Anda di halaman 1dari 35

Panduan

Early Warning System dan Pediatric Early Warning System (EWS/PEWS)

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA


DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JATI PADANG
Jl. Raya Ragunan Nomor 16-17, Jakarta Selatan
Telpon : (021) 22784448 Faksimile : (021) 22784446
Email : rsudjatipadang@gmail.com
LEMBAR PENGESAHAN

Panduan Early Warning System dan Pediatric Early Warning


System (EWS/PEWS)
No. Dokumen No. Revisi Halaman

Jl. Raya Ragunan


Nomor 16-17,
Jakarta Selatan

PANDUAN Tanggal terbit: Ditetapkan,


Direktur RSUD Jati Padang

dr. Rismasari
NIP.197204102006042033

i
KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD JATI PADANG TENTANG PEMBERLAKUAN
PANDUAN EARLY WARNING SYSTEM DAN PEDIATRIC EARLY WARNING
SYSTEM (EWS/PEWS)

ii
iii
DAFTAR ISI

LEMBARPENGESAHAN………………………………………………………………. i

KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD JATI PADANG TENTANG PEMBERLAKUAN


PANDUAN EARLY WARNING SYSTEM DAN PEDIATRIC EARLY WARNING
SYSTEM (EWS/PEWS) ………………………………………………………….. ii

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………..iv

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………… 1

A. Latarbelakang……………………………………………………….1
B. Definisi………………………………………………………………..
C. Tujuan ……………………………………………………………….

BAB II RUANGLINGKUP……………………………………………………….. 5

A. Sasaran ….………………………………………………………………
B. Syarat EWS …………………………………………………………..5
C. Komponen EWS………………………………………………………
D. Manfaat EWS…………………………………………………………
E. Instrumen EWS……………………………………………………..

BAB III TATA LAKSANA………………………………………………………….7

A. SistematikaPenulisan…………………………………………………8
B. PengkajianKeperawatan…………………………………………… 8
C. Diagnosa Keperawatan ……………………………………………...9
D. PerencanaanKeperawatan ………………………………………... 10
E. ImplementasiKeperawatan………………………………………… 11
F. Evaluasi Keperawatan………………………………………………15
G. CatatanAsuhanKeperawatan……………………………………….16

BAB IV PENUTUP………………………………………………………………...17

iv
v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Staf yang tidak bekerja di daerah pelayanan kritis/ intensif
mungkin tidak mempunyai pengetahuan dan pelatihan yang cukup
untuk melakukan asesmen serta mengetahui pasien yang akan
masuk dalam kondisi kritis. Padahal, banyak pasien di luar daerah
pelayanan kritis mengalami keadaan kritis selama dirawat inap.
Sering kali pasien memperlihatkan tanda bahaya dini (contoh,
tanda-tanda vital yang memburuk dan perubahan kecil status
neurologisnya) sebelum mengalami penurunan kondisi klinis yang
meluas sehingga mengalami kejadian yang tidak diharapkan.

Ada kriteria fisiologis yang dapat membantu staf untuk


mengenali sedini-dininya pasien yang kondisinya memburuk.
Sebagian besar pasien yang mengalami gagal jantung atau gagal
paru sebelumnya memperlihatkan tanda-tanda fisiologis di luar
kisaran normal yang merupakan indikasi keadaan pasien
memburuk. Hal ini dapat diketahui dengan early warning system
(EWS).

Penerapan early warning system (EWS) membuat staf mampu


mengidentifikasi keadaan pasien memburuk sedini-dininya dan
bila perlu mencari bantuan staf yang kompeten. Dengan demikian,
hasil asuhan akan lebih baik.

6
B. Pengertian
1. Early Warning Scoring System adalah sebuah sistem skoring
fisiologis yang umumnya digunakan di unit medikal bedah
sebelum pasien mengalami kondisi kegawatan. Skoring EWSS
disertai dengan algoritme tindakan berdasarkan hasil skoring
dari pengkajian pasien. (Duncan & McMullan, 2012).
2. Early Warning System (EWS) adalah sistem peringatan dini
yang dapat diartikan sebagai rangkaian sistem komunikasi
informasi yang dimulai dari deteksi awal, dan pengambilan
keputusan selanjutnya. Deteksi dini merupakan gambaran dan
isyarat terjadinya gangguan fungsi tubuh yang buruk atau
ketidakstabilitas fisik pasien sehingga dapat menjadi kode dan
atau mempersiapkan kejadian buruk dan meminimalkan
dampaknya, penilaian untuk mengukur peringatan dini ini
menggunakan Early Warning Score.
3. Early Warning Score (EWS) adalah sebuah pendekatan
sistematis yang menggunakan skoring untuk mengidentifikasi
perubahan kondisi seseorang sekaligus menentukan langkah
selanjutnya yang harus dikerjakan. Penilaian ini dilakukan pada
orang dewasa (berusia lebih dari 16 tahun), tidak untuk anak-
anak dan ibu hamil. Sistem ini dikembangkan oleh Royal College
of Physicians, the Royal College of Nursing, the National Outreach
Forum and NHS Training for Innovatio, London tahun 2012.

7
4. Sistem skoring EWS menggunakan pengkajian yang
menggunakan 7 (tujuh) parameter fisiologis yaitu:
1) Frekuensi pernapasan/respiratory rate
2) saturasi oksigen,
3) kebutuhan alat bantu O2
4) tekanan darah sistolik,
5) frekuensi nadi,
6) suhu tubuh, dan
7) tingkat kesadaran
untuk mendeteksi terjadinya perburukan/ kegawatan kondisi
pasien yang tujuannya adalah mencegah hilangya nyawa
seseorang dan mengurangi dampak yang lebih parah dari
sebelumnya.

5. Pediatric Early Warning System (PEWS) adalah penggunaan


skor peringatan dini dan penerapan perubahan kompleks yang
diperlukan untuk pengenalan dini terhadap pasien anak di
rumah sakit.
6. Sistem skoring PEWS menggunakan pengkajian yang
menggunakan 10 (sepuluh) parameter fisiologis, yaitu:
1) respirasi,
2) saturasi oksigen,
3) kebutuhan alat bantu O2
4) tekanan darah sistolik,
5) frekuensi nadi,
6) suhu tubuh, dan
7) tingkat kesadaran
8) warna kulit
9) nyeri
10) urine

8
C. Tujuan
1. Menurunkan angka kejadian henti nafas dan henti
jantung serta menurunkan tingkat mortilitas.
2. RSUD Jati Padang menerapkan pelaksanaan early
warning system (EWS).
3. EWS dapat dipakai sebagai kriteria untuk
meningkatkan frekuensi monitoring, penanganan
maupun dalam hal meminta pertolongan pertama
4. Perawat dapat mengembangkan dan menerapkan metoda
pendokumentasian kriteria tanda awal perburukan
kondisi pasien dan kapan harus mencari bantuan lanjut
5. Berdasarkan kriteria yg telah dibuat oleh Rumah Sakit,
perawat harus melakukan tindakan tertentu sesuai
kondisi pasien.

BAB II

RUANG LINGKUP

A. Sasaran
1. Direktur bertanggung jawab untuk memastikan bahwa
mekanisme/protokol yang dijelaskan dalam panduan ini dan
dokumen yang terkait tersedia untuk implementasi, monitoring
dan revisi kebijakan ini secara keseluruhan serta dapat diakses
dan dimengerti oleh semua staf terkait.

9
2. Direktur dalam ruang lingkup panduan ini bertanggung jawab
untuk memastikan bahwa semua Kepala Unit/Instalasi,
a. Menyebarkan panduan ini di wilayah yang menjadi tanggung
jawab mereka.
a. Mengimplementasikan panduan ini di dalam wilayah yang
menjadi tanggung jawab mereka.
b. Mengidentifikasi dan mengalokasikan sumber daya yang
tepat untuk terpenuhinya panduan ini.
c. Memastikan bahwa semua staf dibawah pengawasan mereka
mengetahui panduan ini dan mengikuti pelatihan untuk
kebijakan ini.
3. Semua Kepala Unit/Instalasi juga bertanggung jawab untuk
memastikan bahwa audit internal dilaksanakan.
4. Kepala Unit/Instalasi yang terlibat dalam ruang lingkup ini
bertanggung jawab untuk implementasi panduan ini di bagian
yang mereka kelola dan harus memastikan bahwa:
a. Semua staf lama dan baru mempunyai akses dan tahu
mengenai panduan ini serta kebijakan, SPO dan formulir
lain yang terkait.
b. Adanya SPO tertulis yang mendukung dan patuh pada
panduan ini dan dipantau untuk kepatuhannya.
5. Semua staf yang terlibat dalam ruang lingkup panduan ini
bertanggung jawab untuk mengimplementasikan panduan ini
dan harus memastikan bahwa:
a. Mereka mengerti dan mematuhi panduan ini.
b. Akan menggunakan panduan ini dalam hubungannya
dengan semua kebijakan dan SPO lainnya.
c. Ketidak patuhan pada panduan ini dapat mengakibatkan
tindakan indisiplin.

10
d. Setiap anggota staf dapat mengisi laporan kejadian bila
ditemukan ketidak patuhan.

B. Syarat EWS
EWS sistem menggunakan pendekatan sederhana berdasarkan
dua persyaratan utama yaitu:

1. Metode yang sistematis untuk mengukur parameter fisiologis


sederhana pada semua pasien untuk memungkinkan
identifikasi awal pasien yang mengalami penyakit akut atau
kondisi perburukan.
2. Definisi yang jelas tentang ketepatan urgensi dan skala respon
klinis yang diperlukan, disesuaikan dengan beratnya
penyakit.

C. Komponen EWS
1. Deteksi dini
2. Ketepatan waktu respon
3. Kompetensi

D. Manfaat EWS
1. Standarisasi teknik deteksi perburukan kondisi pasien
2. Standarisasi tingkat perburukan kondisi pasien
3. Membantu pengambilan keputusan klinis dengan cepat dan
tepat

E. Instrumen EWS
1. MEWS (Modified Early Warning System)

11
2. NEWS (National Early Warning Score)
3. PEWS (Pediatric Early Warning Signs)
4. MEOS (Modified Early Obstetric Score)
F. Kapan EWS dilakukan?
EWS dilakukan terhadap semua pasien pada asesmen awal dengan
kondisi penyakit akut dan pemantauan secara berkala pada semua
pasien yang mempunyai risiko tinggi berkembang menjadi sakit
kritis selama berada di rumah sakit. Pasien-pasien tersebut
adalah:

1. Pasien yang keadaan umumnya dinilai tidak nyaman (uneasy


feeling),
2. Pasien yang datang ke instalasi gawat darurat,
3. Pasien dengan keadaan hemodinamik tidak stabil,
4. Pasien yang baru dipindahkan dari ruang rawat intensif ke
bangsal rawat inap.
5. Pasien yang akan dipindahkan dari ruang rawat ke ruang
rawat lainnya,
6. Pasien paska operasi dalam 24 jam pertama sesuai dengan
ketentuan penatalaksanaan pasien paska operasi.
7. Pasien dengan penyakit kronis,
8. Pasien yang perkembangan penyakitnya tidak menunjukkan
perbaikan.
9. Pemantauan rutin pada semua pasien, minimal 1 kali dalam
satu shift dinas perawat.
10. Pada pasien di Unit Hemodialisa dan rawat jalan lainnya
yang akan dirawat inap untuk menentukan ruang perawatan.
11. Pasien yang akan dipindahkan dari RS Harapan Jayakarta
ke rumah sakit lainnya

12
BAB III
TATALAKSANA

Seluruh Staf klinis Rumah Sakit Umum Daerah Jati Padang dilatih
menggunakan early warning system (EWS). Sehingga dengan
kemampuannya untuk melaksanakan early warning system (EWS),
maka membuat staf mampu mengidentifikasi keadaan pasien
memburuk sedini-dininya dan bila perlu mencari bantuan staf yang
kompeten. Dengan demikian, hasil asuhan akan lebih baik.

Early Warning System (EWS) dijalankan dengan tahapan sebagai


berikut:

1. Cek kesadaran dan tanda tanda vital pasien


2. Setiap parameter kemudian di berikan skor sesuai EWS
3. Jumlahkan semua skor kemudian tentukan kategori EWS
4. Lakukan tatalaksana pasien sesuai Algoritme EWS

Ada beberapa metode EWS yang digunakan, yaitu:

A. National Early Warning System


1. NEWS digunakan pada pasien dewasa (berusia 16 tahun atau
lebih)

13
2. NEWS dapat digunakan untuk untuk mengasesmen penyakit
akut, mendeteksi penurunan klinis, dan menginisiasi respon
klinis yang tepat waktu dan sesuai.
3. NEWS tidak digunakan pada:
a. Pasien berusia kurang dari 16 tahun
b. Pasien hamil
c. Pasien dengan PPOK
4. NEWS juga dapat diimplementasikan untuk asesmen
prehospital pada kondisi akut oleh first responder seperti
pelayanan ambulans, pelayanan kesehatan primer, Puskesmas
untuk mengoptimalkan komunikasi kondisi pasien sebelum
diterima rumah sakit tujuan.

5. National Early Warning Score (NEWS)


1. Seluruh hasil pemeriksaan kesadaran dan tanda tanda vital
pasien diberikan skor EWS sesuai dengan NEWS. Berikut
table skor NEWS yang dimaksud.

14
2. Setelah itu jumlahkan semua skor kemudian tentukan
kategori EWS. Berikut adalah kategori EWS.

Parameter 3 2 1 0 1 2 3 Nilai

21-
Pernapasan ≤8 9-11 12-20 ≥ 25
24

92- 94-
Saturasi O2 ≤ 91 96
93 95

15
Penggunaan
Ya Tidak
alat bantu O2

35.1- 36.1- 38.1- ≥


Suhu ≤ 35
36.0 38.0 39.0 39.1

Tekanan darah 91- 101- 111-


≤ 90 ≥ 220
sistolik 100 110 219

Denyut 41- 91- 111-


≤ 40 51-90 ≥ 131
jantung 50 110 130

V, P,
Tingkat
A atau
kesadaran
U

Total

Keterangan:

Hijau: 0-1 Kuning: 2-4 Orange: 5-6 Merah: ≥ 7

1 – 4 : rendah

5 – 6 : sedang

˃7 : tinggi

Penatalaksanaan Early Warning Scoring System (EWSS), Rumah


Sakit Umum Daerah Jati Padang (RSUDJP) :
Lakukan tatalaksana pasien sesuai Algoritme EWS

16
Skor NEWS Frek Respon Klinis
Monitoring

- Lanjutkan pemantauan
NEWS rutin dengan setiap
rangkaian pengamatan
0 Min 12 jam
- Pasien dalam kondisi
stabil pantau TTV per shift
dan lakukan edukasi
‒ Informasi siapa perawat
terlatih yang harus
menilai pasien.
‒ Perawat terlatih akan
memutuskan apakah
dilakukan peningkatan
frekuensi pemantauan
dan / atau diperlukan
eskalasi perawatan klinis

Total 1 – 4 Min 4 – 6 jam ‒ Pengkajian ulang harus


dilakukan oleh Perawat
Primer/ PJ Shift. Jika
skor pasien akurat maka
perawat primer atau PP
harus menentukan
tindakan terhadap
kondisi pasien dan
melakukan pengkajian
ulang setiap 2 jam oleh
perawat pelaksana.

17
Pastikan kondisi pasien
tercatat di catatan
perkembangan pasien.
‒ Perawat terlatih segera
meng-informasikan tim
medis untuk merawat
pasien.
‒ Penilaian cepat oleh klinisi
dengan kompetensi inti
untuk menilai pasien
akut.
‒ Perawatan klinis di
lingkungan dengan
Total:
fasilitas pemantauan.
5-6 Frekuensi ‒ Pengkajian ulang harus
meningkat dilakukan oleh Perawat
Atau minimal 1 jam Primer/ PJ Shift dan
3 dalam 1 parameter diketahui oleh dokter
jaga residen. Dokter jaga
residen harus
melaporkan ke DPJP dan
memberikan instruksi
tatalaksana pada pasien
tersebut. Perawat
pelaksana harus
memonitor tanda vital
setiap jam.

18
‒ Perawat terlatih segera
menginfor-masikan tim
medis untuk merawat
pasien ini setidaknya
harus di tingkat spesialis
yang terlatih.
‒ Penilaian darurat oleh tim
klinis dengan kompetensi
perawatan kritis, yang
juga mencakup seorang
praktisi dengan
Pemantauan
keterampilan jalan napas
terus menerus
yang canggih.
tanda vital
Total: ‒ Pertimbangkan
(TTV).
pengalihan perawa-tan
7 atau lebih
Bedside klinis ke fasilitas
monitor perawatan tingkat 2 atau
terpasang. 3, yaitu ketergantu-ngan
yang lebih tinggi atau HCU
‒ Aktifkan code blue,
TMRC melakukan
tatalaksana kegawatan
pada pasien, dokter jaga
dan DPJP diharuskan
hadir disamping pasien
dan berkolaborasi untuk
menentukan rencana
perawatan pasien
selanjutnya. Perawat

19
pelaksana harus
memonitor tanda vital
setiap jam (setiap15
menit-30 menit-60
menit)

B. Pediatric Early Warning System (PEWS)


1. PEWS digunakan pada pasien anak/pediatrik (berusia saat
lahir-16 tahun)
2. PEWS dapat digunakan untuk untuk mengasesmen penyakit
akut, mendeteksi penurunan klinis, dan menginisiasi respon
klinis yang tepat waktu dan sesuai.
3. PEWS tidak digunakan pada:
a. Pasien dewasa lebih dari 16 tahun
b. Pasien anak dengan TOF (Tetralogi of Fallot), sindrom
VACTERL
4. PEWS juga dapat diimplementasikan untuk asesmen prehospital
pada kondisi akut oleh first responder seperti pelayanan
ambulans, pelayanan kesehatan primer, Puskesmas untuk
mengoptimalkan komunikasi kondisi pasien sebelum diterima
rumah sakit tujuan.
5. Tatalaksana:
1. Seluruh hasil pemeriksaan pasien sesuai dengan parameter
PEWS diberikan skor EWS. Berikut table skor PEWS yang
dimaksud.

20
Kelompok Umur Tekanan Darah Sistolik (mmHg)

0 – 30 hari ≤ 60

1 bulan – < 1 tahun ≤ 70

≥ 1 tahun – < 10 tahun ≤ 70 + 2x (usia di tahun itu)

≥ 10 tahun < 90

21
Parameter 3 2 1 0 1 2 3 Nilai

Pernapasan Pernapasan san Pernapa Perna Pernap n Pernapn

Umur: Umur: Umur Umur: Umur: Umur: Umur:

˂ 28 hari ˂ 20 30-39 40-60 40-60 40-60 ˃ 60

˂ 1 tahun ≤ 20 20-29 30-40 41-50 51-60 ≥ 60

1-5 tahun ˂ 20 1-5 20-30 31-50 51-60 ˃ 60


tahu
5-11 tahun ˂ 20 20-30 31-50 51-60 ˃ 60
5-11
12-16 tahun ˂ 10 10-20 21-30 31-40 ˃ 40
tahun

12-16
tahun

Saturasi O2 ≤ 85 86-89 90-93 ˃ 94

Pucat /
Warna kulit pink
berbintik

Suhu

Tekanan darah
≤ 80 80-89 90-119 120-129 130-139 ˃ 140
sistolik

Nadi Nadi Nadi Nadi Nadi Nadi


Nadi
Umur: Umur: Nadi Umur: Umur: Umur: Umur:
U81-
˂ 28 hari ˂ 80 U91-99 100-180 181-190 100-180 ˃ 200
90
˂ 1 tahun ˂ 90 100-109 110-160 161-170 171-190 ≥ 190
90-99
1-5 tahun ≤ 70 80-89 90-140 141-160 161-170 ˃ 170
70-79
5-11 tahun ˂ 60 70-79 80-120 121-140 141-160 ˃ 160
60-69
12-16 tahun ˂ 60 55-100 101-120 121-140 ˃ 140

Tingkat
A V P/U
kesadaran

Total

Keterangan :

22
0-2 : skor normal (hijau), penilaian setiap 4 jam.

3 : skor rendah (kuning), penilaian setiap 1-2 jam

4 : skor menengah (kuning), penilaian setiap 1 jam

≥5 : skor tinggi (merah), penilaian setiap 30 menit.

2. Setelah itu jumlahkan semua skor kemudian tentukan


kategori EWS. Berikut adalah kategori EWS.

23
3. Lakukan tatalaksana pasien sesuai Algoritme PEWS

C. Modified Early Obstertic Warning Score (MEOWS)


• MEOWS digunakan pada pasien ibu hamil dengan usia
kandungan 20 minggu sampai 6 minggu setelah melahirkan.
• MEOWS dapat digunakan untuk untuk mengasesmen pengakit
akut, mendeteksi penurunan klinis, dan menginisiasi respon
klinis yang tepat waktu dan sesuai.
• MEOWS tidak digunakan selama proses pembukaan sampai
selesai melahirkan.
• Tatalaksana:
1. Seluruh hasil pemeriksaan pasien sesuai dengan
parameter MEOWS diberikan skor EWS. Berikut table skor
MEOWS yang dimaksud.

24
Nila
Parameter 3 2 1 0 1 2 3
i

21-
Pernapasan ˂12 12-20 ˃ 25
25

≤ 92-
Saturasi O2 ˃ 95
92 95

Penggunaan
alat bantu Ya Tidak
O2

37.5
˂ 36.1-
Suhu - ˃ 37.7
36 37.2
37.7

Tekanan 141
˂ 90- 151-
darah - ˃ 160
90 140 160
sistolik 150

101
Denyut ˂ 50- 61- 111-
- ˃ 120
jantung 50 60 100 120
110

Norma Abnorma
Nyeri
l l

25
Pengeluaran Norma Abnorma
/ Lochia l l

Protein urin + ≥ ++

Tingkat V,P,atau
A
kesadaran U

Total

Keterangan :

0-1 : Normal

2-4 : Rendah

5-6 : Sedang

>7 : Tinggi

2. Setelah itu jumlahkan semua skor kemudian tentukan kategori EWS.


Berikut adalah kategori MEOWS.

3. Lakukan tatalaksana pasien sesuai Algoritme ME0WS

Monitoring
Skor Petugas Tindakan
frekuensi

0-1 6-8 jam Perawat/ Meningkatkan frekuensi


Bidan monitoring jika ada
jaga, perubahan kondisi pasien

26
Dokter Jika perlu menghubungi
jaga dokter jaga

Jika pasien mengalami pre


eklampsia (sakit kepala,
pandangan kabur, nyeri
perut) tingkatkan
pengawasan.

2-4 jam Perawat/ Meningkatkan frekuensi


Bidan monitoring jika ada
jaga, perubahan kondisi pasien
Dokter
menghubungi dokter jaga
jaga
dokter jaga melihat keadaan
pasien kembali

Jika pasien mengalami pre


eklampsia (sakit kepala,
pandangan kabur, nyeri
perut) tingkatkan
pengawasan

5-6 2-1 jam Bidan/ Lapor bidan/ perawat jaga


Perawat
Bidan/ perawat segera
jaga,
monitoring ulang pasien
Dokter
Sp.OG Menghubung dokter
spesialis kandungan dan
segera konsultasikan

Meningkatkan frekuensi
monitoring

Jika pasien mengalami pre


eklampsia (sakit kepala,
pandangan kabur, nyeri
perut) tingkatkan
pengawasan

27
7+ berlanjutan Panggilan Menghubungi dokter Sp.OG
darurat
Menghubungi Tim
emergency (code blue)

Melanjutkan TTV secara


berkelanjutan

Mempertimbangan
pemindahan ke ruang HCU
atau dirujuk.

Tersedia pencatatan hasil early warning system (EWS).

28
29
30
31
BAB IV
DOKUMENTASI

1. Sertifikat pelatihan early warning system (EWS) oleh beberapa


staf klinis.
2. Dokumentasi sosialisasi early warning system (EWS/PEWS).
3. SPO pelaksanaan early warning system (EWS).
4. Formulir Monitoring Pasien menggunakan form EWS/PEWS.
5. Tersedia pencatatan hasil early warning system (EWS/PEWS).

32
DAFTAR PUSTAKA

Bian, Y., Xu, F., Lv, R. J., Wang, J. L., Cao, L. J., Xue, L., . . . Chen, Y. G. (2015).
An early warning scoring system for the prevention of acute heart failure.
Int J Cardiol, 183, 111-116. doi: 10.1016/j.ijcard.2015.01.076
Brown, H. (2012). Graded Response Observation Chart (Leeds Teaching
Hospitals Trust )
Deakin, C.D; Nolan, J.P; Soar, J; Sunde, K; Koster, R.W;…& Perkins, G.D (2010)
European resuscitation council guidelines for resuscitation 2010. Section
4. Adult advanced life support. www.elsevier.com/locate/resuscitation
Depkes (2013) Riset kesehatan dasar www.depkes.go.id

Duncan, K., & McMullan, C. (2012). Early warning system. Philadelphia:


Lippincott Williams & Wilkins.

Firmansyah, H. (2015). Peran Perawat dalam Penanganan Kegawatan Klinik di


RS Penerapanearly Warning Dancode Blue System
Georgaka, D., Mparmparousi, M., & Vitos, M. (2012). Early Warning Systems.
Hospital Chronicles 2012, Volume 7, Supplement 1: 37–43
Georgaka, D., Mparmparousi, M., & Vitos, M. (2012). Early Warning Systems.
HOSPITAL CHRONICLES, 7(1), 37-43. doi:10.2015/hc.v7i1%20Sup.482
Joghnstone, C. C., Rattray, J., & Myers, L. (2007). Physiological risk factors,
early warning scoring systems and organizational changes. Nurs Crit Care
2007; 12: 219-222.
Kyriacos U., Jelsma J . & Jordan S. (2011). Monitoring vital signs using early
warning scoring systems: a review of the Literature. Journal of Nursing
Management 19, 311–330
Management Team for the County Hospital of Sundsvall-Härnösand (2011).
Modified Early Warning Score MEWS, document by The. 2011-02-07
Mitchell, I., McKay, H., Leuvan, V. C. et al., (2010). A prospective controlled trial
of the effect of a multi-faceted intervention on early recognition and
intervention in deteriorating hospital patients. Resuscitation 81:658 – 666
Morgan, R. J. M., Williams, F., & Wright, M. N. (1997). An early warning scoring
system for detecting developing critical illness. Clin Intens Care Nurs
1997; 8: 100.
National Clinical Effectiveness Committe (NCEC). (2013). National Early Warning
Score: Guideline No. 1. An Roinn Slainte Departement Of Health.
National Early Warning Score Development and Implementation Group
(NEWSDIG). (2012). National Early Warning Score (NEWS): standardising

1
the assessment of acute-illness severity in the NHS. London: Royal College
of Physicians. ISBN 978-1-86016-471-2.
National Institute for Health and Clinical Excellence (NICE). (2007). Acutely ill
patients in hospital recognition of and respond to acute illness in adults in
hospital. NICE clinical guideline No. 50. London
Nolan, J. P., Soar, J., Ziderman, D. A., et al. (2010). European Resuscitation
Council Guidelines for Resuscitation. Resuscitation; 81: 1219-1276.
Odell, M., Victor, C., & Oliver, D. (2009). Nurses’ role in detecting deterioration
in ward patients: systematic literature review. J Adv Nurs 2009; 65: 1992-
2006.
Patterson, C; Maclean, F; Bell, C ; Mukherjee, E; Bryan, L;… Bell, D (2011) Early
warning systems in the UK: variation in content and implementation
strategy has implications for a NHS early warning system. Clinical Medicine
2011, Vol 11, No 5: 424–7
Polly, H (2013) Early warning scores in cardiac arrest patients. British Journal of
Cardiac Nursing Sep2013, Vol. 8 Issue 9, p432-437. 6p. 1 Diagram, 3
Charts.

Anda mungkin juga menyukai