Anda di halaman 1dari 4

Cara Gampang Merawat Kulit

Bayi dan Balita


Kamis, 10 May 2007 02:37
Berbagai gangguan kulit pada bayi dan balita seperti biang keringat, eksim popok, dan
eksim susu sebenarnya bisa diatasi bila orang tua rajin menjaga kesehatan kulit.
Caranya dengan rajin mengganti popok, memilih bahan pakaian yang lembut, serta
menjaga udara kamar agar tetap sejuk dan nyaman.

Berbeda dengan kulit dewasa yang tebal dan mantap, kulit bayi dan balita relatif tipis
dengan ikatan antarsel yang longgar. Karena itu kulit anak lebih rentan terhadap
infeksi, iritasi, dan alergi. Secara struktural kulit bayi dan balita belum berkembang
dan berfungsi optimal sehingga diperlukan perawatan khusus.

Perawatan yang lebih menekankan pada pemeliharaan kulit ketimbang dekorasi ini
diharapkan bisa meningkatkan fungsi utama kulit sebagai pelindung dari pengaruh luar
tubuh.

Perawatan kulit bayi dan balita bisa dimulai dari kegiatan sehari-hari. Misalnya
dengan memandikan secara teratur, membersihkan rambut, dan mengganti popok atau
baju pada saat tepat. Mandi misalnya, diwajibkan dua kali sehari, pagi dan sore. Dalam
memandikan, perhatikan hal-hal berikut: suhu air disesuaikan dengan umur anak,
gunakan sabun bayi yang lunak, gunakan sampo bayi untuk membersihkan rambut,
keringkan badan dengan handuk sendiri sampai lipatan kulit, dan berikan bedak
dengan sapuan tipis.

Soal pakaian bayi sebaiknya dari bahan lembut dan selalu bersih. Dengan
memperhatikan pakaian yang digunakan berarti kita telah berupaya menghindari
timbulnya gangguan. Pada sebagian anak penggunaan pakaian berbahan nilon atau wol
bisa menimbulkan gatal-gatal di seluruh tubuh. Bahan katun yang gampang menyerap
keringat haruslah menjadi pilihan pertama bagi anak berkulit peka.

Pemeliharaan kulit itu bisa dilakukan dengan menggunakan bermacam kosmetika bayi
yang beredar saat ini. Sebagian berfungsi untuk membersihkan kulit misalnya sabun
dan sampo; melembapkan dan pelindung terhadap sinar matahari seperti losion, krim,
dan minyak khusus.

Penggunaan kosmetika berupa sabun, sampo, losion, minyak khusus untuk bayi perlu
dipilih yang tepat dan disesuaikan dengan kondisi kulit bayi. Misalnya dengan
mencermati zat warna dan bahan-bahan pengawet yang mungkin saja tidak sesuai
dengan kulit bayi. Juga apakah pH-nya sesuai dengan kulit bayi.

Memilih dan menggunakan kosmetika pada bayi dan balita secara benar dan tidak
berlebihan merupakan langkah utama menjaga kesehatan kulit. Oleh karena itu,
banyaknya informasi tentang produk kosmetika bayi dan balita dewasa ini harus lebih
dicermati oleh orang tua.
Eksim popok

Selain perawatan kulit rutin, para orang tua perlu memperhatikan perawatan kulit yang
berhubungan dengan beberapa penyakit kulit tertentu. Misalnya saja eksim popok,
yaitu kelainan kulit yang timbul akibat radang di daerah tertutup popok. Penyakit kulit
pada bayi dan balita ini banyak dikeluhkan orang tua.

Penyakit ini umumnya timbul pada lipatan-lipatan kulit paha, di antara kedua pantat,
dan dapat menimpa di bagian kulit lain. Bagian tertutup popok mudah mengalami
peradangan karena kulitnya hangat dan lembap serta peka terhadap bakteri serta
senyawa yang dapat mengiritasinya.

Eksim popok dapat dicegah dengan cara mengganti popok sesering mungkin setiap
kali popok basah. Sebaiknya kain popok terbuat dari bahan lembut dan cara
pemakaiannya tidak terlalu ketat agar kulit tidak tergesek. Penggunaan celana plastik
sedapat mungkin dihindari.

Eksim popok juga bisa muncul karena adanya zat-zat tajam, yang biasa ada dalam
faeces bayi, yang menimbulkan peradangan di sekitar anus. Bercak begini umumnya
terjadi bila si bayi diare. Penanggulangannya bisa dilakukan dengan mengganti popok
setiap kali terasa basah. Usap semua bekas faeces dari badannya, balur dengan krim
pelindung. Periksakan ke dokter bila bercaknya belum hilang dalam 10 hari.

Popok yang basah bisa pula menimbulkan bercak yang tidak berpusat di sekitar anus.
Ini terjadi karena reaksi antara zat di dalam ompol dengan zat di faeces dan
menghasilkan amonia yang merangsang kulit bayi. Penanggulangannya bisa dengan
mengganti popok sesering mungkin. Sebelum pemakaian popok usapkan krim
pelindung kulit. Bila dalam 10 hari belum ada kemajuan, atau malah makin
memburuk, ada kemungkinan kulitnya sudah terinfeksi candida - jamur yang biasa
muncul di usus. Dalam hal itu periksakan ke dokter, yang mungkin memberi krim
khusus dan juga obat khusus untuk melawan infeksinya.

Soal pilihan penggunaan popok kain atau popok sekali pakai tak jadi soal. Dari segi
kesehatan keduanya sama-sama sehat. Yang penting jangan sampai terlambat
mengganti. Untuk popok kain tentu harus segera diganti bila terlihat basah. Tetapi
untuk popok sekali pakai frekuensi penggantiannya didasarkan atas daya tampungnya.
Misalnya dengan melihat apakah popok sekali pakai itu sudah tampak
menggelembung atau menggantung. Jika sudah, maka harus segera diganti. Setiap kali
akan mengganti popok, bagian pantat bayi dan sekitarnya harus dibasahi. Kemudian
bagian tadi dikeringkan, baru diberi bedak.

Sering dianjurkan pemakaian baby oil pada bagian ini, untuk menjaga air seni tidak
mudah meresap ke dalam kulit. Tentu saja baby oil ini harus diteteskan lebih dulu pada
segumpal kapas.

Pada bayi perempuan, membersihkannya harus dari bagian atas ke arah anus, dengan
menggunakan kapas basah. Sedangkan pada bayi laki-laki, dengan menarik kulup
perlahan-lahan sehingga lubang kencingnya tampak, baru kemudian dibersihkan
dengan kapas basah.

Keluhan gangguan kulit lain pada anak yang banyak ditemui adalah dermatitis atopik
(eksim susu). Penting dicatat pula, bahwa dari berbagai penelitian terbukti bukan air
susu ibu (ASI) penyebabnya. Bahkan, ASI sendiri mengandung zat pelindung tubuh
terhadap alergi dan infeksi. Namun, nama eksim susu telah telanjur melekat sehingga
tetap dipertahankan. Sementara istilah kedokterannya adalah dermatitis atopik (eksim
di tempat yang tidak biasanya).

Penyakit eksim susu biasanya sangat gatal. Tampak dari seringnya bayi menggaruk,
gelisah, serta rewel. Kulit terlihat kemerahan dan terdapat gelembung-gelembung kecil
berisi cairan jernih. Bila pecah akan tampak basah kemudian mengering dan menjadi
koreng kekuningan atau kehitaman. Eksim ini terdapat pada kulit daerah tertentu
sesuai dengan usia anak. Misalnya pada bayi banyak ditemukan di daerah pipi,
sedangkan pada anak di daerah lekukan lengan dan kedua lekukan lutut. Di luar daerah
tersebut kulitnya kering dan bersisik.

Penyebab penyakit ini sangat kompleks, dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari
dalam tubuh, yaitu faktor keturunan, maupun lingkungan, misalnya debu, udara panas,
dan kelembapan. Karena itu perawatan kulit yang paling penting adalah mencegah
kulit agar jangan kering.

Biang keringat

Biang keringat juga merupakan keluhan umum yang sering ditemukan pada bayi dan
balita. Biang keringat atau sering disebut juga keringat buntet timbul di daerah dahi,
leher, dan bagian tubuh yang tertutup pakaian. Gejala utama adalah gatal, dapat
disertai kulit kemerahan dan gelembung berair kecil-kecil. Penyakit ini biasa kambuh
berulang, terutama bila udara panas dan berkeringat, sehingga menimbulkan masalah
pada bayi, balita, maupun orang tua. Penyakit ini dapat dicegah dengan perawatan
rutin, misalnya mandi dengan teratur dan membasuh anak yang berkeringat dengan lap
basah sebelum dikeringkan dan diberi bedak.

Seringkali terjadi bintik-bintik merah (ruam) pada leher dan ketiak bayi. Keadaan ini
disebabkan oleh peradangan kulit pada bagian tersebut. Bisa disebabkan karena bagian
ini tidak kering betul ketika dilap dengan handuk sehabis memandikannya. Apalagi
jika si bayi gemuk, sehingga leher dan ketiaknya berlipat-lipat.

Ruangan dengan ventilasi udara cukup sangat dianjurkan, terutama di kota-kota besar
yang panas dan pengap. Usahakan kamar balita diberi jendela lebar sehingga
pertukaran udara dari luar ke dalam ruangan lancar. Dari kasus-kasus biang keringat
pada bayi dan balita, hampir 70% nya bisa diatasi bila pergerakan udara dalam
ruangan lancar sehingga kamar terasa sejuk.

Lepas dari soal kesehatan, perawatan kulit pada bayi dan balita sebenarnya
mengekspresikan rasa cinta orang tua kepada buah hatinya. Sentuhan mereka akan
sangat mempengaruhi perkembangan fisik dan mental seorang anak. (G. Sujayanto)
Sumber: Intisari, Januari 2001

Anda mungkin juga menyukai