Anda di halaman 1dari 23

1

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Bayi dengan berat lahir rendah merupakan masalah kesehatan yang
sering dialami pada sebahagian mcasyarakat. Bayi Berat Lahir Rendah
( BBLR ) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari
2500 gram (Yulianti L, 2010).
Kejadian BBLR pada dasarnya berhubungan dengan kurangnya
pemenuhan nutrisi pada masa kehamilan ibu dan hal ini berhubungan
dengan banyak faktor dan lebih utama pada masalah perekonomian
keluarga sehingga pemenuhan kebutuhan komsumsi makanan pun kurang.
Namun kejadian BBLR juga dapat terjadi pada mereka yang status
perekonomiannya cukup, hal ini berkaitan dengan paritas, jarak kelahiran,
kadar hemoglobin dan pemanfaatan pelayanan antenatal. BBLR termasuk
faktor utama dalam peningkatan mortalitas dan morbilitas neonatus, bayi
dan anak serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupan
dimasa depan (bblr. co. id, online diakses 04 Juni 2011 ).
Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15 % dari
seluruh kelahiran didunia dengan batasan 33%-38% dan lebih sering
terjadi dinegara- Negara berkembang atau sosial ekonomi rendah. Data
statistik menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan dinegara- Negara
berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada
bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram ( depkes. go. Id, online
diakses 04 Juni 2011).
Menurut perkiraan World Health Organisation (WHO), pada tahun
1995 hampir semua ( 98 % ) dari 5 juta kematian neonatal di Negara
berkembang atau berpenghasilan rendah. Lebih dari 2/3 kematian adalah
BBLR yaitu berat badan lahir kurang dari 2500 gram.
Angka kematian bayi di Indonesia saat ini masih merupakan yang tertinggi
dibanding Negara-negara ASEAN lainnya. Angka kematian bayi di
2

Indonesia pada tahun 2008 berkisar 248 per 100.000 kelahiran hidup. Kita
bisa membandingkan dengan Malaysia yang tercatat angka kematian 41
bayi per 100.000 kelahiran hidup, Thailand sebanyak 44 lahir mati per
100.000 kelahiran hidup dan Philiphina 170 per 100.000 kelahiran hidup.
(Diakses tanggal 4 juni 2011 )
Angka kejadian BBLR di Indonesia sangat bervariasi antara satu
daerah dengan daerah lain, yaitu berkisar antara 9%-30%, hasil studi di 7
daerah Multicenter diperoleh angka BBLR dengan rentan 2,1%-17,2%,
Berdasarkan analisa nasional, Bayi prematur atau BBLR mempunyai masalah
menyusui karena refleks menghisapnya masih lemah. Berdasarkan estimasi
dari Survei Demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI, 2007). Angka
kejadian BBLR di Indonesia berkisar 9-30% bervariasi antara satu daerah
dengan daerah lain. BBLR masih merupakan masalah di seluruh dunia karena
merupakan penyebab kesakitan dan kematian pada masa bayi baru lahir,
Sebanyak 25% bayi baru lahir dengan BBLR meninggal dan 50% meninggal
saat bayi (Evariny, 2005).
Estimasi angka kematian neonatal

Berdasarkan SDKI 2012 19/1000 KH,Propinsi NTBmerupakan


propinsi dengan kematian neonatal yang cukup tinggidengan
estimasisebesar 33/1000 kelahiran hidup jauh dari target nasional,
denganpenyebab kematian terbanyak adalah BBLR.Prevalensi
BBLR di Propinsi NusaTenggara Barat sendiri tahun 2013 sebesar 12,5%
(Riskesdas,2013).Jumlah kasus BBLR di Propinsi NTB tahun 2013
sebanyak 3730 dengan kematian sebanyak 508 (13,6%) , jika dilihat dari
seluruh kematian neonatal yang ada di Propinsi NTB, BBLR merupakan
penyebab terbesar kematian neonatal. (Evariny, 2005).
3

Rencana strategi nasional Making Pregnancy Safer (MPS) Indonesia


2001-2010, dalam konteks rencana pembangunan kesehatan menuju Indonesia
sehat 2010, mempunyai visi “ Kehamilan dan persalinan di Indonesia
berlangsung aman dan bayi yang dilahirkan hidup sehat”. Sedangkan salah
satu misi MPS adalah mempromosikan kesehatan ibu dan bayi baru lahir.Perlu
adanya program kesehatan ibu dan bayi baru lahir (BBL) yang dapat
menurunkan AKB (Syafei, dikutip dari kompas 2010).Periode BBL (neonatal)
adalah masa 28 hari pertama kehidupan manusia. Pada masa ini terjadi proses
penyesuaian sistem tubuh bayi dari kehidupan intra uteri ke kehidupan ekstra
uteri. Masa ini adalah masa yang perlu mendapatkan perhatian karena pada
masa ini terdapat mortalitas paling tinggi. Penyebab kematian bayi ini adalah
berat badan lahir rendah, asfiksia, tetanus, infeksi dan masalah pemberian ASI
(Syafei, dikutip dari kompas 2010).

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mampu menerapkan asuhan kebidana pada By Ny. “S” dengan Bayi
Berat Badan Lahir Rendah dengan menggunakan pendokumentasian Soap.
2. Tujuan khusus
 Mampu melakukan pengkajian data subyektif asuhan kebidanan pada bayi Ny
”S”dengan BBLR.
 Mampu melakukan data obyektif asuhan kebidanan pada bayi Ny ”S”
BBLR.
 Mampu mengidentifikasi diagnosa atau analisaasuhan kebidanan pada bayi
Ny ”S” dengan BBLR.
 Mampu melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan masalah dan
kebutuhan pada bayi Ny ”S” dengan BBLR.
4

C. Manfaat
1. Bagi Rumah Sakit Kota Mataram
Dapat memberikan pelayanan yang komperehensif bagi pasien dan
menerapkan semboyan lebih baik mencegah daripada mengobati.
2. Bagi pendidikan
Dapat meningkatan bimbingan pada mahasiswa dalam memberikan
asuhan kebidanan pada Bayi Ny. “S” dengan Bayi Berat Badan Lahir
Rendah.
3. Bagi Mahasiswa
Dapat melakukan asuhan kebidanan pada Bayi Baru lahir perterm dengan
BBLR dan dapat meningkatkan keterampilan dalam Asuhan kebidanan
pada By Ny. “S” dengan Bayi Berat Badan Lahir Rendah.
5

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Asuhan Kebidanan Pada Bayi dengan lahir berat badan rendah


A. DEFINISI
BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gram
tanpa memandang masa kehamilan.Bayi yang berada dibawah persentil 10
dinamakan ringan untuk umur kehamilan. Dahulu neonates dengan berat badan
lahir kurang dari 2.500 gram atau sama dengan 2.500 gram disebut premature
(Atikah dan Cahyo, 2010 ; h.1 )
Pada tahun 1961 oleh WHO semua bayi yang baru lahir dengan berat lahir
kurang dari 2.500 gram disebut Low Birth Weight Infants (BBLR).
Sedangkan pada tahun 1970, kongres European perinatal medicine II yang
diadakan d london juga diusulkan definisi untuk mendapatkan keseragaman
tentang maturitas bayi lahir, yaitu sebagai berikut :
1. Bayi kurang bulan, adalah bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37
minggu (259)
2. Bayi cukup bulan, adalah bayi dengan masa kehamilan mulai 37 minggu
sampai 42 minggu (259- 293).
3. Bayi lebih bulan adalah bayi dengan masa kehamilan mulai 42 minggu atau
lebih (294 hari atau lebih).
BBLR sendiri dapat dibagi menjadi 2 golongan, bayi dengan berat badan
lahir sangat rendah (BBLSR) yaitu dengan berat lahir 1000-1500 gram dan berat
badan lahir amat sangat rendah (BBLASR) yaitu dengan berat lahir kurang 1000
gram. (Atikah dan Cahyo,2010;h.2)
Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan yang
belum cukup bulan (prematur) disamping itu juga disebabkan dismaturitas.
Artinya bayi baru lahir ( usia kehamilan 38 minggu ) tapi berat badan (BB)

5
6

lahirnya lebih kecil ketimbang masa kehamilannya yaitu tidak mencapai 2.500
gram. ( Atikah dan Cahyo, 2010 ; h.2)

B. Tanda Tanda BBLR


Menurut Atikah dan Cahyo (2010 ;h 3-4) Bayi yang lahir dengan berat badan
rendah mempunyai cirri-ciri :
1. Umur kehamilan sama dengan atau kurang dari 37 minggu
2. Berat badan sama dengan atau kurang dari 2.500 gram
3. Panjang badan sama dengan atau kurang dari 46cm, lingkar kepala sama
dengan atau kurang dari 33cm, lingkar dada sama dengan atau kurang dari
30 cm
4. Rambut lanugo masih banyak
5. Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang
6. Tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbunhannya
7. Tumit mengkilap, telapak kaki halus
8. Genetalia belum sempurna, labia minora belum tertutup oleh labiamayora,
klitoris menonjol (pada bayi perempuan). Testis belum turun ke dalam
skrotum, pigmentasi dan rugue pada skrotum kurang (pada bayi laki-laki)
9. Tonus otot lemah sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannya lemah
10. Fungsi syaraf yang belum atau tidak efektif dan tangisnya lemah
11. Jaringan kelenjar mammae masih kurang akibat pertumbuhan otot dan
jaringan lemak masih kurang
12. Verniks kaseosa tidak ada atau sedikit bila ada

C. Klasifikasi BBLR
Ada beberapa cara dalam mengkelompokan bayi BBLR , yaitu :
A. Menurut harapan hidupnya :
a) Bayi baru lahir rendah (BBLR) berat lahir 1500-2500
b) Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) berat lahir 100- 1500 gram
c) Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER) berat lahir kurang dari 1000
gram
7

B. Menurut masa gestasinya :


a) Prematuritas murni : masa gestasinya kurang dari 37 minggu an berat
badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi berat atau biasa
disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan (NKB-SMK)
b) Dismaturitas : bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan
seharusnya untuk masa gestasi itu. Berat bayi mengalami retardasi
pertumbuhan intrauterine dan merupakan bayi yang kecil untuk masa
kehamilannya (KMK)

D. ETIOLOGI
Faktor-Faktor yang mempengaruhi terjadinya BBLR
Menurut Atikah dan Cahyo (2010; h. 5-7 ) faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya BBLR yaitu :
1. Faktor ibu :
a) Penyakit :
Mengalami komplikasi kehamilan, seperti : anemia sel berat, perdarahan ante
partum, hipertensi, preeklamsia berat, eklamsia, infeksi selama kehamilan (infeksi
kandung kemih dan ginjal)menderita penyakit seperti malaria, infeksi menular
seksual, HIV/AIDS,malaria, TORCH
b) Ibu :
1. Angka kejdian prematuritas tertinggi adalah kehamilan pada usia<20
tahun atau lebih dari 35 tahun.
2. Kehamilan ganda (multi gravid)
3. Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek (kurang dari 1 tahun).
Mempunyai riwayat BBLR sebelumnya
a) Keadaan sosial ekonomi :
- Kejadian tertinggi terdapat pada golongan social ekonomi rendah
- Mengerjakan aktivitas fisik beberapa jam tanpa istirahat
- Keadaan gizi yang kurang baik
- Pengawasan antenatal yang kurang
b) Sebab lain :
8

- Ibu perokok
- Ibu peminum alcohol
- Ibu pecandu obat narkotik
- Penggunaan obat antimetabolik
2. Faktor janin :
a. Kelainan kromosom (trisomy autosomal)
b. Infeksi janin kronik (inklusi sitomrgali, rubella bawaan)
c. Disautonomia familial
d. Radiasi
e. Kehamilan ganda / kembar (gemeli)
f. Aplasia pankreas

C. Faktor plasenta :
a. Berat plasenta berkurang atau berongga keduanya (hidramnion)
b. Luas permukaan berkurang
c. Plasentitis vilus (bakteri, virus dan parasite)
d. Infark
e. Tumor (korioangioma, mola hidatidosa)
f. Plasenta yang lepas
g. Sindrom plasenta yang lepas
h. Sindrom transfusi bayi kembar (sindrom parabiotik)

D. Faktor lingkungan
a. Bertempat tinggal di dataran tinggi
b. Terkena radiasi
c. Terpapar zat beracun.
9

E. PATOFISIOLOGIS TERJADINYA BBLR


BBLR merupakan keadaan dimana bayi baru lahir mengalami berat badan
kurang dari normal. Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor yaitu dari ibu dan
janin sendiri seorang ibu yang memiliki kelainan pada fungsi organ dan system
peredaran darah akan menyebabkan sirkulasi ibu ke janin terganggu sehingga
akan mengakibatkan pasokan nutrisi, volume darah dan cairan dari ibu ke janin
akan sangat minim ini akan mengakibatkan pertumbuhan janin dalam rahim akan
terganggu dengan demikian akan , dan mengakibatkan berat badan bayi kurang
dari normal
Faktor janin sangat mempengaruhi kemungkinan berat badan lahir bayi
dimana jika ada gangguan pada fungsi plasenta, liquor amni, tali pusat dan fungsi
organ tubuh janin akan mengakibatkan penerimaan terhadap kebutuhan yang
diperoleh dari ibu tidak optimal sehingga mengakibatkan pertumbuhan dan
perkembangan organ menjadi terhambat yang akan mengakibatkan bayi lahir
dengan berat badan rendah. Selain itu juga bayi-bayi yang lahir pada usia
kehamilan preterm juga akan lahir dengan berat badan rendah.
F. PENATALAKSANAAN PADA BAYI BBLR
Menurut Atikah dan Cahyo (2010 ; h. 32-35 )
1. Mempertahankan suhu tubuh bayi
Bayi dengan berat badan lahir rendah, dirawat didalam inkubator.
Inkubator yang modern dilengkapi dengan alat pengatur suhu dan kelembabannya
agar bayi dapat mempertahankan suhu tubuhnya yang normal, alat oksigen yang
dapat diatur, serta kelengkapan lain untuk mengurangi kontaminasi bila inkubator
dibersihkan.
2. Pengaturan dan pengawasan intake nutrisi
Asi (Air Susu ibu) merupakan pilihan pertama jika bayi mampu
menghisap. ASI merupakan makanan yang paling utama, sehingga ASI adalah
pilihan yang harus didahulukan untuk diberikan.ASI juga dapat dikeluarkan dan
diberikan pada bayi yang tidak cukup menghisap. Bila faktor menghisapnya
kurang maka ASI dapat diperas dan diminumkan dengan sendok perlahan lahan
atau dengan memasang sonde ke lambung. Permulaan cairan yang diberikan
10

sekitar 200 cc/kgBB/hari. Jika ASI tidak ada atau tidak mencukupi khususnya
pada bayi BBLR dapat digunakan susu formula yang komposisinya mirip ASI
atau susu formula khusus bayi BBLR.
3. Pencegahan infeksi
Memberikan perlindungan terhadap bayi BBLR dari bahaya infeksi.Oleh
karena itu, bayi BBLR tidak boleh kontak dengan penderita infeksi dalam bentuk
apapun. Digunakan masker dan baju khusus dalam penanganan bayi, perawatan
luka tali pusat, perawatan mata, hidung, kulit, tindakan aseptik dan antiseptik alat-
alat yang digunakan, isolasi pasien, jumlah pasien dibatasi, rasio perawat pasien
ideal, mengatur kunjungan, menghindari perawatan yang terlalu lama, ,mencegah
timbulnya asfiksia dan pemberian antibiotik yang tepat.
4. Penimbangan berat badan
Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi atau nutrisi bayi dan
erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan berat badan
harus dilakukan dengan ketat.
5. Pemberian oksigen
Ekspansi paru yang buruk merupakan masalah serius bagi bayi preterm
BBLR, akibat tidak adanya alveoli dan surfaktan. Konsistensi O2 yang diberikan
sekiar 30-35 % dengan menggunakan head box, konsentrasi O2 jaringan retina
bayi yang dapat menimbulkan kebutaan.

6. Pengawasan jalan nafas


Bayi BBLR tidak dapat beradaptasi dengan asfiksia yang terjadi selama
proses kelahiran sehingga dapat lahir dengan asfiksia perinatal. Bayi BBLR
berisiko mengalami serangan apneu dan defisiensi surfakatan, sehingga tidak
dapat memperoleh oksigen yang cukup yang sebelumnya diperoleh dari
plasenta.Dalam kondisi seperti ini diperlukan pembersihan jalan nafas segera
setelah lahir (aspirasi lender), dibaringkan pada posisi miring, merangsang
pernapasan dengan menepuk atau menjenik tumit.
11

G. UPAYA PENCEGAHAN PADA BBLR


a. Melakukan ANC yang baik
b. Meningkatkan gizi masyarakat
c. Tingkat penerimaan gerakan KB
d. Anjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat, bila kehamilan mendekati aterm
atau istirahat baring bila terjadi keadaan yang menyimpang peraturann
normal kehamilan
e. Tingkat kerjasama dengan dukun beranak yang masih mendapat
kepercayaan masyarakat

B. Konsep Pendokumentasian SOAP


Manajemen kebidanan merupakan suatu metode atau bentuk
pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan.
Asuhan yang telah diberikan harus dicatat secara benar, jelas, singkat, logis
dalam suatu metode pendokumentasian.

Pendokumentasian yang benar adalah pendokumentasian yang dapat


mengkomunikasikan kepada orang lain mengenai asuhan yang telah
diberikan pada seorang klien, yang didalamnya tersirat proses berfikif yang
sistematis

seorang bidan dalam menghadapi seorang klien sesuai langkah-langkah


dalam proses menajemen kebidanan.

Menurut Hellen Varney, alur berfikir saat menghadapi klien meliputi


7 langkah. Untuk orang lain mengetahui apa yang telah dilakukan oleh
seorang bidan melalui proses berfikir sistematis, didokumentasikan dalam
bentuk SOAP yaitu :

S = SUBJEKTIF
12

Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui


anamnesa sebagai langkah I Varney.

O = OBJEKTIF

Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil


laboratorium, dan test diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus
untuk mendukung asuhan sebagai langkah I Varney

A = ANALISA

Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data


sumbektif dan data objektif dalam suatu identifikasi :

a. Diagnosa/masalah
b. Antisipasi diagnosa/masalah potensial
c. Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter,
konsultasi/kolaborasi dan atau rujukan sebagai langkah 2, 3, 4
Varney.
P = PENATALAKSANAAN

Menggambarkan pendokumentasian dari tindakan 1 dan evaluasi perencanaan


(E) berdasarkan Assesment sebagai langkah 5, 6, 7 Varney. Beberapa alasan
penggunaan SOAP dalam pendokumentasian :

1. Pembuatan grafik metode SOAP merupakan perkembangan informasi


yang sistematis yang mengorganisasi penemuan dan konklusi anda
menjadi suatu rencana.

2. Metode ini merupakan intisari dari proses pelaksanaan kebidanan untuk


tujuan mengadakan pendokumentasian asuhan.
13

BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “S” DENGAN


BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUANG NICU
RUMAH SAKIT KOTA MATARAM
TANGGAL 25 JULI 2018

I. PENGUMPULAN DATA / PENGKAJIAN


Hari/Tanggal : Rabu, 25 Juli 2018
Waktu : pukul 07.00 wita
Tempat : RSUD Kota Mataram ruang NICU
A. Data Subyektif
1. Identitas Bayi
Nama Bayi : Bayi Ny “S”
Tanggal/jam lahir : 25 Juli 2018 Pukul 05.15 wita
Umur : 2 jam
Anak ke : 2 (Dua)
Jenis kelamin : Perempuan

2. Identitas Orang Tua

Nama ibu : Ny “S” Nama bapak : Tn “A”


Umur : 30 tahun Umur : 33 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Sasak Suku : Sasak
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan :Swasta
Alamat : Kediri, sedayu Lombok barat

13
14

3. Keluhan utama
ibu mengatakan berat badan bayinya kecil .
4. Riwayat perjalan penyakit
Bayi lahir di RSUD kota Mataram langsung menangis dan ditangani
oleh bidan dan dibawa keruang NICU karena berat badan lahir
rendah dari dengan A-S 7-9.
5. Riwayat Kehamilan
- Hamil ke : Dua
- HPHT :26-12-2017
- HTP :23-08-2018
- Usia kehamilan :8 Bulan
- Masalah /penyulit :tidak ada
- Imunisasi :
TT1: pada tanggal 01-02-2018
TT2:pada tanggal 10-03-2018
6. Riwayat persalinan
Bayi lahir spontan di RSUD kota Mataram langsung menangis, warna
kemerahan, gerakan aktif, bayi sudah mendapatkan Vit K dan salep
mata .berat badan lahir 2100 gram, panjang badan 46 cm, lingkar
kepala 30 cm, lingkar dada 31cm, lila 9 cm dan ( A-S )7-9
15

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
a) Keadaan umum bayi : Baik
b) Kesadaran : Composmentis
c) Emosi : Stabil
d) Tanda vital :
Denyut jantung : 130x/menit
Suhu : 36,00C
Respirasi : 46 x/menit
e) Berat badan : 2100 gram
f) Panjang badan : 46 cm
g) Lingkar kepala : 30 cm
h) Lingkar dada : 31 cm
i) Lila : 9 cm

Penilaian APGAR SCORE

No Aspek yg 1 menit pertama Nilai 5 menit kedua Nilai


dinilai

1 Warna kulit Tubuh merah, ekstermitas biru 1 Seluruh tuubuh merah 2

2 Denyut > 100 x/menit 2 > 100 x/menit 2


jantung

3 Menangis Menangis 1 Menangis kuat 2

4 Tonus otot Tonus Otot Lemah 1 Tonus Otot Lemah 1

5 Pernafasan Tidak Teratur 2 Teratur 2

Jumlah 7 9

2. Pengkajian Fisik Neonatus


16

a. Kepala
1) Fontanel mayor teraba lunak dan berdenyut, batasnya tegas, datar
dan tidak menonjol/cekung.
2) Sutura sagitalis teraba tepat/rapat dan tidak terpisah/menjauh.
3) Pada kepala tidak terdapat caput Succedaneum atau cephal
hematoma.
b. Telinga
Telinga normal dimana hubungan antara telinga dengan mata dan
kepala simetris.
c. Mata
Bersih, tidak terdapat sekresi seperti pus dan tidak terdapat tanda-tanda
infeksi lain.
d. Hidung dan mulut
Hidung tidak terdapat obstruksi, dan tidak terdapat tanda-tanda infeksi
lain.
Mulut bibir tidak sumbing, warna merah,.
e. Leher
Tidak terdapat gumpalan atau sumbatan.
f. Toraks
Simetris, klavikula normal, putting susu agak menonjol, tidak ada
tarikan dinding dada saat bernafas.
g. Bahu, lengan dan tangan
Gerakan normal, jumlah jari normal.
h. System syaraf
Refleks kejut (+), refleks mencari (+), refleks menghisap (+), refleks
menelan (+), refleks menggenggam (+).
i. Abdomen
Bentuk simetris, tidak terdapat penonjolan sekitar tali pusat pada saat
menangis, perdarahan tali pusat tidak ada, tidak ada inflamasi, jumlah
pembuluh darah tiga, perut teraba lunak/lembek (saat tidak menangis),
tidak ada tonjolan.
17

j. Genetalia
Jenis kelamin perempuan, Terdapat Labia Mayora dan labia Minora,
Vagina Berlubang, Uretra Berlubang.
k. Tungkai dan kaki
Gerakan normal, kaku tidak pucat atau sianosis, jumlah jari-jari
lengkap,dan tampak normal.
l. Punggung dan anus
Tidak terdapat pembengkakan dan cekungan pada punggung, anus (+),
ada lubang anus, kelainan lain tidak ada.
m. Kulit
Warna merah/tidak pucat, tanda lahir tidak ada, terdapat verniks
kaseosa, dan tidak terdapat pembengkakan dan bercak-bercak hitam.
3. Pemeriksaan penunjang : tidak ada.

C. ASESSMENT/ ANALISA
A. Diagnosa
- . Diagnosa: BCBKMK dengan berat badan lahir rendah.
- Dasar : Keadaan umum baik dengan berat badan lahir 2100 gr.
- Masalah : BBLR
- Pada pemeriksaan tanda-tanda vital (suhu) diperoleh
suhu bayi 366 C
- Kebutuhan :
 Menjaga kehangatan bayi.
 Mengobervasi ada muntah .
 Menciptakan lingkungan aman dan nyaman
 Mengobsrvasi TTV : HR , Respirasi dan suhu .

Dasar :
Subyektif :
 Ibu mengatakan usia kehamilannya 8 bulan
18

 Lahir spontan di RSUD Kota Mataram ditolong oleh bidan


Obyektif :
 Keadaan umum bayi baik, BB: 2100 gr, PB: 46 cm, Lila : 9 cm,
Lika : 30 cm, Lida: 31 cm denyut jantung: 140 x/mnt, S: 36,6oC, R:
46x/menit

D. PELAKSANAAN ASUHAN
1. Memberitahu ibu bahwa bayinya dengan BB : 2100 gr, PB: 46cm, Lila :
9 cm, Lika : 30 cm, Lida: 31 cm, dan tidak terdapat kelainan-kelainan,
keadaan umum bayi baik.
2. Menjelaskan pada ibu untuk tetap mempertahankan kehangatan bayinya
dengan cara:
 Membungkus bayi dengan kain yang kering dan hangat, kepala bayi
ditutup karena permukaan kulit kepala paling besar dibandingkan
bagian tubuh lainnya, sehingga ditakutkan akan terjadi kehilangan
kehangatan yang dapat menyebabkan bayinya kedinginan
 Tidak membiarkan bayi berada di tempat terbuka yang terlalu dingin
atau terlalu panas, agar kondisi tubuh bayi tetap terjaga
 Tidak memandikan bayi sebelum berumur 12 jam
 Rawat bayi di ruang hangat dan waktu bayi dipindahkan ke tempat
lain juga bayi tetap hangat
3. Obsevasi ada muntah
4. Ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman.
5. Menjelaskan pada ibu bagaimana cara merawat bayinya agar tetap
bersih dan merawat tali pusat agar tidak terjadi infeksi yaitu:
 Perawatan bayi misalnya menyeka secara teratur, setiap pagi dan
sore dengan menggunakan air hangat, membersihkan rambut, setelah
mandi segera mengeringkan bayi dengan handuk, ibu bisa
memberikan minyak telon atau bedak dengan sapuan tipis. Ibu juga
harus mengganti popok bayi setiap kali basah dan mengganti
pakaian bayi
19

 Perawatan tali pusat: agar tidak terjadi infeksi, maka tali pusat bayi
harus tetap dijaga kekeringannya dan kebersihannya yaitu dengan
merawatnya 2x/hari. Sebelum membersihkan dan merawat tali pusat,
ibu harus mencuci tangan dulu dengan sabun, kemudian tali pusat
dibersihkan dengan air sabun, tidak perlu menggunakan obat merah,
bedak, abu serta kunyahan sirih dan lain-lainnya karena akan
menyebabkan tali pusat infeksi. Setiap kali kencing ibu harus segera
mengganti popok agar tidak terkena tali pusat.
6. Memberikan bayi injeksi vit. K 0,5 ml secara IM pada paha kiri dan
memberikan salep mata
7. Menjelaskan pada ibu tentang tanda-tanda bahaya pada bayi yaitu:
 Pernapasan sulit, sesak, ada retraksi/tarikan dinding dada bayi
terlihat merintih
 Bayi menggigil kedinginan atau sebaliknya badan bayi terasa panas
 Hisapan bayi saat menyusi lemah dan bayi muntah
 Tali pusat terlihat merah, bengkak, bernanah dan berbau busuk
 Bayi tidak kencing dalam 1 hari dan tinja lembek atau bercampur
darah
 Bayi kelihatan lemah, gerakan sedikit dan bayi mengalami kejang.
Apabila ibu mendapatkan salah satu dari tanda di atas maka segera
dibawa ke Petugas Kesehatan terdekat.
20

BAB IV
PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada By Ny.”S” dengan


Asuhan Bayi Baru Lahir Normal dengan berat rendah, maka tindakan yang
dilakukan yaitu memberikan perawatan bayi baru lahir normal dengan berat
rendah.
Penilaian Kesehatan Bayi, penilaian kesehatan bayi meliputi :
1. Menilai APGAR
Menilai apgar adalah cara praktis untuk menilai keadaan bayi baru
lahir. Nilai apgar merupakan alat penyaring untuk menentukan pertolongan
yang perlu segera dilakukan kepada bayi baru lahir. Nilai APGAR ditentukan
dengan menilai denyut jantung, pernafasan, ketegangan otot, warna kulit dan
respon terhadap rangsangan (refleks) yang diberi nilai nol, satu, dua.
2. Membebaskan Jalan Nafas
Bayi normal akan menangis spontan, segera setelah bayi lahir, maka
bayi tidak perlu dilakukan pengisapan lendir, cukup diusap dan dibersihkan
jalan nafasnya.
3. Pencegahan Kehilangan Panas
Bayi baru lahir dapat mengatur temperatur tubuhnya secara memadai,
dan dapat dengan cepat kedinginan jika kehilangan panas tidak segera
dicegah.Mekanisme kehilangan panas tubuh pada bayi baru lahir
4. Mulai pemberian IMD
Pastikan bahwa pemberian IMD dimulai dalam waktu 1 jam setelah
bayi lahir. Jika mungkin, anjurkan ibu untuk memeluk dan mencoba untuk
menyusukan bayinya segera setlah tali pusat diklem dan dipotong
berdukungan dan bantu ibu untuk menyusukan bayinya.
Pada asuhan kebidanan yang diberikan kepada By Ny.”S” di
Puskesmas Tanjung Karang yaitu pada saat bayi lahir langsung dilakukan
penilaian Apgar Score hasilnya 1 menit pertama nilainya 7 dan 5 menit
pertama nilainya 9. Kemudian bayi dikeringkan dan langsung dilakukan IMD

21
21

(Insiasi menyusu dini) diantara kedua payudara ibu, kemudian bayi dan ibu di
selimuti untuk mencegah terjadinya kehilangan panas pada tubuh bayi. Setelah
1 jam dilakukannya IMD dilakukan pengukuran antropometri pada bayi, BB:
2100 gram, Panjang Badan: 46 cm, Lika : 30 cm, Lida : 31 cm, Lila : 9 cm,
Anus (+) kelainan tidak ada, jenis kelamin Perempuan. Kemudian bayi
diberikan kepada ibu untuk di susui sesering mungkin.
Dari hasil pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa
pentalaksanaan antara teori dan praktik tidak terdapat kesenjangan serta telah
dapat ditangani dengan baik sampai dengan keadaan pasien baik.
22

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil observasi dan pembahasan yang dapatdilakukan maka dapat
disimpulkan bahwa :

 Mampu melakukan pengkajian Data Obyektif asuhan kebidanan pada Bayi


Ny ”S” dengan Berat Badan Lahir Rendah .
 Mampu melakukan Pengkajian Data Obyektif asuhan kebidanan pada Bayi
Ny ”S” dengan Berat Badan Lahir Rendah.
 Mampu mengidentifikasi diagnosa analisa asuhan kebidanan pada Bayi Ny
”S” dengan Berat Badan Lahir Rendah.
 Mampu melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan masalah dan
kebutuhan pada Bayi Ny ”S” dengan Berat Badan Lahir Rendah.
.
B. Saran
1. Bagi Rumah Sakit Kota Mataram
Dapat memberikan pelayanan yang komperehensif bagi pasien dan
menerapkan semboyan lebih baik mencegah daripada mengobati.
2. Bagi institut
 Diharapkan dapat meningkatan bimbingan pada mahasiswa dalam
memberikan asuhan kebidanan pada Bayi By Ny. “S” dengan Berat
Badan Lahir Rendah.
Bagi Mahasiswa
 Diharapkan dapat melakukan asuhan kebidanan pada Bayi Baru Lahir
Normal dan dapat meningkatkan keterampilan dalam Asuhan kebidanan
pada Bayi By Ny. “S” dengan Berat Badan Lahir Rendah.
.

24
23

Anda mungkin juga menyukai