Anda di halaman 1dari 3

Gejala Periodontitis

Jika bakteri dan plak bertumpuk di akar gigi, maka metode root
Ada beberapa jenis periodontitis, namun yang paling umum planing diperlukan untuk membersihkan dan mencegah
adalah periodontitis akut yang mana sebagian penderitanya penumpukan bakteri dan karang gigi lebih lanjut, serta
adalah orang dewasa. Seseorang yang terkena periodontitis menghaluskan permukaan akar.
akan merasakan gejala-gejala, seperti:
Untuk kasus periodontitis yang berat, biasanya dokter akan
menerapkan prosedur operasi. Tindakan operasi yang dilakukan
 Nyeri saat mengunyah. dapat berupa operasi untuk mengurangi kantong atau celah
 Gusi bengkak dan berwarna merah atau keunguan. gusi, operasi untuk mencangkok jaringan lunak yang rusak
 Gusi terasa lunak jika disentuh. akibat periodontitis, operasi cangkok tulang untuk memperbaiki
tulang-tulang di sekitar akar gigi yang telah hancur, serta
 Penumpukan plak dan karang gigi pada gigi.
mencabut gigi yang terkena agar tidak semakin parah dan
 Mulut terasa tidak enak dan napas menjadi bau. menyerang daerah lain,.
 Penyusutan gusi, sehingga ukuran gigi terlihat lebih
tinggi dari biasanya.
 Keluarnya nanah pada bagian yang membatasi gigi Pencegahan Periodontitis
dan gusi.
 Jarak antara satu gigi dan gigi lainnya terasa Periodontitis bisa dicegah dengan cara menjaga kebersihan gigi
renggang. agar terbebas dari bakteri yang menyebabkannya. Gosoklah gigi
tiap selesai makan atau paling tidak 2 kali sehari, yaitu di waktu
 Gigi tanggal.
pagi hari dan malam hari menjelang tidur. Gunakan sikat gigi
yang lembut, dan ganti sikat gigi setelah dipakai selama 3-4
bulan. Jangan lupa untuk membersihkan sela-sela gigi
Penyebab Periodontitis menggunakan benang gigi. Selain rajin menyikat gigi, rutinlah
memeriksakan gigi ke dokter gigi tiap 6 bulan sekali
Periodontitis disebabkan oleh radang gusi yang tidak terobati.
Peradangan ini dipicu oleh penumpukan plak sehingga lambat PERIODONTITIS
laun membentuk karang gigi sebagai media
Periodontitis adalah inflamasi jaringan periodontal
berkembangbiaknya bakteri.
yang ditandai dengan migrasi epitel jungsional ke arah apikal,
Bakteri yang awalnya hanya mengiritasi bagian gusi di sekitar
kehilangan perlekatan tulang dan resorpsi tulang alveolar. Pada
gigi (gingiva), lambat laun menyebabkan terbentuknya celah
atau kantong pada gusi yang memisahkan antara jaringan gusi pemeriksaan klinis terdapat peningkatan kedalaman probing,
dengan gigi sehingga menyebabkan gigi mudah tanggal. Bakteri perdarahan saat probing (ditempat aktifnya penyakit) yang
tersebut akan menginfeksi lebih dalam lagi hingga merusak
jaringan dan tulang di dalam gusi. dilakukan dengan perlahan dan perubahan kontur fisiologis.
Dapat juga ditemukan kemerahan, pembengkakan gingiva dan
Selain radang gusi yang tidak terobati, terdapat beberapa
faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena biasanya tidak ada rasa sakit.
periodontitis. Di antanya adalah merokok, obesitas, kurang gizi, Periodontitis Kronis
konsumsi obat-obatan yang mengurangi produksi air liur,
perubahan hormon seperti saat menstruasi dan kehamilan, Periodontitis kronis merupakan penyakit dengan tipe
atau penyakit-penyakit tertentu, seperti diabetes dan leukemia. progresif yang lambat. Dengan adanya faktor sistemik, seperti
diabetes, perokok, atau stress, progres penyakit akan lebih cepat
karena faktor tersebut dapat merubah respon host terhadap
Diagnosis Periodontitis
akumulasi plak.
Diagnosis periodontitis dapat ditetapkan setelah melalui
Periodontitis kronis adalah hasil dari respon host pada
pemeriksaan gigi, termasuk memeriksa adanya perdarahan
akibat plak, serta mengukur kedalaman celah antara gusi agregasi bakteri di permukaan gigi. Mengakibatkan kerusakan
dengan gigi yang melebihi 4 mm. Sedangkan untuk mengetahui irreversibel pada jaringan perlekatan, yang menghasilkan
tingkat kerusakan tulang akibat periodontitis, dokter akan
menggunakan pemeriksaan foto Rontgen panoramik. pembentukan poket periodontal dan kehilangan tulang alveolar
pada akhirnya. Sementara gingivitis dikenal kondisi yang sangat
umum di antara anak-anak dan remaja, periodontitis jarang terjadi
Pengobatan Periodontitis
pada anak-anak dan remaja. Terjadinya periodontitis severe pada
Tujuan pengobatan periodontitis adalah mengurangi orang dewasa muda memiliki dampak buruk terhadap gigi mereka
peradangan, menghilangkan celah antara gusi dan gigi, serta
tapi dalam beberapa perawatan kasus penyakit periodontal dapat
mengatasi penyebab peradangan gusi tersebut. Jika
periodontitis belum parah, dokter biasanya akan meresepkan berhasil.Diagnosis periodontitis dan identifikasi individu yang
antibiotik minum atau topikal (berupa gel atau obat kumur) terkena kadang-kadang menjadi sulit karena tidak ada gejala yang
untuk menghilangkan bakteri penyebab infeksi. Selain
itu, scaling atau pembersihan karang gigi juga diperlukan guna dilaporkan. Oleh karena itu dianjurkan dokter harus memahami
menghilangkan karang gigi dan bakteri dari permukaan gigi kerentanan pasien pada periodontitis dengan mengevaluasi
atau bagian bawah gusi.
eksposur mereka terhadap faktor risiko yang terkait sehingga
deteksi dini dan manajemen yang tepat dapat dicapai. Kerusakan
periodontitis telah digambarkan sebagai konsekuensi dari terjadi inflamasi gingiva, tetapi kerusakan jaringan ringan dan
interaksi antara faktor genetik, lingkungan, mikroba dan faktor dapat kembali normal. Periodontitis merupakan respon inflamasi
host. kronis terhadap bakteri subgingiva, mengakibatkan kerusakan
Faktor Resiko Terjadinya Periodontitis Kronis jaringan periodontal
Periodontitis merupakan penyakit yang disebabkan irreversible sehingga dapat berakibat kehilangan gigi. Pada tahap
oleh beberapa faktor. Faktor utama terjadinya periodontitis perkembangan awal, keadaan periodontitis sering menunjukkan
adalah terdapatnya akumulasi plak pada gigi dan gingiva. Ada gejala yang tidak dirasakan oleh pasien. Periodontitis didiagnosis
beberapa faktor yang ikut berkontribusi dalam peningkatan resiko karena adanya kehilangan perlekatan antara gigi dan jaringan
terjadinya penyakit, antara lain: pendukung (kehilangan perlekatan klinis) ditunjukkan dengan
1. Faktor lokal. Akumulasi plak pada gigi dan gingiva pada adanya poket dan pada pemeriksaan radiografis terdapat
dentogingiva junction merupakan awal inisiasi agen pada penurunan tulang alveolar. Penyebab periodontitis adalah
etiologi periodontitis kronis. Bakteri biasanya memberikan multifaktor, karena adanya bakteri patogen yang berperan saja
efek lokal pada sel dan jaringan berupa inflamasi. tidak cukup menyebabkan terjadi kelainan. Respon imun dan
2. Faktor sistemik. Kebanyakan periodontitis kronis terjadi pada inflamasi pejamu terhadap mikroba merupakan hal yang juga
pasien yang memiliki penyakit sistemik yang mempengaruhi penting dalam perkembangan penyakit periodontal yang
keefektivan respon host. Diabetes merupakan contoh destruktif dan juga dipengaruhi oleh pola hidup, lingkungan dan
penyakit yang dapat meningkatkan keganasan penyakit ini. faktor genetik dari penderita.
3. Lingkungan dan perilaku merokok dapat meningkatkan Pada periodontitis, terdapat plak mikroba negative
keganasan penyakit ini. Pada perokok, terdapat lebih banyak gram yang berkolonisasi dalam sulkus gingiva (plak subgingiva)
kehilangan attachment dan tulang, lebih banyak furkasi dan dan memicu respon inflamasi kronis. Sejalan dengan bertambah
pendalaman poket. Stres juga dapat meningkatkan prevalensi matangnya plak, plak menjadi lebih patogen dan respon inflamasi
dan keganasan penyakit ini. pejamu berubah dari keadaan akut menjadi keadaan kronik.
4. Genetik. Biasanya kerusakan periodontal sering terjadi di Apabila kerusakan jaringan periodontal, akan ditandai dengan
dalam satu keluarga, ini kemungkinan menunjukkan adanya terdapatnya poket. Semakin dalamnya poket, semakin banyak
faktor genetik yang mempengaruhi periodontitis kronis ini. terdapatnya bakteri subgingiva yang matang. Hal ini dikarenakan
Karakteristik Umum Periodontitis Kronis poket yang dalam terlindungi dari pembersih mekanik
Karakteristik yang ditemukan pada pasien (penyikatan gigi) juga terdapat aliran cairan sulkus gingiva yang
periodontitis kronis yang belum ditangani meliputi akumulasi lebih konstan pada poket yang dalam dari pada poket yang
plak pada supragingiva dan subgingiva, inflamasi gingiva, diangkat.
pembentukan poket, kehilangan periodontal attachment, Klasifikasi Periodontitis Kronis
kehilangan tulang alveolar, dan kadang-kadang muncul supurasi. Klasifikasi periodontitis adalah sebagai berikut:
Pada pasien dengan oral hygiene yang buruk, gingiva 1. Periodontitis dewasa kronis
membengkak dan warnanya antara merah pucat hingga magenta. Tipe ini adalah tipe periodontitis yang berjalan lambat,
Hilangnya gingiva stippling dan adanya perubahan topografi pada terjadi pada 35 tahun keatas. Kehilangan tulang berkembang
permukaannya seperti menjadi tumpul dan rata (cratered papila). lambat dan didominasi oleh bentuk horizontal. Faktor
Pada banyak pasien karakteristik umum seringkali tidak etiologi utama adalah faktor lokal terutama bakteri gram
terdeteksi, dan inflamasi hanya terdeteksi dengan adanya negatif. Tidak ditemukan kelainan sel darah dan disertai
pendarahan pada gingiva sebagai respon dari pemeriksaan poket kehilangan tulang
periodontal. Kedalaman poket bervariasi, dan kehilangan tulang 2. Early Onset Periodontitis (EOP)
secara vertikal maupun horizontal dapat ditemukan. Kegoyangan a) Periodontitis prepubertas, Tipe ini adalah tipe yang terjadi
gigi terkadang muncul pada kasus yang lanjut dengan adanya setelah erupsi gigi sulung. Terjadi dalam bentuk yang
perluasan hilangnya attachment dan hilangnya tulang. terlokalisir dan menyeluruh. Tipe ini jarang terjadi dan
Periodontitis kronis dapat didiagnosis dengan terdeteksinya penyebarannya tidak begitu luas.
perubahan inflamasi kronis pada marginal gingiva, adanya poket b) Periodontitis juvenil (periodontosis), Localised Juvenil
periodontal dan hilangnya attachment secara klinis. Periodontitis (LJP) adalah penyakit peridontal yang muncul
Patogenesis Periodontitis Kronis pada masa pubertas. Gambaran klasik ditandai dengan
Penyakit periodontal yang disebabkan karena reaksi kehilangan tulang vertikal yang hebat pada molar pertama
inflamasi lokal terhadap infeksi bakteri gigi, dan tetap, dan mungkin pada insisif tetap. Biasanya, akumulasi
dimanifestasikan oleh rusaknya jaringan pendukung gigi. plak sedikit dan mungkin tidak terlihat atau hanya sedikit
Gingivitis merupakan bentuk dari penyakit periodontal dimana inflamasi yang terjadi. Predileksi penyakit lebih banyak pada
wanita dengan perbandingan wanita:pria 3:1. Bakteri yang 1. Pergerakan tepi gusi bebas ke arah koronal, seperti pada
terlibat pada tipe ini adalah Actinobacillus gingivitis
actinomycetemcomittans. Bakteri ini menghasilkan 2. Perpindahan epitel jungsional ke arah apikal, bagian
leukotoksin yang bersifat toksis terhadap leukosit, koronal epitel terlepas dari permukaan gigi; dan
kolagenase, endotoksin, dan faktor penghambat fibroblas. 3. Kombinasi keduanya.
Selain bentuk terlokalisir, juga terdapat bentuk menyeluruh Poket dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
yang mengenai seluruh gigi-geligi. 1. Poket gingiva (pseudopocket/poket semu) adalah pendalaman
c) Periodontitis yang berkembang cepat adalah penyakit yang sulkus gingiva sebagai akibat dari pembesaran gingiva.
biasanya dimulai sekitar masa pubertas hingga 35 tahun. Tidak terjadi migrasi epitel jungsional ke apikal atau resorpsi
Ditandai dengan resorbsi tulang alveolar yang hebat, puncak tulang alveolar
mengenai hampir seluruh gigi. Bentuk kehilangan yang 2. Poket supraboni adalah pendalaman sulkus gingiva disertai
terjadi vertikal atau horizontal, atau kedua-duanya. dengan kerusakan serabut gingiva di dekatnya, ligamen
Banyaknya kerusakan tulang nampaknya tidak berkaitan periodonsium, dan puncak tulang alveolar, yang dikaitkan
dengan banyaknya iritan lokal yang ada. Penyakit ini dengan migrasi epitel jungsional ke apikal. Dasar poket dan
dikaitkan dengan penyakit sistemik (seperti diabetes melitus, epitel jungsional lebih koronal dibandingkan puncak tulang
sindrom down, dan penyakit-penyakit lain), tetapi dapat juga alveolar. Poket supraboni dihubungkan dengan resorpsi
mengenai individu yang tidak memiliki penyakit sistemik. tulang horizontal, yaitu penurunan ketinggian puncak
Keadaan ini dibagi dalam dua subklas: alveolar keseluruhan, umumnya puncak tulang dan
a. Tipe A: terjadi antara umur 14-26 tahun. Ditandai dengan permukaan akar membentuk sudut siku-siku.
kehilangan tulang dan perlekatan epitel yang cepat dan 3. Poket infraboni adalah pendalaman sulkus gingiva dengan
menyeluruh. posisi dasar poket dan epitel jungsional terletak lebih ke
b. Tipe B: ditandai dengan kehilangan tulang dan perlekatan apikal dibandingkan puncak tulang alveolar. Poket infraboni
epitel yang cepat dan menyeluruh pada usia antara 26-35 dihubungkan dengan resorpsi tulang vertical (resorpsi tulang
tahun. angular), yaitu kehilangan tulang yang membentuk sudut
c. Nekrosis ulseratif gingivo-periodontitis (NUG-P) adalah tajam terhadap permukaan akar.
bentuk periodontitis yang biasanya terjadi setelah Mekanisme etiologi yang telah dikemukakan adalah:
episode berulang dari gingivitis ulseratif nekrosis akut 1. Adanya pembuluh darah yang besar pada satu sisi alveolus
dalam jangka waktu lama, yang tidak dirawat atau mungkin mempengaruhi pembentukan poket infraboni.
dirawat tetapi tidak tuntas. Pada tipe ini terjadi 2. Desakan makanan yang kuat ke daerah interproksimal dapat
kerusakan jaringan di interproksimal, membentuk lesi menyebabkan kerusakan unilateral pada perangkat
seperti kawah, baik pada jaringan lunak mapun tulang pendukung gigi dan rusaknya perlekatan epitel
alveolar. 3. Trauma pada jaringan periodontal dapat menyebabkan
3. Periodontitis yang berkaitan dengan penyakit sistemik kerusakan puncak ligamen periodonsium (trauma oklusi),
Pembentukan Poket Periodontitis Kronis yang jika sudah ada inflamasi, dapat mengakibatkan migrasi
Poket adalah pendalaman sulkus gingiva secara epitel jungsional ke arah daerah terjadinya kerusakan.
patologis karena penyakit periodontal. Poket periodontal 4. Plak yang terdapat di daerah apikal gigi-gigi berdekatan yang
mengandung debris terutama terdiri dari mikroorganisme dan maju dengan kecepatan berbeda-beda ke arah apikal dapat
produk-produknya (enzim, endotoksin, dan hasil metabolisme menyebabkan kerusakan tulang alveolar yang lebih cepat
lainnya), cairan gingiva, sisa makanan, mucin salivari, pada salah satu sisi dari dua gigi yang bersebelahan, sehingga
desquamasi sel epitelial, dan leukosit. Plak atau kalkulus biasanya menyebabkan resorpsi tulang yang berbentuk vertikal. Pada
menutupi permukaan gigi. Pendalaman sulkus dapat terjadi kehilangan tulang periodontal pada gigi berakar jamak,
karena tiga hal: terjadi masalah khusus ketika terlibatnya bifurkasi atau
trifurkasi.

Anda mungkin juga menyukai