Anda di halaman 1dari 12

PENGUJIAN BERAGAM FAKTOR TERHADAP ENZIM

KATALASE
PADA HATI DAN JANTUNG AYAM

Disusun Oleh Kelompok 1:


1. Anggit Maharani (07)
2. Dioprasta Adam G. (10)
3. Dwyana Izza Augusta (12)
4. Sari Puspita K. (31)
5. Silviana Meinawati P. (33)
6. Sirojul Mundzir (34)

SMA 1 KUDUS
Jl. Pramuka No. 41 Kudus Telp (0291) 431368 Fax (0291) 431368 Kudus 59319

Tahun Pelajaran 2016 / 2017


PENGUJIAN BERAGAM FAKTOR TERHADAP ENZIM
KATALASE
PADA HATI DAN JANTUNG AYAM

A. Tujuan Penelitian
Mengetahui pengaruh pH dan suhu terhadap kinerja enzim katalase.

B. Dasar Teori
Metabolisme adalah reaksi kimia yang memiliki biokatalisator. Biokatalisator itu
disebut enzim. Enzim adalah senyawa yang dibentuk oleh sel tubuh organisme yang terdiri
atas protein atau suatu senyawa yang berikatan dengan protein. Di dalam sel, enzim
diproduksi oleh organel badan mikro peroksisok. Enzim merupakan zat yang membantu
semua kegiatan yang dilakukan sel. Enzim mempunyai dua fungsi pokok yaitu
mempercepat reaksi tetapi tidak ikut bereaksi dan mengatur sejumlah reaksi yang berbeda-
beda dalam waktu yang sama.
Kegunaan enzim katalase adalah menguraikan Hidrogen Peroksida (H2O2) yang
memiliki sifat oksidator kuat dan merupakan senyawa racun dalam tubuh yang terbentuk
melalui proses pencernaan makanan. Dengan adanya enzim katalase, senyawa hidrogen
peroksida (H2O2) dapat diuraikan menjadi air (H2O) dan oksigen (O2) yang tidak
berbahaya ditandai dengan timbulnya gelembung.
Ada tidaknya gelembung merupakan indikator adanya air dalam wujud uap.
Sedangkan menyala atau tidaknya bara merupakan indikator adanya gas oksigen dalam
tabung tersebut. Enzim katalase yang dihasilkan peroksisom pada hati akan mengalami
denaturasi (kerusakan) pada suhu yang tinggi ataupun pada suasana asam dan basa. Enzim
katalase bekerja secara optimal pada suhu kamar (± 30oC) dan suasana netral. Pada suasana
asam, basa, dan suhu tinggi, laju reaksi menjadi sangat lambat. Bahkan terhenti sama
sekali. Indikasinya adalah sedikitnya gelembung yang dihasilkan dan bara api tidak
menyala. Sedangkan pada suhu normal dan pH netral, reaksi berjalan dengan lancar.
Cara kerja yang dilakukan enzim yaitu molekul selalu bergerak dan saling
bertumbukan satu sama lainnya. Jika ada molekul substrat menumbuk molekul enzim yang
tepat maka akan menempel pada enzim. Tempat menempelnya molekul substrat tersebut
disebut dengan sisi aktif. Kemudian terjadi reaksi dan terbentuk molekul produk.
Kerja enzim tentunya dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu. Untuk mengetahui
enzim katalase berada dilakukan percobaan menggunakan ekstrak hati dan jantung ayam
sebagai contoh (sampel).
C. Alat Dan Bahan
Alat
• Rak dan tabung reaksi 10 buah • Penjepit tabung reaksi
• Pipet tetes • Lidi
• Gelas Beker 2 buah • Pembakar Bunsen
• Penyaring • Pemantik api

Bahan
• Ekstrak hati segar (dihaluskan) • NaOH
• Ekstrak jantung segar (dihaluskan) • H2O2
• Air panas • HCl
• Es batu

D. Cara Kerja
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Beri label netral, asam, basa, panas, dan dingin pada masing-masing tabung reaksi
ekstrak hati dan ekstrak jantung.
3. Masukkan ekstrak hati dan jantung pada masing-masing tabung reaksi yang telah
dilabeli (masing-masing sebanyak 1 cm tabung reaksi).
4. Tambahkan HCl sebanyak 10 tetes pada tabung reaksi yang bertuliskan asam, dan
NaOH sebanyak 10 tetes pada tabung reaksi yang bertuliskan basa.
5. Rebus tabung reaksi yang bertuliskan panas, dan rendam tabung reaksi bertuliskan
dingin pada air dingin dan es.
6. Diamkan selama 5 menit.
7. Ambil satu tabung reaksi dan tambahkan larutan H2O2 sebanyak 5 tetes dan langsung
ditutup dengan tangan selama 5 detik, amati gelembung gas yang terbentuk.
8. Buka tabung reaksi yang ditutup tangan dengan cepat dan langsung arahkan bara api
lidi ke dalam tabung reaksi.
9. Lanjutkan pada tabung reaksi yang lain.
10. Catat hasil pengamatan dalam tabel.

E. Hasil Pengamatan

Gelembung Nyala bara


Tabung Perlakuan percobaan Kondisi
gas api
Hati + H2O2 +++ +
A Netral
Jantung + H2O2 ++ +
Hati + HCl + H2O2 - -
B Asam
Jantung + HCl + H2O2 - -
C Hati + NaOH + H2O2 ++ +
Jantung + NaOH + Basa
+ -
H2O2
Hati + H2O2 (panas) ++ +
D Jantung + H2O2 Panas
+ -
(panas)
Hati + H2O2 (dingin) +++ ++
E Jantung + H2O2 Dingin
++ ++
(dingin)
Pengisian Data :
++++ = gelembung gas banyak sekali/nyala bara api besar sekali
+++ = gelembung gas banyak/nyala bara api besar
++ = gelembung gas sedang/nyala bara api sedang
+ = gelembung gas sedikit/nyala bara api kecil
- = gelembung gas tidak ada/nyala bara api tidak ada

F. Analisis Data
• Pada Hati + H2O2
 Saat hati diberi H2O2 terjadi gelembung gas yang sangat banyak.
Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase yang terdapat di dalam hati ayam
mengubah H2O2 menjadi H2O (air). Gelembung yang sangat banyak karena di
dalam hati mengandung banyak enzim katalase yang berguna untuk menetralkan
racun.
 Saat dimasukkan lidi membara, timbul nyala bara api kecil.
Hal ini membuktikan bahwa H2O2 juga diuraikan menjadi O2 (oksigen) dan
membuktikan bahwa di dalam hati mengandung enzim katalase.

• Pada Jantung + H2O2


 Saat jantung diberi H2O2 terjadi banyak gelembung gas.
Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase yang terdapat di dalam jantung ayam
mengubah H2O2 menjadi H2O (air).
 Saat dimasukkan lidi membara, timbul nyala bara api kecil.
Hal ini membuktikan bahwa H2O2 juga diuraikan menjadi O2 (oksigen) dan
membuktikan bahwa di dalam jantung mengandung enzim katalase.

• Pada Hati + HCl + H2O2


 Saat hati diberi HCl + H2O2 tidak terjadi gelembung gas.
Hal ini membuktikan bahwa hati tidak dapat mengubah H2O2 menjadi H2O (air)
karena pengaruh HCl. Pengunaan tambahan HCL dimaksudkan agar keaadaan hati
menjadi terlalu asam.
 Saat dimasukkan lidi membara, tidak timbul nyala bara api.
Hal ini berarti tidak adanya penguraian dari H2O2 menjadi O2 karena pengaruh HCl
dan membuktikan pada keadaan yang terlalu asam (dengan ditambahkannya HCl),
enzim tidak dapat bekerja secara optimal.
• Pada Jantung + HCl + H2O2
 Saat jantung diberi HCl + H2O2 tidak terjadi gelembung gas.
Hal ini membuktikan bahwa jantung tidak dapat mengubah H2O2 menjadi H2O (air)
karena pengaruh HCl. Pengunaan tambahan HCL dimaksudkan agar keaadaan
jantung menjadi terlalu asam.
 Saat dimasukkan lidi membara, tidak timbul nyala bara api.
Hal ini berarti tidak adanya penguraian dari H2O2 menjadi O2 karena pengaruh HCl
dan membuktikan pada keadaan yang terlalu asam (dengan ditambahkannya HCl),
enzim tidak dapat bekerja secara optimal.

• Pada Hati + NaOH + H2O2


 Saat hati diberi NaOH + H2O2 terjadi banyak gelembung gas.
Hal ini membuktikan bahwa hati tidak sempurna mengubah H2O2 menjadi H2O
(air) karena pengaruh NaOH. Pengunaan tambahan NaOH dimaksudkan agar
keaadaan hati menjadi terlalu basa.
 Saat dimasukkan lidi membara, timbul nyala bara api kecil.
Hal ini berarti kurang sempurnanya penguraian dari H2O2 menjadi O2 karena
pengaruh NaOH dan membuktikan pada keadaan yang terlalu basa (dengan
ditambahkannya NaOH), enzim tidak dapat bekerja secara optimal.
• Pada Jantung + NaOH + H2O2
 Saat jantung diberi NaOH + H2O2 terjadi sedikit gelembung gas.
Hal ini membuktikan bahwa jantung tidak sempurna mengubah H2O2 menjadi H2O
(air) karena pengaruh NaOH. Pengunaan tambahan NaOH dimaksudkan agar
keaadaan jantung menjadi terlalu basa.
 Saat dimasukkan lidi membara, tidak timbul nyala bara api.
Hal ini berarti tidak adanya penguraian dari H2O2 menjadi O2 karena pengaruh
NaOH dan membuktikan pada keadaan yang terlalu basa (dengan ditambahkannya
NaOH), enzim tidak dapat bekerja secara optimal.

• Pada Hati + H2O2 (direbus)


 Saat hati yang telah direbus diberi H2O2 terjadi banyak gelembung gas.
Hal ini disebabkan enzim katalase yang terdapat di hati telah sedikit rusak sehingga
kurang sempurna menguraikan H2O2 menjadi H2O.
 Saat dimasukkan lidi membara, timbul nyala bara api kecil.
Hal ini membuktikan kurang sempurnanya penguraian dari H2O2 menjadi O2 karena
enzim katalase tidak bekerja secara optimal pada suhu tinggi.

• Pada Jantung + H2O2 (direbus)


 Saat jantung yang telah direbus diberi H2O2 terjadi sedikit gelembung gas.
Hal ini disebabkan enzim katalase yang terdapat di jantung telah sedikit rusak
sehingga kurang sempurna menguraikan H2O2 menjadi H2O.
 Saat dimasukkan lidi membara, tidak timbul nyala bara api.
Hal ini membuktikan tidak ada penguraian dari H2O2 menjadi O2 karena enzim
katalase tidak bekerja secara optimal pada suhu tinggi.

• Pada Hati + H2O2 (direndam dalam air dingin)


 Saat hati yang telah direndam dalam air dingin diberi H2O2 terjadi gelembung gas
yang sangat banyak.
Hal ini disebabkan enzim katalase yang terdapat di hati kinerjanya terhambat oleh
suhu dingin sehingga kurang sempurna menguraikan H2O2 menjadi H2O, kerusakan
enzim lebih kecil di hati yang direndam dalam air dingin daripada yang direbus.
 Saat dimasukkan lidi membara, timbul nyala bara api sedang.
Hal ini membuktikan kurang sempurnanya penguraian dari H2O2 menjadi O2 karena
enzim katalase tidak bekerja secara optimal pada suhu rendah.

• Pada Jantung + H2O2 (direndam air dingin)


 Saat jantung yang telah direndam air dingin diberi H2O2 terjadi banyak gelembung
gas.
Hal ini disebabkan enzim katalase yang terdapat di jantung kinerjanya terhambat
oleh suhu dingin sehingga kurang sempurna menguraikan H2O2 menjadi H2O,
kerusakan enzim lebih kecil di jantung yang direndam dalam air dingin daripada
yang direbus.
 Saat dimasukkan lidi membara, timbul nyala bara api sedang.
Hal ini membuktikan tidak ada penguraian dari H2O2 menjadi O2 karena enzim
katalase tidak bekerja secara optimal pada suhu rendah.

G. Pertanyaan
1. Dari percobaan yang Anda lakukan, tentukan:
a. variabel manipulasi (bebas)
b. variabel respon (terikat), dan
c. variabel kontrol.
2. Bandingkan hasil reaksi tabung A, B, C, D, dan E. Manakah yang menghasilkan
gelembung gas paling banyak? Jelaskan alasannya.
3. Bandingkan hasil reaksi tabung A, B, C, D, dan E. Manakah yang menunjukkan
nyala bara api yang paling besar? Jelaskan alasannya.
4. Gas apakah yang dihasilkan dari hasil reaksi tersebut?
5. Bandingkan ukuran rata-rata gelembung gas yang dihasilkan dari tabung A, B, C,
dan E. Apakah perbedaan ukuran gelembung gas menunjukkan perbedaan
kandungan jumlah oksigennya?
6. Apakah fungsi enzim katalase yang terdapat pada hati?
7. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase.
8. Di dalam sel hidup, dihasilkan hidrogen peroksida (H2O2). Hasil dari bioproses
apakah zat tersebut? Apa akibatnya jika di dalam tubuh terdapat banyak H2O2 ?
9. Selain di dala sel hati, di manakah enzim katalase dapat ditemukan?
10. Selain enzim katalase, ebutkan contoh enzim lainnya yang terlibat dalam
metabolisme dan jelaskan fungsinya masing-masing.
11. Bagaimanakah cara kerja enzim pada umumnya?
12. Jelaskan sifat-sifat enzim.
13. Jelaskan komponen penyusun enzim.

1. variable bebas : suhu pH


variable terikat : nyala bara api, ukuran gelembung udara
variable kontrol : alat dan bahan (hati) serta tempat atau wadah

2. (A). Karena enzim katalase bekerja optimum pada pH netral serta suhu normal, gas
oksigen sebagai hasil reaksi akan dihasilkan dalam jumlah paling banyak dibanding
tabung lain. Gelembung udara sebagai indikasi adanya oksigen yang dihasilkan
juga akan berjumlah paling banyak.

3. (A). Besarnya nyala bara api dipengaruhi oleh banyak gas oksigen yang dihasilkan.
Tabung A memiliki ukuran gelembung udara terbesar atau jumlah paling banyak,
hal ini berarti gas oksigen yang dihasilkan juga paling banyak sehingga nyala bara
api merupakan yang paling besar.

4. Gas oksigen

5. Ya, ukuran gelembung udara yang besar menandakan kandungan oksigen yang
tinggi. Sementara itu, ukuran gelembung udara yang kecil menandakan kandungan
oksigen yang lebih rendah.

6. Untuk menetralkan racun (H2O2)

7. Suhu yang tinggi mengakibatkan enzim katalase rusak.


Suhu yang rendah mengakibatkan kinerja enzim terhambat.
pH, baik rendah maupun tinggi sama-sama menghambat kinerja enzim.

8. H2O2 dalam tubuh terbentuk dari proses sisa metabolisme aerob yang merupakan
produk sampingan yang tidak diinginkan dan berbahaya bagi tubuh. Contohnya
H2O2 dapat terbentuk dari pemecahan asam amino dan asam lemak.
H2O2 terbentuk dari oksigen yang mengalami reduksi dua elektron. Pada sistem
biologi, hidrogen peroksida terbentuk dari superoksida. Dua molekul superoksida
dapat bereaksi membentuk hidrogen peroksida dan oksigen 2O2- + 2H+ = H2O2 +
O2

9. Jantung, lemak, biji tumbuhan, dan daun muda tumbuhan.

10. Enzim oksidase.


Enzim oksidase berfungsi mempergiat penggabungan O2 dengan suatu substrat
yang pada saat bersamaan juga mereduksikan O2, sehingga terbentuk H2O.

Enzim hidrase.
Enzim hidrase berfungsi menambah atau mengurangi air dari suatu senyawa tanpa
menyebabkan terurainya senyawa yang bersangkutan. Contoh: fumarase, enolase,
akonitase.

Enzim dehidrogenase.
Enzim dehidrogenase berfungsi memindahkan hidrogen dari suatu zat ke zat yang
lain. Enzim transphosforilase. Enzim transphosforilase berfungsi memindahkan
H3PO4 dari molekul satu ke molekul lain dengan bantuan ion Mg2+.

Enzim karboksilase.
Enzim karboksilase berfungsi dalam pengubahan asam organik secara bolak-balik.
Contoh pengubahan asam piruvat menjadi asetaldehida dibantu oleh karboksilase
piruvat.

Enzim desmolase.
Enzim desmolase berfungsi membantu dalam pemindahan atau penggabungan
ikatan karbon. Contohnya, aldolase dalam pemecahan fruktosa menjadi
gliseraldehida dan dehidroksiaseton.

Enzim peroksida.
Enzim peroksida berfungsi membantu mengoksidasi senyawa fenolat, sedangkan
oksigen yang dipergunakan diambil dari H2O2.

11. Cara kerja enzim sebagai biokatalisator dilakukan melalui percepatan reaksi
dengan cara menurunkan energi yang diperlukan untuk berlangsungnya reaksi
kimia di dalam sel hidup. Zat yang akan dikatalis oleh enzim disebut substrat.
Substrat akan berikatan dengan enzim pada daerah yang disebut sisi aktif. Sisi aktif
pada enzim hanya dapat berikatan dengan substrat tertentu. Oleh karena itu, enzim
bekerja sebagai spesifik dan 1 jenis enzim hanya akan terlibat dalam satu jenis
reaksi saja.

a. Teori Lock and Key


Menurut teori lock and key, cara kerja enzim mirip dengan mekanisme kerja kunci
dan gembok. Enzim diibaratkan sebagai kunci yang memiliki sisi aktif, sedangkan
substratnya diibaratkan sebagai gembok. Substrat memasuki sisi aktif dari enzim
seperti halnya kunci memasuki gembok. Substrat tersebut kemudian diubah
menjadi produk tertentu. Produk inilah yang kemudian dilepaskan dari sisi aktif
enzim untuk kemudian enzim siap menerima substrat baru.
b. Teori Induced Fit
Berdasarkan teori induksi pas (induced fit), enzim diibaratkan dapat melakukan
penyesuaian bentuk untuk berikatan dengan suatu substrat. Hal ini ditujukan untuk
meningkatkan kecocokan dengan substrat dan membuat ikatan antara enzim dan
substrat menjadi lebih reaktif.Molekul enzim mempunyai sisi aktif tempat
menempelnya substrat sehingga terbentuklah molekul kompleks enzim substrat.
Pengikatan substrat menginduksi penyesuaian pada enzim sehingga meningkatkan
kecocokan antara keduanya dan mendorong molekul kompleks enzim-enzim
substrat ada dalam kondisi yang lebih reaktif. Saat substrat masuk ke dalam sisi
aktif enzim, bentuk sisi aktif akan termodifikasi melingkupinya dan membentuk
kompleks. Saat produk sudah lepas dari kompleks, enzim berubah menjadi tidak
aktif lagi dan menjadi bentuk yang lepas. Substrat lain pun kemudian kembali
bereaksi dengan enzim tersebut. Begitu seterusnya.

12. Enzim memiliki sifat-sifat berikut:


a. Enzim memiliki sifat seperti protein lainnya, yaitu menggumpal jika dipanaskan.
b. Enzim bekerja secara spesifik dan hanya bekerja pada substrat tertentu.
c. Enzim berfungsi sebagai katalis yang akan mempercepat terjadinya reaksi
dengan cara menurunkan energi aktivasi (EA).
d. Enzim dapat digunakan berulang kali, karena enzim tidak ikut bereaksi.
e. Enzim diperlukan dalam jumlah yang sedikit.
f. Enzim dapat bekerja bolak-balik atau dua arah (reversible) artinya enzim dapat
menguraikan suatu senyawa dan juga dapat menyusun senyawa itu kembali.

13. a. Apoenzim (protein)


Sebagai tempat melekatnya substrat, bersifat thermolabil (peka terhadap suhu
tinggi) dan berfungsi menentukan kekhususan dari enzim. Setiap jenis enzim
memiliki apoenzim yang berbeda struktur molekulnya dari enzim lainnya. Sifat
spesifik dari apoenzim ini ditentukan oleh susunan asam aminonya.
b. Gugus Prostetik (nonprotein)
Berupa ion anorganik maupun senyawa organik kompleks
- Kofaktor (ion anorganik)
Berfungsi sebagai katalis yang dapat meningkatkan fungsi enzim. Enzim
yang terikat dengan kofaktor disebut holoenzim. Yang termasuk kofaktor
adalah Kalsium (Ca), klor (Cl), natrium (Na), kalium (K), serta atom
logam yaitu Zn (seng), Fe (besi), Cu (tembaga), Mg (magnesium).
- Koenzim (senyawa organik kompleks)
Berfungsi memindahkan gugus kimia, atom, atau elektron dari satu enzim
ke enzim lainnya. Yang termasuk koenzim adalah vitamin B1 (tiamin), B2
(riboflavin), B3 (niasin), B5 (asam pantotenat), B6 (piridoksin), B11 (asam
folat), B12 (kobalamin), vitamin H (biotin), koenzim A, NAD+, FMN, dan
FAD+.

H. Kesimpulan
Suhu dan pH memengaruhi kinerja enzim katalase pada hati dan jantung ayam.

I. Lampiran

Alat dan Bahan

Hati + H2O2 Jantung + H2O2


Hati + HCl + H2O2 Jantung + HCl + H2O2

Hati + NaOH + H2O2 Jantung + NaOH + H2O2

Jantung + H2O2 (panas)


Hati + H2O2 (panas)
Hati + H2O2 (dingin) Jantung + H2O2 (dingin)

Anda mungkin juga menyukai