kelas XI
AUGUST 2, 2013IMEMEI LEAVE A COMMENT
DAMPAK BERBAGAI POLUSI BAGI KESEHATAN MANUSIA
Di Indonesia, kendaraan bermotor merupakan sumber utama polusi udara di perkotaan. Menurut World Bank, dalam
kurun waktu 6 tahun sejak 1995 hingga 2001 terdapat pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor di Indonesia sebesar
hampir 100%. Sebagian besar kendaraan bermotor itu menghasilkan emisi gas buang yang buruk, baik akibat
perawatan yang kurang memadai ataupun dari penggunaan bahan bakar dengan kualitas kurang baik (misal: kadar
timbal/Pb yang tinggi) . World Bank juga menempatkan Jakarta menjadi salah satu kota dengan kadar
polutan/partikulat tertinggi setelah Beijing, New Delhi dan Mexico City. Polusi udara yang terjadi sangat berpotensi
menggangu kesehatan. Menurut perhitungan kasar dari World Bank tahun 1994 dengan mengambil contoh kasus
kota Jakarta, jika konsentrasi partikulat (PM) dapat diturunkan sesuai standar WHO, diperkirakan akan terjadi
penurunan tiap tahunnya: 1400 kasus kematian bayi prematur; 2000 kasus rawat di RS, 49.000 kunjungan ke gawat
darurat; 600.000 serangan asma; 124.000 kasus bronchitis pada anak; 31 juta gejala penyakit saluran pernapasan
serta peningkatan efisiensi 7.6 juta hari kerja yang hilang akibat penyakit saluran pernapasan – suatu jumlah yang
sangat signifikan dari sudut pandang kesehatan masyarakat. Dari sisi ekonomi pembiayaan kesehatan (health cost)
akibat polusi udara di Jakarta diperkirakan mencapai hampir 220 juta dolar pada tahun 1999.
Senyawa-senyawa di dalam gas buang terbentuk selama energi diproduksi untuk mejalankan kendaraan bermotor.
Beberapa senyawa yang dinyatakan dapat membahayakan kesehatan adalah berbagai oksida sulfur, oksida nitrogen,
dan oksida karbon, hidrokarbon, logam berat tertentu dan partikulat. Pembentukan gas buang tersebut terjadi selama
pembakaran bahan bakar fosil-bensin dan solar didalam mesin.
Dibandingkan dengan sumber stasioner seperti industri dan pusat tenaga listrik, jenis proses pembakaran yang
terjadi pada mesin kendaraan bermotor tidak sesempurna di
dalam industri dan menghasilkan bahan pencemar pada kadar yang lebih tinggi, terutama berbagai senyawa organik
dan oksida nitrogen, sulfur dan karbon. Selain itu gas buang kendaraa n bermotor juga langsung masuk ke dalam
lingkungan jalan raya yang sering dekat dengan masyarakat, dibandingkan dengan gas buang dari cerobong industri
yang tinggi.
Dengan demikian maka masyarakat yang tinggal atau melakukan kegiatan lainnya
di sekitar jalan yang padat lalu lintas kendaraan bermotor dan mereka yang berada di jalan raya seperti para
pengendara bermotor, pejalan kaki, dan polisi lalu lintas, penjaja makanan sering kali terpajan oleh bahan pencemar
yang kadarnya cukup tinggi. Estimasi dosis pemajanan sangat tergantung kepada tinggi rendahnya pencemar yang
dikaitkan dengan kondisi lalu lintas pada saat tertentu. Keterkaitan antara pencemaran udara di perkotaan dan
kemungkinan adanya resiko terhadap kesehatan, baru dibahas pada beberapa dekade be lakangan ini. Pengaruh yang
merugikan mulai dari meningkatnya kematian akibat adanya episod smog sampai pada gangguan estetika dan
kenyamanan.
Gangguan kesehatan lain diantara kedua pengaruh yang ekstrim ini, misalnya kanker pada paru-paru atau organ
tubuh lainnya, penyakit pada saluran tenggorokan yang bersifat akut maupun khronis, dan kondisi yang diakibatkan
karena pengaruh bahan pencemar terhadap organ lain sperti paru, misalnya sistem syaraf. Karena setiap individu
akan terpajan oleh banyak senyawa secara bersamaan, sering kali sangat sulit untuk menentukan senyawa manaatau
kombinasi senyawa yang mana yang paling berperan memberikan pengaruh membahayakan terhadap
kesehatan.kerusakan alat pernafasan belum begitu jelas. Dampak memberikan pengaruh yang merugikan bagi
kesehatan manusia, bukan saja dengan terhisap langsung, tetapi juga dengan cara-cara pemaparan lainnya seperti:
meminum air yang terkontaminasi dan melalui kulit.
Umumnya sebagian besar zat-zat polutan udara ini langsung mempengaruhi sistem pernafasan dan pembuluh darah.
Meningginya angka kesakitan dan kematian dan adanya gangguan fungsi paru-paru dikaitkan dengan kenaikan
konsentrasi zat SO2, SPM, NO2 dan O3 yang juga mempengaruhi sistem pernafasan. Pemaparan yang akut dapat
menyebabkan radang paru sehingga respon paru kurang permeabel, fungsi pau menjadi berkurang dan menghambat
jalan udara. Ozon dapat mengiritasi mata, hidung dan tenggorokan dan penyebab sakit kepala. CO beraffianitas
tinggi terhadap Hb sehingga mampu mengganti O2 dalam darah yang menuju ke sistem pembuluh darah dan jantung
serta persarafan. Pb menghambat sistem pembentukan Hb dalam darah merah, sumsum tulang, merusak fungsi hati
dan ginjal dan penyebab kerusakan syaraf. Pengaruh-pengaruh langsung dari polusi udara terhadap kesehatan
manusia tergantung pada; intensitas dan lamanya pemaparan, juga status kesehatan penduduk yang terpapa Polusi
udara dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada manusia melalui berbagai cara, antara lain dengan merangsang
timbulnya atau sebagai faktor pencetus sejumlah penyakit. Kelompok yang terkena terutama bayi, orang tua dan
golongan berpenghasilan rendah biasanya tinggal di kota-kota besar dengan kondisi perumahan dan lingkungan
yang buruk. Terdapat korelasi yang kuat antara pencemaran udara dengan penyakit bronchitis kronik (menahun).
Walaupun merokok hampir selalu menjadi urutan tertinggi sebagai penyebab dari penyakit pernafasan menahun,
sulfur oksida, asam sulfur, pertikulat dan nitrogen dioksida telah menunjukkan sebagai penyebab dan pencetus
asthma brochiale, bronchitis menahun dan emphysema paru. Hasil-hasil penelitian di Amerika Serikat sekitar tahun
70-an menunjukkan bronchitis kronik menyerang 1 di antara 5 orang laki-laki Amerika umur antara 40-60 tahun dan
keadaan ini berhubungan dengan merokok dan tinggal di daerah perkotaan yang udaranya tercemar. Hubungan yang
sebenarnya antara pencemaran udara dan kesehatan atau pun timbulnya penyakit yang disebabkannya masih
merupakan problema yang sangat komplek. Banyak faktor-faktor lain yang ikut menentukan hubungan sebab akibat
ini. Namun dari data statistik dan epidemiologik hubungan ini dapat dilihat dengan nyata. Pada umumnya data
morbiditas dapat dianggap lebih penting dan berguna daripada data mengenai mortalitas. Apalagi penemuan-
penemuan kelainan fisiologik pada kehidupan manusia yang terjadi lebih dini sebelum tanda-tanda penyakit dapat
dilihat atau pun dirasa, sebagai akibat dari pencemaran udara, jelas lebih penting lagi artinya. Tindakan pencegahan
mestinya telah perlu dilaksanakan pada tingkat yang sedini mungkin.
1. GANGGUAN KESEHATAN
Air yang telah tercemar akan menyebabkan berbagai gangguan kesehatan karena mudah menjadi media
berkembangnya berbagai macam penyakit.
Berikut ini berbagai jenis penyakit yang dapat ditimbulkan oleh pencemaran air.
a. Penyakit menular
Penyakit menular akibat pencemaran air dapat terjadi karena berbagai macam sebab, antara lain karena:
Air yang tercemar dapat menjadi media bagi perkembangbiakan dan persebaran mikroorganisme, termasuk
mikroba patogen.
Air yang telah tercemar tidak dapat lagi digunakan sebagai pembersih.
Secara umum, gangguan yang terjadi akibat pencemaran air dapat dikelompokkan menjadi empat sebagai berikut:
i. Water diseases
Merupakan penyakit yang ditularkan langsung melalui air minum, seperti kolera, tifus, dan disentri
Merupakan penyakit yang berkaitan dengan kekurangan air hygiene perorangan, seperti scabies, infeksi kulit dan
selaput lender, trachoma dan lepra.
Merupakan penyakit yang disebabkan oleh bibit penyakit yang sebagian siklus kehidupannya berhubungan dengan
schistosomiasis.
Adalah penyakit yang ditularkan oleh vector penyakit yang sebagian atau seluruhnya perindukkannya berada di air,
seperti malaria, demam berdarah dengue, dan filariasis.
Contoh beberapa penyakit menular yang dapat tersebar melalui air yang tercemar:
Virus
Bakteri
(strain patogen)
Buang air besar berkali-kali dalam sehari,
kotoran encer (mengandung banyak air),
terkadang diikuti rasa mulas atau sakit perut
Protozoa
Entamoeba
histolytica Disentri amuba (sama seperti disentri oleh bakteri)
Balantidium coli Balantidiasis Peradangan usus, diare berdarah
Giardia lamblia Giardiasis Diare, sakit perut, terbentuk gas dalam perut,
bersendawa, kelelahan
Metazoa
(cacing parasit)
Ascaris lumbricoides
Taenia saginata
Gangguan pencernaan, rasa mual,
(cacing pita) Taeniasis kehilangan berat badan, rasa gatal di anus
Penyakit tidak menular dapat muncul terutama karena air telah tercemar oleh senyawa anorganik, seperti logam
berat. Ada juga senyawa organik yang dapat menimbulkan penyakit, terutama yang mengandung unsur klorin (Cl),
seperti DDT dan PCB. Polutan-polutan ini dapat menimbulkan penyakit karena sifatnya beracun bagi tubuh.
Kadnium
Cobalt
Merkuri
Timbal
Senyawa organik berklorin
1. Hujan Asam
Apabila dilakukan pembakaran batubara & minyak, akan keluar emisi SO partikel dan Nitrogen Oksida. Jika gas-gas
tersebut bereaksi di udara, akan membentuk polutan sekunder seperti NO 2, asam nitrat, butiran asam sulfat dan
garam nitrat serta garam sulfat. Polutan yang jatuh ke bumi akan menjadi hujan asam, embun asam, dan partikel
asam.
Secara alami, hujan mempunyai derajat keasamaan pH sekitar 5,6. Apabila hujan dengan pH kurang dari 5,6
dibawah 5,1 akan berdampak negatif dan menyebabkan berbagai kerusakan, diantaranya sebagai berikut:
1. Merusak properti, Monumen/ patung, bahan logam seperti mobil atau komponen bangunan mobil.
2. Dapat mematikan berbagai jenis tanaman dan binatang
3. Menghambat pertumbuhan tanaman pangan dan sayuran
4. Menyebabkan penyakit pernapasan
5. Pada ibu hamil, akan menyebabkan bayi lahir prematur dan meninggal
2. Pemanasan Global
Apa itu Pemanasan Global?
Kalau ditinjau dari kejadiannya, pemanasan global merupakan kejadian yang diakibatkan oleh:
Gejala terjadinya pemanasan global dapat diamati dan dirasakan dengan adanya:
Banyak ahli berpendapat bahwa penyebab utama pemanasan bumi adalah aktifitas manusia walau ada penyebab lain
yang bersifat alami. Penyebab pemanasan bumi yang diakibatkan oleh aktifitas manusia ini antara lain:
Akibat dari proses pembakaran itu, karbon dioksida dan gas-gas lainnya terlepas ke atmosfer. Gas-gas tersebut
disebut dengan gas rumah kaca. Jika gas rumah kaca yang memenuhi atmosfer semakin banyak maka akan semakin
kuat juga menjadi insulator yang menyekat panas dari sinar matahari ynag dipancarkan ke permukaan bumi.
Diperkirakan proses menghangat dan mendinginnya bumi ini telah saling berganti-ganti dan kurang lebih terjadi
selama 4 milyar tahun.
– Dampak pada Kawasan Pesisir: Kawasan Pesisir tenggelam dan berubah fungsi
– Dampak pada Species dan kawasan alami: Kepunahan spesies dan kerusakan habitat
Ozon adalah molekul dalam bentuk gas yang terjadi secara alami yang ditemukan pada atmosfer bumi. Molekul ini
dapat menyerap panjang gelombang tertentu dari radiasi ultraviolet matahari sebelum mencapai permukaan bumi.
Pada lapisan Stratosfer radiasi matahari memecah molekul gas yang mengandung khlorin atau bromin dan
menghasilkan radikal Khlor dan Brom. Radikal-radikal khlorin dan bromin kemudian melalui reaksi berantai
memecahkan ikatan gas-gas lain di atmosfer, termasuk ozon. Molekul-molekul ozon terpecah menjadi oksigen dan
radikal oksigen. Dengan terjadinya reaksi ini akan mengurangi konsentrasi ozon di stratosfer. Semakin banyak
senyawa yang mengandung Khlor dan Brom perusakan lapisan ozon semakin parah.
Penipisan lapisan ozon menimbulkan banyak ancaman terhadap kesehatan manusia dan kehidupan di bumi. Semakin
menipisnya lapisan ozon stratosfer akan meningkatkan bahaya akibat radiasi ultraviolet yang mencapai permukaan
bumi. Radiasi ultraviolet menimbulkan dampak pada manusia, hewan, tanaman dan bahan-bahan bangunan.
Dampak ini akan semakin buruk bila kerusakan lapisan ozon terus berlangsung. Bila lapisan ozon menjadi tipis,
permukaan bumi akan lebih terbuka terhadap radiasi UV-B yang mempunyai gelombang pendek sehingga akan
merusak kehidupan. Untuk tiap 10 persen penipisan lapisan ozon akan terjadi kenaikkan radiasi UV sebesar 20
persen. Radiasi UV-B dapat menyebabkan kerusakan pada mata, meluasnya penyakit infeksi serta pertambahan
kasus kanker kulit.
Demikian juga vaksinasi terhadap sejumlah penyakit akan menjadi kurang berhasilguna. Dengan lebih banyak
radiasi gelombang pendek UV-B maka akan memicu reaksi kimiawi di atmosfer bawah, yang dapat mengakibatkan
penambahan jumlah reaksi fotokimia yang menghasilkan asap beracun, terjadinya hujan asam dan berakibat naiknya
gangguan saluran pernapasan.
Penipisan lapisan ozon menyebabkan banyak tanaman lambat pertumbuhannya dan sebagian mungkin akan menjadi
kerdil, hasil sejumlah tanaman budidaya akan menurun dan hutan-hutan akan menjadi rusak. Di laut radiasi dengan
intensitas tinggi akan merusak atau membunuh anak ikan, kepiting dan udang. Populasi plankton yang menjadi dasar
dari jaringan makanan hewan laut dapat mengalami dampak buruk, sehingga menyebabkan pengaruh berantai untuk
seluruh jaringan makanan hewan laut. Radiasi UV akan menurunkan kemampuan sejumlah organisme dalam
menyerap karbon dioksida yang merupakan salah satu gas rumah kaca, sehingga konsentrasi gas rumah kaca di
atmosfer akan meningkat yang menyebabkan pemanasan global.
4. Eutrofikasi
Merupakan pengkayaan (enrichment) air dengan adanya nutrient (nitrogen dan fosfor) yang berupa bahan anorganik
dan sangat dibutuhkan oleh tumbuhan dan dapat mengakibatkan terjadinya peningkatan produktivitas primer
perairan (Mason, 1993). Proses pengkayaan unsur hara pada daerah perairan merupakan suatu proses yang penting
dalam pencemaran air. Adanya proses pengkayaan unsur hara pada air, menyebabkan rangsangan terhadap
pertumbuhan ganggang dan makrofit. Pertumbuhan ganggang dan makrofit yang abnormal akan menyebabkan
memburuknya sumber daya perikanan dan menurunnya kualitas air. Limbah yang masuk ke perairan secara terus-
menerus, terutama limbah organik dapat menyebabkan terjadinya pengkayaan terhadap hara yang ada di badan air,
sehingga dapat menghasilkan suksesi perairan yang disebut eutrofikasi.
Eutrofikasi dapat dikarenakan beberapa hal, diantaranya: karena ulah manusia yang tidak ramah terhadap
lingkungan. Aktivitas manusia di bidang pertanian menyumbang penggaruh besar terhadap terjadinya eutrofikasi.
Para petani biasanya menggunakan pestisida atau insektisida untuk memberantas hama tanaman agar tanaman tidak
rusak. Namun botol-botol bekas pestisida atau insektisida tersebut dibuang secara sembarangan baik di sekitar lahan
pertanian maupun di daerah aliran air seperti sungai dan parit. Hal inilah yang mengakibatkan pestisida dapat berada
di tempat lain yang jauh dari area pertanian karena mengikuti aliran air hingga sampai ke sungai-sungai atau danau
di sekitarnya. Selain itu, limbah organik yang berasal dari sisa-sisa atau buangan dari rumah tangga, industri,
pemukiman, peternakan, dan perikanan juga dapat menyebabkan terjadinya eutrofikasi. Limbah organik tersebut
berupa bahan organik yang biasanya tersusun oleh karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, fosfor, sulfur dan mineral
lainnya. Limbah organik yang masuk ke dalam perairan dalam bentuk padatan yang terendap, koloid, tersuspensi
dan terlarut.
KESIMPULAN
1. Eutrofikasi merupakan pengkayaan (enrichment) air dengan adanya nutrient (nitrogen dan fosfor) yang
berupa bahan anorganik dan sangat dibutuhkan oleh tumbuhan dan dapat mengakibatkan terjadinya
peningkatan produktivitas primer perairan
2. Eutrofikasi disebabkan oleh peningkatan biomassa akibat meingkatnya fitoplankton
3. Adanya eutrofikasi menyebabkan melimpahnya konsentrasi unsur hara dan perubahan parameter
kimia seperti oksigen terlarut (DO), kandungan klorofil-a dan turbiditas serta produktivitas primer
4. Adanya Eutrofikasi pada suatu perairan juga dapat diketahui apabila telah terjadi perubahan warna air
menjadi kehijauan, air yang keruh dan berbau busuk.
Sumber materi eutrofikasi : Blog “Caritha_emahusnul”
Metode dan tahapan proses pengolahan limbah cair yang telah dikembangkan sangat beragam. Limbah cair dengan
kandungan polutan yang berbeda kemungkinan akan membutuhkan proses pengolahan yang berbeda pula. Proses-
proses pengolahan tersebut dapat diaplikasikan secara keseluruhan, berupa kombinasi beberapa proses atau hanya
salah satu. Proses pengolahan tersebut juga dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan atau faktor finansial.
1. Pengolahan Primer (Primary Treatment)
Tahap pengolahan primer limbah cair sebagian besar adalah berupa proses pengolahan secara fisika.
A. Penyaringa (Screening)
Pertama, limbah yang mengalir melalui saluran pembuangan disaring menggunakan jeruji saring. Metode ini disebut
penyaringan. Metode penyaringan merupakan cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan bahan-bahan padat
berukuran besar dari air limbah.
Kedua, limbah yang telah disaring kemudian disalurkan kesuatu tangki atau bak yang berfungsi untuk memisahkan
pasir dan partikel padat teruspensi lain yang berukuran relatif besar. Tangki ini dalam bahasa inggris disebut grit
chamber dan cara kerjanya adalah dengan memperlambat aliran limbah sehingga partikel – partikel pasir jatuh ke
dasar tangki sementara air limbah terus dialirkan untuk proses selanjutnya.
C. Pengendapan
Setelah melalui tahap pengolahan awal, limbah cair akan dialirkan ke tangki atau bak pengendapan. Metode
pengendapan adalah metode pengolahan utama dan yang paling banyak digunakan pada proses pengolahan primer
limbah cair. Di tangki pengendapan, limbah cair didiamkan agar partikel – partikel padat yang tersuspensi dalam
air limbah dapat mengendap ke dasar tangki. Enadapn partikel tersebut akan membentuk lumpur yang kemudian
akan dipisahkan dari air limbah ke saluran lain untuk diolah lebih lanjut. Selain metode pengendapan, dikenal juga
metode pengapungan (Floation).
D. Pengapungan (Floation)
Metode ini efektif digunakan untuk menyingkirkan polutan berupa minyak atau lemak. Proses pengapungan
dilakukan dengan menggunakan alat yang dapat menghasilkan gelembung- gelembung udara berukuran kecil (± 30
– 120 mikron). Gelembung udara tersebut akan membawa partikel –partikel minyak dan lemak ke permukaan air
limbah sehingga kemudian dapat disingkirkan.
Bila limbah cair hanya mengandung polutan yang telah dapat disingkirkan melalui proses pengolahan primer, maka
limbah cair yang telah mengalami proses pengolahan primer tersebut dapat langsung dibuang kelingkungan
(perairan). Namun, bila limbah tersebut juga mengandung polutan yang lain yang sulit dihilangkan melalui proses
tersebut, misalnya agen penyebab penyakit atau senyawa organik dan anorganik terlarut, maka limbah tersebut perlu
disalurkan ke proses pengolahan selanjutnya.
Tahap pengolahan sekunder merupakan proses pengolahan secara biologis, yaitu dengan melibatkan
mikroorganisme yang dapat mengurai/ mendegradasi bahan organik. Mikroorganisme yang digunakan umumnya
adalah bakteri aerob.
Terdapat tiga metode pengolahan secara biologis yang umum digunakan yaitu metode penyaringan dengan tetesan
(trickling filter), metode lumpur aktif (activated sludge), dan metode kolam perlakuan (treatment ponds / lagoons) .
Pada metode ini, bakteri aerob yang digunakan untuk mendegradasi bahan organik melekat dan tumbuh pada suatu
lapisan media kasar, biasanya berupa serpihan batu atau plastik, dengan dengan ketebalan ± 1 – 3 m. limbah cair
kemudian disemprotkan ke permukaan media dan dibiarkan merembes melewati media tersebut. Selama proses
perembesan, bahan organik yang terkandung dalam limbah akan didegradasi oleh bakteri aerob. Setelah merembes
sampai ke dasar lapisan media, limbah akan menetes ke suatu wadah penampung dan kemudian disalurkan ke tangki
pengendapan.
Dalam tangki pengendapan, limbah kembali mengalami proses pengendapan untuk memisahkan partikel padat
tersuspensi dan mikroorganisme dari air limbah. Endapan yang terbentuk akan mengalami proses pengolahan
limbah lebih lanjut, sedangkan air limbah akan dibuang ke lingkungan atau disalurkan ke proses pengolahan
selanjutnya jika masih diperlukan
Pada metode activated sludge atau lumpur aktif, limbah cair disalurkan ke sebuah tangki dan didalamnya limbah
dicampur dengan lumpur yang kaya akan bakteri aerob. Proses degradasi berlangsung didalam tangki tersebut
selama beberapa jam, dibantu dengan pemberian gelembung udara aerasi (pemberian oksigen). Aerasi dapat
mempercepat kerja bakteri dalam mendegradasi limbah. Selanjutnya, limbah disalurkan ke tangki pengendapan
untuk mengalami proses pengendapan, sementara lumpur yang mengandung bakteri disalurkan kembali ke tangki
aerasi. Seperti pada metode trickling filter, limbah yang telah melalui proses ini dapat dibuang ke lingkungan atau
diproses lebih lanjut jika masih dperlukan.
Metode treatment ponds/lagoons atau kolam perlakuan merupakan metode yang murah namun prosesnya
berlangsung relatif lambat. Pada metode ini, limbah cair ditempatkan dalam kolam-kolam terbuka. Algae yang
tumbuh dipermukaan kolam akan berfotosintesis menghasilkan oksigen. Oksigen tersebut kemudian digunakan oleh
bakteri aero untuk proses penguraian/degradasi bahan organik dalam limbah. Pada metode ini, terkadang kolam juga
diaerasi. Selama proses degradasi di kolam, limbah juga akan mengalami proses pengendapan. Setelah limbah
terdegradasi dan terbentuk endapan didasar kolam, air limbah dapat disalurka untuk dibuang ke lingkungan atau
diolah lebih lanjut.
Pengolahan tersier dilakukan jika setelah pengolahan primer dan sekunder masih terdapat zat tertentu dalam limbah
cair yang dapat berbahaya bagi lingkungan atau masyarakat. Pengolahan tersier bersifat khusus, artinya pengolahan
ini disesuaikan dengan kandungan zat yang tersisa dalam limbah cair / air limbah. Umunya zat yang tidak dapat
dihilangkan sepenuhnya melalui proses pengolahan primer maupun sekunder adalah zat-zat anorganik terlarut,
seperti nitrat, fosfat, dan garam- garaman.
Pengolahan tersier sering disebut juga pengolahan lanjutan (advanced treatment). Pengolahan ini meliputi berbagai
rangkaian proses kimia dan fisika. Contoh metode pengolahan tersier yang dapat digunakan adalah metode saringan
pasir, saringan multimedia, precoal filter, microstaining, vacum filter, penyerapan dengan karbon aktif, pengurangan
besi dan mangan, dan osmosis bolak-balik.
Metode pengolahan tersier jarang diaplikasikan pada fasilitas pengolahan limbah. Hal ini disebabkan biaya yang
diperlukan untuk melakukan proses pengolahan tersier cenderung tinggi sehingga tidak ekonomis.
4. Desinfeksi (Desinfection)
Desinfeksi atau pembunuhan kuman bertujuan untuk membunuh atau mengurangi mikroorganisme patogen yang
ada dalam limbah cair. Meknisme desinfeksi dapat secara kimia, yaitu dengan menambahkan senyawa/zat tertentu,
atau dengan perlakuan fisik. Dalam menentukan senyawa untuk membunuh mikroorganisme, terdapat beberapa hal
yang perlu diperhatikan, yaitu :
• Efektivitas zat
• Biayanya murah
Contoh mekanisme desinfeksi pada limbah cair adalah penambahan klorin (klorinasi), penyinaran dengan
ultraviolet(UV), atau dengan ozon (Oз).
Proses desinfeksi pada limbah cair biasanya dilakukan setelah proses pengolahan limbah selesai, yaitu setelah
pengolahan primer, sekunder atau tersier, sebelum limbah dibuang ke lingkungan.
Setiap tahap pengolahan limbah cair, baik primer, sekunder, maupun tersier, akan menghasilkan endapan polutan
berupa lumpur. Lumpur tersebut tidak dapat dibuang secara langsung, melainkan pelu diolah lebih lanjut. Endapan
lumpur hasil pengolahan limbah biasanya akan diolah dengan cara diurai/dicerna secara aerob (anaerob digestion),
kemudian disalurkan ke beberapa alternatif, yaitu dibuang ke laut atau ke lahan pembuangan (landfill), dijadikan
pupuk kompos, atau dibakar (incinerated).
1. Penimbunan Terbuka
Terdapat dua cara penimbunan sampah yang umum dikenal, yaitu metode penimbunan terbuka (open dumping) dan
metode sanitary landfill. Pada metode penimbunan terbuka, . Di lahan penimbunan terbuka, berbagai hama dan
kuman penyebab penyakit dapat berkembang biak. Gas metan yang dihasilkan oleh pembusukan sampah organik
dapat menyebar ke udara sekitar dan menimbulkan bau busuk serta mudah terbakar. Cairan yang tercampur
dengansampah dapat merembes ke tanah dan mencemari tanah serta air.
2. Sanitary Landfill
Pada metode sanitary landfill, sampah ditimbun dalam lubang yang dialasi iapisan lempung dan lembaran plastik
untuk mencegah perembesan limbah ke tanah. Padalandfill yang lebih modern lagi, biasanya dibuat sistem Iapisan
ganda (plastik – lempung – plastik – lempung) dan pipa-pipa saluran untuk mengumpulkan cairan serta gas metan
yang terbentuk dari proses pembusukan sampah. Gas tersebut kemudian dapat digunakan untuk menghasilkan
listrik.
3. insinerasi
Insinerasi adalah pembakaran sampah/limbah padat menggunakan suatu alat yang disebut insinerator. Kelebihan
dari proses insinerasi adalah volume sampah berkurang sangat banyak (bisa mencapai 90 %). Selain itu, proses
insinerasi menghasilkan panas yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik atau untuk pemanas ruangan.
4. Pembuatan kompos padat dan cair
metode ini adalah dengan mengolah sampah organic seperti sayuran, daun-daun kering, kotoran hewan melalui
proses penguraian oleh mikroorganisme tertentu. Pembuatan kompos adalah salah satu cara terbaik dalam
penanganan sampah organic. Berdasarkan bentuknya kompos ada yang berbentuk padat dan cair. Pembuatannya
dapat dilakukan dengan menggunakan kultur mikroorganisme, yakni menggunakan kompos yang sudah jadi dan
bisa didapatkan di pasaran seperti EMA efectif microorganism 4.EMA merupakan kultur campuran mikroorganisme
yang dapat meningkatkan degaradasi limbah atau sampah organic.
5. Daur Ulang
Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah
adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang
baru, mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisigas rumah kaca jika
dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru. Daur ulang adalah salah satu strategi
pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan
pembuatan produk / material bekas pakai, dan komponen utama dalam manajemen sampah modern dan bagian
ketiga adalam proses hierarki sampah 3R (Reuse, Reduce, and Recycle).
Material-material yang dapat didaur ulang dan prosesnya diantaranya adalah:
Bahan bangunan
Material bangunan bekas yang telah dikumpulkan dihancurkan dengan mesinpenghancur, kadang-kadang bersamaan
dengan aspal, batu bata, tanah, dan batu. Hasil yang lebih kasar bisa dipakai menjadi pelapis jalan semacam aspal
dan hasil yang lebih halus bisa dipakai untuk membuat bahan bangunan baru semacam bata.
Baterai
Banyaknya variasi dan ukuran baterai membuat proses daur ulang bahan ini relatif sulit. Mereka harus disortir
terlebih dahulu, dan tiap jenis memiliki perhatian khusus dalam pemrosesannya. Misalnya, baterai jenis lama masih
mengandungmerkuri dan kadmium, harus ditangani secara lebih serius demi mencegah kerusakan lingkungan
dan kesehatan manusia. Baterai mobil umumnya jauh lebih mudah dan lebih murah untuk didaur ulang.
Barang Elektronik
Barang elektronik yang populer seperti komputer dan handphone umumnya tidak didaur ulang karena belum jelas
perhitungan manfaat ekonominya. Material yang dapat didaur ulang dari barang elektronik misalnya adalah logam
yang terdapat pada barang elektronik tersebut (emas, besi, baja, silikon, dll) ataupun bagian-bagian yang masih
dapat dipakai (microchip, processor, kabel, resistor, plastik, dll). Namun tujuan utama dari proses daur ulang, yaitu
kelestarian lingkungan, sudah jelas dapat menjadi tujuan diterapkannya proses daur ulang pada bahan ini meski
manfaat ekonominya masih belum jelas.
Logam
Besi dan baja adalah jenis logam yang paling banyak didaur ulang di dunia. Termasuk salah satu yang termudah
karena mereka dapat dipisahkan dari sampah lainnya dengan magnet. Daur ulang meliputi proses logam pada
umumnya; peleburan dan pencetakan kembali. Hasil yang didapat tidak mengurangi kualitas logam tersebut.
Contoh lainnya adalah alumunium, yang merupakan bahan daur ulang paling efisien di dunia. Namun pada
umumnya, semua jenis logam dapat didaur ulang tanpa mengurangi kualitas logam tersebut, menjadikan logam
sebagai bahan yang dapat didaur ulang dengan tidak terbatas.
Bahan Lainnya
Kaca dapat juga didaur ulang. Kaca yang didapat dari botol dan lain sebagainya dibersihkan dair bahan kontaminan,
lalu dilelehkan bersama-sama dengan material kaca baru. Dapat juga dipakai sebagai bahan bangunan dan jalan.
Sudah ada Glassphalt, yaitu bahan pelapis jalan dengan menggunakan 30% material kaca daur ulang.
Kertas juga dapat didaur ulang dengan mencampurkan kertas bekas yang telah dijadikan pulp dengan material
kertas baru. Namun kertas akan selalu mengalami penurunan kualitas jika terus didaur ulang. Hal ini menjadikan
kertas harus didaur ulang dengan mencampurkannya dengan material baru, atau mendaur ulangnya menjadi bahan
yang berkualitas lebih rendah.
Plastik dapat didaur ulang sama halnya seperti mendaur ulang logam. Hanya saja, terdapat berbagai jenis plastik di
dunia ini. Saat ini di berbagai produk plastik terdapat kode mengenai jenis plastik yang membentuk material tersebut
sehingga mempermudah untuk mendaur ulang. Suatu kode di kemasan yang berbentuk segitiga 3R dengan kode
angka di tengah-tengahnya adalah contohnya. Suatu angka tertentu menunjukkan jenis plastik tertentu, dan kadang-
kadang diikuti dengan singkatan, misalnya LDPE untuk Low Density Poly Etilene, PS untukPolistirena, dan lain-
lain, sehingga mempermudah proses daur ulang.
Pengolah limbah gas secara teknis dilakukan dengan menambahkan alat bantu yang dapat mengurangi
pencemaran udara. Pencemaran udara sebenarnya dapat berasal dari limbah berupa gas atau materi partikulat yang
terbawah bersama gas tersebut. Berikut akan dijelaskan beberapa cara menangani pencemaran udara oleh limbah gas
dan materi partikulat yang terbawah bersamanya.
· Gas-gas buang seperti sulfur oksida, nitrogen oksida, karbon monoksida, dan hidrokarbon dapat dikontrol
pengeluarannya melalui beberapa metode. Gas sulfur oksida dapat dihilangkan dari udara hasil pembakaran bahan
bakar dengan cara desulfurisasi menggunakan filter basah (wet scrubber).
· Mekanisme kerja filter basah ini akan dibahas lebih lanjut pada pembahasan berikutnya, yaitu mengenai
metode menghilangkan materi partikulat, karena filter basah juga digunakan untuk menghilangkan materi partikulat.
· Gas nitrogen oksida dapat dikurangi dari hasil pembakaran kendaraan bermotor dengan cara menurunkan
suhu pembakaran. Produksi gas karbon monoksida dan hidrokarbon dari hasil pembakaran kendaraan bermotor
dapat dikurangi dengan cara memasang alat pengubah katalitik (catalytic converter) untuk menyempurnakan
pembakaran.
· Selain cara-cara yang disebutkan diatas, emisi gas buang jugadapat dikurangi kegiatan pembakaran bahan
bakar atau mulai menggunakan sumber bahan bakar alternatif yang lebih sedikit menghasilkan gas buang yang
merupakan polutan.
a. Filter Udara
Filter udara dimaksudkan untuk yang ikut keluar pada cerobong atau stack, agar tidak ikut terlepas ke lingkungan
sehingga hanya udara bersih yang saja yang keluar dari cerobong. Filter udara yang dipasang ini harus secara tetap
diamati (dikontrol), kalau sudah jenuh (sudah penuh dengan abu/ debu) harus segera diganti dengan yang baru.
Jenis filter udara yang digunakan tergantung pada sifat gas buangan yang keluar dari proses industri, apakah berdebu
banyak, apakah bersifat asam, atau bersifat alkalis dan lain sebagainya
b. Pengendap Siklon
Pengendap Siklon atau Cyclone Separators adalah pengedap debu / abu yang ikut dalam gas buangan atau udara
dalam ruang pabrik yang berdebu. Prinsip kerja pengendap siklon adalah pemanfaatan gaya sentrifugal dari udara /
gas buangan yang sengaja dihembuskan melalui tepi dinding tabung siklon sehingga partikel yang relatif “berat”
akan jatuh ke bawah.
Ukuran partikel / debu / abu yang bisa diendapkan oleh siklon adalah antara 5 u – 40 u. Makin besar ukuran debu
makin cepat partikel tersebut diendapkan.
c. Filter Basah
Nama lain dari filter basah adalah Scrubbers atau Wet Collectors. Prinsip kerja filter basah adalah membersihkan
udara yang kotor dengan cara menyemprotkan air dari bagian atas alt, sedangkan udara yang kotor dari bagian
bawah alat. Pada saat udara yang berdebu kontak dengan air, maka debu akan ikut semprotkan air turun ke bawah.
Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dapat juga prinsip kerja pengendap siklon dan filter basah digabungkan
menjadi satu. Penggabungan kedua macam prinsip kerja tersebut menghasilkan suatu alat penangkap debu yang
dinamakan.
Alat pengendap ini hanya digunakan untuk membersihkan udara kotor yang ukuran partikelnya relatif cukup besar,
sekitar 50 u atau lebih. Cara kerja alat ini sederhana sekali, yaitu dengan mengalirkan udara yang kotor ke dalam alat
yang dibuat sedemikian rupa sehingga pada waktu terjadi perubahan kecepatan secara tiba-tiba (speed drop), zarah
akan jatuh terkumpul di bawah akibat gaya beratnya sendiri (gravitasi). Kecepatan pengendapan tergantung pada
dimensi alatnya.
e. Pengendap Elektrostatik
Alat pengendap elektrostatik digunakan untuk membersihkan udara yang kotor dalam jumlah (volume) yang relatif
besar dan pengotor udaranya adalah aerosol atau uap air. Alat ini dapat membersihkan udara secara cepat dan udara
yang keluar dari alat ini sudah relatif bersih.
Alat pengendap elektrostatik ini menggunakan arus searah (DC) yang mempunyai tegangan antara 25 – 100 kv. Alat
pengendap ini berupa tabung silinder di mana dindingnya diberi muatan positif, sedangkan di tengah ada sebuah
kawat yang merupakan pusat silinder, sejajar dinding tabung, diberi muatan negatif. Adanya perbedaan tegangan
yang cukup besar akan menimbulkan corona discharga di daerah sekitar pusat silinder. Hal ini menyebabkan udara
kotor seolah – olah mengalami ionisasi. Kotoran udara menjadi ion negatif sedangkan udara bersih menjadi ion
positif dan masing-masing akan menuju ke elektroda yang sesuai. Kotoran yang menjadi ion negatif akan ditarik
oleh dinding tabung sedangkan udara bersih akan berada di tengah-tengah silinder dan kemudian terhembus keluar.
1. Tempat pembuangan
Secara langsung limbah ditempat pembuangan akan menimbulkan polusi pada tanah.
– Semua limbah, terutama limbah padat yang sulit terurai akan menumpuk selama bertahun-tahun sehingga
memerlukan ketersediaan lahan yang luas. Hal ini akan menyulitkan karena manusia semakin kekurangan lahan.
– Lahan disekitar pembuangan menjadi tidak ideal untuk pemukiman, pertanian, maupun aktivitas lain sebab
tidak enak dilihat dari segi estetika, da juga dapat berbahaya bagi kesehatan.
– Limbah organik yang mengandung senyawa racun, misalnya logam berat dapat meracuni makhluk hidup
tanah seperti tumbuhan, mikroorganisme dan cacing.
– Limbah organik dapat menjadi tempat berkembangbiak berbagai bakteri pembusuk, yang dapat
menyebabkan penyakit.
– Hewan penyebar penyakit lain, seperti nyamuk, lalat, dan tikus, juga dapat berkembang biak di tempat
pembuangan sampah.
Secara tidak langsung, limbah di tempat pembuangan dapat menjadi sumber polusi air dan udara.
* Limbah cair yang dibuang ke tempat pembuangan dapat merembes dan bercampur dengan air tanah atau
terbawa aliran air ke sungai atau danau sehingga menimbulkan polusi air.
* Air hujan juga dapat melarutkan senyaw-senyawa polutan yag terkandung dalam limbah padat
* Polusi udara dapat terjadi karena gas metan (CH4) yang dihasilkan dari pembusukan limbah organik oleh
bakteri. Gas metan berbau tidak sedap sehigga mengganggu manusia dan merupakan salah satu gas rumah kaca.
2. Lingkungan pertanian
Polusi tanah yang terjadi di lingkungan pertanian terutama disebabkan oleh penggunaan pestisida, pupuk kimia dan
irigasi.
– Pestisida selain membunuh hama pengganggu, juga dapat membunuh biota tanah yang bermanfaat, seperti
cacing tanah dan mikroorganisme.
– Pestisida dan pupuk juga dapat menjadi polutan di air jika terbawa oleh aliran air ke perairan.
– Proses irigasi dapat menyebabkan tanah mengalami salinisasi, yaitu peningkatan kadar garam. Kadar garam
yang tetlalu tinggi dapat menjadi racun bagi tanaman.