Anda di halaman 1dari 2

ASPEK MEDIKOLEGAL

A. Keperluan Penyidikan
Mengenai perihal keracunan, jika ditemukan korban meninggal maka penyidik dapat memanggil
dokter sebagai saksi ahli. Adapun pasal yang membahas penyidikan tersebut adalah pasal 133
KUHAP yang berbunyi sebagai berikut:
• Ayat 1:
Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik luka,
keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia
berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman
atau dokter dan atau ahli lainnya.
• Ayat 2:
Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dilakukan secara tertulis
yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan
mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.
• Ayat 3:
Mayat yang dikirim kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter pada rumah sakit
harus diperlakukan baik dengan penuh penghormatan terhadap mayat tersebut dan diberi
label yg memuat identitas mayat diberi cap jabatan yang dilekatkan pada ibu jari kaki
atau bagian lain badan mayat

B. Meracuni sebagai tindak penganiayaan


Jika seorang korban diracuni bukan atas kemauan sendiri (bunuh diri) dan di duga dilakukan
pihak lain, maka tersangka dapat di pidanakan atas dasar penganiayaan berat. Hal tersebut di atur
dalam pasal 356 KUHAP, yang berbunyi sebagai berikut:
Pasal penganiayaan: 356 KUHP
Penganiayaan biasa Pasal 351 KUHP, penganiayaan berencana Pasal 353 KUHP,
penganiayaan berat Pasal 354 dan Penganiayaan berat berencana Pasal 355 KUHP, ditambah
denga satu pertiga dari butir di bawah ini:
• Bagi yang melakukan kejahatan itu terhadap ibunya, bapaknya yang sah, istrinya atau
anaknya.
• Jika kejahatan itu dilakukan terhadap seorang pejabat ketika atau karena menjalankan
tugasnya yang sah.
• Jika kejahatan itu dilakukan dengan memberikan bahan yang berbahaya bagi nyawa atau
kesehatan untuk dimakan atau diminum.
C. Meracuni sebagai Tindak Pembunuhan

Anda mungkin juga menyukai