Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga makalah

ini dapat selesai tepat pada waktunya. Tidak lupa saya juga mengucapkan terima kasih kepada

pihak – pihak yang sudah berkontribusi dalam menyelesaikan makalah ini.

Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman

bagi para pembaca, Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi

makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu saran

dan kritik yang membangun dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan suatu hal yang sangat penting didalam kehidupan kita. Tanpa

kesehatan manusia tidak akan bisa beraktivitas dan bekerja. Ada banyak cara yang dapat

dilakukan guna menjaga kesehatan baik fisik ataupun secara mental yang salah satunya adalah

menjaga pola hidup sehat, bahkan dengan melakukan terapi pengobatan tertentu.

Dengan adanya kesadaran masyarakat akan kesehatannya dan banyaknya jenis penyakit

serta mahalnya harga obat modern maka pengobatan, Ayurveda menjadi salah satu terapi

alternative yang dipilih untuk melengkapi terapi medis yang diberikan oleh dokter. Pengobatan

Ayurveda sendiri menggunakan bahan – bahan alami sehinggga bebas dari efek samping.

2.1 Definisi Ayurveda

Ayurveda berasal dari kata Sansekerta, ayur berarti kehidupan dan veda berarti

pengetahuan. Pengetahuan yang disusun secara sistematis dengan logika menjadi ilmu

pengetahuan. Ayurveda adalah Ilmu Pengetahuan tentang kehidupan.

Ayurveda adalah ilmu yang mencakup seluruh hidup, tubuh, pikiran dan jiwa kita.

Ayurveda didasarkan pada prinsip-prinsip ilmiah diagnosis dan pengobatan. Menurut

Ayurveda, kesehatan adalah kondisi seimbang dari tubuh, jiwa, pikiran dan lingkungan.

Ayurveda adalah penyembuhan dengan pendekatan tanaman obat, yang merupakan

metode unik yang holistik untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan melalui

tahapan: Pembersihan (cleansing), Peremajaan sel (rejuvenasi) dan Penyembuhan (managing

disease). (Ika Widya : 2013)

Tujuan mempraktikan Ayurveda adalah mencapai sehat secara holistic : sehat lahir, sehat

batin/psikologis, dan sehat spiritual dengan jalan meningkatkan kualitas hidup kita. Sehat
dicapai dengan mencapai keseimbangan, dan mengobati bila terjadi ketidakseimbangan.

(Chauhan Partap: 2010:30)

2.2 Konsep Dasar Ayurveda

Pada umumnya dalam pengobatan ayurveda penyebab penyakit karena tidak

seimbangnya unsur-unsur yang ada di dalam tubuh yang dikenal dengan unsur Tri Dhosa.

Tri dosha berasal dari kata Sangsekertha (India kuno), yang berakar dari kata Tri dan

Dosha. Tri artinya tiga dan Dosha yang asal katanya Dhus, Dhus berarti melemahkan, atau

merusak yang lain atau bisa juga diterjemahkan merusak keseimbangan dan keharmonisan

badan. Tubuh menjadi lemah akibat berubahnya atau rusaknya keseimbangan sehingga Raga

yang semula sehat menjadi sakit. Tri dosha terdiri dari: Vatta (angin atau udara atau

akasa), Pitta (Empedu atau panas atau teja) dan Kapha (Lendir atau air atau apah atau pertiwi).

Didalam tubuh yang sehat ketiga unsur ini selalu ada, yang sangat berperanan penting dalam

aktifitas tubuh, harus dalam keadaan sehat ataupun normal. Kalau keseimbangan ketiga

unsur Tri dosha ini selalu berada dalam keadaan seimbang. kalau terganggu oleh berbagai

sebab baik yang berasal dari badan diri sendiri maupun dari luar tubuh. Untuk

penyembuhannya agar tubuh kembali sehat harus mengembalikan keseimbangan ketiga unsur

tersebut seperti keadaan semula.

1. Vatta

Vata adalah kekuatan konseptual yang terdiri dari elemen eter (space) dan udara.Dibentuk dari

yang bersifat mirip udara, gas atau angin. Yang memiliki berepa cirri khas sebagai sifat seprti

ringan, kering, dingin, sejuk, sifatnya bergerak atau menggerakan. Angin atau udara ini sebagai

sumber energy (melalui gerak, napas) dan membantu pengeluaran ekskreta (berak, kencing,

keringat) serta penyalur rangsangan dalam saraf. Memiliki fungsi didalam

tubuh sebagai penerima rangsangan sensorik dan motorik dan membantu metabolism jaringan

serta mengatur fungsi hidup, termasuk janin. Kita bisa rasakan didalam tubuh bila
keadaan vata dalam tubuh tidak seimbang dengan ciri-ciri sebagai berikut: tubuh terasa

kemasukan angin, tidak dapat mempertahankan posisi tubuh dengan benar (sempoyongan),

kurang kreatif/gembira, terasa haus, terasa mengigil/, beberapa bagian tubuh gemetar/ tremor,

badan sakit atau meriang diseluruh tubuh terasa ada angin dingin, kulit terasa kasar, badan

terasa dingin, terasa pahit atau sepet dilidah, terasa ada pengkerutan (kulit, otot dan saraf), tidak

bergairah, nafsu bicara kurang, gerakan tubuh kurang terkendali. Penyebab penyakit pada vata

ini dikarenakan makan atau minum yang terlalu asam, aktivitas berlebihan/kelelahan, luka

parah, berhujan-hujanan, sering menahan keluarnya ekskreta (kencing, berak) atau bisa juga

terlalu lama duduk. Biasanya sakit ini sering muncul pada musin angin, hujan, dingin, dipagi

hari (menjelang pagi), menjelang malam, bahkan bisa setelah makan. Tempat yang

mendominasi vata pada usus besar, kandung kencing, panggul/persendiaan, telinga, tulang, dls.

Unsur vata ini adalah hal yang paling utama didalam tri dosha. Sistem kerjanya cepat dan

mandiri serta memiliki pengaruh yang kuat dibandingkan pitta dan kapha. Penyakit yang

ditimbulkan berupa penyakit sebaa atau dumelada (vatha): ini akan muncul bila bayu atau

angin (pada ruang / eter) dalam tubuh meningkat. Obatnya dari tanaman obat yang memiliki

rasa ambar, pada umumnya memiliki aneka warna bunga. Contoh ramuan untuk mengatasi

sakit karena angin (vata): Kulit (babakan) ranting dapdap dicampur dengan ketumbar bolong,

garam ireng, (uyah areng), cara membuatnya diulek atau dilumatkan lalu disaring untuk

diminum airnya setengah gelas 3x sehari.Sebaiknya juga punggung dikerok menggunakan

uang logam yang dibasahi minyak kelapa yang dicampur dengan perasan air jahe merah.

2. Pitta

Pitta adalah sebuah kekuatan yang diciptakan oleh interaksi dinamis antara air dan api. Pitta
Berfungsi sebagai pembakar atau mencerna atau bertugas mengontrol dan bertanggung jawab
terhadap semua metabolisme fisika-kimia didalam tubuh. Area kerjanya pada daerah
pencernaan, menyerap makanan, pada hati dan limfa sebagai pemberi warna makanan, pada
jantung pemberi keinginan dan kerinduan dan pada mata pemberi warna dan bentuk objek serta
pada kulit sebagai pemberi panas atau pelumas dari cahaya. Ditandai dengan ensim meningkat,
lapar, tubuh terasa ringan. Gangguan-ganggan unsur pada pitta ini biasanya akibat dari makan
tidak teratur, puasa, asam, asin, pedas, panas, banyak lemak, hasil permentasi tuak/arak/tape,
buah yang rasanya asam. Mengakibatkan suhu tubuh tidak setabil, kekuatan mencerna serta
metabolisme terganggu, kurang bergairah, bisa juga terasa terbakar pada organ tubuh, sakit
seperti diisap dan terasa panas. Penyakit karena panas (pitta): ini akan muncul bilateja atau agni
atau api atau panas dalam tubuh mendominasi. Obatnya bisa berupa ramuan yang memiliki
sifat tis (kapha) atau mendinginkan yaitu tanaman obat yang memiliki rasa pahit dan dan nyem,
Contoh ramuan: siapkan akar kliki jarak digerus halus lalu

diisi dengan sedikit asam ireng (lunak tanek), sedikit temutis, semua ramuan itu dilumatkan
untuk diambil airnya, lalu diminum sebagai loloh. Ampas atau sisa saringan bisa ditambah
dengan bawang merah dan sedikit adas untuk dipakai boreh disekitar bawah perut (sisikan), ini
sangat bagus untuk sakit anyang-anyangan atau kencing seret karena perut panas. Bisa juga
menggunakan resep lain berupa daun miana cemeng sekitar 15 lembar direbus lalu
ditambahkan dengan 1 sendok minyak kelapa tanusan lalu diminum 3x sehari. Ramuan lain
bisa juga kelapa gading muda (kuhud nyuh gading) dipotong ujungnya sampai ketemu airnya,
lalu dipanaskan / dipanggang pada bara api, setelah panas airnya dicampurkan dengan telor
ayam kampung lalu diminum dalam keadaan hangat-hangat, dagingnya kelapa muda tersebut
juga dimakan. Untuk boreh bisa dibikinkan dengan ramuan dari daun liligundi diulek pakai
lulur ditambah sedikit minyak kelapa lalu dipanaskan (didadah) untuk dipakai boreh atau lulur.
Atau bisa juga dengan memakai daun sembung dicampur dengan buah pisang batu, asam ireng
(lunak tanek), 2 iris isen (laos), semua bahan tersebut dilumatkan halus bisa tambahkan sedikit
air, diperas lalu diminum 3xsehari masing-masing satu glass.

3. Kapha
Kapha adalah mewakili konsep keseimbangan antara air dan bumi. Dibentuk dari zat cair
seperti air + mineral. Berfungsi sebagai cairan inter dan intra sellular didalam dan diluar sel.
Zat kapha ini dominan menempati pada rongga-rongga atau celah-celah tubuh seperti perut,
lambung, rongga dada, paru, tenggorokan, kepala, jantung, hidung, mulut, lendir, cairan tubuh,
cairan sendi. Pada rongga lambung bertugas membasahi atau merendam makanan sehingga
makanan mudah menjadi pasta. Pada otot membantu kontraksi otot tonus dalam
pergerakannya. Pada mulut atau lidah sebagai pengecap sad rasa (manis, masam, asin, pedas,
pahit dan sepet). Pada kepala sebagai alat pengindra, pengingat dan perasa. pada sendi bertugas
sebagai pemelihara pergerakan sendi serta pada kulit sebagai pelumas atau meminyaki kulit
agar kulit terlihat mulus (tidak kusam). Gangguan pada unsur kapha seperti badan terasa dingin
berair dan agak berat, kurang merasakan sakit atau saraf kurang peka, gatal-gatal pada kulit
dan terasa kurang berminyak, terasa kosong diperut atau kolon, sendi terasa lepas, pengeluaran
ekskresi berlebihan, reaksi suhu tubuh terhadap suhu lingkungan menurun, flue, bersin-bersin.
Biasanya penyakit ini dominan muncul pada pagi hari setelah matahari terbit, sore hari setelah
matahari terbenam. Penyakit yang ditimbulkan berupa penyakit nyem atau dingin (kapha): ini
akan muncul bila apah atau air didalam tubuh meningkat. Obatnya berupa bahan dari yang
bersifat panas atau hangat yaitu tanaman obat yang memiliki rasa manis dan asam, pada
umumnya dari tanaman obat yang memiliki bunga berwarna putih, kuning dan hijau. Biasanya
dibuat ramuan dengan bahan dari daun jinten (5 lembar), caranya cuci bersih daun jinten
tersebut, kemudian dihaluskan, setelah halus dimasukan (seduh) dengan 1/2 gelas air
panas,lengkuas yang sudah diiris-iris, 20 gram jahe yang telah diiris-iris, 2 batang serai, 10
butir cengkih, 6 butir kapulaga, dan gula aren secukupnya. Cara Pembuatan: rebus bahan
tersebut dengan 2 glas air hingga tersisa 1 glass, disaring, kemudian siap diminum selagi
hangat, 3 kali sehari. (Ika Widya : 2013)

3. Ringkasan artikel tentang korelasi radikal bebas pada gangguan mediasi dalam
ayurverda dengan referensi khusus
Berdasarkan artikel tentang korelasi radikal bebas pada gangguan mediasi dalam ayurverda
dengan referensi khusus dimana Artikel ini mencoba untuk mengkorelasikan konsep obat
terbaru saat ini, yaitu, Gratis Konsep radikal dengan konsep Agni dan Ama, dijelaskan dalam
Ayurveda dan dengan demikian membuka pemandangan pencarian pengobatan dari
penelitian Ayurvedic yang lebih baru, yang dapat membantu dalam pencegahan dan
perawatan Penyakit Mediasi Radikal Gratis.Beberapa tahun terakhir terlihat peningkatan
minat dalam peran oksidatif radikal bebaskerusakan pada penyakit manusia.
Radikal bebas terdiri dari atom atau molekul yang memilikielektron tidak berpasangan.
Konsekuensinyakecenderungan untuk memperoleh elektron dari yang lain zat membuatnya
sangat reaktif.
Demikian radikal bebas adalah spesies yang sangat reaktif berpotensi dalam mengoksidasi
biologis molekul termasuk protein, nukleat lipidasam dll. Namun, tidak semua oksigen
reaktifSpesies adalah radikal bebas. Beberapa radikal bebas penting yang dihasilkan ditubuh -
radikal superoksida, hidroksilradikal, & radikal oksida nitrat.
Radikal hidroksil sangat beracun tetapi pendek hidup. Sumber spesies reaktif ini adalah -
oksida xanthine, yang menghasilkan super oksida (mis. selama cedera reperfusi pada organ
iskemik), cycloxygenase dan lipoksigenase dalam sytosol, yang menghasilkan radikal
hidroksil dan peroksil. Dirangsang Neutrofil menghasilkan superoksida, sitokrom oksidase
terletak di mitokondria menghasilkan radikal superoksida selama metabolisme. Sumber
Gratis lainnya Radikal dalam tubuh adalah lisosom dan peroxisomes retikulum endoplasma
nuklir, membran plasma dan semua sel fagosit. Dengan demikian, dalam kondisi normal,
radikal bebas terus diproduksi sebagai perantara dalam metabolisme sel. Yang eksogen
sumber F.R. termasuk racun oksidan (mis. Doxorubicin), Oksidasi obat (mis. paracetamol),
radiasi pengion, Polusi lingkungan, asap rokok dan sinar matahari. Kebanyakan logam
transisi adalah promotor reaksi radikal bebas yang baik, yang paling penting adalah Ferous
(Besi) dan Tembaga. Karenanya, kelebihan zat besi bersifat sitotoksik dan bisa berakibat
fatal. Karena molekul-molekul ini dihasilkan di dalam sel-sel ini dan karenanya sangat reaktif
mereka bertindak in situ yaitu, sangat dekat dengan situs di mana, mereka dihasilkan dan
sebagian besar struktur di sekitarnya rentan. Radikal bebas menyerang ikatan rangkap di lipid
tak jenuh ganda dalam sel membrance menyebabkan peroksidasi lipid. Ini menyebabkan
hilangnya fluiditas dan integritas struktural membran, mengakibatkan hilangnya fungsi
membran dan akhirnya, kematian sel. Produk degradasi dapat merusak asam nukleat,
menyebabkan mutagenesis dan karsinogenesis. Mereka menyebabkan oksidasi enzim vital,
mengarah ke disfungsi, inaktivasi dan kerusakan protein struktural seperti kolagen dan
Elastin. Protein teroksidasi adalah terakumulasi dalam penuaan.
Radikal bebas menyebabkan depolimerisasi poli sakarida seperti hyaluronidase mengarah ke
disfungsi struktural dan fungsional. Kerusakan moitas karbohidrat seluler reseptor
menghasilkan hilangnya fungsi sel. Radikal bebas juga termasuk pemecahan untai DNA dan
modifikasi dasar. Demikian individu basa untai DNA dapat diubah memimpin
untuk mutagenesis dan karsinogenesis. Kerusakan oksidatif radikal bebas telah terjadi
ditemukan meningkat pada pasien dengan berbagai penyakit dan antioksidan alami
pertahanan telah ditemukan cacat di banyak penyakit yang sama. Radikal bebas
dilepaskan oleh proses penyakit, infeksi, trauma, racun, dll. mungkin merupakan faktor
sekunder dalam kelanjutan penyakit.
Beberapa penyakit di mana radikal bebas memainkan a peran penting, baik secara langsung
maupun tidak langsung adalah Rheumatoid Arthritis, dapatkan peradangan kelainan seperti
kolitis ulserativa, ikat penyakit jaringan, aterosklerosis, reperfusi penyakit cedera seperti
infark miokard, iskemia dan stroke serebral, Usus iskemia, nekrosis ginjal akut, kanker,
parkinson, Alzheimers demensia, diabetes mellitus dan proses Penuaan. Itu Implikasi dari
radikal bebas dengan penuaan bisa dibuktikan dengan akumulasi usia pigmen.Lipofuschin,
dengan Aging, yaitu terkait dengan peroksidasi lipid, suatu hasil kerusakan lipid oleh radikal
bebas. Antioksidan adalah penyakit, yang kehadiran dalam konsentrasi yang relatif rendah
secara signifikan menghambat atau memperlambat laju oksidasi zat teroksidasi. Tubuh
manusia memiliki antioksidan sendiri pertahanan untuk melindungi dari bahaya efek stres
oksidatif yang diberikan secara gratis radikal. Yang utama adalah intraseluler dan antioksidan
ekstraseluler. Itu antioksidan intraseluler termasuk enzim seperti - Mangnese yang
mengandung superoksida Dismutase (SOD), katalase, selenium menghubungi Glutathione
peroxidage (GSH) dan Glutathione reductase; biologis antioksidan antioksidan seperti alpha
Tokoferol dan asam askorbat, yang menahan reaksi berantai peroksidasi lipid.
Antioksidan ekstraseluler termasuk -transferrin & Lactoferrin (Pengikat besi protein),
ceruloplasmin (mengandung tembaga enzim), Albumin & Haptoglobin - Kompleks
Haemopexin, yang mencegah kemungkinan peroksidasi lipid. Konsep Agni dan Ama
Konsep 'Agni' dalam Ayurveda in a pendekatan unik untuk pemahaman fisiologi pencernaan
dan metabolisme. 'Agni' berasal dari tatva 'tejas' dari pancamahabhuta. Karena itu, ini sangat
erat selaras dengan entitas pitta dosa. Itu Klasik Ayurvedic pada dasarnya menggambarkan
tiga belas jenis 'Agni-vyapara' sedikit perspektif yang beragam, tetapi untuk semua praktis
tujuan, seluruh fenomena bisa
diidentifikasi pada level berikut-
1. Tejas Tatva dari pancamahabhutas
2. Pitta Dosa dari Tridose - aktif pada usia lima tahun level –pacak, Ranjaka,
Bhrajaka,Alocaka dan sadhaka.
3. Jatharagni atau pacakagni - Bertindak pada saat itu tingkat GIT.
4. Pacakamsas - Yang pada dasarnya adalah tetapi konstituen pacakagni secara
fungsional terletak di tujuh Dhatus.
5. Sapta Dhatwagnis - Bertanggung jawab atas metabolisme jaringan spesifik.
6. Panca Bhutagnis - Bertanggung jawab untuk metabolisme pada tingkat molekuler
yaitu pada tingkat Bhuta.
Ada istilah 'Ama', yang secara harfiah berarti belum matang atau belum matang atau
belum terbentuk sempurna disebut dalam pengobatan Ayurvedic sebagai faktor-faktor
yang muncu l atau peristiwa yang mengikuti sebagai konsekuensi dari fungsi hypo Agni.
Jadi 'Ama' adalah produk yang salah pencernaan dan metabolisme yang dihasilkan karena
'Mandagni' yaitu fungsi hypo dari 'Biofire'. Ia memiliki sifat-sifat Visa atau racun atau zat
beracun dan bertanggung jawab untuk berbagai lokal dan gangguan sistemik.
Menggambarkan Amavisa sebagai kondisi racun serius yang sebanding dengan keadaan
akut keracunan, Vagbhat, mengamati, bahwa itu adalah racun yang intensif dan dapat
membahayakan hidup dan sebagai garis pengobatan Ama dan visa adalah jenis yang
berlawanan, the mantan harus diperlakukan sebagai salah satu yang fatal prognosa. Ama
juga mengacu pada beberapa seperti itumenengah atau produk sampingan dari
metabolisme yang memiliki kecenderungan untuk membuat blockadge dalam saluran
mikro tubuh yaitu ‘Srotovarodha’. Diskusi di atas dengan jelas menyarankan hal itu Ama
yang merupakan produk pencernaan yang salah dan metabolisme, adalah morbid yang
sangat penting.
faktor yang bertanggung jawab atas penyebab aberbagai penyakit lokal dan sistemik. Ini
percaya bahwa Ama memainkan peran kunci dalam asal-usul semua penyakit maka itu
harus mencari di semua tingkat Agnis. Sebagai Agni dapat diidentifikasi di enam tingkat,
yaitu Ama juga harus diidentifikasi di semua tingkatan ini. Jadi pada dasarnya Ama
bukan entitas tunggal tetapi merupakan kategori atau kondisi dengan beberapa penyebut
umum dapat diidentifikasi pada setiap tingkat biologis organisme. Untuk semua tujuan
praktis, jatharagni adalah agni dan dianggap menguasai fungsi semua agnis dan
bertanggung jawab untuk pencernaan makanan dan gangguan fungsi pada
tingkat Agni ini mengarah pada produksi Ama dalam bentuk Ama Rasa. Semacam ini
Ama secara alami akan menghasilkan gangguan seperti itu yang akan menjadi jangka
pendek dan akan dilokalisasi ke sistem pencernaan. Umum contoh klasik penyakit yang
diproduksi oleh Ama pada tingkat ini adalah visucika, Alasaka dan Vilambika dan
sejenisnya akut lainnya gastro-enteropati. Selain bentuk Ama yang disebutkan di atas,
dimensi lain dari Ama dapat diidentifikasi pada tingkat sistemik yaitu. di tingkat tubuh
tisu. Dalam situasi seperti itu, jaringan Metabolisme tetap tidak memadai akumulasi
berbagai varietas produk yang tidak diinginkan dan tidak kompatibel dalam
sistem, yang dapat bertanggung jawab atas asal-usul berbagai jenis sistemik ‘Amaja’
seperti Amavata yaitu Penyakit Rhematoid.
Demikian pula 'Agni-vyapara' yang beroperasi di tingkat pancamahabhuta sebanding
dengan metabolisme molekul. Beberapa dekade yang lalu, ketika ilmu kedokteran modern
tidak dikembangkan ke tingkat saat ini termasuk konsep radikal bebas dan bersekutu
Fenomena, diyakini kekurangan itu dari dimensi Agni yang lebih tinggi ini hasil kesalahan
metabolisme tersebut dan produksi produk yang tidak sesuai seperti metabolisme yang
lebih baik, yang harus diidentifikasi pada tingkat yang paling halus dan paranormal proses
kehidupan. Sulit ditemukan mengidentifikasi dan menafsirkan seperti lanjutan konsep
metabolisme dikandung dalam Ayurveda dalam hal kontemporer ilmu pengetahuan. Di era
ilmiah sekarang kemajuan, kami memiliki "radikal bebas", sebagai faktor penyebab
penyakit, yang mungkin diidentifikasi sebagai Amat tingkat Bhutagnis yaitu di tingkat
molekuler dan di tingkat terbaik proses kehidupan berdasarkan kesamaan dari karakteristik
yang dibahas sebelumnya. Yang lebar berbagai antioksidan intraseluler alami mekanisme
yang melibatkan beberapa enzim dan bahan kimia seperti superoksida dismutase, katalase,
Glutathione peroksida dll, beroperasi pada tingkat molekuler tampaknya ada telah tercakup
dalam Ayurveda di bawah Bhutagni - vyapara, kekurangan yang akan menyebabkan
peningkatan generasi Radikal Bebas dan morbiditas akibatnya, yang paling utama
pertimbangan dalam memutuskan asal usul Faktor Ama, sebagaimana dikandung dalam
ayuverda.
REFERENSI

1. Back to Bassics: Diterbitkan oleh Penatua terbatas perawatan kesehatan, bangunan


Pipewala, A Block, Fourth lantai, colaba, Bombay.
2. . Bhagawan Dash: Konsep Agni dalam Ayurveda, Chaukhambha Sanskrit bhawan, P.O.
Kotak No. 1139, K 33/116, Jalur Gopal Mandir, Varanasi, India.
3. Caraka: Carak samhita Vol. I & II, 1984, Akademi Chaukhambha bharati, Varanasi.
4. C. Dwarakanath: Pengantar Kayachikitsa. IInd Ed. (1986) Chaukhambha Orientalia
P.O. Kotak - 1032, Varanasi - 1.
5. . D. Ramesh Babu & R.H. Singh: Sebuah studi klinis tentang Ama dan kemungkinan
biologisnya berkorelasi dengan referensi ke efek panca kola kasaya dalam
manajemennya, M.D. (AY) Tesis (Desember 1989) departemen Kayachikitsa, B.H.U.,
Varanasi.
6. Radikal bebas & Stres oksidatif: Dalam buletin Rumah Sakit dan Pusat Penelitian
Jaslok, Vol. XVII No.3, 1993.
7. K.N. Uduppa dan R.H. Singh: Ilmu Pengetahuan dan Filsafat Kedokteran India, IInd
Ed. (1990),Shree Baidyanath Ayurveda Bhawan Pvt. Ltd., Great Naga Road, Nagpur.
8. K.R. Srikantha Murthy: Doktrin Patologi dalam Ayurveda, Edisi Pertama (1988),
Chaukhambha Orientalia, P.O. Kotak. No. 1032, Varanasi.
9. Salil K. Bhattacharya: Radikal bebas dalam Kedokteran, P.G. I. dari Ilmu Kedokteran
Dasar, B.N. Ghosh Lecture, Calcutta University 1991, Calcutta. Halaman 17

Anda mungkin juga menyukai