Anda di halaman 1dari 11

SURVEY MAWAS DIRI

1.PENGERTIAN

Survai mawas diri,yaitu suatu metode yang dilakukan oleh


masyarakat itu sendiri dalam rangka mengidentifikasikan dan mengenal
sendiri masalah-masalah yang dihadapinya . Harapannya adalah pola
penggerakannyapun akan sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan yang
ada di masyarakat .Metode ini sering disebut juga dengan penelitian
kemasyarakatan mandiri [community self survey]

2.TAHAPAN PERSIAPAN SMD

1. Menentukan kriteria dan jumlah KK yang akan disurveri


2. Menyiapkan peralatan dan instrument
3. Mengadakan pertemuan teknis pelaksanaan
4. Memberikan KK yang terpilih tentang waktu kunjungan

3. TAHAP PELAKSANAAN SMD

1. Membantu tim SMD melakukan kunjungan ke rumah-rumah


2. Menggalu permasalahan
3. Merumuskan masalah

4. TAHAP TINDAK LANJUT SMD

1. Meninjau kembali pelaksanaan SMD


2. Merangkum dan mengolah informasi dan maslah yang ditentukan
3. Menganalisa dan menyimpulkan masalah
4. Menyusun laporan hasil SMD untuk dipresentasikan pada lokmin
(perumusan kebutuhan dan
5. Masalah, perumusan sumber daya / potensi masyarakat untuk /
mengatasi masalah)
SURVEY MAWAS DIRI

Dengan dilakukannya roll play survey mawas diri oleh mahasiswa


yang bertujuan untuk sebagai gambaran dalam tahapan dan proses mawas
diri di lapangan
Dimana sebagai berikut nama kelompok berikut dengan
penokohannya.

1. Iryani Sanusi sebagai mahasiswa yang melakukan pengolahan data


dengan cara melakukan penyurveian ke lapangan
2. Santi sebagai mahasiswa yang melakukan pengolahan data dengan cara
melakukan penyurveian ke lapangan
3. Tika Mustika sebagai tokoh masyarakat yaitu berperan sebagai salah satu
ketua rukun warga di salah satu desa
4. Imas Susilawati sebagai ketua rukun warga di salah satu wilayah desa
5. Ryan Andari sebagai ketua rukun warga di salah satu wilayah desa
6. Setiawati sebagai ketua rukun warga di salah satu wilayah desa
7. Arhamah sebagai salah satu warga yang dimana memiliki lingkungan
sanitasinya cukup buruk
8. Siti Kuraesin sebagai salah satu warga yang mengalami salah satu
penderita wabah penyakit DBD
9. Oryana Marbani salah satu warga yang mengalami penderita wabah
penyakit diare

Tahapan awal dalam melakukan mawas diri pada rolplay adalah dimana
Iryani dan Santi sebagai mahasiswa yang melakukan perkumpulan dengan
ketua rukun warga dan rukun tetangga di salah satu wilayah yang
mendapatkan wabah penyakit dan lingkungan yang sanitasinya cukup buruk,
berikut dialognya.

Iryani : Assalamualaikum bapak dan ibu semua terima kasih atas waktunya
mau berkumpul pada hari ini dengan kami dan kami dari mahasiswa
STIKES Jendral Ahmad Yani yang akan melakukan penyurveian tentang
keadaan lingkungan desa ini.

Santi : Iya ibu dan bapak seperti yang dijelaskan oleh teman sya untuk
melakukan survey pada masyarakat sebelumnya kami ingin mengetahui dari
bapak ibu RT dan ibu RW untuk menjelaskan sedikit tentang keadaan
lingkungan setempat.

Iryani : Baik ibu kita mulai saja, yang saya ketahui dalam satu RT di sini
terdapat tiga RW dan mungkin awal dari penyurveian ini dilakukan di
wilayah ibu RW 1 dan dimana boleh saya mengetahui dati tiap RT untuk
menjelaskan keadaan lingkungannya. Mungkin di RW 1 terdapat tiga RT
betul ya?

Tika : Iya betul sekali di wilayah ini khususnya di warga RW 1 ternyata


keadaan lingkungan dan warga di sini yang saya ketahui di RW kami sedang
mengalami wabah penyakit seperti DBD dan diare mungkin untuk lebih
jelasnya akan dijelaskan oleh setiap RT wilayah kami.

(berikut penjelasan dari RT1 oleh Imas Susilawati, RT 2 oleh Setiawati, RT 3


oleh Rian Andari)

Imas Susilawati : Saya dari RT1 mungkin akan sedikit menjelaskan tentang
keadaan wilayah kami, keadaan wilayah kami sanitasinya cukup kurang baik
seperti kebersihan lingkungannya pun tidak begitu bauk karena wilayah
kami itu cukup padat oleh warga. Di lingkungan kami mengalami wabah
penyakit DBD sudah 20 orang yang mendapatkan DBD di minggu-minggu
ini.

Iryani : Semenjak kapan di wilayah ibu mendapatkan wabah penyakit DBD


dan bulan apa yang membuat wabah penyakit ini meningkat?

Ibu Imas : Penyakit DBD di wilayah kami sudah terkena pada 2 bulan
kemarin dan mengalami wabah penyakit yang meningkat pada bulan ini
bulan Maret-April.

Santi : Ibu boleh saya bertanya, bagaimana kesadaran masyarakat terhadap


penyakit DBD setelah terjadinya wabah penyakit?

Ibu Imas : Mungkin yang saya ketahui masyarakat setempat kurang


menyadari meskipun sudah diberikannya penjelasan dan pengetahuan
tentang pecegahan DBD. Terbukti dengan bertambahnya penderita DBD.
Iryani : Baik bu terima kasih atas penjelasannya dan mungkin boleh
dilanjutkan dengan penjelasan dari RT 2 dan RT3 oleh ibu Setiawati dan
Rian Andari.

(kesimpulan dari RT 2 dan RT 3 dari hasil wawancara dan laporan dari


setiap RT ternyata diketahui di RT2 mengalami wabah penyakit diare
sedangkan di RT3 mengalami 2 wabah penyakit diare dan DBD. Alhasil di
wilayah desa A RW 1 mengalami wabah penyakit diare dan DBD yang
cukup meningkat dikarenakan kesadaran masyarakat masih kurang dalam
menciptakan lingkungan yang sehat dan bersih)

Setelah melakukan pertemuan dengan ketua warga di salah satu daerah,


mahasiswa melakukan tahap penyurveian langsung kepada warga setempat
di RW 1 yang terdiri dari 3 RT. Dan ternyata hasil dari penyurveian sesuai
dengan hasil pelaporan dari setiap ketua warga di wilayah A. Dimana hasil
dari penyurveian di wilayah desa A RW1 mengalami wabah penyakit diare
dan DBD yang cukup meningkat dikarenakan kesdaran masyarakat masih
kurang dalam menciptakan lingkungan yang sehat dan bersih, dari RT 2 dan
RT 3 dari hasil wawancara dan laporan dari setiap RT ternyata diketahui di
RT 2 mengalami wabah penyakit diare sedangkan di RT 3 mengalami 2
wabah penyakit diare dan DBD
PRA Musyawarah Masyarakat Desa (PRA MMD)

1. Pengertian

PRA MMD merupakan suatu tahapan awal dilakukannya


pembentukan struktur kerja seperti membentuk POKJAKES
(Kelompok Kerja Kesehatan)

2. Tujuan

-Terbentuknya suatu organisasi / LSM (Lembaga Swadaya


Masyarakat). LSM ini merupakan potensi yang kuat dan berperan
besar dalam upaya penyehatan masyarakat. Dalam hal ini diperlukan
pembinaan yang terarah, anatar lain, untuk menangani aspek-aspek
partisipasi dan pelaksanaan program yang menyentuh masyarakat
-Agar tercipta MD untuk menghasilkan suatu mufakat maka terlebih
dahulu harus menciptakan suasana kekeluargaan yang akrab, antara
lain dengan cara: sebelum pertemuan dimulai, adakanlah perkenalan
di antara para peserta agar tidak ada yang merasa asing. Tetapi
umumnya di desa orang sudah saling mengenal satu sama lain
hingga perkenalan ini jarang atau tidak diperlukan kecuali ada
pendatang baru
-Agar pertemuan bisa berjalan dengan lancer, sebelum mulai
pertemuan, berbincang-bincanglah dulu mengenai soal-soal
kehidupan sehari-hari sambil bercanda gurau. Suasana pertemuan
yang terlalu ramai, misalnya dengan adanya meja-meja bertaplak
hijau dengan pot-pot bunga akan menyebabkan para peserta merasa
tanggung dan takut untuk mengeluarkan pendapat
- Dilakukannya PRA MMD terlebih dahulu akan memudahkan pesan
masing-masing POKJAKES dalam melakukan musyawarah
masyarakat desa.

3. Hal yang perlu diperhatikan

PRA MMD ini dilakukan oleh RW setempat, dalam rangka ini


diperlukan ketegasan dan kejelasan dalam pelaksanaan pembinaan
yang terpadu yang mencakup antara lain: jenis kader yang dibentuk,
peranan Puskesmas pembantu di desa, serta peranan salah satu tokoh
masyarakat serta peranan seksi kesehatan.

4. Tahapan PRA MMD

Tahap persiapan untuk mengadakan pendekatan social


a. Menyiapkan bahan pertemuan, yang isinya:
1. Penjelasan tentang PKMD
2. Permasalahan kesehatan yang dihadapi
b. Mengusulkan daftar undangan
c. Mengajak kader agar hadir dalam pertemuan
d. Menghubungi Tomas (tokoh masyarakat) dan pimpinan lain
e. Membantu RW menyusun acara, mengatur ruangan dan
menyampaikan undangan

Langkah-langkah dalam pelaksanaan pra MMD;


Sri yudha wiyanti yang berpesan sebagai RW membentuk POKJAKES
[kelompok kerja kesehatan ],RW mengundang perwakilan dari masyarakat
yang terdiri dari suci purnama dewi sebagai ketua RT ,iseu sebagai tokoh
masyarakat ,neneng sebagai tenaga kesehatan lingkungan,yusti sebagai
perwakilan dari kader ,risma sebagai perwakilan dari remaja .

Setelah ketua RW mendapatkan surat pemberitahuan dari mahasiswa


stikes ,maka ketua RW mengundang semua perwakilan di atas untuk
membentuk pokjakes [kelompok kerja kesebatan ].Didalam kegiatan pra
MMD ini ketua RW membagikan tugas-tugas kepada masing-masing
perwakilan ,dalam pra MMD ini kita membahas penjelasan tentang
PKMD,dan membahas permasalahan kesehatan yang sedang dihadapi dan
mengajak perwakilan –perwakilan tadi untuk ikut berpartisipasi dalam
kegiatan PKMD dan kegiatan pra MMD ini.Selain kegiatan kita dalam pra
MMD ini membantu RW menyusun acara ,mengatur dan menyampaikan
undangan untuk mendukung terlaksananya kegiatan selanjutkan yaitu MMd
[musyawarah masyarakat desa ].
PELATIHAN KADER
Latihan kader

a. Tahap persiapan latihan kader

(1) Bersama petugas puskesmas dan staf keseluruhan mendata


nama –nama kader baru yang akan ditugaskan untuk
membantu pelaksanaan rencana yang telah tersusun pada
saat musyawarah desa.
(2) Pada umumnya kader sudah pernah dilatih ditiap-tiap desa.
Jadi pelatihan ini merupakan suatu penyegaran atau
pelatihan dalam rangka menanggulangi masalah yang
ditemui pada saat survey mawas diri.
(3) Membantu menyeleksi calon-calon yang akan dipilih untuk
mengikuti pelatihan kader.
(4) Membantu petugas puskesmas mempersiapkan program
latihan kader dan bahan-bahan yang diperlukan.
(5) Mempersiapkan bahan pengkajian tentang pengalaman
sebagai kader untuk disajikan pada pelatihan kader yang
akan diadakan.
(6) Membantu petugas puskesmas mengedarkan undangan
latihan kader dan mempersiapkan alat-alat serta ruang
untuk latihan.

b. Tahap pelaksanaan latihan kader

(1) Membantu petugas puskesmas ikut penyusun laporan


pelaksanaan pelatihan kader.
(2) Membantu mengadakan pendekatan dengan para kader
lainnya untuk menanamkan otivasi dan pengabdian sebagai
kader serta peka terhadap masalah-masalah disekitarnya.
(3) Membantu petugas puskesmas mengadakan pertemuan
seluruh kader yang ada di desa itu untuk memahami dan
mendalami rencana kerja serta membagi tugas
pelaksanaannya.
(4) Mendorong kader yang susah dilatih untuk mengadakan
pertemuan-pertemuan warga masyarakat di rk nya masing-
masing untuk memulai melaksanakan kegiatan.
(5) Ikut menyajikan pengalaman dan suka duka sebagai kader
pada pelatihan kader.
(6) Ikut membuat suasana pelatihan menjadi akrab, terbuka dan
kreatif dengan cara memberikan kesempatan kepada
masing-masing peserta untuk memperkenalkan dirinya
melalui permainan raja dan beberapa permainan simulasi.

Peserta yang harus hadir pada saat pelatihan kader


yaitu :

1. Petugas Puskesmas
2. Staf kelurahan
3. Kader kesehatan
4. Pelatih
5. Peserta Latihan
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
1. Pengertian
Musyawarah masyarakat desa (MMD) adalah pertemuan seluruh
warga desa untuk membahas masalah. Masalah yang ada di desa dan
merencanakan penanggulangan serta merencanakan program
pembangunan desa.
Topik yang akan dibahas dalam MMD adalah hasil dari survey
mawas diri (SMD) yang telah dilaksanakan oleh tim SMD tersebut.

2. Tujuan
a. Agar masyarakat mengenal masalah kesehatan yang dihadapi dan
dirasakan di wilayah .
b. Agar masyarakat sepakat untuk bersama-sama menanggulangi
masalah kesehatan tersebut.
c. Tersusunnya rencana kerja yang telah disepakati bersama-sama
untuk menanggulangi masalah kesehatan .

3. Peserta
Dalam penyelenggaran MMD sebaiknya dihadiri oleh:
a. Para kader pelaku tim SMD
b. Kepala desa dan perangkat desa
c. KMD
d. Tokoh masyarakat setempat, baik formal maupun non formal
e. Ibu-ibu PKK
f. Karang Taruna
g. Beberapa orang KK yang di survey
h. Pimpinan puskesmas dan staf
i. Sektor tingkat kecamatan terkait
j. Ketua organisasi masyarakat

4. Tempat Penyenggaraan
Sebaiknya di lokasi dimana SMD dilakukan, untuk ini balai desa
cukup baik untuk dipergunakan asal diusahakan agar jaringan
banyak anak-anak berkerumun dan ribut di sekitar, yang
menentukan masyarakat sendiri .
5. Pola penyelenggaraan
a. Susunan tempat duduk
b. Susunan MMD
c. Waktu
d. Peran ketua MMD

6. Langkah-langkah MMD
a. Persiapan
1. Kader selaku tim SMD menyelesaikan hasil SMD yang ditulis
dalam lembar baik untuk disajikan .
2. Kader yang membantu kepala desa menyimpulkan acara, ruangan,
dan perlengkapan .
3. Kader membantu mengedarkan undangan dan mandorong agar
warga masyarakat, petugas puskesmas dan sektor lain terkait
tingkat kecamatan.
4. Mengajak kader lain agar hadir dalam MMD
5. Kader mengajak para tokoh masyarakat dan pimpinan organisasi,
masyarakat, untuk hadir dalam MMD, agar dapat membantu
memecahkan masalah kesehatan. Dalam persiapan MMD yang
paling berperan adalah kader sedangkan tokoh masyarakat
petugas kesehatan maupun sektor terkait sebagai motivator.

b. Pelaksanaan
1. Pembukaan oleh kepala desa
2. Perkenalan peserta oleh kader
3. Pengenalan masalah desa oleh masyarakat sendiri dipimpin oleh
petugas puskesmas
4. penyajian hasil survey oleh kader selaku tim pelaksana SMD
5. Perumusan dan penentuan prioritas masalah kesehatan.
6. Berusaha menggali yang ada di masyarakat untuk memecahkan
masalah yang dihadapi
7. Mohon bantuan dari sektor lain, dalam menanggulangi masalah
yang dihadapi, terutama bantuan teknis dari masing-masing sektor
8. Penyusunan rencana kerja penanggulan masalah kesehatan oleh
kepala desa
9. Penyimpulan hasil musyawarah berupa penegasan tentang
rencana kepala desa
10.Penutup

Anda mungkin juga menyukai