Anda di halaman 1dari 5

Skenario ( Lesi Jinak )

Akhir akhir ini, RSGM menerima beberapa kasus rujukan yang punya tanda-tanda klinis
mengarah pada lesi jonak di daerah sekitar tulang rahang. Pemeriksaan jaringan lebih lanjut
dengan teknis pewarnaan menggunakan IHC terhadap sampel jaringan pada beberapa kasus ini
memeberikan informasi bahwa terdapat salah satu jaringan lesi yang memiliki peningkatan
jumlah ekspresi Ki67 DIBANDINGKAN DENGAN BEBERAPA JARINGAN LESI KASUS
LAINNYA, walaupun pada penampakan gambaran histologisnya tampak serupa. Berdasarkan
kasus ini, salah satu lesi tersebut secara klinis dimungkinkan pula menunjukan pertumbuhan
yang lebih progresif secara klinis apabila dibandingkan lesi lainnya.

1. Klarifikasi Istilah
 Symptoms : Gejala
 Benign lesion : Lesi jinak
 Histological : Ilmu mempelajari tentang jaringan secara mikroskopis
 IHC : Imunohistochemistry = metode untuk mengiditifikasi suat jaringan dengan ciri tertentu
 Ki67 : Protein marker/protein penanda
 Aggressive growth : Pertumbuhan yang cepat

2. Menetapkan permasalahan

1. Apa yang dimaksud dengan IHC ?


 IHC (Imunhistochemistry) adalah metode untuk mengiditifikasi suatu jaringan dengan ciri
tertentu serta metode kombinasi anatomi, imunologi, biokimia untuk menandakan suatu tumor.
Untuk mengidentifikasi, karakterisasi serta untuk diagnosis dan terapi pada tumor dan kanker.
Untuk mengukur derajat imunitas pada jaringan
 Benar, antigen sebagai marker proliferasi(kemampuan sel memperbanyak diri) yang menandakan
adanya tumor dan sel kanker.
 Cara kerja menggunakan monoclonal antibody liquid mouse akan menunjukan ekspresi pada
inti sel tumor dan jika ada sel tumor warnanya coklat.
 Tingkatan :
 Rendah : 20-50 %
 Sedang : 50-80 %
 Tinggi : Diatas 80 %
 Ki67 bisa memperkirakan perkembangan jaringan. Ki67 terdapat pada proses pembentukan sel
pada g1,S,g2 dan pada proses mitosis namun tidak terdapat pada tahap interfase.
2. Cara kerja IHC? (4)
 Preparasi sampel ; persiapan buat preparat dari jaringan yg masih segar. Fikasi jaringan,
pemotongan jaringan dengan mikrotom, blocking dr protein yg tdk spesifik lainnya.
 Labeling : Pemberian bahan2 untuk mewarnai preparat. Ada imunodeteksi, pemberian substrat
dan counterstaining.

3. Apakah jumlah ekspresi Ki67 menandakan suatu penyakit ?


 Pertumbuhan dimana sel sel yg blm matang tetapi sudah ada sel lain yang tumbuh yang
akhirnya menyebabkan penumpukan sel.
 Sel mendesak jaringan sehat sekitarnya. Sel tumor berkembang cepat dan berlipat ganda.
Pertumbuhan secara berkala dan terus menerus jika dibiarkan akan terus tumbuh dan terjadi
secara singkat

4. Apa etiologi lesi jinak di skenario tsb ? (1)


5. Pathogenesis dari kasus tsb ? (2)
 Dibagi 2 yaitu internal eksternal. Internal berhubungan herediter dan perumbuhan.
 Eksternal factor dari luar berupa trauma, konsumsi obat-obatan
 Kalau penyebabnya dihentikan, perkembangannya berhenti karena neuplasma tidak
berkembang . Bisa juga karena infeksi virus polyoma.
 Disebabkan oleh oral hygiene yang kurang.

6. Apakah ada cara lain untuk mendeteksi lesi jinak tsb selain IHC ? (5)
 Lesi jinak dari tumor jinak. Disebabkan iritasi, lalu terjadi penumpukan sel-sel normal tanpa
mutasi. Neuplasia tidak terasa sakit dan akan menjadi tumor ganas. Neuplasia menekan jaringan
sekitar, membentuk kapsul dari inti tumor tersebut.
7. Mengapa lesi pada kasus ini lebih progresif daripada lesi lainnya ?
 Karena kandungan Ki67 lebih tinggi menandakan bahwa lesi tersebut lebih agresif.
 Karena deteksi lesi di rahang dideteksinya lama dan tidak terlihat gejalanya kecuali dilakukan
pengecekan radiologis.
 Dibutuhkan rekonstruksi ulang tulang rahang.

8. Apa yang dimaksud dengan aggressive growth ?


 Dengan cara sederhana yaitu mengukur Jumlah mitosis.
 Dengan rontgen.
 Jika ada benjolan tetapi tidak sakit, kalau sudah membesar ada perubahan struktur dan seperti
pecahan telu
9. Ciri-ciri gambar histologi pada lesi jinak?
 Rahang membengkak karena ada cairan , karena ada lesi rahang jadi berlubang . Pada anak
dan remaja biasanya dikerok kalau pada orang dewasa biasanya cacat permanen dan dilakukan
rekonstruksi. Seperti bakso keras dan kenyal.

Kesimpulan

 Teknik ihc untuk mengetahui proliferasi sel dengan Ki67 warnanya akan menjadi coklat jika ada
sel tumor. Penyebabnya internal dan eksternal dan bisa juga diidentifikasi dengan rontgen,
melihat kondisi fisiologis dari pasien. Pertumbuhan agresif yaitu bertumbuhan secara cepat
terjadi dan terus menerus.

LO

1. Bagaimana histopatologi dari IHC ?


 Mengambil sampel dari tumor kemudian dipotong dengan ketebalan 4 mikrometer dengan
pewarnaan. Pewarnaan digunakan untuk menilai karakteristik tumor.
 Helimaktosilin diwarnai didalam nucleus kalo eosin di sitoplasma, karena murah , tahan lama
dan tidak merusak lingkungan.
 Ki67 ada di semua sel tapi jika terjadi di sel tumor akan meningkatkan terjadinya
proliferasi(pembelahan sel). Jika ekspresi Ki67 tinggi berarti tumor semakin ganas dan
sebaliknya.
 Detekesi dengan Ki67, antibody = sel kanker. Antibody dan antigen berikatan, selalu bereaksi
secara spesifik. Jaringan diambil lalu ditetesi antibody, jika bereaksi lalu berubah warna berarti
ada KI67. Pengumpulan indeks positif indek prsentase. 10 persen = lemah, 10-50 persen =
sedang, diatas 50 persen = kuat.
 Protein KI67 dideteksi saat fase aktif siklus sel yaitu g1 s g2 mitosis. Lebih aktif di fase G1
akhir. Saat fase G0 kekurangan KI67 jadinya KI67 digunakan sebagai marker prognostic tumor.
Dinyatakan di jaringan saat Ki67 berwarna coklat tua. Puncak keaktifan Ki67 pada saat fase M.
KI Tidak bisa dideteksi saat fase istirahat. Di setiap tahap siklus sel ada checkpoint, di
checkpoint tsb ada pengontrol. Dari G1 ke S ada sebuah pematangan seperti pada proses sintesis
. Pengontrol sel tumor tidak bisa membaca keabnormalan tersebut. Sel normal ada perputaran
dan penghambatan dan akan diagntikan sel baru. Pada sel tumor, pada saat sel tsb belum bisa
digantikan sdh terjadi penumpukan.
 Imunohistokimia untuk diagnosis untuk mendeteksi lesi ganas. Menganalisis hormone
antidiuretic. Ki67 bagus untuk mendeteksi kanker tapi kurang bagus untuk deteksi prognostik.
 Ki67 lebih baik dari PNCA. MCM 2 lebih baik dari Ki67, Ki67 aktif pd masa akhir fase G1
sedangkan pada MCM aktif pada awal G1, sudah mulai bisa mendeteksi sampai mitosis 2. Ki67
berpengaruh pada kecepatan mitosis sel. Ki67 lebih bisa mendeteksi tingkat keganasan tumor
tsb.
 Keganasan tumor berdasarkan hasil pewarnaannya.
 Metode KI67 lebih efektif untuk mewarnai jenis ameloblastoma fleksiform. Pengggunaan Ki67
untuk mendeteksi di jaringan yg mengandung P53(protein yang berperan untuk menjaga sel dr
kerusakan genetik) atau p21.
 Tumor ganas = ada beberapa jaringan yg tdk beraturan
 Lesi jinak = Bentuknya masih beraturan, masih ada warna merah muda
 HIER selama 20 menit dengan suhu tertentu untuk seluruh bahan2 untuk bahan IHC.Diinkubasi
di ruangan untuk hasil optimal.
 Penelitian pada kasus karsionma skuamosa oral, P16 di lesi dysplasia, Ki67 adalah prognosis
utama karsioma invansif. KI67 dibuktikan bisa menilai keagresifan sel tumor.
 Umur udah tua siklus sel menjadi lebih lama. Fase G0(fase dorman), mungkin lebih banyak
sel yang masuk ke fase dorman daripada ke G1.
 Dalam siklus sel orang nomal terjadi apoptis, sedangkan dalam kanker tdk mengenal apoptosis
jadi sel selalu hidup dan menjadi semakin ganas. Sel kanker bersifat asocial(tidak terkendali)
dan tidak bergantung pada sinyal2 dari luar. Sel kanker dapat menyerang ke jaringan lain
disebut tahap invasi.
 Pembelahan sel yaitu mitosis dan amitosis. Amitosis tidak ada pembelahan sel. Pada tumor
pembelahan selnya secara amitosis. Sedangkan pada sel normal secara mitosis.
 Ki67 bisa mendeteksi kekambuhan dan penanganan dan angka harapan hidup untuk.

IHC dapat dilakukan dengan 2 cara :


 Membuat preparat
 Labelling = pemberian bahan2 untuk pewarnaan preparat. Ada imunodeteksi, pemberian
subsrat dan counterstaining

Tipe ameloblastoma berdasarakan histologi.

 Folikuler = Ada saraf folikular dari sel tumor


 Fleksiform = Ada kehadiran sel tumor seperti pita yang tidak teratur dan berhubungan satu
sama lain
 Ancathomatous
 Sel granular
 Sel basal
Amelobalastoma dikategorikan jadi 3 :
 Sistik
 Solid
 Peripheral

Anda mungkin juga menyukai