Disusun Oleh :
i
DAFTAR ISI
RINGKASAN .....................................................................................................iii
ii
RINGKASAN
Faktor penyebab kesulitan belajar fisika peserta didik adalah guru, peserta
didik, lingkungan, dan materi pelajaran. Sekolah memegang peranan yang cukup
utama dalam proses belajar secara formal. Sekolah memiliki kurikulum yang
sudah ditetapkan yang memuat berbagai mata pelajaran yang harus dipelajari
peserta didik. Adapun Manfaat dari penulisan rekayasa ide ini adalah Dapat
membantu guru dalam pengembangan instrument yang dapat menjadi alternatif
bagi guru untuk dapat melakukan peran ganda dalam mendidik peserta didik,
yaitu selain sebagai pengukur prestasi.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yang bertujuan untuk
mengetahui kemudahan dan kemanfaatan profil individu dalam mendeteksi
kelemahan dan kelebihan peserta didik. Pengambilan data dari para guru dengan
menggunakan lembar penilaian dan dari peserta didik dengan menggunakan
angket berupa soal yang yang mudah, sedang dan sampai yang tersulit.
Pentingnya peningkatan kemampuan profesional guru dapat ditinjau dari
beberapa sudut pandang, ditinjau dari perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi pendidikan, kepuasan moral kerja, keselamatan kerja guru dan
peranannya yang demikian penting dalam rangka implementasi manajemen
peningkatan mutu. Peningkatan kemampuan profesional guru dapat diartikan
sebagai upaya membantu guru yang belum matang, yang tidak mampu mengelola
sendiri menjadi mampu mengelola sendiri, yang belum memenuhi kualifikasi
menjadi memenuhi kualifikasi, yang belum terakreditasi menjadi terakreditasi
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Guru adalah profesi mulia, karena guru lah yang memegang peranan
signifikan dalam melahirkan satu generasi yang menentukan perjalanan manusia.
Profesionalitas guru menjadi sebuah keharusan sejarah. Tanpa adanya
profesionalitas, guru terancam tidak mampu mencapai tujuan mulia yang
diembannya dalam menciptakan perubahan masa depan. Kompetensi menjadi
syarat mutlak menuju profesionalitas guru. Guru yang profesional harus memiliki
empat kompetensi sebagaimana yang diamanatkan oleh Undang-undang Guru dan
Dosen, yaitu kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial.
Adanya perbedaan kondisi belajar yang tepat bagi peserta didik akan
menyebabkan timbulnya kesulitan belajar. Ada dua faktor utama yang
mempengaruhi kesulitan belajar yaitu faktor eksternal dan internal. Faktor internal
terkait kondisi jasmani dan psikologi peserta didik; sedangkan faktor eksternal
terkait lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Hal tersebut didukung oleh
penelitian Sari & Suyanta (2013) bahwa faktor penyebab kesulitan belajar fisika
peserta didik adalah guru, peserta didik, lingkungan, dan materi pelajaran.
Sekolah memegang peranan yang cukup utama dalam proses belajar secara
formal. Sekolah memiliki kurikulum yang sudah ditetapkan yang memuat
berbagai mata pelajaran yang harus dipelajari peserta didik.
1
BAB II GAMBARAN UMUM
Sekolah memiliki kurikulum yang sudah ditetapkan yang memuat berbagai
mata pelajaran yang harus dipelajari peserta didik. Pada tingkatan SMA salah satu
mata pelajaran yang perlu dipelajari peserta didik adalah mata pelajaran fisika.
Fisika merupakan salah satu cabang ilmu sains yang sangat penting karena dapat
membuat peserta didik memahami fenomena yang terjadi di sekitar mereka.
Namun tidak sedikit orang mengatakan bahwa ilmu fisika itu sulit. Salah satu
penyebab materi ini sulit adalah karena pengetahuan kimia dipelajari dalam tiga
level disebut segitiga level representasi fisika yang mencakup gambaran yang
dapat diobservasi langsung, sub-mikroskopis (atom, ion, molekul) dan simbolis
(lambang, formula, persamaan, hitungan). Kesulitan belajar adalah suatu
gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologis dasar yang mencakup
pemahaman dan penggunaan bahasa ajaran atau tulisan. Untuk dapat mengatasi
kesulitan belajar fisika peserta didik, maka salah satu cara yang perlu dilakukan
adalah dengan melakukan model pembelajaran cooperataive learning untuk
mengetahui tingkat dan letak kesulitan belajar peserta didik. Motode cooperative
learning adalah suatu proses yang dilaksanakan untuk menentukan secara tepat
jenis kesukarangan yang dihadapi peserta didik dalam suatu mata pelajaran
tertentu.
a. Upaya atau proses menemukan kelemahan atau penyakit (weakness, disease)
apa yang dialami seseorang dengan melaui pengujian dan studi yang seksama
mengenai gejala-gejalanya (symtoms);
b. Studi yang seksama terhadap fakta tentabg suatu hal untuk menemukan
karakteristik atau kesalahan-kesalahan dan sebagainya yang esensial ;
c. Keputusan yang dicapaisetelah suatu studi yang seksama atas gelaja-gejala atau
fakta-fakta tentang suatu hal.
2
2.2 SUBJEK PENELITIAN
Penelitian ini akan dilakukan pada SMA kelas XI, dan ditujukan hanya
dalam pembelajaran fisika.
3
3.2 LANGKAH PENELITIAN
1. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
2. Menyajikan informasi
3. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
4. Membimbing kelompok umpan balik
BAB IV PEMBAHASAN
Menurut Asmani (2009) guru profesional adalah guru yang mengajar pada
mata pelajaran yang menjadi keahliannya, mempunyai semangat tinggi dalam
mengembangkannya dan menjadi pioneer perubahan di tengah masyarakat..
Seseorang mempunyai bidang keahlian kalau ia mempunyai kompetensi yang
memadai dan mendalam. Guru harus menguasai bahan pelajaran, strategi belajar
mengajar, dan mendorong siswa belajar untuk mencapai prestasi yang tinggi,
maka segala upaya peningkatan kualitas pendidikan akan mencapai hasil yang
maksimal. Dalam pelaksanaan pendidikan, guru merupakan ujung tombak,
sehingga perlu pengembangan professional guru. Setiap guru memiliki potensi
dan kebutuhan untuk berkembang serta meralisasikan dirinya.
Perkembangan IPTEK menuntut guru untuk melaksanakan pekerjaan
secara professional. Karena Guru mempunyai peranan yang penting dalam
pendidikan, sehingga hampir semua usaha pembaharuan di bidang pendidikan
bergantung pada guru. Pengembangan profesionalisme guru diarahkan pada
peningkatan kualitas. Kriteria profesionalisme guru meliputi kemampuan:
menguasai bahan, mengelola PBM, mengelola kelas, mengelola media atau
sumber, menguasai landasan kependidikan, mengenal interaksi belajar mengajar,
menilai prestasi siswa, dan mengenal administrasi sekolah. Guru yang
professional adalah guru yang benar-benar ahli dalam bidangnya dan mampu
melaksanakan tugasnya dengan baik sekaligus memiliki kompetensi dan
komitmen yang tinggi dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya.
4
Pengakuan kedudukan guru sebagai tenaga professional mempunyai misi untuk
melaksanakan tujuan Guru.
5.2 SARAN
a) Diperlukan pengembangan instrument yang dapat menjadi alternatif bagi guru
untuk dapat melakukan peran ganda assesment, yaitu selain sebagai pengukur
prestasi juga dapat dipergunakan untuk mendiagnosis kelemahan dan kelebihan
peserta didik.
b) Diperlukan produk berupa profil individu dan profil kelas secara bersamaan
agar yang dapat membantu guru membuat perencanaan untuk perbaikan proses
pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Amani, Jamal Ma’mur. 2009. Tujuh Kompetensi Guru menyenangkan dan
Profesional. Yogyakarta : Powerbook
Abin Syamsudin. 2002. Psikologi Pendidikan: Perangkat Sistem
Pengajaran Modul. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
5
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen.
LAMPIRAN BIODATA
1. Identitas