Anda di halaman 1dari 6

KLINIK UTAMA

BERSALIN EXONERO TRIAGE

No. Dokumen No. Revisi Halaman


A. 1 . 26A 03 1/6

Tanggalterbit Ditetapkan

STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
1 Agustus 2022 dr. SDA. Soesbandoro, Sp.OG(K)
DirekturKlinik Utama BersalinExonero

Merupakan prosedur seleksi pasien yang masuk ke UGD untuk memperoleh


kategori kegawatdaruratan pasien dan prioritas Penanganan pasien rawat inap
PENGERTIAN yang masuk ke UGD yang merupakan kiriman dokter spesialis
Sebagai acuan agar petugas UGD mempunyai pedoman dalam menyeleksi
TUJUAN pasien sehingga diperoleh kategori pasien yang masuk ke UGD dan
memudahkan petugas jaga untuk memberi penanganan sesuai prioritas.

KEBIJAKAN

1. Pasien masuk ke UGD diterima oleh perawat dan dokter UGD.


2. Dokter jaga memeriksa kondisi pasien saat datang ke UGD, kemudian
menentukan kondisi pasien apakah termasuk pasien gawat darurat,darurat
tidak gawat atau pasien tidak gawat tidak darurat (false emergency)
dengan menggunakan TriageScore.
3. Bila triagescore > 4 langsung resusitasi dan bila triagescor e< 4 pasien
dikirim ke kamar tindakan bedah maupun non bedah sesuai dengan
kasusnya.

PROSEDUR TRIAGE SCORE


VARIABEL DEFINISI SCORE
Usaha Bernafas Normal 0
Inspeksi gerakan Dangkal 1
Dinding dada Retraksi Tidak 3
ada
Pengisisan Kapiler Segera <2 0
Penekanan Kuku Lambat >2 1
Membuka Mata Spontan 0
Berbicara atau menurut Terhadap suara 1
perintah Terhadap nyeri 2
Atau rangsangan nyeri tidak ada 3
Reaksi Verbal Baik 0
Kemampuan bercakap- Kacau 1
cakap Kata-kata tidak 2
Kalimat, Hanya Kata Sesuai 3
KLINIK UTAMA
BERSALIN EXONERO TRIAGE

No. Dokumen No. Revisi Halaman


A. 1 . 26A 03 2/6

Tanggalterbit Ditetapkan

STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
1 Agustus 2022 dr. SDA. Soesbandoro, Sp.OG(K)
DirekturKlinik Utama BersalinExonero

Suara Tidak dapat


Dipahami 4
Tidak Bereaksi
Reaksi Motorik Menurut 0
diperintah dengan kata- Perintah
kata Dengan 1
Perintah 2
Atau tarikan atau Fleksi Extensi 3
rangsangan nyeri

4. Pada pasien trauma, tingkat kegawatannya ditentukan dengan Crams


score. Bila Crams score < 6 langsung resusitasi dan apabila score > 6
dilakukan tindakan sesuai dengan prosedu bedah.
5. Penderita Gawat Darurat
Langsung diresusitasi bila :
a. Gagal nafas akut.
b. Henti nafas dan atau henti jantung.
c. Syok.
d. Cedera organ multipel.
e. Eklampsia.
f. Kejang.
Langsung ke ruang tindakan bedah :
a. Semua pasien trauma baik yang gawat darurat maupun yang darurat
tidak gawat.
b. Pasien non trauma seperti : obstruksi, corpusalienum, infeksi.
KLINIK UTAMA
BERSALIN EXONERO TRIAGE

No. Dokumen No. Revisi Halaman


A. 1 . 26A 03 3/6

Tanggalterbit Ditetapkan

STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
1 Agustus 2022 dr. SDA. Soesbandoro, Sp.OG(K)
DirekturKlinik Utama BersalinExonero

CRAMS SCORE

Langsung dikirim ke ruang kebidanan (VK) :


a. Inpartus pembukaan lengkap atau hampir lengkap.
b. Abortus.
c. Kasus patologis kebidanan :
 partus lama/ kasep.
 Antepartum bleeding.
 Ketuban pecah dini (KPD) lebih dari 24 jam atau dengan febris.
 Ruptur uteri.
 Tali pusat terkemuka / menumbung dengan bayi masih hidup.
 Inpartu letak lintang.
 Fetal distres.
 Inpartu letak sungsang dengan riwayat persalinan yang buruk.
 Preeklampsia berat.
 Inpartu dengan bekas sectiosecaria.
 Retentio plasenta.
 HPP.
KLINIK UTAMA
BERSALIN EXONERO TRIAGE

No. Dokumen No. Revisi Halaman


A. 1 . 26A 03 4/6

Tanggalterbit Ditetapkan

STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
1 Agustus 2022 dr. SDA. Soesbandoro, Sp.OG(K)
DirekturKlinik Utama BersalinExonero

 Inpartu dengan penyakit jantung.


d. Kehamilan Ektopik Terganggu.
e. Torsi kista.
f. Mola hidatidosa yang sudah ekspulsi
g. Sepsis oleh karena PID.
h. Menorrhagia, metrorhagia atau menometrorhagia.
i. Trauma alat genital wanita.

Ruang tindakan non bedah :


a. Langsung ditangani oleh dokter jaga dan segera dikonsultasikan ke
dokter Internis untuk kasus seperti :
a) Syok kardiogenik, IMA, gagal jantung akut, aritmia, maligna.
b) Gagal nafas akut, serangan asma, pneumothoraxs.
c) Koma hiperglikemia, koma hipoglikemia, krisis tiroid.
d) Gagal ginjal, kolik ginjal/ ureter, krisis hipertensi.
e) Melena, pankreatitis akut.
f) Keracunana akut.
g) Tifoid dengan intestinal bleeding, syok septic, malaria serebral.
h) DIC, Krisis leukemia.
b. Kasus gawat darurat yang memerlukan tindakan Neurologi :
a. Stroke baik Hemorrhagik maupun non Hemorrhagik.
b. Konvulsi misalnya status epileptikus.
c. Kasus gawat darurat yang memerlukan tindakan dari dokter
spesialis anak :
a. Hipertemia atau hipotermia.
b. Kejang atau konvulsi.
c. Gagal nafas akut.
d. Gagal Jantung.
e. Syok Hipovolemik/ syok anafilaktik.
f. Kkeracunan akut
g. Neonatologi :
Asfiksia, IRDS/ RDS, Apneu, Sianosis, Kejang, Persalinan dengan
kelainan (SC, VE, FE), Kelainan kongenital, Pasca bedah,
Hiperbilirubinemia.
d. Pasien gawat darurat di bidang HT :
a. Abses metoid, Tuli saraf mendadak, Abses septum Trauma nasal
terbuka
KLINIK UTAMA
BERSALIN EXONERO TRIAGE

No. Dokumen No. Revisi Halaman


A. 1 . 26A 03 5/6

Tanggalterbit Ditetapkan

STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
1 Agustus 2022 dr. SDA. Soesbandoro, Sp.OG(K)
DirekturKlinik Utama BersalinExonero

b. Trauma maksilofasial terbuka, Epistaksis berat Peritonsiler abses,


Retrofaringeal abses, Parafaringea abses, Benda asing di esofagus,
Aspirasi benda asing masuk di saluran nafas, Perdarahan pasca
tonsilektomi.
e. Kasus gawat darurat di bidang penyakit Mata
a. Sangat Gawat : Luka Bakar Kimia (Trauma Alkali, Asam) Oklusi
Arteri Retina Sentral.
b. Gawat : Trauma Tajam (Laserasi Kelopak Mata, Eros Kornea,
Laserasi/Ruptur Kornea atau Sclera), Trauma Tumpul (Edema
Palpebra atau hematoma, Hipema, Dislokasi lensa ke anterior, Ablasio
retina atau perdarahan badan kaca), Trauma Termis, Korpus Aleinum,
Infeksi akut pada mata, Glaukoma Kongestif akut.
f. Kasus Gawat Darurat di bidang Gigi dan Mulut
a. Trauma di daerah gigi dan mulut
b. Infeksi Odontogenis (mis. Plegmon dasar mulut)
c. Pembuatan atau pemasangan Obturator pada kasus kelainan kongenital
Palatoschisis pada bayi baru lahir.
g. Pada pasien-pasien yang memerlukan penanganan intensif, akan
dirawat di ICU dan dikonsulkan kepada ahli anestesi.
6. Pasien Gawat Tidak Darurat :
a. Pasien Bedah : Dilakukan tindakan dan terapi sesuai dengan pedoman
medis teknis sesuai dengan bidang spesialisasi terkait.
b. Pasien Non Bedah : Dilakukan tindakan dan terapi sesuai dengan
pedoman medis teknis sesuai dengan bidang spesialisasi terkait.
7. Pasien Tidak Gawat Tidak Darurat (False Emergency) :
Pasien yang tidak gawat dan tidak darurat baik bedah maupun non bedah
diberikan terapi oleh dokter jaga UGD ( selanjutnya dipulangkan. Bila
kasus masih meragukan dilakukan observasi terlebih dahulu, sedangkan
bila dibutuhkan perawatan lanjutan, pasien dapat dirawat inap.
8. Dalam keadaan bencana (disaster) maka penderita atau kort diseleksi
dengan cara sebagai berikut :
Kenali segera pasien yang berada dalam keadaan gawat daru dan yang
mengancam nyawa, kelompokkan pasien sesi tingkat kegawatannya
dengan label warna sebagai berikut :
a. Label merah
Pasien gawat darurat yang merupakan prioritas pertar pada
KLINIK UTAMA
BERSALIN EXONERO TRIAGE

No. Dokumen No. Revisi Halaman


A. 1 . 26A 03 6/6

Tanggalterbit Ditetapkan

STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
1 Agustus 2022 dr. SDA. Soesbandoro, Sp.OG(K)
DirekturKlinik Utama BersalinExonero

penanganan dan pertolongan diberikan segera pada saat ditemukan


atau saat pertama pasien diterima
b. Label kuning
Pasien darurat tidak gawat yang merupakan prioritas kedua
pertolongan diberikan setelah pasien dengan lab merah ditangani.
c. Label hijau
Penanganan seperti pelayanan biasa tidak perlu segera penanganan
dan pemindahan bersifat terakhir.
d. Label hitam
Pasien sudah meninggal dan dapat langsung dipindahkan ke ruang
jenazah.
Label warna tersebut ditulis di blangko rekam medis UGD dengan cara
mencentang kolom M, K, H, J, atau H.

M K HJ H
UNIT TERKAIT UGD, OK, VK, Unit Perawatan Intensif (ICU, NICU)

Anda mungkin juga menyukai