Anda di halaman 1dari 2

25 Juli 2017 \

SOSOK IR. SOEKARNO SEBAGAI PEMIMPIN


YANG BERINTEGRITAS

Integritas berasal dari bahasa Latin integer, incorruptibility, firm adherence to a code of especially moral a
acristic values, yaitu sikap yang teguh mempertahankan prinsip, tidak mau korupsi, dan menjadi dasar yang melekat
pada diri sendiri sebagai nilai-nilai moral. (Arsana 2016, 173-174) Integritas ialah sebuah kualitas yang dimiliki
oleh seseorang yang dalam kesehariannya ia jujur, memiliki komitmen, perkataannya selaras dengan perbuatannya,
serta bertindak benar sesuai tatanan nilai moral. Integritas sekarang bak barang langka di negeri ini, karena
ketidakjujuran yang mewarnai kehidupan sehari-hari di berbagai elemen masyarakat. Orang yang di negeri ini
disebut Pemimpin pun terkadang integritasnya harus tercoreng lantaran ada sebagian dari mereka yang tidak
amanah dalam melaksanakan jabatan mereka dengan melakukan korupsi yang sangat merugikan rakyat. Masyarakat
Indonesia tentu sudah mendamba akan sosok pemimpin yang berintegritas di negeri ini, yang sekarang makin sulit
kita jumpai. Salah seorang figur dunia yang terkenal akan integritasnya ialah Ir. Soekarno, Bapak Proklamator
Kemerdekaan Republik Indonesia sekaligus Presiden Republik Indonesia yang pertama. Sifat Integritas Beliau
wajib dihayati dan ditauladani oleh seluruh rakyat Indonesia, dan juga ditiru oleh pemimpin masa kini, demi
meningkatkan moral bangsa.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memiliki rumusan sembilan nilai antikorupsi yang juga dikenal
dengan sembilan nilai integritas. Nilai-nilai tersebut berguna sebagai tolak ukur keintegritasan seorang tokoh.
Kesembilan nilai tersebut ialah jujur, peduli, mandiri, disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani, dan
adil. Jujur berarti hatinya tulus, tidak berbohong apalagi berbuat curang dan menipu; peduli berarti memperhatikan
atau menghiraukan apa yang dilakukan orang lain; mandiri berarti tidak bergantung pada orang lain; disiplin berarti
taat terhadap peraturan baik tertulis maupun tidak tertulis; tanggung jawab berarti siap menanggung akibat dari
perbuatan yang dilakukan; kerja keras berarti gigih dan fokus dalam melakukan sesuatu dengan; sederhana berarti
bersahaja, tidak berlebih-lebihan; berani berarti hatinya mantap dan percaya diri serta tidak gentar dalam
menghadapi bahaya; dan adil berarti berlaku sepatutnya dan tidak bertindak sewenang-wenang. (Komisi
Pemberantasan Korupsi 2014, 5) Kesembilan nilai integritas tersebut ada di dalam diri Ir. Soekarno yang tecermin
dalam kehidupan pribadinya hingga dalam bernegara.
Keberhasilan Ir. Soekarno dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia bersama Muhammad Hatta
tentu melalui proses yang panjang. Awal dari semuanya ialah ketika beliau mendirikan PNI (Partai Nasional
Indonesia). Di partai tersebut, beliau menerapkan sikap disiplin yang ditiru oleh kader-kadernya dan juga selalu
lantang menyuarakan kemerdekaan. Kejujuran dan keberaniannya dalam mengkritik pemerintahan Belanda melalui
politiknya telah membuat beliau berkali-kali dipenjara dan diasingkan. Pengasingan itulah yang membangun
kemandirian dalam diri Ir. Soekarno. Namun Ir. Soekarno pantang menyerah, beliau tetap berani menyampaikan
pidato-pidatonya mengenai kemerdekaan, sehingga rakyat pun ikut terdorong untuk ingin merdeka. Bersama tokoh-
tokoh lain, Ir. Soekarno bekerja keras untuk merencanakan kemerdekaan Indonesia, dengan aktif di dalam BPUPKI
(Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) dan juga PPKI (Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia). Bersama tokoh-tokoh lain, beliau mempedulikan nasib bangsa agar keluar dari penjajahan
yang selama ini mendera bangsa Indonesia kurang lebih 3,5 abad. Buah dari pemikiran dan perjuangan Ir. Soekarno
beserta tokoh-tokoh Indonesia lainnya lah yang telah mengantarkan Indonesia ke depan pintu gerbang kermerdekaan
Indonesia.
Selama menjabat sebagai presiden, Ir. Soekarno terkenal dengan gaya kepemimpinannya yang kharismatik.
Selain itu, karena Ir. Soekarno merupakan seorang lulusan teknik sipil, beliau dalam masa kepemimpinannya juga
ikut berkarya untuk negeri. Dengan beberapa bantuan dari arsitek-arsitek Indonesia saat itu, karya-karya beliau
antara lain Masjid Istiqlal, Monumen Nasional, Hotel Indonesia, dan masih banyak lagi. Selain itu, pada tahun 1995
ketika beliau berhaji, beliau memberikan ide arsitektural kepada pemerintah Arab Saudi agar membuat bangunan
untuk melakukan sai menjadi dua jalur dalam bangunan dua lantai. Pemerintah Arab Saudi akhirnya melakukan
renovasi Masjidil Haram secara besar-besaran pada tahun 1966, termasuk pembuatan lantai bertingkat bagi umat
Islam yang melaksanakan sai menjadi dua jalur dan dua lantai bertingkat untuk melakukan tawaf. Semua
sumbangsih Ir. Soekarno merupakan bukti dari sifat kepedulian, adil, tanggung jawab, serta kerja keras yang ada
pada dirinya. (Wikipedia n.d.)
Namun, peristiwa tak mengenakkan dialami Ir. Soekarno lantaran mosi tak percaya pada parlemen bentukan
Nasution pada 1967, dan MPRS menunjuk Soeharto sebagai presiden baru. Beliau menerima surat perintah untuk
segera meninggalkan istana. Walaupun sedih dan merasa dikhianati, beliau rela dan mengalah, serta tidak melakukan
25 Juli 2017 \

pembalasan demi tak terjadinya perang saudara. Beliau pun dengan tegas memperingatkan anak-anaknya untuk tak
membawa apa pun yang bukan milik pribadi. Ini adalah contoh nyata bahwa beliau merupakan seorang yang
berintegritas dan berjiwa besar. Ir. Soekarno pun hanya mengenakan kaus oblong putih dan celana panjang hitam
saat ia meninggalkan istana kepresidenan. Bahkan, beliau menumpang VW kodok dan minta diantarkan ke rumah
Fatmawati di bilangan Sriwijaya, Kebayoran. Hal ini mencerminkan kesederhanaan dan kejujuran yang dimiliki
beliau, karena selama menjabat sebagai presiden, yang dia pikirkan hanyalah negara, dan tidak berpikir untuk
memperkaya diri. (Komisi Pemberantasan Korupsi 2014, 77-79)
Nilai-nilai integritas yang dimiliki Ir. Soekarno wajib dicontoh dan diterapkan oleh seluruh rakyat Indonesia
saat ini, Tidak harus menjadi seorang pemimpin tangguh untuk menerapkan nilai-nilai integritas, semua orang dari
berbagai latar belakang pun bisa menerapkan nilai-nilai integritas ini bila ada niat dan tekad yang kuat untuk
berubah. Dimulai dari hal-hal kecil seperti jujur dalam perkataan, tidak berlaku curang, tidak mengambil keuntungan
pribadi, dan masih banyak lagi. Dengan penerapan nilai-nilai integritas dalam kesehariannya, diharapkan Indonesia
akan lebih maju karena adanya peningkatan moral bangsa. Bahkan, bila nilai-nilai integritas telah dipraktekkan
secara menyeluruh di masyarakat, bisa jadi tidak akan terdengar lagi berita mengenai kolusi, korupsi, dan nepotisme.

References
Arsana, I Putu Jati. 2016. Etika Profesi Insinyur. 1. Sleman, Yogyakarta: deepublish. Accessed Juli 2017, 24.
Komisi Pemberantasan Korupsi. 2014. Orange Juice For Integrity Belajar Integritas Kepada Tokoh Bangsa. 2.
Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsi. Accessed Juli 24, 2017.
Wikipedia. n.d. Soekarno. Accessed Juli 25, 2017. https://id.wikipedia.org/wiki/Soekarno#Masa_kecil_dan_remaja.

Anda mungkin juga menyukai