PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat aspek, yaitu aspek
suatu pengalaman yang aktif adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara
sadar dan bertujuan. Setiap guru bahasa harus dapat membantu dan
siswa pun ikut berperan sebagai unsur penting dalam kegiatan membaca.
Penguasaan keterampilan membaca, seperti halnya ketiga
karena itu, pembaca harus dapat menangkap pikiran atau gagasan yang
1
2
keliru atau tidak dapat menangkap gagasan dan pesan yang disampaikan
Membaca sebagai suatu pengalaman yang aktif adalah suatu kegiatan yang
dilakukan secara sadar dan bertujuan. Tentu saja, pengalaman anak didik
Sombala Kota Makassar yaitu (1) buku bacaan masih tergolong kurang
siswa hanya sekedar membaca biasa saja tanpa mengetahui makna yang
pemahaman masih kurang (4) Siswa sulit memahami isi teks bacaan.
Karena siswa tidak memahami maksud dari bacaan yang dibaca. (5) Siswa
siswa mengenai pokok informasi masih kurang. (6) Hasil belajar membaca
yaitu 65%. Sementara, tuntutan kurikulum yang berlaku saat ini, yaitu
oleh Robert E Slavin dkk. Alasan utama pengembangan metode ini karena
dilakukan secara tradisional. Untuk itu digunakan model ini yang nantinya
atas 4 orang dalam kelompok ini tidak dibedakan atas jenis kelamin,
4
B. Permasalahan Penelitian
1. Identifikasi Masalah
karena ketersediaan buku paket masih kurang dan siswa kuranf memiliki
2. Rumusan Maslah
C. Tujuan Penelitian
5
D. Manfaat Penelitian
membaca.
b. Bagi guru, yaitu memberikan sumbangan pemikiran kepada guru-guru
penelitian ini.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
and composition (CIRC) yang sudah berhasil, namun penulis mengambil tiga
7
contoh penelitian yang relevan dengan penelitian ini sebagai acuan dalam
(CIRC).
2. Membaca
a. Pengertian Membaca
membaca meliputi:
“(1) membaca merupakan suatu proses, (2) membaca adalah startegi, dan
informasi dari teks dan pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca yang
teks bergantung pada konteks. Orang yang senang membaca suatu teks
9
interaksi antara pembaca dan teks. Selain itu, Oka (1983: 21) berpendapat
III (Alwi, 2005: 83), membaca adalah melihat serta memahami isi dari
datangnya dari dalam diri pembaca dan faktor luar. Selain itu, membaca
atau naluri yang dibawa sejak lahir. Oleh karena itu, proses membaca yang
pembaca harus terlebih dahulu memahami kata- kata dan kalimat melalui
dalam materi bacaan. Untuk itu, dia harus mampu berpikir secara
sistimatis, logis, dan kreatif. Bertitik tolak dari kesimpulan itu pembaca
c. Tujuan Membaca
membaca meliputi:
bacaan; dan
5) Membaca untuk menghindari diri dari kesulitan, ketakutan atau
penyakit tertentu.
Nurhadi (2005: 137) mengemukakan tujuan pembaca secara khusus, yaitu:
1) Membaca untuk mendapatkan informasi faktual;
2) Membaca untuk memperoleh keterangan tentang sesuatu yang khusus
orfacts);
2) Memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas);
3) Mengetahui urutan atau susunan organisasi cerita (reading for
sequence ororganisation);
4) Menyimpulkan, membaca inferensi (reading for inference);
5) Mengelompokkan dan mengklasifikasikan (reading to classify);
6) Menilai dan mengevaluasi (reading to evaluance);
7) Membandingkan atau mempertentangkan (reading to compare or
contrast).
1) Kesenangan;
2) Menyempurnakan membaca nyaring;
12
diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari
dan arti erat sekali berhubungan dengan maksud tujuan atau intensif kita
membacanya.
composition (CIRC)
mengajarkan membaca dan menulis pada kelas sekolah dasar, pada tingkat
yang lebih tinggi, dan juga pada sekolah menengah. Dalam CIRC, guru
menggunakan novel atau bahan bacaan yang berisi latihan soal dan cerita.
dalam kelas membaca tradisional. Para siswa ditugasi berpasangan dalam tim
13
membacakan cerita satu sama lain, membuat prediksi mengenai akhir dari
sebuah cerita naratif, saling merangkum cerita satu sama lain, menulis
kata. Para siswa juga belajar dalam timnya untuk menguasai gagasan utama
pengajaran guru, praktik tim, pra-penilaian tim, dan kuis. Para siswa tidak
mengerjakan kuis sampai teman satu timnya menyatakan bahwa mereka sudah
siap. Penghargaan untuk tim dan sertifikat akan diberikan kepada tim
berdasarkan kinerja rata-rata dan semua anggota tim dalam kegiatan membaca
dan menulis. Karena siswa belajar dengan materi yang sesuai dengan tingkat
sukses. Kontribusi siswa pada timnya didasarkan pada skor kuisnya dan
tujuan ini. Selama masa tindak lanjut, para siswa bekerja berpasangan untuk
mengidentifikasi lima fitur penting dari tiap cerita narasi: karakter, latar
14
unsur utama dan cerita kepada satu sama lain yang keduanya merupakan
bacaan.
Respons dari kelompok teman adalah unsur khas dan model-model proses
Akan tetapi, dalam program CIRC, para siswa merencanakan, merevisi, dan
menyunting karangan mereka dengan kolaborasi yang erat dengan teman satu
dan menulis terpadu. Dalam kegiatan ini, para siswa bekerja dalam tim-tim
1) Kelompok Membaca
Jika menggunakan kelompok membaca, para siswa dibagi ke dalam
membaca atau tingkat. Misalnya, sebuah tim bisa saja terdiri atas dua
siswa dan kelompok membaca tingkat tinggi dan dua siswa dari kelompok
mereka pada semua kuis, karangan, dan buku laporan, dan poin-poin inilah
diarahkan guru yang memakan waktu kurang lebih dua puluh menit tiap
siswa dengan cara berkeliling dan mendengarkan saat para siswa saling
berkaitan dengan tiap cerita yang menekankan tata bahasa cerita struktur
yang digunakan pada semua narasi. Setelah mencapai setengah dan cerita,
dengan itu (misalnya, mereka bisa saja diminta untuk menulis akhir cerita
Para siswa diberikan daftar kata-kata baru atau sulit yang terdapat
dalam cerita, mereka harus belajar membaca kata-kata ini dengan benar
dalam kosa kata bicara mereka dan diminta untuk melihat kata-kata
membantu satu sama lain untuk menguasai daftar tersebut. Para siswa
daftar baru dan kata-kata yang hilang tiap kali selesai melakukan penilaian
sampai daftar itu habis. Lalu mereka bisa kembali membuat daftar baru,
mengisi daftar tersebut, mengulangi prosesnya sampai tak ada lagi kata-
awal jika mereka tau, di mana ini memberikan waktu tambahan untuk
bermakna untuk tiap kosa kata, dan diminta untuk membacakan daftar
kata-kata dengan keras kepada guru. Pada tes ini siswa diperbolehkan
saling membantu. Hasil tes dan evaluasi dan menulis cerita yang
membuat kesimpulan.
13) Seni Berbahasa dan Menulis Terintegrasi
Selama periode seni berbahasa, guru menggunakan kurikulum seni
pelajaran menulis paragraf deskriptif dan tanda bacaan saat menulis dialog
dengan pilihan mereka minimal sekitar dua puluh menit tiap malamnya.
Formulir paraf orang tua wali mengindikasi bahwa siswa telah membaca
selama waktu yang diminta, dan siswa akan memberikan kontribusi poin
kepada timnya bila mereka mengumpulkan formulir yang telah selesai tiap
secara reguler, dimana mereka juga mendapatkan poin tim untuk tugas ini.
lainnya lebih cepat, mereka boleh membaca buku yang bebas mereka pilih
di dalam kelas.
d. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC
lembar kertas.
4) Mempresentasikan/ membacakan hasil kelompok.
5) Guru membuat kesimpulan bersama.
6) Penutup.
4. Membaca Pemahaman
a. Pengertian Membaca Pemahaman
20
mengenal kata-kata atau kalimat yang ada dalam bacaan atau mengetahui
yang dilmiliki dengan makna yang terdapat dalam bacaan, (3) mengetahui
dengan teks yang akan dibaca, dan (3) proses pemerolehan makna secara
tersebut.
kemahiraksaraan.
3. Pembaca yang baik memegang peranan yang strategis dan berperan aktif
berbagai tingkat.
6. Perkembangan kosakata dan pengajaran mempengaruhi pemahaman
membaca.
7. Pengikutsertaan merupakan faktor kunci dalam proses pemahaman.
8. Strategi dengan keterampilan pemahaman bisa diajarkan.
23
pelajaran yang akan dipelajari siswa. Burns, dkk. (1996) serta Rubin
suatu cerita atau bab, suruh satu kelompok siswa berlatih membaca bagian
dalam adegan dan seorang menjadi narator. Siswa yang lain disuruh
1996).
didalam karangan yang diujikan oleh karena fakta, definisi atau konsep
yang terdapat dalam karangan itu dapat ditemukan dan dapat dibaca
mampu menerapkan pemahamannya (C2) pada situasi atau hal yang lain
demonstrasi atau hal-hal lain atau merupakan bukti bahwa siswa telah
tugas ini lebih sekedar memahami isi karangan. Pemahaman yang dituntut
tinggi dan kompleks. Tes yang diberikan pun menuntut kerja kongnitif
26
yang tidak sederhana, maka tidak setiap siswa mampu berfikir yang tidak
tugas-tugas.
Keenam, tes kemampuan membaca tingkat evaluasi. Nurgiyantoro
berkaitan dengan karangan yang dibacanya, baik yang menyangkut isi atau
gagasan yang tersurat maupun yang tersirat. Untuk tujuan tersebut seorang
kata/frase, klausa, kalimat atau teks secara keseluruhan. Selain itu, juga
siswa sesuai dengan tema dan jenis bacaan yang dihadapinya. Untuk
kembali suatu fakta atau kejadian. Tujuan dan pertanyaan dalam tingkat ini
yang eksplisit dan inplisit yang ada dalam karangan, dengan tugas
seperti:
a) Pengenalan kembali detal-detail, contoh melokalisasi atau
dalam bacaan.
f) Pengenalan watak contoh mengidentifikasi atau melokalisasi
pikiran utama dari sebuah paragraf atau bagian yang lebih besar dari
dalam bacaan.
d) Mengingat kembali hubungan sebab-akibat, contoh mengingat
dalam bacaan.
e) Mengingat kembali watak, contoh menyatakan kembali berdasarkan
tempat.
4) Menyimpulkan hubungan sebab-akibat
5) Menarik kesimpulan tentang watak
6) Menerka kelanjutan suatu cerita.
d. Pemahaman Evaluasi
Bila siswa dapat menunjukkan titik evaluatif dengan
ada dalam dirinya atau kriteria dari sumber lain, maka siswa tersebut telah
e. Pemahaman Apresiasi
struktur kata. Pertanyaan pada kategori ini dapat diarahkan kepada cara
mengenai isi bacaan dan segi daya tarik, kegairahan, kebencian, dan
lain-lain;
4 Identifikasi dengan pelaku atau peristiwa. Pertanyaan guru dalam hal
Reaksi terhadap bahasa pengarang dalam hal ini siswa diminta bereaksi
suatu karya seperti konotasi dan denotasi dari kata-kata; imajinasi, pembaca
D. Kerangka Pikir
pikiran, gagasan, dan pendapat, baik secara lisan maupun tertulis, sesuai
kepada kemampuan memahami bacaan secara cepat dan tepat bagi siswa.
31
pemahaman pada siswa kelas IV, untuk lebih jelasnya dapat dilihat bagan
berikut:
Keterampilan Berbahasa
Membaca Pemahaman
Siklus I dan II
Pendahuluan
32
Analisis
Hasil
Keterangan :
: Terhubung tetapi tidak diteliti
: Terhubung tetapi diteliti
E. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka pikir di atas, hipotesis
BAB III
METODE PENELITIAN
Kota Makassar. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Maccini
C. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini, yaitu proses dan hasil peningkatan
37
keterampilan membaca pemahaman melalui penerapan model pembelajaran
siklus terdiri dari empat komponen utama. Keempat komponen itu adalah
Perencanaan
Refleksi
Siklus I Tindakan
Perencanaa
n
Observasi
Refleksi Siklus II
35
Tindakan
Observasi
Siklus Ke -N
Bagan 3. 1 Siklus penelitian Tindakan kelas (PTK)
tindakan siklus I.
3) Menyusun rancangan tindakan dan menyusun RPP setiap pertemuan.
4) Menyusun LKS.
5) Pelatihan bagi guru untuk membuat perencanaan pembelajaran,
dibuat.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini guru dan peneliti melaksanakan tindakan dengan
kegiatan dalam meningkatkan hasil belajar siswa oleh guru sebagai kedua
pada siklus berikutnya tidak perlu dilaksanakan bila hasil pada refleksi
suatu metode alternatif dan metode yang lazim sebagai upaya untuk
meliputi:
a) Pelatihan membuat perencanaan pembelajaran yang ditekankan
dibuat.
f. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini guru dan peneliti melaksanakan tindakan dengan
pada siklus berikutnya tidak perlu dilaksanakan bila hasil pada refleksi
adalah:
1. Observasi
Observasi merupakan teknik mengumpulkan data dengan cara
dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti
3. Dokumentasi
rata-rata siswa yang diperoleh dari nilai raport, selain itu juga untuk
memperoleh data guru dan jumlah siswa Kelas V SDN Maccini Sombala
Kota Makassar.
fungsinya sehingga memiliki makna dan arti yang jelas sesuai dengan
Analisis data kuantitatif digunakan untuk melihat data hasil tes belajar
dan Huberman (Rahmi, 2012: 23) data hasil belajar siswa dapat ditafsirkan
berpedoman pada skala angka 0-100 seperti pada Tabel 3. 1 di bawah ini.
G. Indikator Keberhasilan
mencapai 85% dari jumlah keseluruhan siswa atau 31 orang dari 36 siswa.
43
BAB IV
A. Hasil Penelitian
siklus terdiri atas 4 tahapan, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan
1. Siklus 1
a. Perencanaan
utama pada tiap paragraf melalui membaca intensif. Indikatornya adalah mampu
menemukan kalimat utama pada tiap paragraf dan menyimpulkan isi teks bacaan
yaitu tanggal 29 dan 30 Juli, serta 5 dan 6 Agustus 2015 yang diimplementasikan
1) Pertemuan Pertama
44
kalimat utama pada tiap paragraf dan menyimpulkan isi teks bacaan menggunakan
48
kalimat sederhana dan runtut.
membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap teks
bacaan yang telah dibagikan dan ditulis pada lembar kertas. Siswa
bersama.
pertemuan ini adalah siswa mampu menemukan makna dari kata-kata sulit dari
teks bacaan.
2) Pertemuan Kedua
kalimat utama pada tiap paragraf dan menyimpulkan isi teks bacaan menggunakan
membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap teks
bacaan yang telah dibagikan dan ditulis pada lembar kertas. Siswa
bersama.
pertemuan ini adalah siswa mampu menemukan makna dari kata-kata sulit dalam
3) Pertemuan Ketiga
kalimat utama pada tiap paragraf dan menyimpulkan isi teks bacaan menggunakan
membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap teks
bacaan yang telah dibagikan dan ditulis pada lembar kertas. Siswa
46
bersama.
pertemuan ini adalah siswa mampu menemukan makna dari kata-kata sulit dalam
4) Pertemuan Keempat
tulis-menulisnya.
Setelah siswa siap, guru membagikan tes siklus I yang harus dikerjakan
oleh setiap siswa, siswa tidak diperbolehkan untuk menyontek dan bekerjasama,
dikumpulkan tepat pada waktu yang telah ditentukan. Setelah semua siswa
mengucapkan salam.
composition (CIRC) pada siswa kelas IV SDN Maccini Sombala Kota Makassar.
belajar siswa pada siklus I, dimana dari 36 siswa kelas IV SDN Maccini Sombala
dapat dijelaskan dalam skala deskriptif sebagai berikut; Siswa yang hadir pada
saat pembelajaran sebesar 99, 2%; Siswa yang memperhatikan penjelasan guru
sebesar 75%; Siswa yang bertanya sebesar 17, 5%; Siswa yang keluar masuk pada
saat proses pembelajaran sebesar 25, 8%; Siswa yang mempresentasekan hasil
kerja kelompoknya sebesar 15, 8%; siswa yang mengajukan tanggapan / komentar
kepada kelompok lain saat mempersentasekan hasil kerjasama mereka sebesar 26,
48
9%; dan Siswa yang bekerjasama dan berpartisipasi dalam kelompok sebesar 69,
4%.
melalui instrumen tes siklus I. Dari hasil tes Siklus I dapat dilihat pada tabel
berikut:
Subjek 36
Nilai tertinggi 80
Nilai terendah 40
Rentang nilai 40
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai rata – rata membaca
pemahaman siswa sebanyak 60, 1. Nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 40
dari nilai yang mungkin dicapai 0-54 dan nilai tertinggi yang diperoleh siswa
adalah 80 dari nilai ideal yang mungkin dicapai 100. Dengan rentang nilai 40, ini
3 55 – 69 Sedang 5 13, 9%
4 46 – 54 Rendah 10 27, 8%
Jumlah 36 100
Sumber: Data Tes Siklus I
siswa setelah diterapkan siklus I adalah 5 orang siswa atau 13, 9% berada pada
kategori sangat rendah, 10 orang siswa atau 27, 8% berada pada kategori rendah,
5 orang siswa atau 27, 8% berada pada kategori sedang, 16 orang siswa atau 44,
4% berada pada kategori tinggi, dan tidak ada siswa atau 0% berada pada kategori
sangat tinggi.
hasil belajar membaca pemahaman siswa kelas IV SDN Maccini Sombala Kota
Persentase
No Nilai Kategori Frekuensi
(%)
diperoleh siswa dengan nilai rata–rata dan pada ketuntasan hasil belajar membaca
pemahaman diperoleh 55, 6% dikategorikan tidak tuntas dan 44, 4% tuntas. Dari
hasil yang diperoleh ini, dapat dinyatakan bahwa tidak terjadi ketuntasan dalam
proses belajar mengajar karena siswa yang mencapai ketuntasan hanya siswa dari
51
cara melanjutkan penelitian pada siklus II untuk melihat seberapa jauh membaca
dimiliki.
2) Siswa belum maksimal dalam bekerjasama dengan kelompok dalam
menemukan makna dari kata-kata sulit yang ada dalam teks bacaan dan
ditetapkan belum mencapai 85% siswa memiliki nilai ≥70, disimpulkan bahwa
pembelajaran belum berhasil. Oleh karena itu, materi ini perlu diulang pada siklus
gambar berupa gambar letak ide pokok suatu paragraf, memberikan contoh
2. Siklus II
sebagai berikut:
a. Perencanaan
diimplementasikan berdasarkan RPP yang telah disusun dan dapat dilihat pada
lampiran.
pada pelaksanaan tindakan II ini terdapat perbaikan yang masih diperlukan dari
membaca teks. Temuan pada tindakan II ini adalah siswa mampu bekerjasama
dengan kelompok dan menyimpulkan isi teks bacaan menggunakan kalimat yang
berikut:
53
1) Pertemuan Pertama
kalimat utama pada tiap paragraf dan menyimpulkan isi teks bacaan menggunakan
membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap teks
bacaan yang telah dibagikan dan ditulis pada lembar kertas. Siswa
bersama.
menyimpulkan isi teks bacaan menggunakan kalimat yang sederhana dan runtut.
2) Pertemuan Kedua
kalimat utama pada tiap paragraf dan menyimpulkan isi teks bacaan menggunakan
bacaan. Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan
memberi tanggapan terhadap teks bacaan yang telah dibagikan dan ditulis pada
menyimpulkan isi teks bacaan menggunakan kalimat yang sederhana dan runtut.
3) Pertemuan Ketiga
pertemuan ini membahas tentang menemukan kalimat utama pada tiap paragraf
dan menyimpulkan isi teks bacaan menggunakan kalimat sederhana dan runtut.
membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap teks
bacaan yang telah dibagikan dan ditulis pada lembar kertas. Siswa
bersama.
menyimpulkan isi teks bacaan menggunakan kalimat yang sederhana dan runtut.
4) Pertemuan Keempat
Setelah siswa siap, guru membagikan tes siklus II yang harus dikerjakan
oleh setiap siswa, siswa tidak diperbolehkan untuk menyontek dan bekerjasama,
dikumpulkan tepat pada waktu yang telah ditentukan. Setelah semua siswa
mengucapkan salam.
Berikut ini data dari hasil observasi siklus II yang digunakan untuk
reading and composition (CIRC) pada siswa kelas IV SDN Maccini Sombala
56
belajar siswa pada siklus I, dimana dari 36 siswa kelas IV SDN Maccini Sombala
dapat dijelaskan dalam skala deskriptif sebagai berikut; Siswa yang hadir pada
sebesar 90%; Siswa yang bertanya sebesar 24, 2%; Siswa yang keluar masuk pada
saat proses pembelajaran 11, 9%; Siswa yang mempresentasekan hasil kerja
kepada kelompok lain saat mempersentasekan hasil kerjasama mereka sebesar 55,
57
6%; dan Siswa yang bekerjasama dan berpartisipasi dalam kelompok sebesar 93,
6%.
data melalui instrumen tes siklus II, dan hasil tes Siklus II dapat dilihat pada
tabel berikut:
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai rata – rata membaca
pemahaman siswa sebanyak 86, 7. Nilai yang terendah yang diperoleh siswa
adalah 50 dari nilai yang mungkin dicapai 0-45 sampai nilai tertinggi yang
diperoleh siswa 100 dari nilai ideal yang mungkin dicapai 100. Dengan rentang
3 55 – 69 Sedang 2 5, 6%
4 46 – 54 Rendah 1 2, 8%
5 0 – 45 Sangat Rendah - 0%
Jumlah 36 100
Sumber : Hasil Olahan Data Siklus II
pemahaman siswa setelah diterapkan siklus II adalah tidak ada siswa atau 0%
berada pada kategori sangat rendah, 1 orang siswa atau 2, 8% berada pada
orang siswa atau 36, 1% berada pada kategori tinggi dan 20 orang siswa atau
dari hasil belajar siswa Kelas IV SDN Maccini Sombala Kota Makassar setelah
diperoleh siswa nilai rata-rata dan pada ketuntasan hasil belajar membaca
hasil yang diperoleh ini, dapat dinyatakan bahwa terjadi ketuntasan dalam proses
belajar mengajar karena siswa yang mencapai ketuntasan siswa dari 36 siswa.
Berarti tinggal 3 siswa yang perlu dibimbing dan diadakan perbaikan karena
mereka belum mencapai kriteria ketuntasan belajar. Dari hasil yang diperoleh, ini
kemajuan. Hal ini terjadi karena siswa semakin tertarik untuk menemukan ide
pokok dalam bacaan dan mengingat kembali materi pelajaran yang telah
dengan baik sesuai dengan indikator yang direncanakan. Demikian pula dengan
peningkatan.
Pada bagian ini akan dibahas mengenai hasil-hasil penelitian secara umum
berupa hasil analisis kualitatif dan hasil analisis secara kuantitatif. Berdasarkan
indikator yang telah diterapkan yaitu indikator keberhasilan kinerja dari penelitian
ini adalah nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas IV SDN Maccini Sombala Kota
ketuntasan minimal), jika mendapat skor minimal 70 secara klasikal dan terdapat
85% siswa yang tuntas dari keseluruhan siswa. Hasil ini akan memberikan
Indonesia, hal ini dapat dilihat pada awal pembelajaran nilai rata-rata yang
diperoleh siswa 58, 40% kemudian mengalami peningkatan 23, 82% menjadi 82,
Bahasa Indonesia, hal ini dapat dilihat dari hasil tes menulis karangan deskripsi
siklus I 68, 05 dengan ketuntasan belajar klasikal 31, 57%, meningkat siklus II 80,
27 dengan ketuntasan belajar klasikal 77, 27% dari 38 siswa. Hal senada juga
rumpang, hal ini dapat dilihat dari rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I dan
siklus II yang mengalami peningkatan rata-rata nilai hasil belajar siswa adalah 53
pada siklus I, sedangkan pada rata-rata nilai hasil belajar adalah 73 pada siklus II.
Selain itu ketuntasan belajar pada siklus I untuk kualifikasi cukup adalah 62% dan
kualifikasi baik adalah 42% dan mengalami peningkatan pada siklus II untuk
62
kualifikasi kurang adalah 0, kualifikasi cukup adalah 14%, kualifikasi baik adalah
86%.
composition (CIRC). Pada siklus I sebesar 60, 1 dan siklus II sebesar 86, 7. Nilai
siklus II.
kelompok dalam menemukan makna dari kata-kata sulit yang ada dalam teks
bacaan dan menentukan ide pokok. Hal ini disebabkan adanya tugas yang
diberikan pada setiap akhir pertemuan sampai pada akhir siklus I telah dapat
hasil belajar siswa mencapai nilai rata-rata 60, 1 dan jika dimasukkan ke dalam
kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan dan berpendapat. Hal ini
63
Pada siklus II, terlihat bahwa kemauan Siswa untuk belajar mengalami
peningkatan, dimana siswa semakin tertarik untuk menemukan ide pokok dalam
bacaan dan mengingat kembali materi pelajaran yang telah diberikan pada
diberikan. Hasil observasi aktivitas mengajar guru pun menunjukkan bahwa guru
direncanakan. Setelah diberikan tes akhir siklus II, nilai rata-rata yang dicapai
adalah 86, 7 dan jika dimasukkan ke dalam kategori skala lima berada pada
bahwa hasil belajar membaca pemahaman siswa kelas IV SDN Maccini Sombala
mengalami peningkatan. Hal ini dapat kita lihat pada nilai rata-rata siswa setelah
dan siklus II mengalami peningkatan dari 60, 1 menjadi 86, 7. Jika dimasukkan ke
Selain itu terjadi pula perubahan pada pola belajar siswa di mana semakin
64
banyak siswa mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh peneliti, dan
semakin banyak siswa yang mengerjakan tugas yang yang diberikan. Berdasarkan
semula kaku dengan langkah-langkahnya akhirnya siswa dapat tertarik dan senang
dengan model tersebut. ketertarikan dan dorongan siswa yang dimiliki tersebut,
penelitian dihentikan pada siklus II, target penelitian sebesar 90% sudah
terpenuhi.
BAB V
A. Simpulan
65
SDN Maccini Sombala Kota Makassar meningkat pada setiap siklus. Siklus I
nilai rata-rata siswa adalah 60, 1 dan menjadi 86, 7 pada siklus II.
Sombala Kota Makassar juga mengalami peningkatan. Pada siklus I, dari 16 (44,
(91, 7%) siswa mencapai ketuntasan belajar dan ketuntasan belajar klasikal
(CIRC) juga dapat melibatkan siswa secara lebih aktif dalam proses pembelajaran.
Hal ini ditunjukkan dari peningkatan aktivitas dari siklus I ke siklus II.
B. Saran
dapat lebih termotivasi, dan lebih terlatih dalam berfikir untuk menemukan
metode yang efektif dan efisien untuk mengatasi kesulitan siswa dalam
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Listiyanto. 2010. Teknik dan Metode Membaca Cepat. Jakarta: A+Plus
Books.
67
Alwi, Hasan. , dkk. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi III. Jakarta: Balai
Pustaka.
Burhan. 1980 penilaian dalam pengajaran Bahasa dan Sastra Yogyakarta: BPFE.
DaVes. Keith and William, Agus darman (pent) . Perilaku Dalam Organisasi,
Jakarta : Erlangga. 1996
Farris, Pamela J. 1993. Language Arts a Process Approach. Boston: Brown &
Benchmark Publishing.
Nurhadi. 2005. Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Slavin. Richard J. and Johnson D. Dale, 2009. Teaching and Children to Read.
Second Edition, USA: Addison-prentice. Hall, Inc.
Tarigan, Djago dan Henry Guntur Tarigan. 1987. Strategi Pengajaran dan
Pembelajaran Berbahasa. Bandung: Angkasa.