketika membawa salah
seorang warga yang jatuh sakit saat mengikuti kegiatan perkampungan
pemuda, kemudian warga yang lain mengantarnya ke Puskesmas Peudada,
pasien itu tidak dilayani dengan baik bahkan mereka (perawat-red) mengaku
telah kehabisan stok obat. Hal tersebut, tentu telah merusak citra Puskesmas
sebagai pemberi layanan kesehatan kepada masyarakat yang dianggap dapat
membantu dalam memberikan pertolongan pertama yang sesuai dengan
standar pelayanan kesehatan. Selain itu, tidak berjalannya tugas edukatif di
2

Puskesmas yang berkaitan dengan penyuluhan kesehatan yang sekaligus


berkaitan dengan tugas promotif. Menurut masyarakat, petugas puskesmas
sangat jarang berkunjung, kalaupun ada, yaitu ketika keluarga mempunyai
masalah kesehatan seperti anggota keluarga mengalami gizi buruk atau
penderita TB. Berarti tugas ini lebih untuk memberikan laporan dan kuratif
dibanding upaya promotif. Kemudian, perawat puskesmas biasanya aktif
dalam BP, puskesmas keliling, dan puskesmas pembantu. Jelas dalam tugas
tersebut, perawat melakukan pemeriksaan pasien, mendiagnosa pasien,
melakukan pengobatan pada pasien dengan membuat resep pada pasien.
Namun, ketika melakukan tugas tersebut tidak ada supervisi dari siapapun,
khususnya penanggung jawab dalam tindakan pengobatan/medis. Tenaga
perawat seolah-olah tidak menghargai kegiatan-kegitan formalnya sendiri,
karena mungkin tugas kuratif lebih penting. Hal ini berdampak kepada status
kesehatan masyarakat, status gizi, penyakit infeksi menular dan mungkin
upaya kesehatan ibu dan anak tidak mendapatkan porsi yang sesuai sehingga
berdampak pada kondisi kesehatan masyarakat. Kalaulah memang tugas
tenaga kesehatan di Puskesmas lebih banyak ke arah kuratif, maka
Puskesmas menjadi unit dari pelayanan Rumah sakit karena Rumah Sakit
akan memiliki banyak sumber daya manusia dan fasilitas medik. Tapi
kalaulah Puskesmas ini menjadi lebih dominan dalam tugas promotif dan
preventif maka tugas eksekutif bagi perawat haruslah digiatkan, dan
puskesmas menjadi bagian dari unit Dinas kesehatan, atau bagian tersendiri
yang memiliki otonomi yang kuat dalam mengatur program-programnya,
sedangkan Dinas kesehatan hanya sebagai regulator, pemberi dana dan
pengadaan petugas, untuk pelayanan kesehatan masyarakat diberikan kepada
Puskesmas, atau pelayanan kesehatan dapat ditenderkan kepada pihak swasta.
Tidak hanya hal-hal yang telah diungkapkan di atas, lebih dari itu, masih ada
permasalahan yang muncul di lingkup puskesmas, misalnya: Jam kerja
Puskesmas yang sangat singkat hanya sampai jam 14.00 WIB. kemampuan
keuangan daerah yang terbatas, puskesmas yang kurang memiliki otoritas
untuk memanfaatkan peluang yang ada, puskesmas belum terbiasa mengelola
3

kegiatannya secara mandiri, serta kurangnya kesejahteraan karyawan yang


berpengaruh terhadap motivasi dalam melaksanakan tugas di puskesmas
4

BAB II
PEMBAHASAN
A. Faktor-Faktor Penghambat Pelayanan Puskesmas
Dalam realitanya pelayanan Puskesmas sekarang banyak memiliki
masalah-masalah. Adapun masalah-masalah yang telah diungkapkan di atas
itu diakibatkan oleh faktor-faktor sebagai berikut: (Tjiptoherijanto dan Said
Zainal Abidin, 1993)

 Faktor Internal
 Pelaksanaan Manajemen
Pelaksanaan manajemen merupakan hal penting yang menentukan
dalam mencapai tujuan yang efisien dan efektif dari tujuan
Puskesmas. Dimana fungsi manajemen itu untuk planning,
organaizing, leading, dan controling. Pada kegiatan perencanaan
setiap tahunnya sering kali tidak berjalan sehingga kegiatan berjalan
apa adanya sesuai kebiasaan yang dianggap ‘baik/sudah biasa’.
Bahkan terasa sekali bahwa tidak pernah adanya upaya
pengembangan. Serta tidak pernah terpikir untuk mempersoalkan
kendali mutu pelayanan yang disebabkan kurangnya pengetahuan,
peralatan, dan perhatian tersita pada upaya pengobatan. Dapat
dikatakan bahwa kepala Puskesmas lebih sibuk pada masalah-
masalah manajerial dari pada kasus-kasus klinik. Dapat dikatakan
juga bahwa kurangnya pengetahuan para Kepala Puskesmas dan
rendahnya disiplin/etos kerja staff, menjadikan unsur manajemen ini
tidak berjalan. Tentu hal ini menghambat kinerja Puskesmas untuk
melayani masyarakat dalam bidang kesehatan.

 Sarana dan Prasarana


Sarana dan prasarana merupakan suatu aspek terpenting dalam
mencapai target dari program-program Puskesmas. Tetapi apa yang
5

terjadi pada Puskesmas di Indonesia terkesan tidak diperhatian oleh


pemerintah dengan alasan wilayah geografis yang sulit untuk
dijangkau, sehingga sarana dan prasarana yang ada di dalam
Puskesmas sangat terbatas, baik berupa alat medis maupun obat-
obatan. Hal ini terjadi akibat dari sumber keuangan yang dimiliki
Puskesmas terbatas sehingga mutu pelayanan puskesmas pun
menjadi rendah karena tidak sesuai dengan standart kesehatan.

 Tenaga medis
Jumlah tenaga medis yang sangat sedikit mengakibatkan
ketidakmampuannya melaksanakan program dari Dinas Kesehatan.
Misalanya program Posyandu yang tidak tepat sasaran. Jumlah
tenaga medis sedikit karena insentif dari pemerintah daerah. Faktor
kesejahteraan pegawai memang hal penting karena berkaitan dengan
satu-satunya pendapatan resmi mereka adalah gaji. Untuk mencapai
penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Puskesmas di perlukan
pimpinan yang mau memotivasi pegawainya dengan cara memenuhi
kebutuhan hidupnya.

 Sumber keuangan Puskesmas


Sumber keuangan dari pemerintah pusat maupun daerah yang
didapat tidak sebanding dengan pengeluaran operasional Puskesmas
sehingga biaya pelayanan Puskesmas pun mahal padahal sarana yang
terdapat di sana tidak sebanding dengan apa yang harus dibayar
sehingga hal ini berdampak kepada masyarakat untuk beralih pergi
ke Rumah Sakit saja yang fasilitas lebih baik daripada Puskesmas.
Adapun sumber-sumber keuangan Puskesmas sebagai berikut:

 Pemerintah
Sumber biaya berasal dari Pemerintah Kabupaten yang
dibedakan atas dana pembangunan dan dana anggaran rutin.
6

Dana ini diturunkan secara bertahap ke Puskesmas melalui


Dinas Kesehatan Kabupaten.

 Retribusi
Retribusi merupakan salah satu sumber pendapatan Puskesmas
yang membiayai upaya kesehatan perorangan yang
pemanfaatanya dan besarnya ditentukan oleh Pemerintah
Daerah.

 BPJS
Puskesmas menerima dana dari BPJS yang peruntukannya
sebagai imbal jasa kepada peserta BPJS
Sumber-sumber keuangan Puskesmas ini ternyata tidak dapat membiayai
operasinal dari program-program Puskesmas. Hal ini diakibatkan oleh
beberapa faktor yaitu, birokratisasi penyaluran keuangan dari pemerintah
sampai ke Puskesmasnya dan rendahnya responsibilitas pengelola
manajemen Puskesmas.

 Psiko-sosial antara tenaga medis dengan penduduk


Perbedaan psiko-sosial antara tenaga kesehatan yang ada di
Puskesmas dengan penduduk menimbulkan hambatan dalam
penyelenggaraan pelayanan kesehatan Puskesma.Tenaga-tenaga
yang diperbantukan di Puskesmas biasanya terdiri dari orang-orang
terpelajar dan bukan berasal dari daerah tersebut, sehingga
penduduk menganggapnya sebagai orang asing. Apalagi jika
bahasa yang digunakan adalah bahasa yang tidak dimengerti oleh
penduduk, maka akibatnya penduduk segan untuk datang ke
Puskesmas.

 Faktor Eksternal
 Kondisi Geografis
7

Kondisi geografis Puskesmas umumnya terletak pada daerah


pelosok atau setingkat dengan kecamatan. Dimana kecamatan tiap-
tiap daerah memilki keadaan yang berbeda-beda dalam memenuhi
kebutuhan pelayanan kesehatan puskesmas. Memang ada
kecamatan-kecamatan yang hanya dengan satu Puskesmas sudah
dapat menjangkau seluruh penduduk. Tetapi ada juga puskesmas
yang hanya dapat dijangkau oleh penduduk yang bermukim di
dekatnya karena penduduk yang lain bertempat tinggal jauh dari
Puskesmas. Hal ini terkait pada dana yang tidak cukup untuk
menggunakan alat-alat transportasi atau memang tempat tinggalnya
terpencil sehingga penduduknya lebih senang tinggal di rumahnya
daripada pergi ke Puskesmas.

 Pemerintah daerah
Peran Pemerintah Daerah yang terkesan gagap ini terlihat atas
pemahaman pembangunan kesehatan yang setengah-setengah dari
pihak legslatif dan eksekutif yang tercermin dari dijadikannya
pelayanan kesehatan sebagai tulang punggung pendapatan daerah.
Ini berarti orang sakit dijadikan tualng punggung pendapatan daerah.
Padahal upaya menyehatkan masyarakat sejatinya termaktub dalam
hakikat dan semangat UU. No.22 dan UU No. 25 tahun 1999 yang
pada intinya adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik
dan mengembangkan demokrasi menuju peningkatan kesejahteraan
rakyat. Disamping itu alokasi anggaran kesehatan berbagai daerah
mencerminkan kurangnya perhatian terhadap investasi hak-hak dasar
pembangunan manusia diantaranya pelayanan kesehatan dasar.

 Keadaan Ekonomi Penduduk


Keadaan ekonomi penduduk memberikan andil dalam sulitnya
mengupayakan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Jumlah warga
negara Indonesia mayoritas bermata pencarian petani dan nelayan
8

yang mana kondisi ekonominya kurang memadai. Walaupun ada


ketentuan yang memperbolehkan mereka yang tidak mampu untuk
tidak usah membayar retribusi di Puskesmas, namun kenyataannya
orang-orang yang demikian justru enggan datang ke Puskesmas.

 Kondisi Pendidikan Penduduk


Masalah pendidikan penduduk juga berperan dalam menghambat
pelayanan yang dihadapi oleh Puskesmas sebagai pusat pelayanan
kesehatan pada tingkat pertama, karena pada umumnya pendidikan
masyarakat desa masih rendah, maka pola pikir mereka sangat
sederhana dan kurang atau bahkan belum paham akan arti kesehatan.
Mereka cenderung mengikuti sifat-sifat tradisional yang sejak dulu
dipegang oleh masyarakat dan lingkungannya.
Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki
tingkat pendidikan yang rendah yang mana sebagian besar penduduk
Indonesia lulusan SD terutama di daerah pelosok-pelosok Indonesia,
sehingga hal berdampak pada rendahnya partisipasi masyarakat
dalam mewujudkan masyarakat Indonesia sehat terutama pada
lembaga Puskesmas yang letaknya dekat dengan masyarakat
tersebut. Selain itu juga disebabkan Rumah Sakit lebih baik sarana
dan prasarananya, padahal Puskesmas merupakan pelayanan
kesehatan yang paling dasar dalam lingkungan masyarakat setempat.

 Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan yang berada di Propinsi bekerja pada aspek
melayani penyembuhan penyakit yang sudah diderita oleh penduduk
dibandingkan dengan melayani obat-obatan yang dapat digunakan
sebagai upaya pencegahan timbulnya suatu penyakit pada penduduk.
Dengan kata lain pelayanan kesehatan Puskesmas lebih banyak
ditekankan pada tindakan kuratif dibandingkan pada tindakan
preventif apalagi promotif. Selain itu Dinas Kesehatan juga kurang
9

melakukan koordinasi dan pengawasan terhadap pelaksanaan


program-program Puskesmas yang sudah ada sehingga tidak
terwujudnya pelayanan kesehatan di tingkat basis.

B. Solusi Mengatasi Masalah yang Muncul di Lingkup Puskesmas


Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan yang terinstitusionalisasi
mempunyai kewenangan yang besar dalam menciptakan inovasi model
pelayanan kesehatan di daerah. Untuk itu dibutuhkan komitmen dan
kemauan untuk meningkatkan/meratakan kualitas dan kuantitas pelayanan
kesehatan dengan melakukan revitalisasi sistem kesehatan dasar dengan
memperluas jaringan yang efektif dan efisien di Puskesmas, peningkatan
jumlah dan kualitas tenaga kesehatan/revitalisasi kader PKK, pembentukan
standar pelayanan kesehatan minimum untuk kinerja sistem kesehatan
yang komprehensif, serta memperbaiki sistem informasi pada semua
tingkatan pemerintah. Dari banyak kasus yang terjadi dibanyak daerah,
jelas bahwa Puskesmas memiliki pencitraan yang rendah pada saat
sekarang, terutama jika dilihat dari sarana, Puskesmas tidak memiliki
fasilitas yang lengkap walaupun sudah mendapat dana dari Dinas
Kesehatan.
10

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat
ternyata masih menyimpan berbagai permasalahan yang kini banyak
dikeluhkan oleh masyarakat. Tidak hanya dilihat dari segi sarana dan
prasarana yang kurang memadai, tetapi juga dari segi tenaga medis yang
demikian pula adanya. Oleh karena itu, diperlukan perhatian khusus dari
pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
serta komitmen untuk merubah sistem pelayanan Puskesmas yang dinilai
buruk oleh masyarakat. Selain itu, Puskesmas juga harus memiliki standar
pelayanan yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat untuk
mencapai kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.

B. Saran
1. Puskesmas harus lebih memfokuskan pada peningkatan pelayanan
kesehatan dan pengelolaan sistem kesehatan yang menyeluruh
2. Melakukan perbaikan terhadap sarana dan prasarana Puskesmas demi
terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan
3. Merestrukturisasikan peran Puskesmas
4. Pemerintah harus memberikan otonomi kepada Puskesmas dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
5. Mensosialisasikan program-program Puskesmas kepada masyarakat
untuk mengubah citra Puskesmas yang sudah dinilai buruk oleh
masyarakat

Anda mungkin juga menyukai