Anda di halaman 1dari 24

BAB 8

Medium Access Control Sublayer

Permasalahan pada alokasi saluran

-Static Channel Allocation in LANs and MANs


-Dynamic Channel Allocation in LANs and MANs

Metropolitan Area Network (MAN) pada dasarnya merupakan versi LAN yang berukuran
lebih besar dan biasanya memakai teknologi yang sama dengan LAN. Di dalam jaringan
MAN hanya memiliki satu atau dua buah kabel yang fungsinya untuk mengatur paket
melalui kabel output.

Local Area Network (LAN) Jaringan ini digunakan untuk menghubungkan computer-
komputer pribadi dan workstation dalam suatu perusahaan yang menggunakan peralatan
secara bersama-sama dan saling bertukar informasi.

Pada bab ini hanya dijelaskan tentang saluran dinamis alokasi LANs dan MANs

8.1 Saluran Dinamis Alokasi LANs dan MANs

 Collision Assumption
 Continuous Time
 Slotted Time.
 Carrier Sense
 No Carrier Sense
 Station model
 Asumsi saluran tunggal

8.2 Multiple Access Protocol

Lapisan sub-Media Access Control (MAC) berfungsi untuk membuat frame dari bit 1 dan
0 yang diterima oleh lapisan physical serta memberikan hardware address ke suatu
network interface card. MAC address atau disebut juga hardware address terdiri dari dua
bagian, yaitu 3 byte untuk kode pabrik yang diberikan oleh IEEE dan 3 byte untuk nomor
serial unik. Semua peralatan aktif di LAN, baik network interface card computer, maupun
interface peralatan router dan switch menggunakan MAC address untuk memberikan
identitas dirinya di dalam jaringan computer. Lapisan MAC menggunakan Cyclic
Redundancy Cheksum (CRC) untuk menjaga keutuhan dalam pengiriman frame.

BAB 8 MEDIUM ACCESS CONTROL SUBLAYER 1


 ALOHA
 Carrier Sense Multiple Access Protocols
 Collision-Free Protocols
 Limited-Contention Protocols
 Wavelength Division Multiple Access Protocols
 Wireless LAN Protocols

ALOHA

Dengan ALOHA jika station memiliki sebuah frame untuk dikirim, maka frame itu
akan dikirim. Kemudian station akan mendengar beberapa waktu yang sama dengan
delay perambatan roundtrip maksimum yang mungkin terjadi pada jaringan (dua kali
waktu yang digunakan untuk mengirim sebuah frame diantara dua station yang
terpisah pada jarak terjauh), plus sedikit tambahan waktu tertentu. Bila station
mendapat balasan pada waktu itu, maka dia akan maka dia akan megirim frame lagi.
Bila station gagal menerima balasan setelah pengulangan transmisi, maka ia akan
menyerah. Station penerima menetapkan kebenaran frame yang datang dengancara
menentukan bidang frame-check-sequence. Bila frame valid, station segera
mengirimkan balasan. Frame dikatakan tidak valid berkenaan dengan derau pada
kanal atau karena station yang lain mentransmisikan frame kira-kira pada saat yang
sama.

Pada kasus berikutnya, dua frame saling bertabrakan satu sama lain pada receiver
sehingga keduanya tidak dapat diteruskan, hal ini disebut collision. Bila frame yang
diterima dianggap tidak valid, station penerima akan mengabaikan frame tersebut
begitu saja. ALOHA bisa tampak sederhana. Baik ALOHA maupun slotted ALOHA
menunjukkan fungsi yang tidak terlalu baik. Keduannya gagal mengambil
keuntungan dari salah satu sifat utama radio paket dan LAN dan biasanya penundaan
propagasi diantara station relative lebih kecil dibandingkan dengan waktu
pentransmisian frame.

Pure ALOHA

BAB 8 MEDIUM ACCESS CONTROL SUBLAYER 2


 Pada pure ALOHA, frame ditransmisikan pada waktu yang tidak ditentukan.

 Vulnerable period for the shaded frame.

CARRIER SENSE MULTIPLE ACCESS PROTOCOLS

CSMA

Suatu teknik kontrol akses media untuk media transmisi multiple access. Sebuah
stasiun yang ingin melakukan transmisi pertama-tama harus mengetahui kondisi
media dan baru bisa melakukan transmisi bila media dalam satu idle.

 Propagasi waktu sangat sedikit dibanding waktu transmisi


 Semua stasiun mengetahui bahwa suatu transmisi telah dimulai hampir
dengan seketika
 Pertama dengarkan untuk medium jelas bersih (pengangkut merasakan)

BAB 8 MEDIUM ACCESS CONTROL SUBLAYER 3


 Jika medium kosong, memancarkan
 Jika dua stasiun start pada saat yang bersamaan, terjadi benturan
 Nunggu waktu layak ( perjalanan pulang pergi ACK perkelahian lebih)
 Tidak ada ACK kemudian memancarkan kembali
 Max Pemanfaatan tergantung pada waktu propagasi ( panjangnya medium)
dan membingkai panjangnya
 Bingkai lebih panjang dan propagasi lebih pendek memberi pemanfaatan lebih
baik

Dengan CSMA, sebuah station yang ingin melakukan transmisi, pertama-tama


menentukan terlebih dahulu apakah station yang lain sedang menggunakan kanal.
Bila medianya sedang digunakan, station harus menunggu. Bila media tidak dalam
keadaan sibuk, barulah station bisa melakukan transmisi.yang akan terjadi adalah dua
station atau lebih akan berusaha melakukan transmisi pada saat yang sama. Bila hal
ini terjadi, maka muncullah collision, data dari kedua transmisi tersebut akan kacau
dan tidak bisa diterima dengan baik. Untuk menghindari hal ini, station menunggu
beberapa saat yang memungkinkan setelah melakukan transmisi agar mendapat
balasan. Bila tidak ada balasan, station mengasumsikan telah terjadi collision dan
harus dilakukan transmisi ulang.

Operasi CSMA/CD

CSMA meskipun lebih efisien dibanding ALOHA dan slotted ALOHA, masih
memiliki satu inefisiensi yang menyolok. Bila dua frame saling bertabrakan, media
menjadi tidak bisa digunakan selama durasi pentransmisian frame-frame yang
mengalami kerusakan. Untuk frame-frame yang panjang, yang dibandingkan dengan
waktu perambatan, jumlah kapasitas yang terbuang percuma bisa dipertimbangkan.
Kapasitas yang terbuang percuma ini bisa dikurangi jika station terus memperhatikan
media sembari melakukan transmisi. Hal ini membawa beberapa aturan untuk
CSMA/CD:

 Bila media dalam status tidak sibuk, lakukan transmisi, jika sibuk, langsung
ke tahap 2.
 bila media dalam keadaan sibuk, terus memperhatikan sampai kanal dalam
status tidak sibuk, kemudian lakukan transmisi.
 bila collision terdeteksi selama masa transisi, sinyal gangguan singkat
ditransmisikan untuk memastikan bahwa seluruh station mengetahui bahwa
telah terjadi collision dan transmisi berhenti.
 setelah mentransmisikan sinyal gangguan, menunggu beberapa waktu randm,
kemudian barulah berupaya melakukan transmisi lagi (mulai dari tahap 1
lagi).

Nonpersistent CSMA

1. Jika medium adalah kosong, memancarkan; cara lainnya, lanjut ke 2

BAB 8 MEDIUM ACCESS CONTROL SUBLAYER 4


2. Jika medium sibuk, menunggu sejumlah waktu gambaran dari distribusi
kemungkinan (penundaan transmisi kembali) dan ulangi 1.

 Keterlambatan acak mengurangi kemungkinan benturan


 Pertimbangkan dua stasiun menjadi siap untuk memancarkan pada waktu
sama
 Pada saat transmisi lain sedang dalam proses
 Jika kedua stasiun menunda waktu sama sebelum mengerjakan secara
beranting, keduanya akan mencoba untuk memancarkan pada waktu sama
 Kapasitas disia-siakan sebab medium akan tinggal kosong mengikuti akhir
transmisi
 Sekalipun satu atau lebih stasiun yang menunggu
 Nonpersistent Stasiun yang segan
 Dengan CSMA, benturan menduduki medium untuk jangka waktu
transmisi
 Stasiun mendengarkan ketika sedang memancarkan

3. Jika medium kosong, memancarkan, cara lainnya, ke langkah 2

4. Jika sibuk, mendengarkan untuk yang kosong, kemudian memancarkan

5. Jika benturan dideteksi, lompat kemudian berhenti bertransmisi

6. Setelah lompat, tunggu waktu acak kemudian dimulai dari langkah 1

Persistent and Nonpersistent CSMA

 Perbandingan pemanfaatan saluran yang menyangkut untuk berbagai


protokol akses acak.

BAB 8 MEDIUM ACCESS CONTROL SUBLAYER 5


CSMA dengan collession detection

Pengertian dari CSMA/CD adalah bahwa pertama kali komputer akan mencari
saat dimana tidak ada aktifitas sebelum mengirimkan sebuah paket.

 CSMA/CD dapat menempati salah satu dari 3 state : contention,


transmission, atau kosong.

Collision-Free Protocols

 The basic bit-map protocol

Limited-Contention Protocols

 Kemungkinan diperoleh untuk suatu saluran contetion yang simetris

BAB 8 MEDIUM ACCESS CONTROL SUBLAYER 6


Wavelength Division Multiple Access Protocols

 Wavelength division multiple access.

Wireless LAN Protocols

 A wireless LAN. (a) A transmitting. (b) B transmitting.

BAB 8 MEDIUM ACCESS CONTROL SUBLAYER 7


 The MACA protocol.
 A mengirim RTS(Request To Send) ke B.
 B merespon CTS(Clear To Send) ke A.

8.3 Ethernet

Pada awalnya, Ethernet didesin untuk dijalankan di atas kabel koaksial pada kecepatan
maksimum 10 MBps. Sekarang Ethernet beroperasi pada kabel koaksial thin-wide
(10base2) dan unshielded twisted-pair (UTP) telephone wiring (10baseT).

Ethernet adalah sebuah standard pengkoneksian antara komputer secara fisik dalam suatu
LAN dan sebuah protokol komunikasi yang memungkinkan komputer saling berbagi
data. Ada beberapa ciri ethernet yang digunakan dalam sebuah LAN yaitu:

 Standard jaringan yang paling banyak dipakai


 Sangat cocok untuk pemakaian bisnis
 Kompatibel dengan semua sistem operasi modern
 Membutuhkan hardware dan sistem pengkabelan khusus

Protokol Ethernet ini merupakan protocol LAN yang paling banyak dipakai karena
berkemampuan tinggi dengan biaya yang relatif murah. Ethernet pada mulanya
mendukung jaringan berkecepatan 10 Mbps, tetapi dengan makin meningkatnya arus lalu
lintas data jaringan LAN, diciptakan protocol Fast Ethernet yang berkecepatan 100 Mbps
dan Gigabit Ethernet yang berkecepatan 1000 Mbps.

Pada perkembangan berikutnya, muncul teknologi Switch Ethernet, untuk menghindari


problem tabrakan paket. Sebuah Switch Ethernet menggantikan pengkabelan hub.
Berikutnya adalah Fast Ethernet, yang membesarkan bandwidth LAN dari 10 MBps
menjadi 100 MBps. Ia menggunakan 2 standar: Gigabit 100Base-T (IEEE 802.3u) dan
Gigabit 100VG-AnyLAN (IEEE 803.12). Bila upgrade ke switch Ethernet dilakukan
tanpa perlu NIC baru dan pengkabelan, Fast Ethernet memerlukan NIC baru dan
mungkin juga pengkabelan baru.

Standar 100Base-T menggabungkan dua skema signaling yang dikenal sebagai 100Base-
4T dan 100Base-TX. 100Base-T mempunyai option protokol half-duplex yang beroperasi
di atas kabel 4 pasang (kategori 3, 4 atau 5 UTP), yang juga digunakan untuk 10Base-T,
shielded Twisted-pair (STP) dan fiber. Tiga pasang digunakan untuk transmisi data untuk
masing-masing arah, sedangkan pasangan keempat untuk perlindungan kolisi.

 Ethernet Cabling
 Manchester Encoding
 The Ethernet MAC Sublayer Protocol
 The Binary Exponential Backoff Algorithm
 Ethernet Performance
 Switched Ethernet
 Fast Ethernet

BAB 8 MEDIUM ACCESS CONTROL SUBLAYER 8


 Gigabit Ethernet
 IEEE 802.2: Logical Link Control
 Retrospective on Ethernet

8.3.1 Ethernet Cabling

 Jenis pemasangan kabel Ethernet pada umumnya.

 3 macam Ethernet cabling.

(a) 10Base5, (b) 10Base2, (c) 10Base-T.

Ethernet Cabling

BAB 8 MEDIUM ACCESS CONTROL SUBLAYER 9


 Cable topologies. (a) Linear, (b) Spine, (c) Tree, (d) Segmented.

Ethernet Cabling

 (a) Binary encoding


 (b) Manchester encoding
 (c) Differential Manchester encoding

8.3.2. Manchester Encoding

Suatu teknik pensinyalan digital dimana terdapat transisi di pertengahan setiap waktu bit.
1 ditandai dengan level tertinggi selama separuh waktu bit pertama; 0 ditandai dengan
level terendah selama separuh waktu bit pertama.

8.3.3 Ethernet MAC Sublayer Protocol

Switching hub bekerja pada Ethernet MAC (Media Access Control) sublayer. Setiap port
pada hub jenis ini dapat menjamin throughput nya tetap 10 Mbps. Karena jika pada hub
non switch, jika terdapat misalnya 8 port Ethernet, maka dalam hitungan mudahnya
setiap port akan hanya memperoleh 10 Mpbs / 8 port = 1,25 Mbps. Diagram hubungan
antara OSI dan IEEE 802 standar MAC = Media Access Control

 802.3 - CSMA/CD (Ethernet)


 802.4 - TOKEN BUS
 802.5 - TOKEN RING
 802.6 - DQDB MAN (Distributed Que Dual Bus Metropolitan Area Network)

Pada switch hub digunakan minimal sebuah CPU dan memory untuk melakukan packet
buffering. Sebuah switch mampu menerima semua paket data dalam koneksi yang ada

BAB 8 MEDIUM ACCESS CONTROL SUBLAYER 10


secara serentak. Kemudian paket data diteruskan hanya kepada alamat tujuan (destination
address).

Setiap paket berisi dua MAC layer address yaitu alamat pengirim (source) dan tujuan
(destination). Switch akan menyimpan dalam sebuah tabel MAC address yang digunakan
untuk mencocokan koneksi yang harus dilakukan. Penggunaan tabel ini juga untuk
menentukan kemana paket data harus dikirim. Jumlah tabel MAC address biasanya juga
terdapat dalam spesifikasi switch, yang dapat mencapai ribuan alamat.

 Frame formats. (a) DIX Ethernet, (b) IEEE 802.3.

8.3.4. Ethernet Performance

 Efisiensi Ethernet pada 10 Mbps dengan 512-bit slot waktu.

BAB 8 MEDIUM ACCESS CONTROL SUBLAYER 11


8.3.5. Switched Ethernet

 Suatu contoh sederhana dari switched Ethernet

8.3.6. Fast Ethernet

Fast Ethernet 100 Base T merupakan standard IEEE 802.3u. Teknologi ini menggunakan
prinsip 10 Base T dengan protocol CSMA/CD tetapi memiliki bit rate 100 Mbps.

 The original fast Ethernet cabling.

BAB 8 MEDIUM ACCESS CONTROL SUBLAYER 12


8.3.7. Gigabit Ethernet

(a) A two-station Ethernet.


(b) A multistation Ethernet.

 Gigabit Ethernet cabling.

8.3.8. IEEE 802.2: Logical Link Control

BAB 8 MEDIUM ACCESS CONTROL SUBLAYER 13


(a) Position of LLC.
(b) Protocol formats.

8.4. WIRELESS LANS

Wireless LAN (LAN tanpa kabel) adalah merupakan metode terbaru yang sedang
diperkembangkan dan makin popular karena instalasi LAN karena tidak memerlukan
distribusi kabel. Pada dasarnya, cara bekerja WLAN mirip dengan cara bekerja telpon
tanpa kabel (wireless phone), yaitu computer satu dengan lain berhubungan
menggunakan gelombang radio. Sebagai system pengamanan, WLAN biasanya
menggunakan peralatan yang dinamakan Access Point yang berfungsi mirip dengan hub
tempat computer berhubungan dengan perantaraan gelombang radio. Computer harus
memiliki Wireless Adapter untuk dapat berhubungan dengan Access point tersebut. Agar
semua computer berkomunikasi dengan WLAN yang sama, penggunaan Access Point
memungkinkan penggunaan Service Set Identification (SSID), yaitu semua computer
dikonfigurasikan memiliki SSID yang sama.

WLAN diatur oleh lembaga IEEE berdasarkan spesifikasi 802.11. Pada saat ini telah
tersedia tiga spesifikasi yang dapat anda pergunakan : 802.11a : menggunakan frekuensi
5 Ghz dengan kecepatan 54 Mbps. Ini adalah spesifikasi yang sedang popular. 802.11b :
menggunakan frekuensi 2.4 Ghz dengan kecepatan 11 Mbps. Ini adalah spesifikasi yang
pertama yang dipakai. 802.11g : menggunakan frekuensi 2.4 Ghz dengan kecepatan 54
Mbps. Ini adalah spesifikasi terakhir yang diperkenalkan oleh lembaga IEEE.

 The 802.11 Protocol Stack


 The 802.11 Physical Layer
 The 802.11 MAC Sublayer Protocol
 The 802.11 Frame Structure
 Services

8.4.1 Protocol Stack 802.11

 Bagian dari protocol stack. 802.11

BAB 8 MEDIUM ACCESS CONTROL SUBLAYER 14


8.4.2. The 802.11 MAC Sublayer Protocol

(a) The hidden station problem.


(b) The exposed station problem.

 The use of virtual channel sensing using CSMA/CA.

 A fragment burst.

BAB 8 MEDIUM ACCESS CONTROL SUBLAYER 15


 Interframe spacing in 802.11.

8.4.3 The 802.11 Frame Structure

 The 802.11 data frame.

8.4.4. Services

Kategori Service

 Jasa stasiun diterapkan di tiap-tiap stasiun 802.11

~Termasuk stasiun AP

 Jasa distribusi diperlihatkan antara BSSs

BAB 8 MEDIUM ACCESS CONTROL SUBLAYER 16


~Mungkin dapat di implementasikan di AP atau special-purpose device

 Tiga jasa digunakan untuk mengontrol akses dan kerahasiaan


 Enam jasa digunakan untuk membantu pengiriman MAC data units (MSDUs)
antar stasiun

~Blok data yang dilewati oleh pemakai MAC layer MAC ~Biasanya LLC PDU ~Jika
MSDU terlalu besar untuk MAC frame, akan dibagi dan dipancarkan secara urut setiap
frame

Distribusi Messages Di dalam suatu DS

 Distribusi adalah layanan utama yang digunakan oleh stasiun untuk menukar
MAC frame saat frame harus menyilang ke DS

~Dari stasiun dalam satu BSS ke stasiun di BSS yang lain ~Pengiriman pesan melalui DS
adalah di luar lingkup dari 802.11 ~Jika stasiun di BSS yang sama, melayani distribusi
secara logika melewati AP tunggal dari BSS itu ~Layanan pengintegrasian
memungkinkan perpindahan data antar stasiun pada 802.11 LAN dan satu pada 802.x
LAN yang terintegrasi

 Integrasi mengacu pada wired LAN secara phisik terhubung ke DS

~Stasiun mungkin secara logika terhubung ke 802.11 LAN via layanan integrasi

 Layanan pengintegrasian melindungi konversi media dan terjemahan alamat

Association Related Services

 Tujuan MAC layer memindahkan MSDUs antar kesatuan MAC


 Dipenuhi oleh layanan distribusi (DS)
 DS memerlukan informasi tentang stasiun di dalam ESS

~Diperlihatkan oleh layanan association-related ~Stasiun harus dihubungkan sebelum


berkomunikasi

 Tiga transisi jenis mobilitas didasarkan pada

~Tidak ada transisi: Keperluan atau perpindahan dalam jangkauan BSS tunggal ~BSS
transisi: Dari satu BSS ke yang lain di dalam ESS yang sama

Penempatan Stasiun

 DS harus mengetahui di mana stasiun tujuan adalah

~Identitas AP untuk pesan mana harus dikirimkan

BAB 8 MEDIUM ACCESS CONTROL SUBLAYER 17


~Stasiun harus memelihara asosiasi dengan AP di dalam BSS yang ada

~Asosiasi: Menetapkan asosiasi awal antara stasiun dan AP -Untuk membuat identitas
dan alamat yang diketahui -Stasiun harus menetapkan asosiasi dengan AP di dalam BSS
tertentu -AP kemudian mengkomunikasi informasi ke APs lain di dalam ESS

 Reassociation: Memindahkan asosiasi ke AP yang lain


 Disassociation: Dari salah satu stasiun atau AP yang asosiasinya diakhiri
 Diberikan sebelum stasiun meninggalkan ESS atau menutup

~MAC fasilitas manajemen melindungi dirinya sendiri melawan terhadap stasiun yang
menghilang tanpa pemberitahuan

8.5. Broadband Wireless


 Comparison of 802.11 and 802.16
 The 802.16 Protocol Stack
 The 802.16 Physical Layer
 The 802.16 MAC Sublayer Protocol
 The 802.16 Frame Structure

8.6. Bluetooth

Bluetooth adalah sebuah teknologi komunikasi wireless (tanpa kabel) yang beroperasi
dalam pita frekuensi 2,4 GHz unlicensed ISM (Industrial, Scientific and Medical) dengan
menggunakan sebuah frequency hopping tranceiver yang mampu menyediakan layanan
komunikasi data dan suara secara real-time antara host-host bluetooth dengan jarak
jangkauan layanan yang terbatas (sekitar 10 meter). Bluetooth sendiri dapat berupa card
yang bentuk dan fungsinya hampir sama dengan card yang digunakan untuk wireless
local area network (WLAN) dimana menggunakan frekuensi radio standar IEEE 802.11,
hanya saja pada bluetooth mempunyai jangkauan jarak layanan yang lebih pendek dan
kemampuan transfer data yang lebih rendah.

Pada dasarnya bluetooth diciptakan bukan hanya untuk menggantikan atau


menghilangkan penggunaan kabel didalam melakukan pertukaran informasi, tetapi juga
mampu menawarkan fitur yang baik untuk teknologi mobile wireless dengan biaya yang
relatif rendah, konsumsi daya yang rendah, interoperability yang menjanjikan, mudah
dalam pengoperasian dan mampu menyediakan layanan yang bermacam-macam.

Aplikasi dan Layanan

Protokol bluetooth menggunakan sebuah kombinasi antara circuit switching dan packet
switching. Bluetooth dapat mendukung sebuah kanal data asinkron, tiga kanal suara
sinkron simultan atau sebuah kanal dimana secara bersamaan mendukung layanan data
asinkron dan suara sinkron. Setiap kanal suara mendukung sebuah kanal suara sinkron 64
kb/s. Kanal asinkron dapat mendukung kecepatan maksimal 723,2 kb/s asimetris, dimana

BAB 8 MEDIUM ACCESS CONTROL SUBLAYER 18


untuk arah sebaliknya dapat mendukung sampai dengan kecepatan 57,6 kb/s. Sedangkan
untuk mode simetris dapat mendukung sampai dengan kecepatan 433,9 kb/s.

Sebuah perangkat yang memiliki teknologi wireless bluetooth akan mempunyai


kemampuan untuk melakukan pertukaran informasi dengan jarak jangkauan sampai
dengan 10 meter (~30 feet). Sistem bluetooth menyediakan layanan komunikasi point to
point maupun komunikasi point to multipoint. Diskripi Umum Sistem Bluetooth Sistem
bluetooth terdiri dari sebuah radio transceiver, baseband link controller dan sebuah link
manager. Baseband link controller menghubungkan perangkat keras radio ke base band
processing dan layer protokol fisik. Link manager melakukan aktivitas-aktivitas protokol
tingkat tinggi seperti melakukan link setup, autentikasi dan konfigurasi..

Protokol Bluetooth

Protokol-protokol bluetooth dimaksudkan untuk mempercepat pengembangan aplikasi-


aplikasi dengan menggunakan teknologi bluetooth. Layer-layer bawah pada stack
protokol bluetooth dirancang untuk menyediakan suatu dasar yang fleksibel untuk
pengembangan protokol yang lebih lanjut. Protokol-protokol yang lain seperti RFCOMM
diambil dari protokol-protokol yang sudah ada dan protokol ini hanya dimodifikasi
sedikit untuk disesuaikan dengan kepentingan bluetooth. Pada protokol-protokol layer
atas digunakan tanpa melakukan modifikasi. Dengan demikian, aplikasi-aplikasi yang
sudah ada dapat digunakan dengan teknologi bluetooth sehingga interoperability akan
lebih terjamin.

Stack protokol bluetooth dapat dibagi ke dalam empat layer sesuai dengan tujuannya.
Berikut protokol-protokol dalam layer-layer di dalam stack protokol bluetooth yang
tertera pada Tabel 1.

Tabel 1. Protokol-protokol dan layer-layer di stack protokol bluetooth (sumber :


Bluetooth SIG)

Protocol Layer Protocols in the stack Bluetooth Core Protocols Baseband, LMP, L2CAP,
SDP Cable Replacement Protocol RFCOMM Telephony Control Protocols TCS Binary,
AT-commands Adopted Protocols PPP, UDP/TCP/IP, OBEX, WAP, vCard, vCal, IrMC,
WAE

Keterangan yang lebih jelas mengenai protokol bluetooth tidak diuraikan pada tulisan ini.

Pengukuran Bluetooth

Pada dasarnya ada tiga aspek penting didalam melakukan pengukuran bluetooth yaitu
pengukuran RF (Radio Frequency), protokol dan profile. Pengukuran radio dilakukan
untuk menyediakan compatibility perangkat radio yang digunakan di dalam sistem dan
untuk menentukan kualitas sistem. Pengukuran radio dapat menggunakan perangkat alat
ukur RF standar seperti spectrum analyzer, transmitter analyzer, power meter, digital
signal generator dan bit-error-rate tester (BERT).

BAB 8 MEDIUM ACCESS CONTROL SUBLAYER 19


Fungsi Security

Bluetooth dirancang untuk memiliki fitur-fitur keamanan sehingga dapat digunakan


secara aman baik dalam lingkungan bisnis maupun rumah tangga. Fitur-fitur yang
disediakan bluetooth antara lain sebagai berikut:

 Enkripsi data.
 Autentikasi user
 Fast frekuensi-hopping (1600 hops/sec)
 Output power control

Fitur-fitur tersebut menyediakan fungsi-fungsi keamanan dari tingkat keamanan layer


fisik/ radio yaitu gangguan dari penyadapan sampai dengan tingkat keamanan layer yang
lebih tinggi seperti password dan PIN.

Bluetooth FHSS vs WLAN DSSS

Sebenarnya mengapa bluetooth lebih memilih metode FHSS (Frequency Hopping Spread
Spectrum) dibandingkan dengan DSSS (Direct Sequence Spread Spectrum). Alasan yang
membuat mengapa bluetooth tidak menggunakan DSSS antara lain sebagai berikut :

1. FHSS membutuhkan konsumsi daya dan kompleksitas yang lebih rendah dibandingkan
DSSS hal ini disebabkan karena DSSS menggunakan kecepatan chip (chip rate)
dibandingkan dengan kecepatan simbol (symbol rate) yang digunakan oleh FHSS,
sehingga cost yang dibutuhkan untuk menggunakan DSSS akan lebih tinggi.

2. FHSS menggunakan FSK dimana ketahanan terhadap gangguan noise relatif lebih
bagus dibandingkan dengan DSSS yang biasanya menggunakan QPSK ( untuk IEEE
802.11 2 Mbps) atau CCK ( IEEE 802.11b 11 Mbps).

Walaupun FHSS mempunyai jarak jangkauan dan transfer data yang lebih rendah
dibandingkan dengan DSSS tetapi untuk layanan dibawah 2 Mbps FHSS dapat
memberikan solusi cost-efektif yang lebih baik.

 Bluetooth Architecture
 Bluetooth Applications
 The Bluetooth Protocol Stack
 The Bluetooth Radio Layer
 The Bluetooth Baseband Layer
 The Bluetooth L2CAP Layer
 The Bluetooth Frame Structure

8.7. Data Link Layer Switching

BAB 8 MEDIUM ACCESS CONTROL SUBLAYER 20


Data link layer dibentuk berdasarkan kemampuan transmisi dari physical layer. Susunan
bit yang akan dikirim atau diterima dikumpulkan dalam kelompok yang disebut frame.
Awal dari frame di tandai dengan susunan bit khusus, sehingga frame tersusun dalam
susunan bit yang terdiri atas address-field, control field, data-field, dan error-control-
field, yang masing-masing memiliki fungsi tertentu. Address-field berisi alamat node
pengirim (source) dan penerima (destination). Control-field dipakai untuk menandai
adanya perbedaan jenis dari data-link-frame, termasuk frame data dan frame yang dipakai
untuk mengatur data-link-channel. Data-field berisi data asli yang dikirimkan bersama
dalam frame. Error-control-field dipakai untuk mendeteksi adanya pada data-link-frame.
Data-link-layer merupakan layer pertama yang terlihat memiliki perhatian kepada
pendeteksiaan error. Error-control-field umumnya berisi hasil pengecekan secara
hardware yang dipergunakan untuk mendeteksi adanya.

 Bridges from 802.x to 802.y


 Local Internetworking
 Spanning Tree Bridges
 Remote Bridges
 Repeaters, Hubs, Bridges, Switches, Routers, Gateways
 Virtual LANs

8.7.1. Bridge dari 802.x ke 802.y

Operation suatu LAN bridge dari 802.11 ke 802.3.

8.7.2 Local Internetworking

BAB 8 MEDIUM ACCESS CONTROL SUBLAYER 21


Konfigurasi menggunakan empat LAN dan dua bridge.

8.7.3. Spanning Tree Bridges

Dua parallel transparent bridges.

8.7.4. Remote Bridges

Remote bridges dapat digunakan untuk menghubungkan beberapa LAN yang mempunyai
jarak jauh.

8.7.5. Repeaters, Hubs, Bridges, Switches, Routers dan Gateways

BAB 8 MEDIUM ACCESS CONTROL SUBLAYER 22


Repeater pada dasarnya merupakan alat yang sederhana yang berfungsi untuk
memperbaiki dan memperkuat sinyal yang melewatinya.Repeater juga berfungsi untuk
memperbesar batasan panjang satu segmen.

Bridge adalah jenis perangkat antara yang menghubungkan dua jaringan yang protocol
lapisan fisiknya berbeda. Hal ini berarti komunikasi terjadi pada level MAC (lapisan data
link bagian bawah) yang serupa. Sebagai contoh adalah bridge untuk menghubungkan
IEEE 802.3 (Ethernet) dengan IEEE 802.4 (Token Bus).

Gateway digunakan untuk interkoneksi jaringan dimana masing-masing jaringan


memiliki arsitektur yang sangat berbeda. Gateway juga merupakan bentuk khusus dari
router yang digunakan untuk bertukar informasi dengan router lain yang berlainan cara
mengelola informasinya maupun cara pencarian jalannya.

Router adalah perangkat antara yang dapat digunakan untuk menghubungkan dua
jaringan local yang mempunyai protocol sama pada lapisan jaringan OSI sedangkan
protocol pada lapisan fisik dan data link berbeda.

(a) A hub. (b) A bridge. (c) a switch.

8.7.6. Virtual LAN

Switch dapat dikonfigurasi menjadi Virtual LAN (VLAN) yang bekerja seperti konsep
subnetting protocol TCP/IP, yaitu jaringan LAN dapat disegmentasi secara logika tanpa
harus menuruti lokasi fisik peralatan. Hal ini mempermudah pengaturan jaringan karena
jika ada perubahan dari lokasi personel karena perubahan organisasi misalnya, jaringan
dapat diatur tanpa harus memindahkan peralatan jaringan. Setiap port dari switch dapat
diterapkan menjadi anggota suatu VLAN. Port-port yang menjadi anggota suatu VLAN
dapat saling berkomunikasi langsung karena berada dalam broadcast domain yang sama.
Sedangkan port-port yang berada di luar VLAN tersebut atau anggota VLAN yang lain
tidak dapat saling berkomunikasi langsung karena VLAN tidak meneruskan broadcast.
Komunikasi antara VLAN dengan VLAN lain harus lewat router seperti juga antara LAN
dengan LAN yang terpisah. VLAN diatur oleh spesifikasi IEEE 802.1q.

BAB 8 MEDIUM ACCESS CONTROL SUBLAYER 23


Sebuah gedung dengan menggunakan perkabelan terpusat menggunakan hub dan switch

BAB 8 MEDIUM ACCESS CONTROL SUBLAYER 24

Anda mungkin juga menyukai