Pembahasan Soal SIMAK-UI 2012 Matematika Dasar Kode 221 PDF
Pembahasan Soal SIMAK-UI 2012 Matematika Dasar Kode 221 PDF
SIMAK–UI 2012
SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA
Matematika Dasar
Disusun Oleh :
Pak Anang
Kumpulan SMART SOLUTION dan TRIK SUPERKILAT
Pembahasan Soal SIMAK–UI 2012
Matematika Dasar Kode Soal 221
By Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
PETUNJUK A: Untuk soal nomor 1-16 pilihlah satu jawaban yang paling tepat.
1. Sebuah garis ℎ yang melalui titik asal memotong kurva 2𝑦 = 3𝑥 2 − 2𝑥 + 1 di dua titik di mana
jumlah nilai 𝑥-nya adalah 10, maka gradien dari garis ℎ adalah ....
A. −1
3
B. 2
C. 6
D. 14
E. 15
Pembahasan:
Misalkan gradien garis ℎ adalah 𝑚, maka persamaan garis ℎ adalah 𝑦 = 𝑚𝑥.
Absis titik potong antara garis 𝑦 = 𝑚𝑥 dan kurva 2𝑦 = 3𝑥 2 − 2𝑥 + 1 bisa ditentukan dengan
mensubstitusikan 𝑦 = 𝑚𝑥 ke 2𝑦 = 3𝑥 2 − 2𝑥 + 1, sehingga diperoleh:
2(𝑚𝑥) = 3𝑥 2 − 2𝑥 + 1
⇒ 3𝑥 2 − 2𝑥 + 1 − 2𝑚𝑥 = 0
⇔ 3𝑥 2 − 2𝑥 − 2𝑚𝑥 + 1 = 0
⇔ 3𝑥 2 − (2 + 2𝑚)𝑥 + 1 = 0
Misalkan absis titik potong kedua garis adalah 𝑥1 dan 𝑥2 , maka 𝑥1 dan 𝑥2 adalah akar-akar dari
persamaan kuadrat 3𝑥 2 − (2 + 2𝑚)𝑥 + 1 = 0.
Sehingga dengan menggunakan rumus jumlah akar-akar persamaan kuadrat 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 = 0
𝑏
maka jumlah nilai 𝑥-nya adalah 𝑥1 + 𝑥2 = − 𝑎, maka diperoleh:
3 𝑥2 ⏟
⏟ −(2 + 2𝑚) 𝑥 + ⏟
1=0
𝑎 𝑏 𝑐
𝑏 −(2 + 2𝑚)
𝑥1 + 𝑥2 = − ⇒ 𝑥1 + 𝑥2 = −
𝑎 3
2 + 2𝑚
⇔ 10 =
3
⇔ 30 = 2 + 2𝑚
⇔ 30 − 2 = 2𝑚
⇔ 28 = 2𝑚
28
⇔ =𝑚
2
⇔ 14 = 𝑚
Karena nilai 𝑚 adalah gradien dari garis ℎ, maka gradien garis ℎ adalah 14.
Jadi bisa ditarik kesimpulan bahwa rumus suku ke-𝑛 barisan pada soal adalah:
1
1+𝑛
, jika 𝑛 ganjil
𝑈𝑛 = { 2
1
1 − 𝑛 , jika 𝑛 genap
2
Sehingga, jumlah 10 suku pertama dari barisan tersebut bisa dinyatakan sebagai jumlah 5 suku
ganjil pertama ditambahkan dengan jumlah 5 suku genap pertama.
𝑥
Substitusikan 𝑦 = 𝑥 𝑦−1 ke persamaan 𝑦 = 𝑥 5𝑦 akan menghasilkan:
𝑥
= 𝑥 5𝑦 ⇒ 𝑥1−(𝑦−1) = 𝑥 5𝑦
𝑥 𝑦−1
⇔ 𝑥 2−𝑦 = 𝑥 5𝑦
⇔ 2 − 𝑦 = 5𝑦
⇔ 2 = 5𝑦 + 𝑦
⇔ 2 = 6𝑦
2
⇔ =𝑦
6
1
⇔ =𝑦
3
1
Substitusikan 𝑦 = 3 ke 𝑥𝑦 = 𝑥 𝑦 , maka diperoleh:
1 1
𝑥𝑦 = 𝑥 𝑦 ⇒ 𝑥 ∙ = 𝑥3
3
𝑥 1
⇔ = 𝑥3
3
𝑥
⇔ 1 =3
𝑥3
2
⇔ 𝑥3 = 3
3
⇔ 𝑥 = 32
𝑏
𝑎
Jika luas dari gambar di atas adalah 40 satuan luas dan jika 3 < 𝑎 < 5, maka ....
2 31
A. 3 < 𝑏 < 6
3 31
B. 2 < 𝑏 < 6
C. 9 < 𝑏 < 25
D. 9 < 𝑏 < 31
E. 43 < 𝑏 < 45
Pembahasan:
Luas daerah pada gambar di atas adalah luas persegi besar dengan panjang sisi (𝑎 + 𝑏) dikurangi
persegi kecil dengan panjang sisi 𝑏.
Jadi,
𝐿 = 𝐿1 − 𝐿2 ⇒ 40 = (𝑎 + 𝑏)2 − 𝑏 2
⇔ 40 = 𝑎2 + 2𝑎𝑏 + 𝑏 2 − 𝑏 2
⇔ 40 = 𝑎2 + 2𝑎𝑏
Karena diberikan interval nilai 𝑎 yaitu 3 < 𝑎 < 5, maka nilai 𝑏 bisa diperoleh dengan mengubah
persamaan 40 = 𝑎2 + 2𝑎𝑏 sebagai fungsi dengan variabel 𝑎, sehingga diperoleh:
40 = 𝑎2 + 2𝑎𝑏 ⇒ 40 − 𝑎2 = 2𝑎𝑏
40 − 𝑎2
⇔ =𝑏
2𝑎
40 𝑎2
⇔ − =𝑏
2𝑎 2𝑎
20 𝑎
⇔ − =𝑏
𝑎 2
Jadi diperoleh,
20 𝑎
𝑏 = 𝑓(𝑎) = −
𝑎 2
Kita cek dulu apakah fungsinya monoton turun atau terdapat titik belok pada interval 3 < 𝑎 < 5?
20 𝑎 20 1
𝑓(𝑎) = − ⇒ 𝑓 ′ (𝑎) = − 2 − ; 𝑎 ≠ 0, 𝑎 > 0
𝑎 2 𝑎 2
Ternyata nilai 𝑓 ′ (𝑎) < 0 untuk semua nilai 𝑎, dengan 𝑎 ≠ 0 dan 𝑎 > 0, maka 𝑓(𝑎) adalah fungsi
monoton turun pada interval 3 < 𝑎 < 5, sehingga diperoleh:
20 5 20 3
𝑓(5) < 𝑏 < 𝑓(3) ⇒ − <𝑏< −
5 2 3 2
40 25 40 9
⇔ − <𝑏< −
10 10 6 6
15 31
⇔ <𝑏<
10 6
3 31
⇔ <𝑏<
2 6
2. Jika nilai ulangan terakhir Deni adalah 82, maka nilai rata-rata keseluruhan adalah 85.
𝑥
̅̅̅2 = 93; 𝑥̅ = 85
𝑥1 + (1) ∙ ̅̅̅
𝑛1 ∙ ̅̅̅ 𝑥2 𝑥1 + (1) ∙ 93
𝑛 ∙ ̅̅̅
𝑥̅ = ⇒ 85 =
𝑛1 + (1) 𝑛 + (1)
⇒ 85(𝑛 + 1) = 𝑛 ∙ ̅̅̅
𝑥1 + 93
⇒ 85𝑛 + 85 = 𝑛 ∙ ̅̅̅
𝑥1 + 93
⇒ 85𝑛 + 85 − 93 = 𝑛 ∙ ̅̅̅
𝑥1
⇒ 85𝑛 − 8 = 𝑛 ∙ ̅̅̅
𝑥1
Eliminasi 𝑛 ∙ ̅̅̅
𝑥1 pada kedua persamaan menghasilkan:
85𝑛 − 8 = 𝑛 ∙ 𝑥1
82𝑛 + 7 = 𝑛 ∙ 𝑥1
3𝑛 − 15 = 0
⇒ 3𝑛 = 15
⇔ 𝑛=5
Pembahasan:
Misal:
A = kejadian munculnya mata dadu ≥ 5 pada 1 kali pelemparan dadu.
B = kejadian munculnya mata dadu ≥ 5 sebanyak 6 kali pada 6 kali pelemparan dadu.
C = kejadian munculnya mata dadu ≥ 5 sebanyak 5 kali pada 6 kali pelemparan dadu.
D = kejadian munculnya mata dadu ≥ 5 sebanyak minimal 5 kali pada 6 kali pelemparan dadu.
Dalam satu kali pelemparan dadu, ruang sampel 𝑆 = {1, 2, 3, 4, 5, 6} ⇒ 𝑛(𝑆) = 6. Dan kejadian
muncul mata dadu lebih besar atau sama dengan 5 adalah 𝐴 = {5, 6} ⇒ 𝑛(𝐴) = 2.
Sehingga pada satu kali pelemparan dadu, peluang muncul mata dadu lebih ≥ 5 adalah:
𝑛(𝐴) 2 1
𝑃(𝐴) = = =
𝑛(𝑆) 6 3
Sehingga pada satu kali pelemparan dadu, peluang tidak munculnya mata dadu ≥ 5 adalah:
1 2
𝑃′ (𝐴) = 1 − 𝑃(𝐴) = 1 − =
3 3
Ada dua kemungkinan terjadinya muncul mata dadu ≥ 5 dalam minimal 5 kali pelemparan, yaitu:
1. Peluang mata dadu ≥ 5 muncul 6 kali pada 6 kali pelemparan dadu adalah:
1 6 1
𝑃(𝐵) = [𝑃(𝐴)]6
=( ) =
3 729
2. Peluang mata dadu ≥ 5 muncul 5 kali pada 6 kali pelemparan dadu adalah:
1 5 2 12
𝑃(𝐶) = 6 𝐶5 × [𝑃(𝐴)]5 ×𝑃 ′ (𝐴)
= 6×( ) × =
3 3 729
Jadi, peluang munculnya angka yang lebih besar atau sama dengan 5 dalam minimal 5 kali
pelemparan adalah:
1 12 13
𝑃 (𝐷 ) = 𝑃 (𝐵 ) + 𝑃 ( 𝐶 ) = + =
729 729 729
Karena garis singgung dan parabola tersebut saling bersinggungan, maka nilai diskriminan dari
persamaan kuadrat tersebut sama dengan nol (𝐷 = 0). Sehingga diperoleh nilai 𝑘 sebagai berikut:
𝐷=0⇒ 𝑏 2 − 4𝑎𝑐 = 0
⇔ (−8)2 − 4(1)(𝑘 − 1) = 0
⇔ 64 − 4(𝑘 − 1) = 0
⇔ 64 − 4𝑘 + 4 = 0
⇔ 68 − 4𝑘 = 0
⇔ 68 = 4𝑘
⇔ 17 = 𝑘
Sehingga,
2 2
𝑦 ≤1+ ⇒ sin 𝑥 ≤ 1 +
𝑦 sin 𝑥
2
⇔ sin 𝑥 − (1 + )≤0
sin 𝑥
2
⇔ sin 𝑥 − 1 − ≤0
sin 𝑥
sin2 𝑥 − sin 𝑥 − 2
⇔ ≤0
sin 𝑥
(sin 𝑥 + 1)(sin 𝑥 − 2)
⇔ ≤0 (sin 𝑥 ≠ 0)
sin 𝑥
⇔ (sin 𝑥 + 1)(sin 𝑥 − 2) sin 𝑥 ≤ 0 (sin 𝑥 ≠ 0)
Pembuat nol
⇒ (sin 𝑥 + 1)(sin 𝑥 − 2) sin 𝑥 = 0
⇔ sin 𝑥 + 1 = 0 atau sin 𝑥 − 2 = 0 atau sin 𝑥 = 0
⇔ sin 𝑥 = −1 atau sin 𝑥 = 2 atau sin 𝑥 = 0
3𝜋
⇔ 𝑥= atau TM atau 𝑥 = {0, 𝜋, 2𝜋} (TM = Tidak mungkin)
2
3𝜋
0 𝜋 2𝜋
2
2
Jadi daerah penyelesaian yang memenuhi 𝑦 ≤ 1 + 𝑦 adalah:
3𝜋
𝐻𝑃 = {𝑥|0 < 𝑥 < 𝜋 atau 2 ≤ 𝑥 < 2𝜋, 𝑥 ∈ 𝑅}
192−𝑠2
Substitusikan 𝑡 = ke 𝑉 = 𝑠 2 𝑡, diperoleh:
4𝑠
192 − 𝑠 2
𝑉 = 𝑠2 ( )
4𝑠
192𝑠 2 − 𝑠 4
=
4𝑠
1
= 48𝑠 − 𝑠 3
4
Sehingga,
(2 log 𝑥 + 2 log 𝑦 + 2 log 𝑧)2 = (2 log 2 𝑥 + 2 log 2 𝑦 + 2 log 2 𝑧) + 2[(2 log 𝑥)(2 log 𝑦) + (2 log 𝑥)(2 log 𝑧) + (2 log 𝑦)(2 log 𝑧)]
⇒ log 2 𝑥 + 2 log 2 𝑦 + 2 log 2 𝑧) = (2 log 𝑥 + 2 log 𝑦 + 2 log 𝑧)2 − 2[(2 log 𝑥)(2 log 𝑦) + (2 log 𝑥)(2 log 𝑧) + (2 log 𝑦)(2 log 𝑧)]
(2
= 2 log 2 (𝑥𝑦𝑧) − 2[(2 log 𝑥)(2 log 𝑦 + 2 log 𝑧) + (2 log 𝑦)(2 log 𝑧)]
= 2 log 2 (𝑥𝑦𝑧) − 2[(2 log 𝑥)(2 log 𝑦𝑧) + (2 log 𝑦)(2 log 𝑧)]
= 2 log 2 (26 ) − 2 ∙ 10
= (6)2 − 20
= 36 − 20
= 16
Jadi,
√2 log 2 𝑥 + 2 log 2 𝑦 + 2 log 2 𝑧 = √16 = 4
Sehingga,
(𝑎 + 𝑏 + 𝑐)2 = 𝑎2 + 𝑏 2 + 𝑐 2 + 2(𝑎𝑏 + 𝑎𝑐 + 𝑏𝑐)
⇒ (18)2 = (756) + 2(𝑎(𝑏 + 𝑐) + 𝑏𝑐)
⇔ 324 = 756 + 2(𝑎(18 − 𝑎) + 𝑎2 )
⇔ 324 − 756 = 2(18𝑎 − 𝑎2 + 𝑎2 )
⇔ −432 = 36𝑎
432
⇔ − =𝑎
36
⇔ −12 = 𝑎
Untuk menentukan jumlah kuadrat dari akar-akarnya yaitu 𝑥12 + 𝑥22 maka digunakan konsep
berikut:
(𝑥1 + 𝑥2 )2 = 𝑥12 + 𝑥22 + 2𝑥1 𝑥2 ⇒ 𝑥12 + 𝑥22 = (𝑥1 + 𝑥2 )2 − 2𝑥1 𝑥2
2 2
8 2
⇔ 𝑥1 + 𝑥2 = ( ) − 2(3)
𝑝
64
⇔ 𝑥12 + 𝑥22 = 2 − 6
𝑝
𝐷 ≥ 0 ⇒ (8)2 − 4(𝑝)(3𝑝) ≥ 0
⇔ 64 − 12𝑝2 ≥ 0
⇔ −12𝑝2 ≥ −64
−64
⇔ 𝑝2 ≤
−12
64
⇔ 𝑝2 ≤
12
64 64
Dari 𝑝 > 0 dan 𝑝2 ≤ 12 dapat ditarik kesimpulan bahwa 0 < 𝑝2 ≤ 12.
64 64
Sehingga, nilai 𝑥12 + 𝑥22 = 𝑝2 − 6 akan mencapai minimum saat 𝑝2 = 12.
Jadi,
1 1
𝑥+𝑦 = ± √5
2 2
Jadi,
1 1
𝑥 − 𝑦 = − ± √5
2 2
Jadi kesimpulan yang tepat adalah hanya pernyataan (1) dan (3) yang benar.
Misal, 𝑦 = 𝑥 + 2 ⇒ 𝑥 = 𝑦 − 2, sehingga:
𝑔(𝑥 + 2) = 2𝑥 2 + 4𝑥 − 6
⇒ 𝑔(𝑦) = 2(𝑦 − 2)2 + 4(𝑦 − 2) − 6
⇔ 𝑔(𝑦) = 2(𝑦 2 − 4𝑦 + 4) + 4𝑦 − 8 − 6
⇔ 𝑔(𝑦) = 2𝑦 2 − 8𝑦 + 8 + 4𝑦 − 14
⇔ 𝑔(𝑦) = 2𝑦 2 − 4𝑦 − 6
∴ 𝑔(𝑥) = 2𝑥 2 − 4𝑥 − 6
Jika 𝑥1 dan 𝑥2 adalah akar-akar dari 𝑔(𝑥) = 0, maka nilai 𝑥1 dan 𝑥2 bisa ditentukan menggunakan
pemfaktoran berikut:
2𝑥 2 − 4𝑥 − 6 = 0
⇒ 2(𝑥 − 2𝑥 − 3) = 0
⇔ 2(𝑥 + 1)(𝑥 − 3) = 0
Pembuat nol&
𝑥 + 1 = 0 atau 𝑥 − 3 = 0
⇒ 𝑥 = −1 atau 𝑥 = 3
Jadi kesimpulan yang tepat adalah hanya pernyataan (2) dan (4) yang benar.
Perhatikan, karena nilai √𝑦 2 + 2𝑦 + 1 = ±(𝑦 + 1), maka akan ada dua kemungkinan sebagai
berikut:
𝑦 2 + 3𝑦 − 1 1
2
𝑦 + 3𝑦 − 1 1 = ((𝑦 + 1) + (𝑦 − 1))
= ((√𝑦 2 + 2𝑦 + 1) + (𝑦 − 1)) ⇒ 3 2
3 2 𝑦 2 + 3𝑦 − 1 1
{ = (−(𝑦 + 1) + (𝑦 − 1))
3 2
Jadi kesimpulan yang tepat adalah hanya pernyataan (1) dan (3) yang benar.
Perhatikan juga bahwa apabila 𝑥 dan 𝑦 adalah bilangan bulat dengan 𝑥 > 0 dan 𝑦 > 0, serta nilai
(𝑥 + 𝑦)2 > 0 dan 𝑦 2 > 0.
Kemungkinan pertama,
(𝑥 + 𝑦) = 2 sehingga, (𝑥 + 𝑦)2 + 𝑦 2 = 13 ⇒ (2)2 + 𝑦 2 = 13
⇔ 4 + 𝑦 2 = 13
⇔ 4 + 𝑦 2 − 13 = 0
⇔ 𝑦2 − 9 = 0
⇔ (𝑦 + 3)(𝑦 − 3) = 0
⇔ 𝒚 = −𝟑 atau 𝑦 = 3
𝑻𝑴
Ingat, bahwa nilai 𝑥 > 0 dan 𝑦 > 0 maka karena 𝑦 = 3 menyebabkan nilai 𝑥 = −1 ⇒ 𝑥 < 0, maka
jelas bahwa 𝒙 = −𝟏 dan 𝒚 = 𝟑 tidak memenuhi.
Kemungkinan kedua,
(𝑥 + 𝑦) = 3 sehingga, (𝑥 + 𝑦)2 + 𝑦 2 = 13 ⇒ (3)2 + 𝑦 2 = 13
⇔ 9 + 𝑦 2 = 13
⇔ 9 + 𝑦 2 − 13 = 0
⇔ 𝑦2 − 4 = 0
⇔ (𝑦 + 2)(𝑦 − 2) = 0
⇔ 𝒚 = −𝟐 atau 𝑦 = 2
𝑻𝑴
Ingat, bahwa nilai 𝑥 > 0 dan 𝑦 > 0 maka karena 𝑦 = 3 menyebabkan nilai 𝑥 = 1 ⇒ 𝑥 > 0, maka
jelas bahwa 𝑥 = 1 dan 𝑦 = 2 memenuhi.
Terimakasih,
Pak Anang.