Anda di halaman 1dari 7

SAYA ADALAH AGEN ILLUMINATI

Tahukah Anda bahwa selama ini sesungguhnya saya adalah seorang agen Illuminati?
Tahukah Anda bahwa saya bekerja bagi terwujudnya cita-cita Novus Ordo Seclorum, New
World Order atau Tata Dunia Baru? Tahukah Anda bahwa saya mengerti makna rahasia
dibalik simbol Mata Satu yang legendaris dan misterius itu? Tapi sebelum Anda berpikir
yang bukan-bukan dan langsung menghakimi secara sepihak, ngawur dan sembarangan
tanpa menggunakan wawasan, penalaran logika dan akal sehat (sebagaimana kebiasaan
kaum bani hoax dan bani fitnah) maka ijinkanlah saya menuliskan beberapa hal mengenai
“The Secret Societies” ini.
Tidak banyak orang yang mengetahui fakta sesungguhnya yang ada dibalik berbagai
persaudaraan rahasia ini. Kebanyakan hanya tahu sekedar melalui hoax, isapan jempol,
dongeng dan mitos yang banyak dijumpai di internet, buku, novel ataupun film fiksi
tentang teori konspirasi saja. Sangat jarang orang yang bisa masuk ke dalam jaringan dan
lingkaran dalam mereka karena sifatnya yang seakan “tertutup dan rahasia” (meski
sebenarnya tidaklah demikian). Anda yang membaca tulisan ini termasuk orang yang
beruntung mendapatkan informasi ini. Semoga tulisan ini bermanfaat dan bisa menambah
wawasan Anda. Selamat membaca......
1. ILLUMINATI
Illuminati (berasal dari bahasa Latin illuminatus yang berarti "tercerahkan") adalah sebuah
nama yang diberikan kepada beberapa kelompok tertentu, baik yang nyata maupun yang
bersifat fiktif. Secara historis, nama tersebut biasanya mengacu pada Bavarian Illuminati,
sebuah persaudaraan rahasia era Pencerahan yang didirikan pada tanggal 1 Mei 1776 oleh
Adam Weishaupt (1748-1830), seorang profesor Hukum dan Filsafat di Universitas
Ingolstadt, Jerman. Banyak tokoh intelektual berpengaruh dan politisi progresif yang
menjadi anggota persaudaraan ini termasuk Ferdinand of Brunswick, Xavier von Zwack,
Johann Wolfgang von Goethe, Johann Gottfried Herder dan Duke of Gotha and Weimar.
Tujuan mereka adalah untuk menentang takhayul, obskurantisme, penyalahgunaan agama
yang disertai dengan kekuasaan negara yang korup dalam mengekang, memanfaatkan dan
mengontrol kehidupan publik. Illuminati bersama dengan Freemasonry dan persaudaraan
rahasia lainnya dilarang oleh dekrit penguasa dengan dukungan penuh dari otoritas Gereja
Katolik Roma pada tahun 1784, 1785, 1787, dan 1790. ( Di abad-abad kemudian Lembaga
Kepausan Vatikan yang diwakili oleh Paus Yohannes Paulus II akhirnya meminta maaf atas
kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan oleh Gereja di masa lalu terutama di masa-
masa abad pertengahan seperti penjualan surat pengampunan dosa, membakar hidup-
hidup wanita yang dituduh sebagai ahli sihir, pembakaran hidup-hidup kepada ilmuwan
Giordano Bruno dan hukuman tahanan seumur hidup kepada Galileo Galilei karena
mengemukakan teori bumi mengelilingi matahari / Heliosentris yang dianggap
bertentangan dengan teori Gereja dan sebagainya. )
Dalam penggunaan selanjutnya, "Illuminati" sering dipakai untuk menyebut berbagai
organisasi yang dianggap memiliki hubungan dengan Illuminati Bavaria asli atau
komunitas rahasia yang serupa. Mereka sering dianggap berkonspirasi untuk
mengendalikan berbagai urusan penting dunia dengan mendalangi kejadian dan
memasang agen mereka di pemerintahan dan perusahaan swasta untuk mendapatkan
kekuatan politik dan pengaruhnya dalam rangka membangun Tata Dunia Baru (New World
Order). Hoax dan teori konspirasi semacam ini bisa ditemui dalam berbagai artikel, buku,
selebaran, novel, film, acara televisi dan sebagainya. Hoax semacam ini biasanya sangat
subur berkembang di kalangan agama konservatif yang dulu menjadi target kritik dari
organisasi yang mendukung kebebasan berpikir, berpendapat dan berkeyakinan ini.
2. FREEMASONRY
Freemasonry pada awalnya hanyalah serikat buruh dan pekerja bangunan biasa (kata
mason berasal dari bahasa Perancis, maçon, yang artinya "tukang batu") yang mulai
berkembang di akhir abad ke-14 di Eropa. Namun seiring waktu komunitas kecil ini
berkembang hingga menarik simpati dan pengikut dari kalangan elit dan terpelajar yang
kritis dan ingin melakukan koreksi dan perubahan terhadap situasi politik dan sosial yang
terjadi saat itu. Naskah tertua Mason yaitu “Regius Poem” berasal dari tahun 1425. Tujuan
utama dari persaudaraan rahasia ini adalah membangun persaudaraan dan pengertian
bersama akan kebebasan berpikir dengan standar moral yang tinggi. Gerakan ini muncul
sebagai respon atas pengekangan yang dilakukan kaum agama terhadap kebebasan
berpikir dan ilmu pengetahuan di Eropa di masa abad pertengahan (The Dark Middle
Ages).
Freemasonry adalah organisasi persaudaraan tertua, terbesar dan paling dikenal luas di
dunia. Meski sudah ada sejak abad 14 M tapi Markas Besar Freemason pertama, yaitu
Grand Lodge of England baru didirikan pada 24 Juni 1717 di Inggris. Freemason kemudian
menyebar ke daerah koloni Inggris di Amerika Utara pada tahun 1730-an. Mayoritas Bapak
Bangsa (Founding Fathers) pendiri Amerika Serikat adalah anggota Mason. George
Washington adalah anggota dari markas Virginia yang kemudian berhasil menjadi presiden
Amerika Serikat yang pertama dan bahkan namanya diabadikan sebagai ibukota negara
tersebut.
Selain itu 13 orang presiden Amerika Serikat lainnya juga adalah anggota Mason. 56 tokoh
penandatangan Deklarasi Kemerdekaan Amerika, 39 tokoh penandatangan Konstitusi
Amerika dan 74 Jendral Pasukan Kontinental dalam perang kemerdekaan Amerika juga
adalah anggota Mason. Mereka semua berusaha mendirikan, memperjuangkan dan
membangun Negara Amerika Serikat sebagai ekspresi dan cerminan dari pemikiran ideal
dan filsafat Masonic mereka yang mendukung kesetaraan hak, kebebasan berpikir,
berpendapat dan berkeyakinan yang kemudian terbukti berhasil menjadikan Amerika
sebagai bangsa yang besar dan Super Power dunia.
Sebagai organisasi persaudaraan, Freemason mempersatukan orang-orang yang memiliki
karakter baik (meskipun memiliki latar belakang agama, etnis, atau sosial yang berbeda)
serta memiliki kepercayaan pada Tuhan dan persaudaraan antar umat manusia.
Freemason memberi kesempatan bagi orang-orang yang tulus, jujur, percaya kepada
Tuhan dan berkeinginan untuk berkontribusi pada peningkatan kwalitas komunitas
masyarakat dan diri mereka sendiri. Sebagaimana Illuminati, persaudaraan ini juga kerap
difitnah sebagai “kelompok bayangan” yang ingin menguasai dunia terutama oleh kalangan
agama konservatif.
Anggota Freemason yang terkenal dan menjadi tokoh penting serta berpengaruh dalam
sejarah dunia antara lain : Isaac Newton, Albert Einstein, Thomas Edison, Sigmund Freud,
Voltaire, Jean-Jacques Rousseau, Montesquieu, Wolfgang Amadeus Mozart, Ludwig van
Beethoven, Johann Christian Bach, Joseph Haydn, Johann Wolfgang von Goethe, Victor
Hugo, Mark Twain, George Washington, Thomas Jefferson, Benjamin Franklin, Franklin D.
Roosevelt, Theodore Roosevelt, Winston Churchill, Edward VII, Henry Ford, Nathan Mayer
Rothschild, Harry Houdini, Douglas MacArthur, Gerald Ford, William Howard Taft, Warren
G. Harding, Harry S. Truman, J. Edgar Hoover, Simón Bolívar, Mustafa Kemal Atatürk,
Thomas Paine, Sir Arthur Conan Doyle, Alexander Pope, Denis Diderot, Rudyard Kipling,
Felix Mendelssohn, John Hancock, Gustave Eiffel, Li Ka-shing, Colonel Sanders, Edwin Buzz
Aldrin, Aleister Crowley, Louis Armstrong, Nat King Cole, Clark Gable, Cecil B. DeMille,
Sugar Ray Robinson, Jack Dempsey dan lain-lain.
( Harap dipahami bahwa Freemason tidak ada hubungannya dengan AIPAC atau American
Israel Public Affairs Committee, yang aktif pada tahun 1951 dan merupakan lobi Zionis
yang paling kuat, paling berpengaruh dan paling ditakuti di Gedung Putih karena mampu
menghancurkan ataupun melambungkan karir politik seseorang termasuk menjatuhkan
dan mengangkat Senator dan Presiden melalui sumbangan dana kampanye, dukungan
media, koneksi politik dan jaringan internasionalnya. AIPAC juga mampu mengendalikan
dan menentukan kebijakan luar negeri Amerika Serikat terutama yang berkaitan dengan
masalah Timur Tengah. )
3. THE THEOSOPHICAL SOCIETY
Theosophical Society adalah sebuah persaudaraan esoteris yang didirikan di New York,
Amerika Serikat, pada November 1875 oleh Madame Helena Petrovna Blavatsky dan Henry
Steel Olcott. Setelah beberapa tahun, Olcott dan Blavatsky kemudian pindah ke India dan
mendirikan Markas Internasional Theosofi di Adyar, Madras, India. Organisasi ini memiliki
3 tujuan dasar yaitu :
1. Membentuk inti persaudaraan universal umat manusia tanpa membedakan ras, suku
bangsa, agama, jenis kelamin, kasta, status sosial dan warna kulit.
2. Memajukan studi mendalam dan mencari hakikat persamaan antara berbagai religi,
filsafat, dan ilmu pengetahuan.
3. Menyelidiki hukum-hukum alam yang tak dapat dijelaskan serta kekuatan tersembunyi
yang laten atau potensial yang ada dalam diri manusia.
Arti kata Theosofi sendiri berasal dari bahasa Yunani : Theos (yang berarti Tuhan) dan
Sophia (yang berarti Kebijaksanaan) sehingga Theosofi diartikan sebagai Kebijaksanaan
atau Kearifan Illahiah. Dengan demikian Theosofi sebagai hakikat Kearifan Illahi (bukan
sebagai organisasi) sudah ada sejak sebelum manusia dan alam semesta ini ada karena ia
menjadi bagian yang integral dari Illahi itu sendiri. Kaum Theosophist sendiri berusaha
untuk memahami Misteri Agung yang menyatukan alam semesta, manusia, dan Tuhan.
Tujuan dari studi Teosofi adalah untuk mengeksplorasi asal-usul dari berbagai konsep
keTuhanan, kemanusiaan, dan dunia untuk menemukan gambaran yang koheren tentang
tujuan dan asal usul alam semesta. Theosofi berusaha mencari persamaan dan hakikat dari
tiap religi dan ajaran spiritual yang ada ataupun pernah ada di dunia sebagai sebuah
Kesatuan Hidup yang selaras dengan nilai-nilai kemanusiaan.
Ada tiga proposisi mendasar yang diuraikan dalam Theosofi yaitu :
1. Bahwa terdapat Realitas Sejati di mana-mana, yang abadi, tak terbatas, dan hubungan
antara spirit dan materi adalah dua aspek tak terpisahkan yang saling melengkapi.
2. Bahwa ada Hukum Universal berupa evolusi melalui perubahan berdasarkan mekanisme
siklus.
3. Bahwa semua jiwa identik dengan Jiwa Tinggi yang bersifat universal yang merupakan
aspek dari Realitas yang tidak diketahui.
Dalam buku Secret Doctrine yang ditulis pada tahun 1888 oleh Helena Blavatsky, dia
mengatakan bahwa evolusi kemanusiaan di planet bumi merupakan bagian dari Evolusi
Kosmik atau alam semesta secara keseluruhan. Proses evolusi yang berlangsung selama
milyaran tahun ini diawasi dan dibimbing oleh Hirarki Spiritual tersembunyi, yang disebut
sebagai Para Master dari Kebijaksanaan Kuno (Masters of The Ancient Mistery). Blavatsky
menggambarkan Theosophical Society sebagai bagian dari salah satu upaya selama ribuan
tahun yang dilakukan oleh Hierarki Suci ini untuk membimbing umat manusia menuju
Tujuan Evolusi berupa pencapaian kesadaran spiritual umat manusia.
Meskipun studi esoteris, filsafat dan spiritual menjadi fokus utama Theosofi namun demi
menjalankan prinsip Persaudaraan Universal dan kesetaraan hak manusia maka pada
situasi tertentu Theosofi juga terlibat dalam kegiatan politik. Theosofi tidak setuju dengan
penjajahan dan penguasaan suatu bangsa kepada bangsa lain ataupun penguasaan satu
individu kepada individu yang lain. Salah satu contohnya adalah Annie Besant sebagai
tokoh penting Theosofi juga turut mendukung, membantu dan bekerjasama dengan
Mahatma Gandhi demi kemerdekaan bangsa India.
Di Indonesia Theosofi juga memiliki peran dan pengaruh penting dalam membantu
pergerakan dan perjuangan nasional Indonesia dalam upaya meraih kemerdekaan
meskipun hal ini jarang diungkapkan oleh para ahli sejarah kita. Hal ini dituliskan oleh
Iskandar P. Nugraha dalam bukunya yang berjudul "Theosofi, Nasionalisme, dan Elit
Modern Indonesia" yang merupakan hasil penelitian yang ditulis untuk skripsinya di
jurusan Sejarah Universitas Indonesia, Jakarta. Buku tersebut juga ditulis pengantarnya
oleh Prof. John Ingleson dan Prof. David Reeve. Penelitian serupa juga pernah dilakukan
oleh Prof. Jean Gelman Taylor, Jill Roe dan University of Iowa, Amerika Serikat.
Dalam kata pengantar buku tersebut Prof. David Reeve dari Universitas New South Wales
Australia juga menyatakan, "Dalam lingkaran orang-orang nasionalis, begitu banyak orang-
orang yang memiliki hubungan dengan Gerakan Theosofi." Prof Reeve juga menyatakan,
para aktifis Teosofi yang merupakan elit nasional pada masa lalu adalah orang-orang yang
juga banyak terlibat dalam perumusan naskah UUD 1945. Tokoh pergerakan nasional yang
juga menjadi anggota Theosofi atau setidaknya memiliki kedekatan dan pernah
bersentuhan dengan Theosofi kala itu antara lain adalah :
Sukemi (ayah Soekarno), Mohammad Hatta (pahlawan proklamator), Ki Hadjar Dewantara
(Tokoh Taman Siswa), Tjipto Mangoenkoesomo (Tokoh Boedi Oetomo), Goenawan
Mangoenkoesoemo (Tokoh Boedi Oetomo), RA. Kartini, Dr. Radjiman Wediodiningrat
(Ketua Boedi Utomo, Ketua Sidang BPUPKI Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia dan tokoh penting dalam Theosofi Indonesia) dan Mohammad
Yamin (orang yang berkontribusi besar dalam merumuskan lambang negara Pancasila).
Ada juga Mohammad Tabrani (Tokoh Kongres Pemuda Pertama pada 1926), Prof. Soepomo
(salah seorang perumus UUD 45), Haji Agus Salim, Ki Sarmidi Mangoensarkoro (tokoh
pendidikan Indonesia), Amir Syarifuddin, J. Leimena, Djamaluddin Adinegoro (tokoh pers
Indonesia), Bahder Djohan (mantan menteri pendidikan dan kebudayaan), Siti Soemandari
(tokoh perempuan Indonesia), Prof. Soekanto (tokoh kepolisian Indonesia), Armin Pane
(Sastrawan), Sanoesi Pane (Sastrawan), Mohammad Amir (tokoh Jong Sumatrenan Bond),
Datoek Soetan Maharadja (tokoh kaum adat Minangkabau), Achmad Soebarjo, dan Abu
Hanifah serta tokoh-tokoh nasional lainnya yang terutama berasal dari Keraton Paku
Alaman Yogyakarta, organisasi Tri Koro Dharmo, Jong Java, Boedi Oetomo, Perhimpunan
Guru Hindia Belanda, dan para alumnus Sekolah STOVIA di Batavia.
Meski judul tulisan ini “Saya Adalah Agen Illuminati” tapi itu sebenarnya hanyalah kiasan
saja. Saya bukanlah anggota resmi dari organisasi-organisasi tersebut meskipun secara
pribadi saya pernah ditawari menjadi anggota oleh petinggi dari salah satu organisasi
tersebut yang bahkan juga menawarkan beasiswa ke pusat organisasi tersebut di luar
negeri tapi kemudian saya menolaknya. Tapi terus terang saya setuju dan mendukung misi-
visi organisasi-organisasi tersebut. Di masa lalu organisasi-organisasi tersebut muncul
sebagai respon dan bentuk kritik atas tirani agama yang berkolaborasi dengan kekuasaan
yang korup untuk memanfaatkan, mengekang, mengendalikan dan membodohi masyarakat
yang telah menyebabkan Eropa masuk ke dalam Jaman Kegelapan. Dan di saat ini dimana
fenomena bangkitnya kaum radikal yang bekerjasama dengan para politisi korup dan
ambisi berkuasanya kembali kekuatan-kekuatan lama membuat saya semakin setuju
dengan misi-visi persaudaraan-persaudaraan tadi. Politisasi agama, maraknya radikalisme
dan intoleransi serta fenomena boikot mayat merupakan suatu bentuk kebodohan massal
yang mengatasnamakan agama sebagaimana yang pernah terjadi di Eropa Abad
Pertengahan.
Saya pernah menjadi penganut ideologi radikal yang menganggap bahwa kecurigaan,
kebencian dan permusuhan kepada mereka yang berbeda agama sebagai suatu hal yang
wajar dan dibenarkan. Saya pernah percaya pada “Mitos Permusuhan Abadi” yang
mengajarkan bahwa skenario besar dunia ini adalah sebuah konflik, pertentangan dan
permusuhan yang bersifat abadi. Tapi jiwa saya merasa kosong dan tidak menemukan
kedamaian ketika menganut teologi konflik tersebut. Pencarian saya selanjutnya membawa
saya terlibat dalam kelompok diskusi yang dilakukan di sebuah gedung tua berarsitektur
Eropa yang berusia lebih dari 100 tahun yang ada simbol Mata Satu-nya.
Awalnya saya takut, resah dan waspada karena sebelumnya pikiran bawah sadar saya
sudah telanjur dipenuhi dan dicekoki dengan mitos tentang Mata Iblis yang jahat itu.
Namun setelah terlibat cukup lama didalamnya saya merasa mereka yang dulu saya anggap
sebagai “kelompok sesat pemuja iblis yang ingin menguasai dunia” ini justru lebih halus
jiwanya, lebih luas dan jernih wawasannya, lebih bijaksana, lebih toleran, lebih welas asih,
lebih berkarakter, lebih berahlak, dan lebih islami dibandingkan mereka yang selalu teriak
agama tapi gemar memendam dan menebarkan kebencian pada sesama. Dari situlah saya
mengalami “pergeseran paradigma”. Ajaran mereka ternyata selaras dan hampir sama
dengan kearifan lokal dan budi pekerti luhur yang selama ini diajarkan oleh leluhur dan
nenek moyang kita.
Itulah sebabnya dengan percaya diri saya bisa mengatakan “Saya adalah agen Illuminatus”
yang sedang berjuang demi pencerahan negeri ini meski sekedar melalui tulisan di medsos.
Tapi setidaknya ini adalah upaya kecil yang bisa saya lakukan di tengah banjir fitnah, badai
hoax, gelombang radikalisasi dan politisasi agama yang semakin mengkhawatirkan
tersebut. Penyalahgunaan agama demi kepentingan politik praktis justru akan membuat
kita terpecah belah dan semakin mundur ke belakang. Saya adalah agen pencerahan yang
sedang berjuang melawan pembodohan massal yang masif, terstruktur dan sistematis
seperti yang pernah terjadi 400 tahun silam di Eropa. Bersediakah Anda mendukung dan
menjadi “Agen Illuminati” seperti saya? Jika ada 10% saja dari penduduk negeri ini yang
memiliki semangat pencerahan semacam ini maka bangsa ini pasti akan sanggup berjaya
dan menjadi salah satu bangsa yang paling hebat dan paling kuat di dunia.
Bagikan tulisan ini jika Anda ingin menjadi Agen Pencerahan bagi bangsa ini. Bagikan
tulisan ini jika Anda ingin menyembuhkan, mewaraskan dan memajukan bangsa ini.
Bagikan tulisan ini jika Anda ingin menjadi terang dan pelopor bagi bangkitnya fajar
kesadaran baru dunia ini menuju persaudaraan universal yang tidak lagi membedakan dan
mempertentangkan manusia berdasar suku, agama, ras, bangsa, kasta dan status sosial.
Bagikan tulisan ini jika Anda ingin berpelayanan tulus dan mengabdi demi kebahagiaan,
kedamaian dan pembentangan potensi Illahiah seluruh makhluk karena sejatinya Hidup
Adalah Tunggal - dan seluruh makhluk sekedar berbagi Hidup yang sama yang berasal dari
Sang Tunggal tersebut.....
Salam Persaudaraan, Salam Illuminatus
Semoga seluruh makhluk berbahagia.....
Semoga setiap insan Sadar akan Sifat Sejatinya.......
( Keterangan Gambar : Gambar di bawah ini seringkali dianggap sebagai lambang Setan
yang dipuja oleh organisasi bayangan Illuminati yang ingin menguasai dunia padahal itu
hanya fitnah dan hoax belaka. Ini adalah bagian belakang dari Great Seal of United States
(Segel Agung Amerika Serikat) yang digunakan sebagai segel resmi oleh Pemerintah
Federal Amerika Serikat sejak tahun 1782 atau hanya 6 tahun setelah negara Amerika
Serikat berdiri. Segel terdiri dari dua bagian yaitu bagian muka bergambar burung Elang
dengan sayap terentang dan pada paruhnya elang ini mematuk pita yang bertuliskan motto
berbahasa Latin E Pluribus Unum yang artinya "Dari banyak menjadi Satu" yang
menggambarkan keragaman budaya, adat dan masyarakat Amerika atau juga
menggambarkan Tuhan yang hakikatnya Tunggal meskipun memiliki ekspresi dan
manifestasi yang tak terbatas. Hampir mirip dengan motto Bhinneka Tunggal Ika dalam
lambang negara kita yang diambil dari kitab Buddha Sutasoma.
Bagian belakang segel bergambar sebuah piramida yang belum rampung. Pada puncaknya
terdapat sebuah mata dalam segitiga yang dikelilingi oleh lambang kejayaan yang disebut
sebagai Mata Ilahi atau Mata Serba Melihat (The Eye of Providence atau All Seeing Eye).
Sejak tahun 1935 bagian belakang segel ini ditampilkan pada pecahan uang satu dollar
Amerika. Makna dari piramida yang belum selesai ini adalah bahwa perjuangan umat
manusia menuju puncak piramida dimana persatuan, kedamaian, kemuliaan dan kejayaan
adalah belum usai.
Ketika bangsa-bangsa dan umat manusia sampai di puncak piramida (Persaudaraan
Universal) tanpa membedakan suku, ras, bangsa dan agama maka semua titik itu akan
menyatu dan disanalah Mata Illahi (yang melambangkan kebijaksanaan dan pengetahuan
Illahiah) akan terbuka. Terdapat dua buah motto yaitu : Annuit Coeptis yang artinya "Dia
(Sang Sumber, The Absolut) menyukai usaha kita" dan Novus Ordo Seclorum, yang artinya
"Orde dari segala zaman" atau Tata Dunia Baru (yang dikutip dari tulisan Virgil, sastrawan
Romawi kuno) dimana persaudaraan universal antar seluruh umat manusia terwujud demi
perdamaian, keadilan dan kesejahteraan bersama.
Bagi para penggemar teori konspirasi abal-abal dan murahan, lambang segel Piramida dan
Mata Satu tersebut sering dijadikan bukti bahwa para bapak bangsa pendiri Amerika
Serikat adalah para penyembah iblis yang ingin menguasai dunia. Namun para Bapak
Bangsa Amerika bukanlah orang bodoh, serakah dan ambisius yang mudah percaya pada
tahayul. Mereka adalah orang yang cerdas, maju, terpelajar, bijak, humanis dan termasuk
orang-orang dengan kualitas terbaik pada masanya. Segel ini hanyalah cerminan dari cita-
cita para pendiri bangsa Amerika yang berusaha mengekspresikan kebijaksanaan, ideologi
dan filosofi Masonic mereka. Karena orang-orang seperti merekalah dunia ini berubah
menjadi semakin maju dan beradab.
Foto-foto di bawah ini adalah ruang pertemuan Mason yang ada di Grand Lodge of
Pennsylvania yang dibangun pada tahun 1868 dan terletak di 1 North Broad Street,
Philadelphia, Amerika Serikat yaitu ruang Corithian Hall, Oriental Hall, Egyptian Hall dan
Franklin Room serta gedung dan ruangan yang ada di House of The Temple yang dibangun
pada tahun 1911 dan terletak di 1733 16th Street, N.W, Washington DC, Amerika Serikat. )

Anda mungkin juga menyukai