Salah satu langkah yang tepat dalam situasi seperti ini adalah memanfaatkan teknologi
jaringan dan teknologi informasi bagi pengembangan sistem pembelajaran di sekolah
atau perguruan tinggi yaitu dengan model pembelajaran daring (dalam jaringan) atau
online learning model (OLM) antar sekolah atau perguruan tinggi.
Saya membuat kuesioner kepada teman saya dan terdapat 121 tanggapan mengenai
pembelajaran daring saat ini di Indonesia
https://forms.gle/WUUbFYTb8r1mczA68
Salah satu pemrakarsa dari sistem ini adalah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia. Kemendikbud melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
membuat website pditt.belajar.kemdikbud.go.id yang diharapkan dapat menjadi sarana
yang efektif bagi para pelajar dalam mempelajari ilmu tanpa batas.
hal itu dilakukan sebagai upaya untuk menghentikan penyebaran virus corona yang
mulai meluas di Indonesia. Maka dengan ini, pemerintah mengarahkan agar masyarakat
tetap berada dirumah masing masing. Karna tugas seorang pendidik harus tetap
melaksanakan tugasnya walaupun dengan keadaan yang tidak memungkinkan seperti
sekarang.
Hal yang saya sering tanyakan adalah apakah model pembelajaran daring ini cocok
digunakan oleh para peserta didik di Indonesia, saat ini pembelajaran daring (dalam
jaringan) dilakukan serentak di Indonesia tanpa adanya persiapan yang benar-benar
matang oleh para pendidik, Walaupun ada sifat pro dan kontra yang mulai timbul oleh
orangtua, peserta didik dan para pendidik.
Dengan model pembelajaran daring saat ini, ada beberapa peserta didik yang menerima
pembelajaran daring alasannya karna model pembelajaran daring lebih santai,
menyenangkan, fleksibel, efisien, singkat, praktis, cepat, tepat, aman, mudah, hemat
waktu, hemat tenaga. Cara itu juga bisa dilakukan jarak jauh tanpa berkumpul di tempat
yang sama.
Selain itu manfaat lain dari model pembelajaran dalam jaringan adalah orang tua bisa
mengawasi anak-anaknya belajar, membuat siswa atau guru menjadi melek teknologi,
mempercepat era 5.0, meningkatkan kemampuan dibidang ilmu teknologi. Siswa juga
menjadi lebih kreatif dalam menyelesaikan tugas mereka, dapat mengkondisikan diri
senyaman mungkin untuk belajar tanpa aturan yang formal.
Mahasiswa bisa jadi lebih pintar lagi dalam menggunakan teknologi yang ada, dan lebih
banyak waktu dirumah bersama keluarga. Berikut beberapa jawaban yang di peroleh
dari kuesioner tentang kelebihan pembelajaran daring yang telah di isi oleh teman saya
sebanyak 121 tanggapan yang telah diisi tapi saya hanya memasukannya beberapa
kesini.
Tujuan dari model pembelajaran daring saat ini adalah Kita bisa belajar di rumah untuk
menghindari wabah COVID-19, Mempersiapkan peserta didik yang siap bersaing di era
digital, proses pembelajaran jadi lebih rileks, rajin menyusun tenggat waktu untuk
mengerjakan tugas/belajar materi yang diberikan, mengirim tugas tepat waktu, lebih
banyak waktu untuk belajar.
Untuk sekolah atau kampus-kampus yang sudah terbiasa menerapkan pembelajaran jarak
jauh tanpa adanya tatap muka setiap hari itu dilakukan sudah terbiasa, tapi saat ini masih
ada sekolah di Indonesia yang tidak pernah atau jarang melakukan sistem pembelajaran
dalam jaringan berbasis online karna virus COVID-19, semua itu saat ini wajib
dilakukan walaupun itu tidak memungkinkan untuk menghambat penyebaran virus.
(sumber photo : Kuesioner yang berisikan kendala dalam melakukan pembelajaran daring)
Dari kuesioner yang saya peroleh rata -rata Kendala model pembelajaran daring ditengah
Pandemi COVID-bagi para peserta didik adalah karena lemah pada sinyal
jaringan internet, karena waktu yang diterapkan sangat singkat. Contohnya seperti
kuliah online dalam sistem baris scanner, fotocopi, bahkan poto. Mencari file
setelah scanner itu kadang-kadang terkendala dalam mencari dimana letak file tersebut.
Setiap daerah belum tentu memiliki jaringan yang stabil. Apalagi dalam sistem belajar
seperti ini butuh kuota ekstra.
Kendala lain,masih ada miskomunikasi, kadang-kadang kadang apa yang dijelaskan guru
disalahpahami oleh mahasiswa dan siswa harus belajar mandiri tidak ada kolaborasi
dilingkungan terbuka.
Diperoleh jawaban terbanyak adalah “mungkin” pada pertanyaan ” apakah anda senang
model pembelajaran daring? ” peserta masih ragu untuk menjawab pertanyaan ini karna
belum terbiasa dengan model pembelajaran dalam jaringan
Di peroleh pada pertanyaan “jika pandemi Covid-19 sudah selesai, apakah anda setuju
jika model pembelajaran daring masih diterapkan?” diperoleh hasil tertinggi adalah
tidak. Alasannya karna kendala kendala yang sudah di bahas diatas.
Kesimpulan dari jajak pendapat itu, beberapa reponden, mengenai model pembelajaran
dalam jaringan banyak yang mengatakan bahwa model pembelajaran dalam jaringan
kurang efektif dilakukan di tengah pandemi Covid-19.
Penyebabnya karena kendala- kendala diatas, dan karena belum terbiasa dengan
pembelajaran jarak jauh. Oleh karena itu sebaiknya guru atau dosen memberikan sedikit
kelonggaran waktu dalam mengumpulkan tugas.
Selain itu karena guru adalah orang tua ketika di sekolah, tidak hanya memberikan ilmu,
guru harus dijadikan panutan yang baik untuk siswa sebaiknya guru menjalin tali
silaturahmi yang baik dengan orang tua peserta didik agar pembelajaran daring lebih
efektif, karna pembelajaran jarak jauh guru atau dosen harus memberikan saran,
motivasi, semangat kepada para siswa atau mahasiswa dalam pembelajaran.
Tidak ada tekanan atau paksaan dalam mengerjakan, jika guru memaksa siswa
mengerjakan tugas dengan waktu yang sangat sedikit siswa bisa stres dan keliru dalam
menjawab dan tidak bisa berkonsentrasi karena gugup jika waktuya sedikit, karena
pertama kalinya siswa melakukan pembelajaran di dalam rumah bukan disekolah.
Melalui pembelajaran daring mahasiswa dapat belajar seperti biasanya dan tidak akan ketinggalan materi
perkuliahan, serta waktu yang lebih fleksibel. Namun pembelajaran daring ini tidak sepenuhnya disambut
baik oleh para mahasiswa, karena ada sebagian mahasiswa yang menganggap pembelajaran daring ini
lebih menyulitkan dibandingkan dengan pembelajaran biasa, belum lagi kuota internet harus tersedia dan ini
adalah kesulitan terbesar yang dialami mahasiswa, kendala pada jaringan, ketersediaan perangkat
pembelajaran seperti laptop, tingkat pemahaman materi yang dirasa lebih baik jika melakukan kuliah tatap
muka, dan juga tidak semua dosen dan mahasiswa siap mengoperasikan sistem pembelajaran daring
dengan cepat, termasuk juga mempersiapkan bahan perkuliahan secara digital.
Dr. Heriad Daud Salusu S.Hut.,MP. selaku pembantu Direktur I bidang Akademik menjelaskan bahwa
Kuliah daring di masa pandemi Covid-19 ini adalah cara yang dianggap paling tepat untuk melaksanakan
proses pembelajaran bagi mahasiswa, Kegiatan perkuliahan daring bisa dilakukan melalui berbagai aplikasi
pembelajaran seperti WA Group, Google Classroom, Zoom, Google Meet dll, walaupun disadari bahwa hasil
yang dicapai tidak akan semaksimal jika prosesnya dilakukan secara tatap muka di dalam kampus, olehnya
itu perlu adanya controling oleh program studi melalui mekanisme pedoman pembelajaran daring yang telah
dikeluarkan oleh Politani Samarinda dan diharapkan dapat berjalan dengan baik ungkapnya. Lebih lanjut
dijelaskan bahwa Politani berencana untuk melaksanakan pembelajaran daring ini sampai bulan Mei dan
selanjutnya untuk kegiatan
Peserta didik yang tidak dapat mengakses internet tentunya terkendala dan harus keluar
rumah untuk bisa mengakses internet, ketika peserta didik keluar dari rumah tentunya ini
tidak sejalan lagi dengan prinsip penerapan SPADA di tengah Pandemi ini.
Dari berita yang saya baca, juga ada seorang Mahasiswi Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar meninggal saat
hendak mengakses internet untuk kuliah online.
Lain lagi persoalan paket data yang tentunya ini diperlukan ketika kita ingin mengakses
internet dan ini pun memerlukan biaya.
Kendala berikutnya lagi soal pemberian tugas yang dimana pendidik tak henti-hentinya
memberikan tugas online terhadap peserta didik yang tentunya berdampak pada
ketahanan tubuh dan pola berfikir mahasiswa yang bisa saja menjadi stress, padahal di
tengah Pandemi ini para Tim Medis Kesehatan dan Pemerintah menganjurkan kita untuk
meningkatkan imunitas tubuh dan menjaga kesehatan.
Dikatakannya, adapun sistem pendukung yang tidak memadai tersebut, seperti masih ada
mahasiswa yang belum memiliki smartphone, jaringan internet yang lelet, komputer atau laptop,
dan membuat komunikasi saat diskusi kurang efektif, sehingga menambah kebingungan bagi
mereka atas beban tugas yang diberikan. Parahnya lagi, kata dia, dari tugas yang diberikan oleh
dosen, jadwal untuk mengumpulkan tugas yang sangat singkat selama diterapkan sistem kuliah
online tersebut. “Apa yang dilakukan ini berdampak buruk saya rasa. Jadi yang harus diperhatikan
saat ini saya rasa diantaranya memberikan tugas disesuaikan dengan kemampuan mahasiswa, diberi
sedikit waktu lebih lama dalam menyelesaikannya dan tidak memberikan tugas yang berlebihan dan
membebani dengan sekala yang besar,” ungkapnya.