PROPOSAL
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana
Keperawatan Minat Utama Program Studi Ilmu Keperawatan
Diajukan oleh:
Firman Hidayat
NIM: A11501120
2019
1
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepemimpinan merupakan unsur yang sangat penting dalam
menentukan dan mengatur agar pelayanan di rumah sakit berjalan dengan
lancar. Menurut George R. Terry dalam Thoha (2010) mengartikan bahwa
kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi orang orang supaya
diarahkan mencapai tujuan organisasi. Sedangkan menurut Yamin (2010)
kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi yang di lakukan oleh
seorang dalam mengelola anggota kelompoknya untuk mencapai tujuan
organisasi. Dalam keperawatan kepemimpinan dibutuhkan untuk mengatur
agar program dan pelayanan berjalan dengan lancar dan mencapai tujuan.
Menurut Latif (2008) didalam keperawatan kepemimpinan merupakan
penggunaan keterampilan seseorang pemimpin (perawat) dalam
mempengaruhi perawat-perawat lain yang berada dibawah pengawasannya
untuk pembagian tugas dan tanggung jawab dalam memberikan tugas
pelayanan asuhan keperawatan sehingga tujuan keperawatan tercapai.
Adapun untuk mempengaruhi seseorang mempunyai ciri khas atau gaya
tersendiri dalam mempengaruhi seseorang untuk mencapai tujuan
organisasi atau kelompok.
Gaya kepemimpinan merupakan model atau seni untuk
mempengaruhi orang lain dengan cara memotivasi, mengajak dan
mengarahkan untuk melakukan sesuatu agar tercapainya suatu tujuan.
Menurut Thoha (2013) bahwa gaya kepemimpinan merupakan perilaku
yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba
mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat. Sedangkan
menurut (Rivai, 2014) menyatakan Gaya Kepemimpinan adalah
sekumpulan ciri yang digunakan pimpinan untuk mempengaruhi
bawahannya agar sasaran organisasi tercapai atau dapat pula dikatakan
3
bahwa gaya kepemimpinan adalah pola perilaku dan strategi yang disukai
dan sering diterapkan oleh seorang pemimpin. Gaya kepemimpinan yang
menunjukkan secara langsung maupun tidak langsung tentang keyakinan
seoarang pemimpin terhadap kemampuan bawahannya. Artinya gaya
kepemimpinan adalah perilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi dari
falsafah, keterampilan, sikap yang sering di terapkan seorang pemimpin
ketika ia mencoba mempengaruhi kinerja bawahannya. Di rumah sakit
memiliki beberapa ruang rawat atau bangsal dalam melakukan proses
asuhan keperawatan, diruang tersebut memliki pemimimpin yang disebut
kepala ruang. Hal ini dilakukan untuk mengatur jalannya proses
keperawatan yang ada diruang sehingga terarah dan jelas.
Kepala ruang merupakan tenaga perawat yang diberi tugas
memimpin satu ruang rawat, dan bertanggung jawab terhadap pemberian
asuhan keperawatan, yang berperan sebagai first line manager disebuah
rumah sakit, yang diharapkan mampu melaksankan fungsi manajemen
keperawatan Sitorus, R & Panjaitan, (2011). Setiap kepala ruang dalam
memimpin tentu saja mempunyai ciri khas dalam memimpin dengan
model atau gaya kepemimpinan yang berbeda-beda tentu saja akan
mempengaruhi kinerja dan kepuasan kerja seseorang
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yanindrawati, dkk
(2012) hasil Kepuasan Kerja Perawat Di Ruang Rawat Inap RSUD
Kabupaten Bekasi, jumlah responden sebanyak 71 perawat, diketahui
bahwa perawat yang merasa puas dalam bekerja hanya 5 perawat (7,04%)
nilai tersebut sangat rendah dibandingkan dengan jumlah perwat yang
merasa tidak puas sejumalah 66 perawat (92,96%).
Robbin (2015) mengatakan kepuasan kerja adalah suatu sikap
umum terhadap pekerjaan seseorang sebagai perbedaan antara banyaknya
ganjaran yang diterima pekerja dengan banyaknya ganjaran yang diyakini
seharusnya diterima. Sedangkan menurut (Priansa 2014) kepuasan kerja
merupakan perasaan pegawai terhadap pekerjaanya apakah senang, suka,
atau tidak suka dan tidak senang sebagai hasil intraksi pegawai dengan
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian latar belakang masalah di atas maka di
rumuskan masalah penelitian adakah: “Hubungan Gaya Kepemimpinan
Kepala Ruang Dengan Kepuasan Kerja Perawat” ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan disusun dalam dua hal:
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Ruang
dengan Kepuasan Kerja perawat di RSUD Dr Soedirman Kebumen
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui gaya kepemimpinan kepala ruang RSUD Dr.
soedirman Kebumen
b. Mengetahui kepuasan kerja perawat di RSUD Dr. Soedirman
Kebumen
5
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan banyak manfaat kepada
berbagai pihak yaitu:
1. Manfaat teori
a. Bagi peneliti
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang
Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Ruang dengan Kepuasan
Kerja Perawat serta menerapakan teori yang telah di peroleh.
b. Bagi institusi pendidikan
Sebagai salah satu media pembelajaran, sumber informasi, wacana,
kepustakaan terkait dengan Hubungan Gaya Kepemimpinan
Kepala Ruang dengan Kepuasan Kerja Perawat
2. Manfaat bagi praktisi
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
terhadap kepala ruang di tempat pelayanan keperawatan untuk
dapat mengembangkan dan meningkatkan kepuasan kerja perawat.
6
E. Keaslian Penelitian
1. Rini Roostyowati , Erlisa Candrawati, dkk (2017) judul penelitian
“Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Ruang Dengan Kepuasan
Kerja Perawat Pelaksana Di Rumah Sakit Panti Waluyo Malang :
Metode Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional
Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu Prporsional
Random Sampling dan analisis data menggunakan korelasi
Sperman Rank. Hasil analisa univariat menunjukkan bahwa gaya
kepemimpinan tidak ada yang otokratis (0%) sebagian besar
demokratis (59,6%) dan sisanya partisipatif (28,9%) serta bebas
tindak (11,5%) Hasil kepuasan kerja perawat sebagian besar puas
(86,5%) hasil Bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan gaya
kepemimpinan kepala ruang dengan kepuasan kerja perawat (p =
0,000). Penelitian yang dilakukan ini berbeda dengan penelitian
sebelumnya karena berbeda tempat , waktu dan jumlah sampel.
Persamaan penelitian adalah sama meneliti hubungan gaya
kepemimpinan kepala ruang dengan dengan kepuasan kerja
perawat.
2. Maryanto, Tri isma dkk (2013) dalam penelitiannya yang berjudul
“Hubungan Gaya Kepemimpinan kepala ruang dengan Kepuasan
Kerja Perawat Di Rumah Sakit Swasta Di Demak” Metode
penelitian ini menggunakan analiltik korelasional dengan desain
cross sectional, teknik yang digunakan adalah purposive sampling
penelitian ini menggunakan kuesioner, uji statistik yang digunakan
adalah chi square. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan
yang signifikan gaya kepemimpinan kepala ruang dengan kepuasan
kerja dengan P – value 0,5.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Kepemimpinan
a. Definisi
Pada umumnya para ahli berpendapat kepemimpinan (leadership)
adalah pokok atau inti dari pada manajemen. Kepemimpinan
berkaitan pula dengan kemampuan motivasi, komunikasi dan
hubungan antar manusia, seorang pemimpin harus memotivasi
dirinya sendiri dan orang lain agar mau bekerja dengan mencapai
tujuan. Pemimpin yang mampu berkomunikasi dan mampu
berhubungan manusiawi dengan orang lain (human relation)
dengan baik dan lebih mudah mempengaruhi dan menggerakkan
oarang lain sesuai keinginannya dalam mencapai tujuan yang
dikehendaki. (Zaidin, 2010)
Kepemimpinan adalah kemampuan memberi inspirasi
kepada orang lain untuk bekerja sama sebagai suatu kelompok,
agar dapat mencapai suatu tujuan umum kemampuan memimpin
diperoleh melalui pengalaman hidup sehari-hari (Suarli, 2010).
Dalam memberikan asuhan keperawatan, seoarang perawat
pelaksana memiliki tanggung jawab yang sangat besar bagi pasien
dan bagi institusi tempat ia bekerja, sehingga untuk mencapai
tujuan yang telah dibuat, sebuah rumah sakit harus memiliki
pimpinan yang jelas sesuai bidang masing-masing dan terarah
setiap program kerja dan setiap kegiatan yang dilakukan demi
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit tersebut
(Roymond, 2014).
Tanpa kepemimpinan yang baik, sulit bagi seseorang
manejer atau pemimpin menjalankan fungsi manajemen dengan
semestinya. Perencanaan yang baik,organisasi yang memadai,
8
anggaran yang besar, sarana dan pra sarana yang lengkap belum
menjamin bahwa akan diperoleh hasil kegiatan (out put) yang
diinginkan. Banyak pengertian atau teori kepemimpinan
disampaikan, beberapa dikemukakan disini dengan maksud makin
banyak pengertian diberikan oleh para ahli semakin lengkap
pemahaman kita akan kedudukan, tugas, kewajiban dan wewenang
seseoarang pemimpin dan sebagainya.
Pengertian kepemimpinan menurut para ahli :
1) James A.F Stoner dan Hendry Mintzberg, kepemimpinan
berkaitan erat dengan fungsi manajemen yang amat penting
yaitu penggerakan pelaksanaan (actuating). Pengarahan
(directing), atau memerintah (command), kemampuan
koordinasi (coordinating), pengawasan dan pengendalian
(controling), berkomunikasi (comunicating), menuntun,
membimbing (leading = meimpin), dan mengambil keputusan
(decision making) dan menjadi narasumber (resourcing).
2) George R. Terry mengatakan, kebanyakan pemimpin-
pemimpin efektif merupakan orang-orang yang bermotivasi
tinggi dan menetapkan standar-standar prestasi tinggi bagi
mereka sendiri. Mereka ingin mengetahui banyak hal bersifat
energik dan merasa ditantang oleh problem-problem yang sulit
dipecahkan oleh mereka. Seorang pemimpin menggugah
keinginan seoarang untuk melaksanakan suatu hal. Ia
menunjukan arah yang harus ditempuh dan ia membina
anggota-anggota kelompok kearah penyelesaian hasil pekerjaan
kelompok.
3) Dubin “kepemimpinan merupakan aktivitas para pemegang
kekuasaan dan membuat keputusan”
4) Ralph M. Stoggdill “kepemimpinan adalah proses yang
mempengaruhi kegiatan-kegiatan sekelompok oarang yang
9
2. Kepuasan Kerja
a. Definisi
Kepuasan kerja adalah persepsi karyawan mengenai
seberapa baik pekerjaan mereka memberikan hal yang dinilai
penting (kaswan, 2012). Menurut Robbins (2003 dalam Wibowo)
kepuasan kerja merupakan sikap umum terhadap pekerjaan
seseorang, yang menunjukan perbedaan anatara jumlah
penghargaan yang diterima pekerja dan jumlah yang mereka yakini
seharusnya mereka terima (Wibowo, 2010). Kepuasan kerja
merupakan suatu perasaan yang menyokong atau tidak menyokong
diri pegawai yang berhubungan dengan pekerjaanya maupun
dengan kondisi dirinya (Sinambela, 2012).
Menurut beberapa definisi mengenenai kepuasan tersebut
dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja merupakan suatu sikap
atau persepsi seorang karyawan terhadap pekerjaanya, bagaimana
17
2) Kepuasan promosi
Kepuasan promosi adalah rasa karyawan terhadap
kebijakan perusahaan dan pelaksanaan kebijaka, termasuk
promosi jabatan yang adil berdasarkan kemampuan
(Juliansyah, 2013). Sistem promosi yang adil dan jujur
memacu karyawan untuk meningkatkan kinerja yang baik,
bekerja dengan sesuai apa yang diharapkan atasan dan
karyawan memiliki peluang yang sama untuk menempati
jabatan yang lebih tinggi.
3) Kepuasan supervisi
Kepuasan supervisi adalah refleksi rasa karyawan tentang
atasannya, termasuk kopetensi atasan, kesopanan dan
komnikator yang baik (Badeni, 2013). Supervisi merupakan
suatu pemberian sumber-sumber penting kepada karyawan
dalam menyelesaikan tugas-tugas agar sesuai dengan tujuan
yang ditetapkan. Dalam melakukan supervisi perlu
20
B. Kerangka Teori
1. Diri pemimpin
2. Ciri atasan
3. Ciri bawahan
4. Persyratan tugas
5. Iklim organisasi dan
kebijakan
6. Perilaku dan harapan
rekan
Gaya kepemimpinan
1. Demokratis
2. Otoriter
3. Laissez faire
Faktor-faktor yang
mempengaruhi kepuasan
kerja
Aspek psikologis
1. Pemenuhan
Aspek sosial kebutuhan
2. Ketidakcocokan
Kepuasan kerja 3. Pencapaian nilai
Aspek finansial 4. Persamaan
5. Genetik
6. kepemimpinan
Aspek fisik
Gambar: 2.1
C. Kerangka Konsep
Variabel Bebas Variable terikat
Kepuasan Kerja
Gaya kepemimpinan 1. Puas
2. Tidak puas
Faktor-faktor yang
mempengaruhi kepuasan kerja
nan
1. Pemenuhan kebutuhan
2. Ketidakcocokan
3. Pencapaian nilai
4. Persamaan
5. Genetik
Gambar 2.2
Ket:
: Diteliti
: Tidak Diteliti
D. Hipotesis
H0 = tidak ada hubungan gaya kepemimpinan kepala ruang dengan
kepuasan kerja perawat
H1 = ada hubungan gaya kepemimpinan kepala ruang dengan kepuasan
kerja perawat
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan
menggunakan desain penelitian deskripsi korelasi, yaitu penelitian untuk
mengetahui hubungan antar variabel, dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan gaya kepemimpinan kepala ruang dengan kepuasan
kerja perawat di RSUD Dr Soedirman Kebumen
Penelitian ini menggunakan pendekatan Cross Sectional yaitu
suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor
27
D. Variabel penelitian
Variabel dalah segala bentuk data, informasi yang sudah ditetapkan
oleh peneliti untuk dilakukan analisis data atau kesimpulan. (Sugiyono,
2009).
1. Variabel bebas (independent variabel)
Variabel bebas sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor,
abstecedent. Dalam bahasa indonesia sering disebut variabel bebas,
variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).
(Sugiyono, 2016). Pada penelitian ini variabel bebasnya adalah gaya
kepemimpinan kepala ruang.
2. Variabel terikat (dependen variabel)
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2016). Pada
penelitian ini variabel independen yang diteliti adalah kepuasan kerja
perawat.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara
operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga
memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran
secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena (Notoatmodjo, 2010).
Tabel 3.1 Definisi operasional
Variabel Definisi Cara ukur Hasil Ukur Skala
Independen : Gaya Dengan kuesioner Skor Ordinal
Gaya kepemimpinan yang berjumlah 9 dikelompokan
kepemimpinan. adalah prilaku atau pertanyaan yang menjadi 3 gaya
seni untuk terdiri gaya kepemimpinan
mempengaruhi kepemimpinan yaitu: Demokrtis
orang lain atau demokratis, otoriter = Otoriter =
mempengaruhi dan laissez failure Laissez failure =
bawahannya. atau bebas. Cara
penilian dengan skala
29
F. Instrumen Penelitian
Berdasrkan Variabel-variabel diatas, penulis kemudian
menegembangkan menjadi instrumen penelitian yang dalam hal ini adalah
pernyataan-pernyataan didalam kuesioner penelitian.
Menurut (Sugiyono,2009) skla likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial. Sehingga untuk menegetahui pengukuran jawaban
responden pada penelitian ini yang mana menggunakan instrumen
penelitian berupa kuesioner, peneliti menggunakan metode skala Likert
(Likerts Summated Rating)
Tabel 3.2 alat penelitian
Gaya Nomor pertanyaan Jumlah
kepemimpinan soal
30
Demokratis 1,2,3 3
Otokratis 4,5,6 3
Kebebasan / 7,8,9 3
Laissez faire
Total 9
Kepuasan kerja 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16 16
Total 25
𝑛 (∑𝑋𝑌) − (∑𝑋∑𝑌)
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑚𝑔 =
√[(𝑛∑𝑋 2 − (∑𝑋)2 ]. [𝑛, ∑𝑌 2 − (∑𝑌)2 )]
Keterangan:
rhitung : koefisien korelasi
∑Xi : jumlah skor intem
∑Yi : jumlah skor total (intem)
n : jumlah responden
Rumus Uji t:
𝑟√(𝑛 − 2)
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
√(1 − 𝑟 2
Keterangan:
t : nilai thitung
r : koefisien korelasi hasil rhitung
n : jumlah responden
2. Analisa Data
a. Analisa univariat
Merupakan analisa yang menganalisis satu variabel.
Disebut analisa univariat karena pengumpulan data awal masih
acak dan abstrak, kemudian data diolah menjadi informasi
yang informatif . Analisa ini sering kali digunakan untuk
statistik deskriptif, yang dilaporkan dalam bentuk distribusi
frekuensi dan prosentase
34
J. Etika Penelitian
Prinsip etik yang paling utama terdapat tiga yakni, benefience respect
for human dignity, dan justice (Polit & Beck, 2012).
1. Benefience
35