LP & Askep Cva
LP & Askep Cva
B. ETIOLOGI
Penyebab utamanya dari stroke diurutkan dari yag paling penting
adalah arterosklerosis (trombosis) embolisme, hipertensi yang menimbulkan
pendarahan srebral dan ruptur aneurisme sekular. Stroke biasanya disertai
satu atau beberapa penyakit lain seperti hipertensi, penyakit jantung,
peningkatan lemak di dalam darah, DM atau penyakit vasculer perifer . Selain
itu, ada beberapa faktor resiko lain yang dapat menjadi penyebab dari
cva/stroke, antara lain :
C. FISIOLOGI
Anatomi Sirkulasi Otak
Sirkulasi otak dapat dibagi menjadi sirkulasi anterior (carotid) dan
posterior (vertebrobasiler), yang bertemu di dasar otak melalui sistem
anastomose yang membentuk sirkulus Willisi.
o Sirkulasi Anterior
Arteri carotis dextra berasal dari arteri inominata, sedangkan arteri
carotis sinistra berasal langsung dari arcus aorta. Pada ketinggian sekitar
vertebrae cervical keempat, arteri carotis communis terbagi menjadi arteri
carotis eksterna, yang mensuplai wajah dan scalp, dan arteri carotis
interna, yang mensuplai sirkulasi intracranial.
Arteri carotis interna (ICA) terbagi menjadi segmen cervical (C1),
petrosus (C2), intracavernosus (C3) dan supraklinoid (C4). Trunkus
meningeohipofiseal berasal dari carotis intrakavernosa dan memberikan
percabangan yang mensuplai kelenjar pituitari dan basal meningeal.
Setelah keluar dari sinus kavernosus, ICA menembus lapisan dura untuk
membentuk segmen supraklinoid, yang akan memanjang hingga
bifurcartio carotis. Cabang intradura yang pertama adalah arteri
ophtalmica, yang mensuplai aliran darah ke orbita dan merupakan sumber
potensial dari sirkulasi kolateral.
o Sirkulasi Posterior
Arteri vertebralis (VA) merupakan cabang pertama dari arteri
subclavia. Setelah keluar dari sudut kanan arteri subclavia, VA berjalan
beberapa cm sebelum masuk kedalam foramen intervertebralis dari C6.
Setelah itu ia akan berjalan sepanjang foramen dari C6 hingga C1 dan
melewati bagian superior dari arcus C1 dan menembus membran
atlantooccipital dan masuk kedalam rongga kepala. Saat berjalan kearah
ventral dan superior, ia memberikan cabang arteri cerebellar inferior
posterior (PICA) sebelum akhirnya bersatu dengan VA dari arah yang
berlawanan pada pertengahan bagian ventral dari pontomedulary junction
untuk membentuk arteri basillaris (BA). BA akan bercabang membentuk
dua arteri cerebral posterior pada pontomesencephalic junction. Hubungan
menuju sirkulasi anterior melalui PCoA akan melengkapi sirkulus Willisi.
PICA merupakan cabang terbesar dari sirkulasi posterior
(vertebrobasiller) dan mensuplai medulla vermis inferior, tonsil, dan
bagian inferior hemisfer cerebellum. PICA juga sangat erat kaitannya
dengan saraf kranial ke 9, 10, dan 11.
Arteri cerebellar inferior anterior (AICA) biasanya bermula dari distal
dari vertebrobasilary junction setinggi pontomedullary junction, mensuplai pons,
pedunculus cerebellar media, dan bagian tambahan cerebellum. Selain itu
AICA juga terkait erat dengan saraf kranial ke 7 dan 8.
Arteri cerebellar superior (SCA) berasal dari proksimal percabangan
basilaris, dan mensuplai otak tengah, pons sebelah atas, dan bagian atas
cerebellum. Cabang dari SCA akan membentuk anastomose dengan
cabang dari PICA dan IACA pada hemisfer cerebellum dan merupakan
sumber potensial dari aliran kolateral.
o Sistem Vena
Sistem drainase vena otak dibagi menjadi segmen dalam, yang terdiri
dari vena otak yang menyediakan drainase untuk otak, dan segmen luar
yang terdiri dari sinus vena dural yang menjadi muara dari aliran vena.
Aspek unik dari drainase vena adalah vena serebralis memiliki dinding
yang lebih tipis dibanding dengan vena sistemik, dan tidak memiliki
lapisan histologis tunika seperti pada umumnya. Selain itu juga tidak ada
vena yang memiliki katup sebagaimana struktur vena dimanapun lainnya.
Segmen dalam lebih jauh dibagi lagi menjadi sistem drainase dalam
dan superfisial. Pada kompartemen supratentorial, drainase superfisial
struktur korteks terbagi ke sinus sagitalis superior atau sinus transversus.
o Sinus vena dura
Yang termasuk didalam sistem sinus vena dura adalah: sinus sagitalis
superior, sinus sagitalis inferior, sinus straight, sinus transversus, sinus
sigmoid, dan sinus basiler seperti cavernusus, sphenoparietal, dan
petrosal.
D. PATOFISIOLOGI
Stroke adalah sebuah kondisi penurunan fungsi dan kemampuan
syaraf akibat menurunnya suplai darah ke otak yang disebabkan oleh
beberapa faktor,diantaranya :
emboli,thrombus,hipertensi,arterioschlerosis,ateroma,hiperlipidemia,diabetes
mellitus dan berbagai gangguan sirkulasi darah pada umumnya,pada intinya
stroke disebabkan oleh tidak adekuatnya aliran darah ke otak sehingga
oksigen yang diangkut oleh hemoglobin menjadi menurun,sementara oksigen
berperan dalam proses pemecahan glukosa menjadi energi. Akibat dari
menurunnya suplai makanan tersebut,sel - sel otak berpotensi mengalami
kematian.
Kematian sel - sel otak berpengaruh terhadap penurunan fungsi dan
kinerja dari otak itu sendiri,otak memiliki 2 fungsi yaitu sensorik dan
motorik,akibat awal atau hal yang sering menjadi tanda awal dari stroke
adalah hemiparesis kontralateral (kelumpuhan separuh anggota extremitas
atas dan bawah yang bersilangan dengan hemisfer yang terkena).
Kelumpuhan separuh ini,ibarat sebuah rumah menyebabkan ketimpangan
karena sisi yang kuat harus menopang sisi yang lemah,kesulitan yang muncul
pertama kali tentu saja gangguan mobilitas fisik atau ketidakmampuan
melakukan aktivitas sehari-hari.
Ketidakmampuan ini secara psikologis membuat seseorang menjadi
tertekan,kecewa,frustasi dengan ketidakmampuannya melakukan aktifitas
sehari-hari,akibatnya seorang penderita stroke menjadi sensitive secara emosi.
Perilaku mereka menjadi sedikit berubah. Dibutuhkan sebuah kesabaran dan
pengertian dalam merawat klien dengan stroke.
Selain kelumpuhan,ada hal -hal lain yang membutuhkan perhatian,dari
disartria,disfagia,homonimous hemianopsia,inkontinensia,gangguan
berbahasa dan lain sebagainya.
Selain itu ada tanda dan gejala yang muncul sangat tergantung pada
daerah dan luasnya daerah otak yang terkena.
Pengaruh terhadap status mental
o Tidak sadar : 30% – 40%
o Konfuse : 45% dari pasien biasanya sadar
Daerah arteri serebri media, arteri karotis interna akan menimbulkan:
o Hemiplegia kontralateral yang disertai hemianesthesia (30%-80%)
o Afasia bila mengenai hemisfer dominant (35%-50%)
o Apraksia bila mengenai hemisfer non dominant(30%)
Daerah arteri serebri anterior akan menimbulkan gejala:
o hemiplegia dan hemianesthesia kontralateral terutama tungkai (30%-
80%)
o inkontinensia urin, afasia, atau apraksia tergantung hemisfer mana
yang terkena
Daerah arteri serebri posterior
o Nyeri spontan pada kepala
o Afasia bila mengenai hemisfer dominant (35-50%)
Daerah vertebra basiler akan menimbulkan:
o Sering fatal karena mengenai pusat-pusat vital di batang otak
o Hemiplegia alternans atau tetraplegia
o Kelumpuhan pseudobulbar (kelumpuhan otot mata, kesulitan
menelan, emosi labil)
F. KLASIFIKASI
Penyakit Stroke dibagi 2 jenis yaitu:
Stroke Iskemik
Terjadi akibat terjadi penyumbatan di sel-sel syaraf otak. Hampir
kebanyakan pasien Stroke sebanyak 83% adalah pengidap stroke iskemik.
Stroke Iskemik dibagi menjadi 3 jenis:
o Stroke Trombotik: proses terbentuknya thrombus yang membuat
penggumpalan.
o Stroke Embolik: Tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan darah.
o Hipoperfusion Sistemik: Berkurangnya aliran darah ke seluruh bagian
tubuh karena adanya gangguan denyut jantung.
Stroke Hemorragik
Terjadi akibat pecahnya pembuluh darah sehingga menghambat aliran
darah yang normal. akibatnya darah merembes ke suatu daerah otak dan
merusaknya. Stroke Hemorragik dibagi 2 jenis:
o Hemoragik Intraserebral: pendarahan yang terjadi didalam jaringan otak.
o Hemoragik Subaraknoid: pendarahan yang terjadi pada ruang
subaraknoid (ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan
jaringan yang menutupi otak).
G. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
o Kesadaran : umumnya mengelami penurunan kesadaran
o Suara bicara : kadang mengalami gangguan yaitu sukar dimengerti,
kadang tidak bisa bicara
o Tanda-tanda vital : tekanan darah meningkat, denyut nadi bervariasi
Pemeriksaan integumen
o Kulit : jika klien kekurangan O2 kulit akan tampak pucat dan jika
kekurangan cairan maka turgor kulit kan jelek. Di samping itu perlu
juga dikaji tanda-tanda dekubitus terutama pada daerah yang
menonjol karena klien stroke hemoragik harus bed rest 2-3 minggu
o Kuku : perlu dilihat adanya clubbing finger, cyanosis
o Rambut : umumnya tidak ada kelainan
Pemeriksaan kepala dan leher
o Kepala : bentuk normocephalik
o Muka : umumnya tidak simetris yaitu mencong ke salah satu sisi
o Leher : kaku kuduk jarang terjadi (Satyanegara, 1998)
Pemeriksaan dada
Pada pernafasan kadang didapatkan suara nafas terdengar ronchi,
wheezing ataupun suara nafas tambahan, pernafasan tidak teratur akibat
penurunan refleks batuk dan menelan.
Pemeriksaan abdomen
Didapatkan penurunan peristaltik usus akibat bed rest yang lama, dan
kadang terdapat kembung.
Pemeriksaan inguinal, genetalia, anus
Kadang terdapat incontinensia atau retensio urine
Pemeriksaan ekstremitas
Sering didapatkan kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh.
Pemeriksaan neurologi
Umumnya terdapat gangguan nervus cranialis VII dan XII central.
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Angiografi cerebral membantu menentukan penyebab stroke secara
spesifik seperti perdarahan atau obstruksi arteri adanya titik oklusi atau
ruptur.
2. CT Scan : memperlihatkan adanya oedem
3. MRI : mewujudkan daerah yang mengalami infark
4. Penilaian kekuatan otot
5. EEG : mengidentifikasi masalah didasarkan pada gelombang otak
I. KOMPLIKASI
Depresi
Inilah dampak yang paling menyulitkan penderitaan dan orang-orang
yang berada di sekitarnya.oleh karena itu terbatasnya akibat lumpuh sulit
berkomunikasi dan sebagianya,penderita stroke sering mengalami depresi.
Darah beku
Darah beku mudah berbentuk pada jaringan yang lumpuh terutama
pada kaki sehingga menyebabkan pembengkakan yang menggangu,selain itu
pembekuaan darah juga dapat terjadi pada arteri yang mengalirkan darah ke
paru-paru(embelio paru-paru)sehingga penderita sulit bernafas dan dalam
beberapa kasus mengalami kematian.
Otot mengerut dan sendi kaku
Kurang gerak dapatr menyebabkan sendi menjadi kaku dan
nyeri.misalnya jika otot-otot betis mengerut kaki terasa sakit ketika harus
berdiri dengan rumit menyentuh lantai.hal ini biasanya di tangani fisiotrapi.
J. PENATALAKSANAAN UMUM
Penderita yang mengalami stroke dengan infark yang luas melibatkan
sebagian besar hemisfer dan disertai adanya hemiplagia kontra lateral
hemianopsia, selama stadium akut memerlukan penanganan medis dan
perawatan yang didasari beberapa prinsip.
Secara praktis penanganan terhadap ischemia serebri adalah :
Penanganan suportif imun
o Pemeliharaan jalan nafas dan ventilasi yang adekuat.
o Pemeliharaan volume dan tekanan darah yang kuat.
o Koreksi kelainan gangguan antara lain payah jantung atau aritmia.
Meningkatkan darah cerebral
o Elevasi tekanan darah
o Intervensi bedah
o Ekspansi volume intra vaskuler
o Anti koagulan
o Pengontrolan tekanan intrakranial
o Obat anti edema serebri steroid
o Proteksi cerebral (barbitura)
Sedangkan menurut Lumban Tobing (2002 : 2) macam-macam obat yang
digunakan
o Obat anti agregrasi trombosit (aspirasi)
o Obat anti koagulasi : heparin
o Obat trombolik (obat yang dapat menghancurkan trombus)
o Obat untuk edema otak (larutan manitol 20%, obat dexametason)
K. ASUHAN KEPERAWATAN
Fokus Pengkajian
o Wawancara
Keluhan Utama : Kesadaran menurun, bicara rero
Riwayat kesehatan sekarang
Identifikasi faktor penyebab
Kaji saat mulai timbul; apakah saat tidur/ istirahat
atau pada saat aktivitas
Bagaimana tanda dan gejala berkembang; tiba-tiba
kemungkinan stroke karena emboli dan pendarahan,
tetapi bila onsetnya berkembang secara bertahap
kemungkinan stoke trombosis.
Bagaimana gejalanya; bila langsung memburuk setelah
onset yang pertama kemungkinan karena pendarahan,
tetapi bila mulai membaik setelah onset pertama
karena emboli, bila tanda dan gejala hilang kurang dari
24 jam kemungkinan TIA.
Observasi selama proses interview/ wawancara
meliputi; level kesadaran, itelektual dan memory,
kesulitan bicara dan mendengar.
Adanya kesulitan dalam sensorik, motorik, dan visual.
Riwayat penyakit dahulu
Ada atau tidaknya riwayat trauma kepala, hipertensi,
cardiac desease, obesitas, DM, anemia, sakit kepala, gaya
hidup kurang olahraga.
Udara / oksigen
Gangguan kesadaran menurun
Disritmia
Penurunan kemampuan uantuk konsentrasi
Hepertensi arterial
Suara pernapasan klien snowring (ngorok)
Rongga mulut banyak mukus (slim)
Terdengar suara cairan (gurgling)
Nutrisi
Bising usus negatif, dispagia
Sulit mengunyah, gangguan nervus V motorik
Tidak mampu / sulit menelan gangguan nervus N IX
dan X
Gangguan pergerakan lidah, gangguan N XII\
Gangguan reflek N IX akan mengakibatkan
menurunya refkeks GAG dan gerakan uvula simetris
Kebutuhan eliminasi : Inkontinensia urine, anuria, distensi
abdomen, distensi kandung kemih berlebih.
Aktifitas dan pergerakan
Diplopia, ukuran / reaksi pupil tidak sama, dilatasi /
miosis pupil, psilateral (perdarahan / herniasis)
Gangguan tonus otot flaksid, spatis, paralitik
(hemiplegia dan terjadi kelemahan umum)
Hemiplegia / hemiparese kanan merupakan indiksi
adanya stoke yang melibatkan hemisphere serebral kiri
Kelemahan otot sebelah kiri menujukan adanya
hemisphere serbral sebelah kanan, kejadian ini di
karenakan bahwa otot di persyarafi oleh 50 % serabut
(traktus piramidalis) yang sistm kerjanya menyilang
Hipotonik / flaciality : tidak kuat menahan gravitasi,
tidak memunyai otot untuk menulis, adanya
equilibrium atau meluruskan ekstermitas dan ketidak
mampuan untuk mempertahankan mekaisme
protektif.
Hiertonik, fiked position, kontraktur dan ROM
daerah persedian menjadi terbatas, berkurangnya
kontrol gerakan kepala dan leher, keseimbangan serta
koordinasi.
Kebutuhan Komunikasi dan interaksi social
Komunikasi klien dengan keluarga serta hubungan
interaksi klien dengan keluarga kooperatif/tidak, pada
klien yang mengalami penurunan kesadaran
kebutuhan komunikasi dan interaksi sosial biasanya
terganggu karena adanya kerusakan jaringan otak
termasuk pada nervus III dan VIII.
Afasia.
Promosi Kesehatan : Persepsi tentang penyakit, harapan
terhadap perawatan yang sedang dilakukan dan juga upaya
hidup sehat dirumah setelah pulang dari Rumah sakit.
5. Bila sudah
memungkinkan lakukan
fisioterapi dada dan
latihan nafas dalam
6. Kolaborasi:
- Pemberian oksigen
- Laboratorium: Analisa
gas darah, darah lengkap
dll
- Pemberian obat sesuai
kebutuhan
2 Penurunan perfusi Perfusi serebral membaik 1. Pantau adanya tanda-
serebral b.d. adanya tanda penurunan perfusi
perdarahan, edema atau Kriteria hasil : serebral :GCS, memori,
oklusi pembuluh darah a. Tingkat kesadaran bahasa respon pupil dll
serebral membaik (GCS
meningkat) 2. Observasi tanda-tanda
b. fungsi kognitif, vital (tiap jam sesuai
memori dan motorik kondisi pasien
membaik
c. TIK normal 3. Pantau intake-output
d. Tanda-tanda vital cairan, balance tiap 24
stabil jam
e. Tidak ada tanda
perburukan neurologis 4. Pertahankan posisi
tirah baring pada posisi
anatomis atau posisi
kepala tempat tidur 15-30
derajat
5. Hindari valsava
maneuver seperti batuk,
mengejan dsb
6. Pertahankan ligkungan
yang nyaman
8. Kolaborasi:
- Beri ogsigen sesuai
indikasi
- Laboratorium: AGD,
gula darah dll
- Penberian terapi sesuai
advis
- CT scan kepala untuk
diagnosa dan monitoring
3 Gangguan mobilitas fisik Pasien mendemonstrasikan 1. Pantau tingkat
b.d. kerusakan mobilisasi aktif kemampuan mobilisasi
neuromuskuler,
Kriteria hasil : klien
kelemahan, hemiparese
a. Tidak ada kontraktur 2. Pantau kekuatan otot
atau foot drop 3. Rubah posisi tiap 2 jam
b. Kontraksi otot membaik
4. Pasang trochanter roll
c. Mobilisasi bertahap
pada daerah yang lemah
5. Lakukan ROM pasif
atau aktif sesuai
kemampuan dan jika
TTV stabil
6. Libatkan keluarga
dalam memobilisasi klien
7. Kolaborasi: fisioterapi
6. Libatkan keluarga
dalam melatih komunikasi
verbal pada pasien
8. Kolaborasi :
Pemeriksaan lab(Hb,
Albumin, BUN),
pemasangan NGT,
konsul ahli gizi
DAFTAR PUSTAKA
Wilkinson, Judith. (2007). Buku Saku Diagnosis Keperawatan, Edisi 7, Jakarata : EGC
http://andaners.wordpress.com/2009/01/06/asuhan-keperawatan-pada-klien-
stroke/
http://denfirman.blogspot.com/2009/09/cva-atau-stroke.html
http://hendrarisky.wordpress.com/2011/03/21/cerebro-vascular-accident-stroke/
http://kedokteranebook.blogspot.com/2010/04/sistem-peredaran-darah-otak.html
http://mhs.blog.ui.ac.id/fer50/2008/09/17/asuhan-keperawatan-pada-klien-
dengan-stroke/
http://ovistrong.blogspot.com/2010/06/komplikasi-stroke.html
http://puskesmas-oke.blogspot.com/2008/12/cerebral-vaskular-accident-cva.htm
http://rajawana.com/artikel/kesehatan/345-stroke.html
http://siswa.univpancasila.ac.id/chanieznarg/2010/11/10/cva-vs-stroke/
http://venomous12seven.wordpress.com/2010/04/01/fisiologi-otak-dan-isinya/
http://www.4lifesistemimun.com/ciri-ciri-gejala-penyakit-stroke-dan-pengobatan-
penyakit-stroke/
FORMAT PENGKAJIAN
B. RIWAYAT KELUARGA
Genogram:
Keterangan :
/ : Laki/Wanita
/ : Yang meninggal dunia
: Klien
: Hubungan perkawinan
: Tinggal serumah
C. RIWAYAT PEKERJAAN
Status pekerjaan saat ini :Tidak bekerja
Pekerjaan sebelumnya :Tani, Dukun pijat
Sumber-sumber :Dipenuhi oleh anak kandung dan menantunya
pendapatan dan kecu-
kupan thd kebutuhan
E. RIWAYAT REKREASI
Hobi / minat :Mendengarkan musik jawa
Keanggotaan organisasi :-
Liburan / perjalanan :-
Pengetahuan / pemahaman
dan pelaksanaan masalah
kesehatan :Keluarga klien pernah mengikuti penyuluhan kesehatan
tentang perawatan pasien stroke ketika klien MRS di rumah
sakit
I. OBAT-OBATAN
Nama :-
Dosis :-
Bagaimana / kapan :-
menggunakannya
J. ALERGI
Obat-obatan :-
Makanan :-
Kontak substansi :-
Faktor lingkungan :-
K. NUTRISI
Diet khusus, pembatasan :Makanan
makanan
Riwayat peningkatan atau : -
penurunan BB
Pola konsumsi makanan :Klien makan sehari 3 kali
Masalah yg mempengaruhi :Diet khusus yang membuat klien tidak nafsu makan
masukan makanan
M. TINJAUAN SISTEM
Keadaan umum :keadaan umum cukup/ baik
Tingkat kesadaran :compos mentis
GCS :456
TTV : TD:140/ 90 mmHg Nadi: 88x/mnt
RR: 20 x/mnt Suhu: 36,5°C
Integumen
Lesi / luka : ya tidak
Pruritus : ya tidak
Perubahan pigmentasi : ya tidak
Perubahan tekstur : ya tidak
Sering memar : ya tidak
Perubahan rambut : ya tidak
Perubahan kuku : ya tidak
Pemajanan lama : ya tidak
terhadap matahari
Hemopoetik
Perdarahan / memar : ya tidak
abnormal
Pembengkakan kelenjar : ya tidak
limfa
Anemia :ya tidak
Kepala
Sakit kepala : ya tidak
Trauma masa lalu : ya tidak
Pusing : ya tidak
Gatal pd kulit kepala : ya tidak
Mata
Perubahan penglihatan : ya tidak
Kacamata/lensa kontak : ya tidak
Nyeri : ya tidak
Air mata berlebihan : ya tidak
Pruritus : ya tidak
Bengkak sekitar mata : ya tidak
Kabur : ya tidak
Fotofobia : ya tidak
Riwayat infeksi : ya tidak
Konjungtiva : anemis tidak anemis
Sklera : ikterik tidak
Telinga
Perubahan pendengaran: ya tidak
Tinitus : ya tidak
Vertigo : ya tidak
Riwayat infeksi : ya tidak
Hidung dan sinus
Rinorhea : ya tidak
Epistaksis : ya tidak
Obstruksi : ya tidak
Nyeri pada sinus : ya tidak
Riwayat infeksi : ya tidak
Mulut dan tenggorokan
Sakit tenggorokan : ya tidak
Lesi / ulkus : ya tidak
Kesulitan menelan : ya tidak
Perdarahan gusi : ya tidak
Karies : ya tidak
Riwayat infeksi : ya tidak
Pola menggosok gigi : ya tidak
Leher
Kekakuaan : ya tidak
Nyeri/ nyeri tekan : ya tidak
Benjolan/ massa : ya tidak
Keterbatasan gerak : ya tidak
Pernapasan
Batuk : ya tidak
Sesak Nafas : ya tidak
Hemoptisis : ya tidak
Sputum : ya tidak
Asma/ alergi pernapasan : ya tidak
Suara Nafas : vesikuler bronkial bronko ves
Suara Nafas Tambahan : ronkhi wheezing
Kardiovaskular
Nyeri dada : ya tidak
Palpitasi : ya tidak
Sesak Nafas : ya tidak
Gastrointestinal
Nyeri ulu hati : ya tidak
Mual/ muntah : ya tidak
Hematemesis : ya tidak
Perubahan nafsu makan : ya tidak
Benjolan/ massa : ya tidak
Diare : ya tidak
Konstipasi : ya tidak
Melena : ya tidak
Hemoroid : ya tidak
Perdarahan rectum : ya tidak
Pola defekasi biasanya : ya tidak
Perkemihan
Frekuensi : ya tidak
Menetes : ya tidak
Hematuria : ya tidak
Poliuria : ya tidak
Nokturia : ya tidak
Inkontinensia : ya tidak
Nyeri saat berkemih : ya tidak
Batu infeksi : ya tidak
Muskuloskelektal
Nyeri persendian : □ Ya □ Tidak
Kekakuan : □ Ya □ Tidak
Pembengkakan sendi : □ Ya □ Tidak
Kram : □ Ya □ Tidak
Kelemahan otot : □ Ya □ Tidak
Masalah cara berjalan : □ Ya □ Tidak
System endokrin
Goiter : □ Ya □ Tidak
Polifagia : □ Ya □ Tidak
Polidipsi : □ Ya □ Tidak
Poliuria : □ Ya □ Tidak
N. STATUS FUNGSIONAL
Indeks Katz:
1. Mandi : Tergantung (klien mandi dengan bantuan)
2. Berpakaian : Tergantung (Klien berpakaian dan melepaskan pakaian
dengan bantuan)
3. Ke kamar kecil : Tergantung (klien keluar masuk kamar kecil, merapikan
baju, membersihkan organ ekskresi dengan bantuan anak/menantunya)
4. Berpindah : Mandiri( klien dapat duduk, berdiri tanpa bantuan)
5. Kontinen : Mandiri (Klien berkemih dan defekasi sendiri)
6. Makan : Mandiri (Klien makan sendiri tanpa bantuan)
O. STATUS KOGNITIF/AFEKTIF
Short Portable mental status questionare (SPMSQ):
Benar Salah Nomor Pertanyaan
1 Tanggal berapa hari ini?
2 Hari apa sekarang?
3 Apa nama tempat ini?
4 Dimana alamat anda?
5 Berapa umur anda?
6 Kapan anda lahir?
7 Siapa presiden Indonesia?
8 Siapa presiden Indonesia sebelumnya?
9 Siapa nama ibu anda?
10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap
angka baru secara menurun
Jumlah
Interpretasi: Total skor klien adalah 28, maka klien tidak mengalami
gangguan kognitif.
Interpretasi: total nilai klien adalah 3, maka klien tidak tidak ada/ minimal
depresi.
ANALISIS MASALAH
DO:
Ku cukup
Kes compos mentis
TTV:
TD : 140/90 mmHg
N: 88x/ menit
RR : 20 x/menit
Kekuatan otot 5 4
5 4
Potensi masalah untuk 3x1 Dapat dicegah dengan mengajak klien serta
dicegah: 1 3 keluarga untuk menggunakan fasilitas
Tinggi = 3 kesehatan yang ada dan terdekat
Cukup = 2
Rendah = 1
PENYUSUNAN POA
Diagnosa Tujuan
No Intervensi
Keperawatan Umum Khusus
EVALUASI
No Diagnose
Implementasi Evaluasi
. Keperawatan
1 Perubahan 1. Tentukan faktor yang berhubungan 1.Evaluasi struktur: Eva
perfusi jaringan dengan kedaan atau penyebab khusus Lansia mengikuti
serebral selama penurunan perfusi serebral dan tindakan intervensi
potensial terjadinya peningkatan TIK dengan baik
2. Observasi dan catat status neurologis 2. Evaluasi proses: Eva
sesering mungkin dan bandingkan Lansia antusias
dengan keadaan normalnya terhadap intervensi
3. Obervasi tanda-tanda vital yang dilakukan
4. Catat perubahan dalam penglihatan, 3.Evaluasi hasil: Eva
seperti adanya kebutaan, gangguan Lansia mengetahui
lapang pandang atau kedalaman penyebab terjadinya
persepsi pusing dan mempuyai
5. Kaji fungsi-fungsi yang lebih tinggi keinginan untuk selalu
seperti fungsi bicara memeriksaan kondisi
kesehatanya terutama
untuk tanda-tanda vital