Anda di halaman 1dari 5

BAB 3

SASARAN, METODE DAN MATERI PENYULUHAN

3.1 Sasaran

Sasaran penyuluhan adalah seluruh pasien yang berobat di Puskesmas

Balowerti

3.2 Metode

Dalam penyuluhan ini digunakan 3 metode:

 Pembagian Leaflet

Diberikan selembar Leaflet yang berisi tentang penyuluhan Gastritis

 Ceramah

Ceramah dilakukan dalam waktu 10 menit, untuk menjelaskan topik

penyuluhan dengan instrumen power point yang berisi mengenai Gastritis

 Tanya Jawab

Tanya jawab dilakukan dalam waktu kurang lebih 20 menit tentang materi

tersebut

3.3 Materi Penyuluhan

3.3.1 Definisi Gastritis

Gastritis atau Dyspepsia atau istilah yang sering dikenal oleh masyarakat

sebagai maag atau penyakit lambung adalah peradangan pada lambung akibat

peningkatan asam lambung dimana terdapat kumpulan gejala yang dirasakan sebagai

nyeri ulu hati, orang yang terserang penyakit ini biasanya sering mual, muntah, rasa

5
penuh, dan rasa tidak nyaman. Gastritis dapat terjadi tiba tiba (gastritis akut) atau secara

bertahap (gastritis kronis) (Suryono dan Ratna, 2016).

3.3.2 Klasifikasi

Gastritis diklasifikasikan menjadi 2 yaitu :

a. Gastritis akut

Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut

dengan kerusakan erosi pada bagian superfisial.

b. Gastritis kronik

Gastritis kronik adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang

bersifat menahun. Gastritis kronik diklasifikasikan dengan tiga perbedaan yaitu

gastritis superfisial, gastritis atrofik dan gastritis hipertrofik.

3.3.3 Klasifikasi dan Etiologi

Klasifikasi gastritis terbagi menjadi 2, yakni gastritis akut dan gastritis kronis

(Herdianto, 2015 ; Massimo et al, 2011) :

a. Gastritis Akut

- Obat-obatan

- Merokok dan minuman beralkohol

- Makanan dan minuman yang bersifat iritan

- Makan tidak teratur, sering makan dalam porsi besar

- Infeksi bakteri (H. pylori)

- Infeksi virus (Citomegalovirus)

- Infeksi jamur

6
b. Gastritis Kronik

- Gastritis Infeksi :

o H. pylori

o Infeksi parasit

o Infeksi virus

- Gastritis non-infeksi :

o Kondisi imunologi

o Gastropati

3.3.4 Manifestasi Klinis

Nyeri ulu hati, anoreksia, vomiting, nausea, nyeri epigastrium, kembung

merupakan beberapa keluhan yang sering muncul. Penderita gastritis juga sering

mengeluhkan nyeri seperti terbakar pada perut bagian atas, nafsu makan menurun

secara drastis, sering sendawa terutama bila dalam keadaan lapar dan terkadang disertai

sakit kepala. Dapat ditemukan pula perdarahan saluran cerna berupa hematemesis dan

melena, kemudian disusul dengan tanda-tanda anemia pasca perdarahan (Martin et al,

2017 ; Khusna, 2016).

3.3.5 Penatalaksanaan

Penatalaksaanaan medis pada pasien gastritis akut dapat diatasi dengan

menginstruksikan pasien untuk menghindari alkohol dan makanan dan minuman yang

bersifat iritatif sampai gejala berkurang. Bila pasien mampu makan melalui mulut, diet

mengandung gizi dianjurkan. Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan secara

parenteral. Bila perdarahan terjadi, maka penatalaksanaan adalah serupa dengan

prosedur yang dilakukan untuk hemoragi saluran gastrointestinal atas. Bila gastritis

7
diakibatkan oleh mencerna makanan yang sangat asam, pengobatan terdiri dari

pengenceran dan penetralisasian agen penyebab. Untuk menetralisir asam digunakan

antacid umum dan bila korosi luas atau berat dihindari karena bahaya perforasi.

Penatalaksanaan lainnya jika terjadi perdarahan, tindakan pertama adalah tindakan

konservatif berupa pembilasan air es disertai pemberian antasida dan antagonis

reseptor H2. Pemberian obat yang berlanjut memerlukan tindakan bedah (Mawey et al,

2014).

Selain itu, makanan yang disajikan perlu diatur pada penderita gastritis,

terutama mengingat bahwa penyakit ini berhunbungan dengan alat pencernaan. Berikut

hal-hal yang perlu dilakukan dalam pengaturan makananan (Meining, 2014 ; Corwin,

2011) :

a. Keadaan akut, lambung diistirahatkan tanpa makanan selama 24-48 jam, hanya

diberi minuman agak dingin. Hindarkan minuman dingin atau minuman panas.

b. Berikan makanan secara bertahap, misalnya bubur saring, dan berangsur-angsur

makanan lunak, makan biasa.

c. Berikan makanan yang mudah dicerna, misalnya bubur beras, kentang pure, roti

bakar, tepung yang dibuat pudding, sementara untuk lauk pauk, misalnya daging

ayam, telur, ikan tanpa duri yang direbus atau dipanggang.

d. Makanan atau minuman yang tidak boleh diberikan meliputi:

- Sayuran dan buah-buahan berserat dan mengandung gas, seperti sawi, kol,

nangka, daun singkong.

- Bumbu-bumbu makanan yang merangsang, seperti cabe, lada dan cuka.

- Minuman beralkohol, kopi.

8
- Makanan yang dimasak dengan santan kental atau digoreng.

- Porsi makanan diberikan sedikit, tetapi frekuensinya sering.

3.3.6 Pencegahan (Mansjoer, 2012)

- Jaga pola makan secara baik dan teratur

- Makan makanan yang bersih, sehat dan bergizi

- Hindari stress yang berlebihan

- Tidak merokok, Tidak mengkonsumsi alkohol

- Hindari obat-obatan yang dapat meningkatkan asam lambung

3.3 Alat bantu Penyuluhan

Leaflet, LCD proyektor, laptop.

Anda mungkin juga menyukai