Anda di halaman 1dari 2

Indonesia dan sufor

Indonesia adalah pangsa pasar utama susu formula di Asia Pasifik. Nilai
penjualan susu formula di Indonesia menurut studi dari Global Index mencapai
Rp25,8 triliun pada 2016. Kue pangsa pasar tersebut diperebutkan oleh
pemain besar seperti Sari Husada, Abbott, Wyeth Nutrition, Frisian Flag
Indonesia, Nestle, Mead Johnson, dan Danone. Nilai belanja iklan perusahaan
raksasa tersebut tercatat mencapai Rp2,1 triliun pada semester pertama
2016.

Dari data lembaga riset Changing Markets, penjualan susu formula global
mencapai US$47 miliar per tahun dan diprediksi akan naik sekitar 50
persenpada 2020. Sementara menurut World Health Organization (WHO),
konsumsi susu formula bakal meningkat menjadi 10.8 kilogram per bayi
pada 2018.

Naiknya angka penjualan susu formula dari tahun ke tahun tersebut cukup ironis
di tengah kampanye pemberian ASI eksklusif yang dipromotori WHO, Unicef,
dan pemerintah Indonesia sejak beberapa tahun lalu. Pemerintah atas desakan
WHO juga telah melarang iklan susu formula untuk bayi 0-12 bulan lewat PP
no. 33 tahun 2012.

ASI atau susu formula adalah perdebatan panas yang selalu berlangsung saban
tahun, terutama di forum-forum internet. Tak banyak ibu bisa punya keleluasaan
waktu atau tenaga untuk menyediakan ASI. Tapi semua pakar kesehatan sedunia
sepakat bahwa ASI eksklusif adalah asupan gizi terbaik buat bayi agar terhindar
dari penyakit dan meningkatkan ketahanan tubuhnya. Ketika dibandingkan
negara-negara maju, segera terlihat bahwa angka pemberian ASI di Indonesia
sangat jauh tertinggal. Dengan angkatan kerja perempuan yang relatif lebih
tinggi, 77 persen perempuan di Amerika Serikat menyediakan ASI
eksklusifuntuk anak. Sedangkan di Indonesia, angkanya baru 42 persen dari
populasi, jauh di bawah sesama negara Asia yang banyak perempuannya juga
bekerja seperti Singapura, Korea Selatan, dan Taiwan.

Peraturan pemerintah tersebut melarang produsen susu formula memberikan


contoh produk secara gratis atau menggunakan tenaga kesehatan untuk
memasarkan produk. Larangan tersebut juga berlaku bagi rumah sakit bersalin
agar tidak memajang, memasarkan, hingga memberikan susu formula kepada
ibu.
Pemerintah mewajibkan produsen susu formula untuk mencantumkan kalimat
“ASI adalah makanan bayi terbaik” di setiap kemasan produk. Selain itu
produsen juga wajib menginformasikan kepada konsumen bahwa pemakaian
susu formula harus atas petunjuk tenaga medis. Namun nyatanya pelanggaran
masih saja terjadi.

VICE berkunjung ke rumah sakit bersalin di kawasan Setu Babakan, Jagakarsa,


Jakarta Selatan, mudah sekali melihat deretan susu formula merek Frisian Flag
di rak apotek RS tersebut. Salah seorang pasien setelah melahirkan yang saya
temui juga mengaku diberikan susu formula setelah selesai menjalani perawatan.
Hal tersebut jelas menyalahi aturan WHO dan pemerintah.

Pihak rumah sakit menolak berkomentar atas temuan VICE te

Anda mungkin juga menyukai