Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH KMB

TENTANG HIPERTENSI


Disusun oleh:

LYDIA AYU ARNITA 172426256

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DEHASEN BENGKULU


PROGRAM S1 KEPERAWATAN
TA. 2017/2018

BAB II
KONSEP MEDIS

A. Review anatomi fisiologi sistem kardiovaskuler


Kardiovaskuler terdiri dari dua suku kata yaitu cardiac dan vaskuler. Cardiac
yang berarti jantung dan vaskuler yang berarti pembuluh darah. Sehingga
kardiovaskuler mencakup sistem sirkulasi darah yang terdiri dari jantung, darah dan
pembuluh darah.
A. Letak Jantung

• Jantung terletak didalam rongga mediastinum dari rongga dada(thorax), diantara


kedua paru
• Bagian depan dilindungi oleh sternum dan tulang-tulang iga setinggi kosta ke-3
sampai ke-4.
• Dinding samping berhubungan dengan paru-paru dan vaises mediastinalis.
• Dinding atas setinggi thorakal ke-6 dan servikal ke-2 berhubungan dengan aorta,
pulmonalis serta bronkus dekstra dan sinistra.
• Dinding belakang, mediastinum posterior oesofagus, aorta deseenden, vena
azigos, dan kolumna vertebra torakali
• Bagian bawah berhubungan dengan diafragma. Dua pertiga jantung berada
disebelah kiri sternum. Apeks jantung, berada di sela iga ke empat atau kelima
pada garis tengah klavicula. Pada dewasa rata-rata panjangnya kira-kira 12cm
dan lebar 9cm dengan berat 3000-400gram.
B. Dinding Jantung

• Epikardium atau Perikardium


Adalah kantong berdinding ganda yang dapat membesar membungkus
jantung dan pembuluh darah besar. Kantong ini melekat pada diafragma, sternum,
dan pleura yang membungkus paru-paru. berguna untuk mengurangi gesekan yang
timbul akibat gerak jantung dan sebagai barier terhadap infeksi dari paru dan
mediastinum
• Miokardium
Merupakan lapisan inti dari jantung yan terdiri dari otot-otot jantung, otot
jantung ini membentuk bundalan-bundalan otot yang berkontraksi untuk memompa
darah. Otottnya meliputi
- Bundalan otot atria,
- Bundalan otot ventrikuler,
- Bundalan otot atriol ventrikuler,
• Endokardium
Endokardium terdiri dari selapis sel endotelial yang terletak di atas jaringan ikat.
Lapisan ini melapisi jantung, kutup dan menyambung dengan lapisan endotelial yang
melapisi pembuluh darah yang memasuki dan meninggalkan jantung.
C. Ruang Jantung

• ATRIUM
Menerima darah dari semua bagian kecuali paru-paru
– Vena kava superior dan inverior, membawa darah yang tidak
mengandung oksigen dari tubuh kembali ke jantung.
– Sinus koroner, membawa kembali darah dari dinding jantung itu sendiri
– Atrium kiri, di bagian superior jantung, berukuran lebih kecil dari atrium
kanan, tetapi dindingnya lebih tebal. Atrium kiri menampung empat vena
pulmonalis yang mengembalikan darah teroksigenasi dari paru-paru.
• VENTRIKEL
Bagian ini mendorong darah menuju arteri yang membawa darah meninggalkan
jantung.
– Ventrikel kanan, menerima darah dari atrium kanan dan dipompakan ke
paru-paru melalui arteri pulmonalis.
– Ventrikel kiri, menerima darah dari atrium kiri dan dipompakan ke
seluruh tubuh melalui aorta. Tebal dindingnya 3 kali tebal dinding
ventrikel kanan.
D. Katup Jantung

• Katup anterioventrikular

Letaknya antara atrium dan ventrikel, maka disebut katup atrioventrikuler.


– Katup trikuspit ( 3 katup)
– Katup mitral (2 katup)
Katup atrioventrikuler memungkinkan darah mengalir dari masing-masing
atrium ke ventrikel pada fase diastolic ventrikel dan mencegah aliran balik pada saat
sistol ventrikel (kontraksi).
• Katup semilinar aorta dan pulmonar
Adanya katup semilunar ini memungkinkan darah mengalir dari masing-masing
ventrikel ke arteri pulmonalis atau aorta selama sistol ventrikel, dan mencegah aliran
balik waktu diastole ventrikel.
E. Fisiologi Jantung

1. Serabut purkinje
Serabut otot yg mampu menghantar impuls dengan kecepatan 5 kali lipat
kecepatan hantaran serabut otot jantung. Hantaran yang cepart ini memungkinkan
atrium berkontraksi bersamaan, kemudian diikuti dengan ventrikular yang serempak,
sehingga berbentuk kerja pemompaan darah yang terkoordinasi.
2. Nadus sinoarial (nodus S-A)
Lokasi. Nodus S-A adalah suatu massa jantung otot jantung khusus yang terletak
didinding posterior atrium kanan tepat dibawah pembukaan vena kava superior
Nodus S-A melepaskan implus sebanyak 72 kali per menit, frekuensi irama yang
lebih cepat dibandingkan dalam atrium (40 sampai 60 kali per menit), dan ventrikel 9
20 kali per menit). Nodus S-A mengatur frekuensi kontraksi irama, sehingga disebut
pemacu jantung.
3. Nodus atrioventrikulr (nodus A-V)
Lokasi. Implus menjalar disepanjang pita serabut purkinje pada atrium, menuju
nodus A-V yang terletak dibawah dinding posterior atrium kanan
Nodus A-V menunda implus seperatusan detik, sampai ejeksi darah atrium
selesai sebelum terjadi kontraksi ventrikular
4. Berkas A-V (berkas His)
Lokasi. Berkas A-V adalah sekelompok besar serabut purkinje yang berasal dari
nodus A-V da membawa impus disepanjang septum interventrikular menuju
ventrikel. Berkas ini dibagi menjadi percabangan berkas kanan dan kiri.
Percabangan berkas kanan memanjang disisi dalam ventrikel kanan. Serabut
bercabang menjadi serabut-serabut purkinje kecil yang menyatu dalam serabut otot
jantung untuk memperpanjang implus. Percabangan berkas kiri memanjang disisi
dalam ventrikel kiri dan bercabang kedalam serabut otot jantung kiri.
5. Katub jantung : untuk mempertahankan aliran satu arah.
6. Atrium kanan : Berfungsi sebagai penampungan darah yang rendah O2 dari
seluruh tubuh. Darah tersebut mengalir melalui vena kava superior, vena kava
inferior, sinus koronarius yang berasal dari jantung sendiri, kmdn darah
dipompakan ke ventrikel kanan lalu ke paru.
7. Atrium kiri : Berfungsi menerima darah yang kaya O2 dari ke-2 paru melalui 4
buah vena pulmonalis, kemudian darah mengalir ke ventrikel kiri lalu ke seluruh
tubuh mllui aorta, ke dua atrium tersebut dipisahkan oleh sekat yang disebut
septum atrium.
8. Ventrikel kiri : Menerima darah dari atrium kiri dan dipompakan ke seluruh
tubuh melalui aorta, Ke dua ventrikel ini dipisahkan oleh sekat yang disebut
septum ventrikel.
9. Ventrikel kanan : Menerima darah dari atrium kanan dan dipompakan ke paru-
paru melalui arteri pulmonalis.
Pembuluh Darah besar yang melewati Jantung:
1. Vena Cava Superior : vena besar yang membawa darah kotor dari tubuh
bagian atas menuju atrium kanan.
2. Vena Cava Inferior : vena besar yang membawa darah kotor dari bagian
bawah diafragma ke atrium kanan.
3. Sinus Conaria : Vena besar di jantung yang membawa darah darah kotor dari
jantung sendiri.
4. Trunkus Pulmonalis : pembuluh darah besar yang membawa darah kotor dari
vertikel kanan ke arteri pulmonalis. Arteri pulmonalis dibagi menjadi 2 yaitu
kanan dan kiri yang membawa darah kotor dari pulmonary trunk ke kedua
paru-paru.
5. Vena Pulmonalis : dibagi menjadi 2 yaitu kanan dan kiri yang membawa
darah bersih dari kedua paru-paru ke atrium kiri.
6. Aorta Desendens : bagian aorta yang membawa darah bersih dan
bertanggung jawab dengan organ tubuh bagian bawah
7. Aoerta Asendens : pembnuluh darah besar yang membawa darah bersih dari
vertikel kiri ke arkus aorta (lengkung aorta) ke cabangnya yang bertanggung
jawab dengan organ tubuh bagian atas.
F. Siklus Jantung
Siklus jantung adalah kejadian yang terjadi dalam jantung selama peredaran
darah. Gerakan jantung terdiri dari 2 yaitu konstriksi (sistole) dan dilatasi
(diastole). Konstriksi kedua atrium serentak dan pendek disebut sistole atrial dan
diastole atrial. Lama kontriksi ventikel 0,3 dtk dan dilatasi ventikel 0,5 detik.
Konstriksi ventikel lebih lama dan lebih kuat.
G. Bunyi Jantung
Selama gerakan Jantung terdengar 2 macam suara, yang disebabkan oleh
katup-katup yang menutup. Bunyi pertama ketika menutupnya katup
atrioventrikel, bunyi yg panjang. Bunyi kedua ketika menutupnya katup
semilunar, bunyi yang pendek dan tajam. Kelainan katup disebut bunyi bising
(murmur).
H. Darah
Darah adalah cairan berwarna merah pekat. Warna merah cerah (arteri),
dan merah gelap (vena). Dan menyusun 7% dari berat badan
Fungsi Darah :
 Membawa 0₂
 Membawa nutrien
 Membawa hormon
 Substansi protektif
 Pembekuan darah
Komponen dalam darah meskipun secara makroskopis berbentuk cair,
namun darah saat di lihat menggunakan mikroskop terlihat korpuskulus ( sel
darah). Yg membentuk : 45 % sel darah , dan 55% plasma dalam total
volume darah.

I. Pembuluh Darah
Pembuluh darah dibagi menjadi 3
 ARTERI (Pembuluh Nadi)
Aorta: Pembuluh darah yang langsung berhubungan dengan jantung.
Arteri: Cabang dari aorta.
Arteriol: Pembuluh nadi yang berhubungan dengan kapiler.
 VENA (pembuluh balik)
Venul: Pembuluh balik yang berhubungan dengan kapiler.
Vena: Menerima darah dari venule.
Vena Cava : Pembuluh balik besar yang langsung berhubungan dengan
jantung.
 KAPILER
Menghubungkan arteriole dengan venule. Pada pembuluh inilah
terjadi pertukaran oksigen dari darah dengan karbondioksida di jaringan.

J. Peredaran Darah

Sistem peredaran darah pada manusia dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu
peredaran darah paru-paru (peredaran darah kecil) dan peredaran darah sistemik
(peredaran darah besar). Karena dua sistem peredaran darah ini, sistem peredaran darah
pada manusia disebut sistem peredaran darah ganda.
Peredaran darah kecil merupakan peredaran darah dari bilik kanan jantung
menuju paru-paru dan akhirnya kembali lagi ke jantung pada serambi kiri. Pada peredaran
darah kecil inilah darah melakukan pertukaran gas di paru-paru. Darah melepaskan
karbon dioksida dan mengambil oksigen dari alveoli paru-paru. Oleh karena itu, darah
yang berasal dari paru-paru ini banyak mengandung oksigen.
Darah yang banyak mengandung zat sisa metabolisme dan karbon dioksida
kembali ke serambi kanan jantung melalui pembuluh balik.
Peredaran darah besar ini mengalir dari jantung ke seluruh tubuh, kemudian
kembali lagi ke jantung. Peredaran darah manusia selalu melalui pembuluh darah. Oleh
karena itu, peredaran darah manusia disebut peredaran darah tertutup.
B. Definisi
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140
mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko
tinggi menderita penyakit jantung , tetapi juga menderita penyakit lainnya seperti
penyakit saraf,ginjal, dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah, makin besar
resikonya (Sylvia A.price)
Hipertensi didefinisikan oleh the seventh of the joint national committee on
prevention, detection,avaluation and treatment of high blood pressure(JNC 7) sebagai
tekanan darah yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg dan diklasifikasikan sesuai derajat
keparahannya, memppunyai rentang dari tekanan darah normal tinggi sampai hipertensi
maligna(aru W. sudoyo,2006).

C. Etiologi

Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan :


a) Hipertensi primer
- Faktor keturunan
- Obesitas
- Usia (> 65 tahun)
- Merokok
- Alkohol
- Konsumsi garam yang berlebihan
b) Hipertensi sekunder
- Penyakit ginjal
- Obat-obatan seperti NSAID
- Kontrasepsi oral
- DM
Menurut N. M. Kaplan (2006) memberikan batasan dengan membedakan usia
dan jenis kelamin sebagai berikut:
1. Pria, usia <45 th, dikatakan hipertensi apabila tekanan darah pada waktu
berbasing >130/90 mmHg.
2. Pria, usia >45 th, dikatakan hipertensi apabila tekanan darahnya >145/95 mmHg.
3. Pada wanita tekanan darah >160/95 mmHg, dinyatakan hipertensi
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan-
perubahan pada :
1. Elastisitas dinding aorta menurun
2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur
20 tahun, kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan
menurunnya kontraksi dan volumenya.
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah, hal ini terjadi karena kurangnya
efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenisasi.
5. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer.

D. Manifestasi Klinis

1. Palpitasi
2. Sakit kepala
3. Pusing
4. Merasa tegang di tengkuk
5. Kelemahan
6. Gangguan penglihatan
7. Gelisah
8. Mual dan muntah
9. Edema
E. PATOFISIOLOGI
Aliran darah makin
Factor prediposisi: usia,JK,stress, merokok,kurang cepat keseluruh tbh
olahraga,genetik,alcohol,konsentrasi Beban kerja
sdgk nutrisi dlm sel
garam,obesitas jantung
sudah mencukupi
kebutuhan.

Kerusakan vaskuler pembuluh hipertensi Tekanan sistemik Koping


darah inefektif

Perubahan situasi Krisis situsional


Perubahan struktur

Defisiensi pengetahuan
Pengetahuan yg kurang ansietas
Penyumbatan pembuluh darah

Resistensi pembuluh
Vasokontriksi darah meningkat Nyeri kepala

Gangguan sirkulasi Otak Suplai darah ke Ketidakefektifan


otak perfusi jaringan

ginjal Retina Pembuluh darah

Vasokontriksi Spasme arteriol


pembuluh darah ginjal sistemik Koroner

Resiko cidera
Bood flow darah
vasokontriksi Iskemia
miokard
Penurunan
Respon RAA
curah Afterload
jantung Nyeri

Merangsang aldosteron Fatigue

Resisten Na edema
Intoleransi
aktivitas
Kelebihan
volume
cairan
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan laboratorium
- Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume
cairan(viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko seperti
hipokoagulabilitas, anemia.
- BUN/Kreatinin : tentang perfusi/fungsi ginjal.
- Glukosa :hipergilkemi (DM adalah pencetus hipertensi) dpt diakibatkan
oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
- Urinalisa : darah,protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan
adanya DM.
2. CT Scan : adanya tumor serebral, encelopati.
3. EKG : menunjukan pola renggangan, dimana luas, peninggian gelombang P
adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
4. Foto thorax: dapat ditemukan pada pembesaran ventrikel kiri

7. Penatalaksanaan medis

Modifikasi gaya hidup


Penurunan bb
Pengurangan asupan alkohol
Aktivitas fisik berkurang
Pengurangan masukan
natrium
Penghentian merokok

Respon tidak adekuat

Lanjutkan modifikasi gaya hidup


Pemilihan farmakologi awal
Diuretic atau penyekat ß lebih disukai karena terbukti
menurunkan morbiditas dan mortalitas
ACE inhibitor,kalsium antagonis,reseptor penyekat ά
dan penyekat ά dan ß belum pernah diuji maupun
dibuktikan
Menurukan morbiditas dan mortalitas
Respon tidak adekuat

Naikan dosis obat Ganti dengan Tambahkan


obat lain bahan kedua
dari jenis yg
berbeda

Respon tidak adekuat

Tambahkan bahan kedua atau ketiga dan atau diuretika


Bila belum diresepkan

2. Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
Pengkajian Primer:
a. Airway
Yang perlu diperhatikan yaitu:
1) Ada tidaknya sumbatan jalan napas
2) Distress pernapasan
3) Kemungkinan fraktur servikal
4) Sumbatan jalan napas total:
a) Pada pasien sadar : memegang leher, gelisah, sianosis.
b) Pasien tidak sadar : tidak terdengar suara nafas dan sianosis.
b. Breathing
Yang perlu diperhatikan yaitu:
1) Frekuensi napas
2) Suara pernapasan
3) Adanya udara keluar dari jalan napas
Cara pengkajian:
1) Look : lihat pergerakan dada, irama, kedalaman, simetris atau tidak, dyspnea.
Lihat juga apakah kesadaran menurun, gelisah, adanya jejeas diatas clavikula, serta
adanya penggunaan otot tambahan.
2) Listen : dengan atau tanpa stetoskop apakah ada suara tambahan.
3) Feel
c. Circulation
Yang perlu diperhatikan yaitu:
1) Ada tidaknya denyut nadi karotis
2) Ada tidaknya tanda-tanda syok
3) Ada tidaknya perdarahan eksternal
Pengkajian sekunder, meliputi:
a. Identitas klien
b. Penanggung jawab
c. Riwayat penyakit
d. SAMPLE (Sign and Symptoms, Allergy, Medication, Past Medical History, Last
meal, Event leading).
e. Metode untuk pengkajian nyeri : PQRST
f. Psikososial
g. Pemeriksaan penunjang

B. Diagnosa keperawatan menurut SDKI


1. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
2. Nyeri (sakit kepala)
3. Intoleransi aktivitas
4. Penurunan curah jantung
5. Defisiensi pengetahuan
C. Rencana asuhan keperawatan (Nanda Nic Noc)
NO Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil intervensi
1. Ketidakefetifan perfusi jaringan NOC: NIC:
perifer  Circulation status Peripheral sensation
Definisi: penurunan sirkulasi darah  Tissue perfusion cerebral management (manajemen
ke perifer yg dapat mengganggu Kriteria hasil sensasi perifer)
kesehatan. Mendemonstrasikan status 1. Monitor adanya daerah
Batasan karakteristik : sirkulasi yg ditandai dengan tertentu yg hanya peka
 Tidak ada nadi 1. Tekanan systole dan diastole terhadap
 Perubahan fungsi motorik dalam rentang yg diharapkan panas/dingin/tajam/tumpul
 Perubahan karakteristik 2. Tidak ada ortostatik hipertensi 2. Monitor adanya paratese
kulit(warna,elastisitas,rambut,ke 3. Tidak ada tanda-tanda 3. Instrusikan keluarga
lembapan,kuku,sensasi,suhu) peningkatan tekanan cranial untukmengobservasi kulit
 Brachial <0,90 (tidak lebih dari 15 menit) jika ada laserasi
 Perubahan tekanan darah Mendemonstrasikan kemampuan 4. Gunakan sarung tangan
diekstremitas kognitif yg ditandai dengan: untuk proteksi
 Waktu pengisian kapiler 1. Berkomunikasi dgn jelas 5. Batasi gerakan pada kepala
>3detik dan sesuai dengan ,leher, dan punggung.
 Warna tidak kembali ketungkai kemampuan 6. Monitor kemampuan BAB
2. Menunjukan perhatian, 7. Kolaborasi pemberian
saat tungkai diturunkan
konsentrasi dan orientasi analgetik
 Kelambatan penyembutan luka
3. Memproses informasi 8. Monitor adanya
perifer
4. Membuat keputusan dengan tromboplebitis
 Penurunan nadi
benar 9. Diskusikan mengenai
 Edema
Menunjukan fungsi sensori penyebab perubahan
 Nyeri ekstrimitas
motori cranial yg utuh: tingkat sensasi
 Bruit femoral
kesadaran membaik, tidak ada
 Pemendekan jarak total yg
gerakan involunter
ditenmpuh dlm uji berjalan 6
menit
 Pemendekan jarak bebas nyeri
yang ditempuh dalam enam
menit
 Perestesia
 Warna kulit pucat saat elevasi
Factor yang berhubungan
 Kurang pengetahuan ttg factor
pemberat (merokok,gaya hidup
monoton,trauma,obesitas,asupa
n garam,imobilitas)
 Kurang pengetahuan tentang
proses penyakit
(diabetes,hiperlipidemia)
 Diabetes mellitus
 Hipertensi

2. Nyeri NOC : NIC:


Factor yg berhubungan  Pain level Pain management
agen injury  Pain control  Lakukan pengkajian nyeri
(biologi,kimia,fisik,psikologi)  Comfort level scr komprehensif termasuk
kerusakan jaringan. kriteria hasil: lokasi,karakteristik,durasi,fre
Batasan karakteristik :  Mampu mengontrol nyeri (tahu kuensi,kualitas,dan factor
penyebab nyeri,mampu presipitasi.
1. laporan secara verbal menggunakan teknik  Observasi reaksi non verbal
2. laporan isyarat nonfarmakologi untuk dari ketidaknyamanan
3. perubahan selera makan mengurangi nyeri, mencari  Bantu pasien dan keluarga
4. posisi untuk menahan bantuan) untuk mencari dan
nyeri  Melaporkan bahwa nyeri menemukan dukungan
5. tingkah laku berhati-hati berkurang dengan  Kontrol lingkungan yang
6. gangguan tidur(mata menggunakan manajemen dapat mempengaruhi nyeri
sayu,tampak capek,sulit nyeri seperti suhu
menggerakan, meringis)  Mampu mengenali ruangan,pencahayaan,dan
7. -terfokus pada diri sendiri nyeri(skala,intensitasi,frekuensi, kebisingan.
8. -tingkah laku tanda nyeri).  Evaluasi pengalaman nyeri
ekspresif(gelisah,merintih,  Menyatakan rasa nyaman masa lampau.
menangis setelah nyeri berkurang  Kaji kultur yang
Napas panjang,)  Tanda vital dalam rentang mempengaruhi repon nyeri.
9. Respon autonom( normal  Evaluasi bersama pasien dan
perubahan napas,  Tidak mengalami gangguan tim kesehatan lain tentang
perubahan tekanan darah) tidur ketidak efektifan kontrol
nyeri masa lampau.
 Kurangi factor presipitasi
nyeri
 Kaji tipe dan sumber nyeri
untuk menetukan intervensi.
 Ajarkan tentang teknik non
farmakologi : napas
dalam,relaksasi,distraksi,ko
mpres hangat.
 Berikan analgetik untk
mengurangi nyeri
 Tingkatkan istirahat
 Berikan informasi tentang
nyeri (penyebab,berapa lama
akan berkurang,dan
antisipasi ketidaknyamanan
dari prosedur)

Analgesic administration
 Tentukan
lokasi,karakteristik,kualitas,d
an derajat nyeri sebelum
pemberian obat.
 Cek intruksi dokter tentang
jenis obat dosis dan
frekuensi
 Cek riwayat alergi
 Pilih analgetik yg
diperlukan/kombinasi dari
analgetik ketika dari
pemberian lebih dari Satu
 Tentukan pilihan analgetik
tergantung tipe dan beratnya
nyeri.
 Tentukan analgetik pilihan,
rute pemberian dan dosis
optimal.
 Pilih rute pemberian scr
IV,IM, untuk pengobatan
nyeri scr teratur
 Monitor vital sign sebelum
dan sesudah pemberian
analgesic pertama kali
 Berikan analgetik tepat
waktu terutama saat nyeri
hebat
 Evaluasi evektifitas
analgetik,tanda dan gejala

3. Intoleransi aktivitas NOC:


Factor berhubungan dengan:  Self care: ADLs NIC :Activity therapy
1. Tirah baring atau immobilisasi  Toleransi aktivitas 1. Observasi adanya
2. Kelemahan menyeluruhan  Konservasi energy pembatasan klien dalam
Kriteria hasil : melakukan aktivitas
3. Ketidakseimbangan antara 1. Berpartisipasi dalam aktivitas 2. Kolaborasi dgn tenaga
suplai oksigen dgn kebutuhan fisik tanpa disertai rehabilitasi medic dalam
4. Immobilisasi peningkatan tekanan darah, merencanakan program
5. Gaya hidup yang dipertahankan nadi dan RR therapy yg tepat
2. Mampu melakukan aktivitas 3. Kaji adanya factor yg
Batasan Karakteristik :
1. Adanya kelelahan atau sehari-hari scr mandiri menyebabkan kelelahan
kelemahan 3. Keseimbangan aktivitas dan 4. Monitor nutrisi dan umber
2. Adanya dispnue atau istirahat energy yg adekuat
4. Ttv dlm batas normal 5. Monitor pasien akan
ketidaknyamanan saat
5. Mampu pindah tanpa alat atau adanya kelelahan fisik dan
beraktivitas memakai alat emosi scr fisik
3. Ketidaknyamanan setelah 6. Status respirasi pertukaran gas 6. Monitor respon
beraktivitas dan ventilasi adekuat. kardiovaskuler thdp
4. Respon abnormal dari tekanan aktivitas
darah atau nadi saat beraktivitas (takikardi,aritmia,sesak
5. Perubahan ekg : aritmia, napas,pucat,perubahan
hemodinamik)
iskemia
7. Bantu pasien untuk
mengindentifikasi aktivitas
yg mampu dilakukan
8. Bantu untuk memilih
aktivitas konsisten yg
sesuai dgn kemampuan
fisik,psikologis dan social
9. Bantu untuk membuat
jadwal latihan untuk
latihan ulang
10. Bantu pasien untuk
mengembangkan motivasi
diri dan penguatan
11. Monitor respon
fisik,emosi,social,dan
spiritual.

4. Penurunan curah jantung NOC :


Definisi: ketidakadekuatan darah yg  Cardiac pump effectiveness NIC:
dipompa oleh jantung untuk  Circulation status Cardiac care
memenuhi kebutuhan metabolik  Vital sign status
 Evaluasi adanya nyeri
tubuh. Kriteria hasil: dada(intensitas,lokasi,duras
Batasan karateristik :  Tanda vital dalam rentang i)
 Perubahan frekuensi /irama normal (tekanan
 Catat adanya disritmia
jantung darah,nadi,respirasi)
 Dapat mentoleransi jantung
- Aritmia
aktivitas tidak ada  Catat adanya tanda dam
- Bradikardi,takikardi
kelelahan gejala penurunan cardiac
- Perubahan ekg
 Tidak ada edema output
- Palpitasi paru,perifer, dan ada asites  Monitor status
 Perubahan preload  Tidak ada penurunan kardiovaskuler
- Penurunan tekanan vena kesadaran
 Monitor status pernapasan
central (central venous
yg menandakan gagal
pressure, cvp)
jantung
- Penurunan tekanan arteri
paru (pulmonary artery  Monitor abdomensbg
wedge pressure, PAWP) indicator penurunan perfusi
- Edema,keletihan  Monitor balance cairan
- Peningkatan, CVP  Monitor adanya perubahan
- Peningkatan PAWP tekanan darah
- Distensi vena jugularis  Monitor repon pasien
- Murmur terhadap efek pengobatan
- Peningkatan BB anti aritmia
 Perubahan afterload  Atur periode latihan dan
- Kulit lembab istirahat untuk menghindari
- Penurunan nadi perifer kelelahan
- Penurunan resistansi  Monitor toleransi aktivitas
vascular paru  Monitor adanya
- Penurunan resistensi dyspneu,fatigue,tekipnneu,
vascular sistemik dan ortopneu
- Dispneu  Anjurkan untuk
- Peningkatan PVR
menurunkan stress
- Peningktan SVR
Vital sign monitoring
- Oliguria
 Monitor TD,Nadi,RR,
- Pengiisian kapiler
 Catat adanya fluktuasi TD
memanjang
 Monitor VS saat pasien
- Perubahan warna kulit
berbaring duduk atau
- Variasi pada pembacaan
berdiri
tekanan darah
 Auskultasi TD pada kedua
 Perubahan kontraktilitas
lengan dan bandingkan
- batuk, crakle
 Monitor TD,RR,nadi
- penurunan indeks jantung
sebelum selama dan setelah
- penurunan fraksi ejeksi
aktivitas
- ortopnea
- dispneu  Monitor kualitas nadi
paroksismalnocturnal  Monitor adanya pulsus
- penurunan LVSWI paradoksus
- penurunan SVI  Monitor adanya pulsus
- bunyi s3, bunyi s4 alterans
 Monitor jumlah dan irama
jantung
 Monitor bunyi jantung
 Monitor suara paru
 Monior pola pernapasan
abnormal
 Monitor sianosis perifer
 Monitor adanya cushing
triad
 Identifikasi penyebab
adanya perubahan VS

5. Defisiensi pengetahuan NOC :


 Knowledge : disease process NIC :
 Knowledge : health Behavior Teaching : disease Process
Kriteria Hasil : 1. Berikan penilaian tentang
1. Pasien dan keluarga menyatakan tingkat pengetahuan pasien
pemahaman tentang penyakit, tentang proses penyakit
kondisi, prognosis dan program yang spesifik
2. Jelaskan patofisiologi dari
pengobatan
penyakit dan bagaimana
2. Pasien dan keluarga mampu hal ini berhubungan
melaksanakan prosedur yang dengan anatomi dan
dijelaskan secara benar fisiologi, dengan cara yang
3. Pasien dan keluarga mampu tepat.
menjelaskan kembali apa yang 3. Gambarkan tanda dan
dijelaskan perawat/tim kesehatan gejala yang biasa muncul
pada penyakit, dengan cara
lainnya. yang tepat
4. Gambarkan proses
penyakit, dengan cara yang
tepat
5. Identifikasi kemungkinan
penyebab, dengna cara
yang tepat
6. Sediakan informasi pada
pasien tentang kondisi,
dengan cara yang tepat
7. Hindari harapan yang
kosong
8. Sediakan bagi keluarga
atau SO informasi tentang
kemajuan pasien dengan
cara yang tepat
9. Diskusikan perubahan gaya
hidup yang mungkin
diperlukan untuk mencegah
komplikasi di masa yang
akan datang dan atau
proses pengontrolan
penyakit
10. Diskusikan pilihan terapi
atau penanganan
11. Dukung pasien untuk
mengeksplorasi atau
mendapatkan second
opinion dengan cara yang
tepat atau diindikasikan
12. Eksplorasi kemungkinan
sumber atau dukungan,
dengan cara yang tepat
DAFTAR PUSTAKA

Baughman,Diane C.2000.Keperawatan Medikal-Bedah.Jakarta:EGC.


Jennifer P.Kowalak,William Welsh, Brenna Mayer.2001.Buku Ajar
Patofisiologi.Jakarta:EGC.
Tim Penerjemah EGC. 1996. Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Amin hardhi dkk (2015). Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnose medis &
NANDA NIC-NOC. (jilid II) Jakarta :mediaction
SDKI, DPP, & PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : definisi dan
indicator diagnostic. (edisi 1), Jakarta : DPPPPNI

Anda mungkin juga menyukai

  • Aspek Ekonomi Islam
    Aspek Ekonomi Islam
    Dokumen15 halaman
    Aspek Ekonomi Islam
    Lydia Ayu Arnita
    Belum ada peringkat
  • PRD F 008 Daftar Diagnosa
    PRD F 008 Daftar Diagnosa
    Dokumen8 halaman
    PRD F 008 Daftar Diagnosa
    Ria Dylan
    Belum ada peringkat
  • Apoptosis
    Apoptosis
    Dokumen12 halaman
    Apoptosis
    Lydia Ayu Arnita
    Belum ada peringkat
  • Panduan Pelaksanaan Early Warning Score
    Panduan Pelaksanaan Early Warning Score
    Dokumen15 halaman
    Panduan Pelaksanaan Early Warning Score
    Akhmad Ikhsan Prafita Putra
    100% (9)
  • UAS Anak Linggau
    UAS Anak Linggau
    Dokumen8 halaman
    UAS Anak Linggau
    Lydia Ayu Arnita
    Belum ada peringkat
  • Cara Belanja Di Olx
    Cara Belanja Di Olx
    Dokumen4 halaman
    Cara Belanja Di Olx
    Lydia Ayu Arnita
    Belum ada peringkat
  • Jasa Pariwisata
    Jasa Pariwisata
    Dokumen4 halaman
    Jasa Pariwisata
    Lydia Ayu Arnita
    Belum ada peringkat
  • Kebijakan, Panduan, SPO (EWS)
    Kebijakan, Panduan, SPO (EWS)
    Dokumen11 halaman
    Kebijakan, Panduan, SPO (EWS)
    Siti rokhayani
    88% (8)
  • RPP Lydia
    RPP Lydia
    Dokumen3 halaman
    RPP Lydia
    Lydia Ayu Arnita
    Belum ada peringkat
  • RPP Keperawatan
    RPP Keperawatan
    Dokumen3 halaman
    RPP Keperawatan
    Lydia Ayu Arnita
    Belum ada peringkat
  • RPP Keperawatan
    RPP Keperawatan
    Dokumen3 halaman
    RPP Keperawatan
    Lydia Ayu Arnita
    Belum ada peringkat
  • RPP Nova
    RPP Nova
    Dokumen3 halaman
    RPP Nova
    Lydia Ayu Arnita
    Belum ada peringkat
  • Sherly
    Sherly
    Dokumen6 halaman
    Sherly
    Lydia Ayu Arnita
    Belum ada peringkat
  • Penyakit Hipertensi
    Penyakit Hipertensi
    Dokumen9 halaman
    Penyakit Hipertensi
    Lydia Ayu Arnita
    Belum ada peringkat
  • Konsep Penyakit Gastritis
    Konsep Penyakit Gastritis
    Dokumen7 halaman
    Konsep Penyakit Gastritis
    Lydia Ayu Arnita
    Belum ada peringkat
  • RPP Nova
    RPP Nova
    Dokumen3 halaman
    RPP Nova
    Lydia Ayu Arnita
    Belum ada peringkat
  • RPP Nova
    RPP Nova
    Dokumen3 halaman
    RPP Nova
    Lydia Ayu Arnita
    Belum ada peringkat
  • Bab Vi
    Bab Vi
    Dokumen8 halaman
    Bab Vi
    Lydia Ayu Arnita
    Belum ada peringkat
  • Kerangka Konsep Stres Kerja Perawat
    Kerangka Konsep Stres Kerja Perawat
    Dokumen3 halaman
    Kerangka Konsep Stres Kerja Perawat
    Lydia Ayu Arnita
    Belum ada peringkat
  • RPS Keperawatan Anak
    RPS Keperawatan Anak
    Dokumen4 halaman
    RPS Keperawatan Anak
    Lydia Ayu Arnita
    Belum ada peringkat
  • RPP Sapri
    RPP Sapri
    Dokumen1 halaman
    RPP Sapri
    Lydia Ayu Arnita
    Belum ada peringkat
  • Ketersediaan Penguji
    Ketersediaan Penguji
    Dokumen1 halaman
    Ketersediaan Penguji
    Lydia Ayu Arnita
    Belum ada peringkat
  • Tugas Wahyudi
    Tugas Wahyudi
    Dokumen12 halaman
    Tugas Wahyudi
    Lydia Ayu Arnita
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen9 halaman
    Bab I
    Lydia Ayu Arnita
    Belum ada peringkat
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Dokumen1 halaman
    Abs Trak
    Lydia Ayu Arnita
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen10 halaman
    Bab Iv
    Lydia Ayu Arnita
    Belum ada peringkat