BAB 4 Pemeriksaan Refleks
BAB 4 Pemeriksaan Refleks
PENDAHULUAN
A. Judul Praktikum
Sistem Saraf
C. Tujuan Praktikum
Tujuan Instruksional Khusus
1. Mengetahui terjadinya mekanisme refleks
2. Mengetahui definisi pemeriksaan refleks
3. Melakukan prosedur pemeriksaan refleks fisiologis dan
patologis dengan benar
4. Menjelaskan parameter normal hasil pemeriksaan refleks
5. Melakukan interpretasi hasil pemeriksaan refleks fisiologis
D. Dasar Teori
Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak
yang terjadi tanpa disadari yaitu gerak reflex. Untuk terjadi gerak refleks,
maka dibutuhkan struktur sebagai berikut: organ sensorik (yang menerima
impuls), serabut saraf sensorik (yang menghantarkan impuls), sumsum
tulang belakang (serabut-serabut saraf penghubung menghantarkan
impuls), sel saraf motorik (menerima dan mengalihkan impuls), dan organ
motorik (yang melaksanakan gerakan). Gerak refleks merupakan bagian
dari mekanika pertahanan tubuh yang terjadi jauh lebih cepat dari gerak
sadar, misalnya menutup mata pada saat terkena debu, menarik kembali
tangan dari benda panas menyakitkan yang tersentuh tanpa sengaja. Gerak
refleks dapat dihambat oleh kemauan sadar; misalnya, bukan saja tidak
[Spirometri] Page 1
menarik tangan dari benda panas, bahkan dengan sengaja menyentuh
permukaan panas (Pearce, 2009).
Pusat syaraf manusia terdiri dari dua bagian: otak dan sumsum
tulang belakang. Masing-masing bagian ini akan menghantarkan impuls
dari kelompok bagian tubuh yang berbeda. Mekanisme gerak. Tubuh kita
memiliki bagian tubuh yang berfungsi sebagai penerima rangsang, yaitu
alat indera. Bagian tubuh ini disebut reseptor. Reseptor ini memiliki
syaraf-syaraf khusus yang bisa mendeteksi rangsangan tertentu. Misalnya:
rangsang cahaya pada mata , rangsang sentuhan, suhu, gesekan, rasa sakit
pada kulit , bau pada hidung, rasa pada lidah , suara pada telinga. Setelah
itu syaraf-syaraf yang disebut neuron reseptor ini akan mengirimkan sinyal
listrik menuju otak. Informasi ini akan diolah sesuai kehendak kita.
Kemudian otak akan mengirim respon menuju organ yang disebut efektor.
Efektor meliputi : otot, kelenjar, dll. Respon yang dikirim otak ini ada
yang dikirim secara otomatis, ada pula yang hanya dikirim bila kita
menghendakinya (Abim, 2010)
[Spirometri] Page 2
Medulla spinalis atau sumsum tulang belakang bermula pada
medulla oblongata, menjulur kea rah kaudal melalui foramen magnum,
dan berakhir diantara vertebrae lumbalis pertama dan kedua. Disini
medulla spinalis meruncing sebagai konus medularis, dan kemudian
sebuah sambungan tipis dari pia mater disebut filum terminale, yang
menembus kantung dura meter, bergerak menuju koksigis. Sumsum tulang
belakang berukuran panjang sekitar 45cm ini, pada bagian depannya
dibelah sebuah fisura anterior yang dalam, sementara bagian belakang
dibelah sebuah fisura yang sempit. Pada sumsum tulang belakang terdapat
dua penebalan, yaitu penebalan servikal dan penebalan lumbal. Dari
penebalan ini, pleksus-pleksus saraf bergerak guna melayani anggota
badan atas dan bawah dan fleksus dari daerah toraks membentuk saraf-
saraf interkostalis (Pearce, 2006).
[Spirometri] Page 3
Mekanisme gerak refleks merupakan suatu gerakan yang terjadi
secara tiba-tiba diluar kesadaran kita. Refleks fleksor, penarikan kembali
tangan secara refleks dari rangsangan yang berbahaya, merupakan suatu
reaksi perlindungan. Refleks ekstensor (polisinaps), rangsangan dari
reseptor perifer yang dimuali dari fleksi pada anggota badan yang juga
berkaitan dengan ekstensi anggota badan. Gerak refleks merupakan bagian
dari mekanisme pertahanan tubuh dan terjadi jauh lebih cepat dari gerak
sadar. Misalnya, menutup mata pada saat terkena debu. Untuk terjadinya
gerak refleks maka dibutuhkan struktur sebagai berikut : organ sensorik
yang menerima impuls misalnya kulit. Serabut saraf sensorik yang
menghantarkan impuls tersebut menuju sel-sel ganglion radiks posterior
dan selanjutnya serabut sel-sel akan melanjutkan impuls-impuls menuju
substansi pada kornu posterior medulla spinalis. Sumsum tulang belakang
menghubungkan antara impuls menuju kornu anterior medulla spinalis.
Sel saraf menerima impuls dan mengahntar impuls-impuls ini melalui
serabut motorik. Organ motorik melaksanakan rangsangan karena
dirangsang oleh impuls saraf motorik (Syaifuddin, 2009).
[Spirometri] Page 4
sampai ke perbatasan medulla oblongata dan medulla spinalis 2/3 bagian
dari serabut- serabut tadi mengadakan persilangan dengan pihak lainny
membentuk decussatio, pyramidium dan melanjutkan diri di dalam
funiculus lateralis medulla spinals sebagai tractus corticospinalis lateralis
(Buranda, 2008).
2. Cara Kerja
a. Reflek Fisiologis
1) Refleks Fisiologis Ekstremitas Atas
o Refleks Bisep
a) Pasienduduk di lantai
b) Lengan rileks, posisi antara fleksi dan
ekstensi dan sedikit pronasi, lengan
diletakkan di atas lengan pemeriksa
[Spirometri] Page 5
o Refleks Trisep
a) Pasien duduk dengan rileks
b) Lengan pasien diletakkan di atas lengan
pemeriksa
c) Pukullah tendo trisep melalui fosa
olekrani
o Refleks Brakhio Radialis
a) Posisi Pasien sama dengan pemeriksaan
refleks bisep
b) Pukullah tendo brakhioradialis pada
radius distal dengan palu refleks
o Refleks Periosteum radialis
a) Lengan bawah sedikit di fleksikan pada
sendi siku dan tangan sedikit
dipronasikan
b) Ketuk periosteum ujung distal os.
Radialis
o Refleks Periosteum ulnaris
a) Lengan bawah sedikit di fleksikan pada
siku, sikap tangan antara supinasi dan
pronasi
c) Tanganpemeriksamemegangpahapasien
[Spirometri] Page 6
d) Ketuk tendo patela dengan palu refleks
menggunakan tangan yang lain
b. Refleks Patologis
1) Refleks Hoffmann-tromer
a) Tangan pasein ditumpu oleh tangan
pemeriksa
b) Ujung jari tangan pemeriksa yang lain
disentilkan ke ujung jari tengah tangan
penderita
c) Hasil positif: fleksi jari yang lain dan
adduksi ibu jari.
2) Refleks Grasping
a) Gores palmar dengan telunjuk jari
pemeriksa diantara ibujari dan telunjuk.
b) Hasil positif: Maka timbul genggaman
dari jari penderita, menjepit jari
pemeriksa. Jika reflek ini ada maka
penderita dapat membebaskan jari
pemeriksa.
3) Reflek palmomental
Garukan pada telapak tangan pasien menyebabkan
kontraksi muskulus mentali ipsilateral. Reflek
patologis ini timbul akibat kerusakan lesi UMN di
atas inti saraf VII kontralateral.
4) Refleks nouting
Ketukan hammer pada tendo insertio m. Orbicularis
oris maka akan menimbulkan reflek menyusu.
Menggaruk bibir dengan tongue spatel akan timbul
[Spirometri] Page 7
reflek menyusu. Normal pada bayi, jika positif pada
dewasa akan menandakan lesi UMN bilateral
5) Mayer reflek
Fleksikan jari manis di sendi metacarpophalangeal,
secara halus normal akan timbul adduksi dan aposisi
dari ibu jari. Absennya respon ini menandakan lesi di
tractus pyramidalis.
6) Reflek babinski
Lakukan goresan pada telapak kaki dari arah tumit ke
arah jari melalui sisi lateral. Orang normal akan
memberikan resopn fleksi jari-jari dan penarikan
tungkai. Pada lesi UMN maka akan timbul respon
jempol kaki akan dorsofleksi, sedangkan jari-jari lain
akan menyebar atau membuka. Normal pada bayi
masih ada.
7) Reflek oppenheim
Lakukan goresan pada sepanjang tepi depan tulang
tibia dari atas ke bawah, dengan kedua jari telunjuk
dan tengah. Jika positif maka akan timbul reflek
seperti babinski.
8) Reflek gordon
Lakukan goresan atau memencet otot gastrocnemius,
jika positif maka akan timbul reflek seperti babinski.
9) Refleks chaefer
Lakukan pemencetan pada tendo achiles. Jika positif
maka akan timbul refflek seperti babinski.
[Spirometri] Page 8
10) Reflek caddock
Lakukan goresan sepanjang tepi lateral punggung kaki
di luar telapak kaki, dari tumit ke depan. Jika positif
maka akan timbul reflek seperti babinski.
[Spirometri] Page 9
BAB II
A. Hasil
Probandus 1
Nama : Henokh Aldebaran Ngili
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 19 tahun
Macam-macam Gerak refleks Keterangan
No.
gerak refleks Fleksi Ekstensi Monosinaps Polisinaps
1 Refleks Brakhio
√ - √ -
radialis
2 Refleks
Periosteum √ - √ -
radialis
3 Refleks
Periosteum √ - √ -
ulnaris
4 Refleks Biceps √ - √ -
5 Refleks Triceps √ - √ -
6 Refleks Patella √ - √ -
Probandus 2
Nama : Mego Triwasongo Sambona
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 19 tahun
Macam-macam Gerak refleks Keterangan
No.
gerak refleks Fleksi Ekstensi Monosinaps Polisinaps
1 Refleks Brakhio
- - √ -
radialis
2 Refleks - - √ -
[Spirometri] Page 10
Periosteum
radialis
3 Refleks
Periosteum - - √ -
ulnaris
4 Refleks Biceps √ - √ -
5 Refleks Triceps √ - √ -
6 Refleks Patella √ - √ -
B. Pembahasan
[Spirometri] Page 11
ulnaris lalu akanmenggerakkan m. fleksor ulnaris. Respon yang
terjadi berupa fleksi lengan bawah pada siku dan supinasi tangan.
Respon dari refleks periost ulnaris berupa pronasi tangan.
Jalannya impulss a r a f b e r a s a l d a r i p r o c e s s u s s t y l o i d e u s
r a d i a l i s m a s u k k e n . r a d i a l i s k e m u d i a n melanjutkan ke N.
cranialis 5-6 lalu masuk ke n. radialis lalu akan menggerakkan
m. brachioradialis
[Spirometri] Page 12
fosa olekrani normalnya menyebabkan kontraksi otot triseps dan
ekstensi siku.
[Spirometri] Page 13
Refleks babinski memiliki konsolidasi yaitu refleks
oppenheim, timbul akibat penggoresan di tulang tibia dari proksimal
ke distal, respon normalnya seperti refleks babinski. Selanjutnya
refleks gordon, dengan cara pemeriksaan dengan memencet otot
gastrocnemius, responnya normalnya sama seperti refleks babinski.
Kemudian ada juga refleks schaefer yang keluar jika dilakukan
pemencetan pada tendon achiles maka akan timbul efek seperti
babinski. Selain itu, refleks caddock yang dilakukan goresan pada tepi
lateral punggung kaki, efeknya sama seperti babinski.
C. Aplikasi Klinis
[Spirometri] Page 14
tekanan intrakranial, dari saraf kranial dijumpai pupil anisokor, refleks
cahaya (+) menurun pada mata kiri, mata kiri tidak bisa dibuka, dan
digerakkan. Sudut mulut kesan tertarik ke kiri. Hipertonus, kekuatan
motorik sulit dinilai kesan parese ke empat ekstremitas didapati
peninggian refleks biceps, APR/KPR. Refleks patologis Babinski kiri
dan kanan (+). (Silaban, 2010)
[Spirometri] Page 15
BAB III
KESIMPULAN
1. Mekanisme gerak refleks disebut juga lengkung refleks. Terdiri dari organ
reseptor, neuron aferen, area sentral di SSP (medulla spinalis) neuron eferen,
dan organ reseptor.
2. Refleks terdiri dari dua jenis yaitu Refleks fisiologis dan refleks patologis.
Refleks fisiologis adalah refleks yang harus terjadi pada orang normal.
Sementara refleks patologis adalah refleks yang terjadi pada orang abnormal.
3. Pemeriksaan refleks fisiologis terdiri dari pemeriksaan refleks bisep, trisep,
brakhioradialis, periosteum radialis, periosteum ulnaris, dan patella.
Sedangkan refleks patologis terdiri dari refleks hoffman tromer, refleks
grasping, refleks snouting, refleks babinski, refleks oppenheim, refleks
gordon, refleks schaefer, refleks caddock. Dimana terjadi konsolidasi refleks
babinski pada refleks oppenheim, gordon, schaefer, dan refleks caddock.
4. Pada probandus yang normal, refleks fisiologis berupa sebagai berikut:
a. Refleks Bisep berupa fleksi pada siku dan kontraksi bisep
b. Refleks Trisep berupa ekstensi siku dan kontraksi trisep disendi siku
c. Refleks Brakhioradialis berupa gerakan menyentak pada radius
d. Refleks Periosteum Radialis berupa fleksi lengan bawah dan supinasi
tangan
e. Refleks Periosteum Ulnaris berupa pronasi tangan
f. Refleks patella berupa kontraksi otot kuadrisep dan ekstensi lutut
[Spirometri] Page 16
c. Grasping refleks berupa menggenggam jari tangan pada orang yang
abnormal.
d. Refleks snouting berupa timbul respon refleks menyusu.
[Spirometri] Page 17
DAFTAR PUSTAKA
[Spirometri] Page 18