FISIOLOGI
PEMERIKSAAN FUNGSI INDERA PENGLIHATAN
Disusun Oleh:
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA
YOGYAKARTA
2015
I. Hasil
1. Visus dan Anomali Refraksi
Nama mahasiswa : Monica Stefani
Kelompok praktikum : 1.5
Tanggal praktikum : 22 September 2015
Jam praktikum : 13.00-15.00 WIB
Nama naracoba : Made Ngurah Bagus
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 20tahun
20
Visus OS = 120
Hasil pengamatan:
dimana huruf tersebut didesain untuk dapat dilihat pada jarak 120 kaki oleh mata normal.
20
Sedangkan visus OS naracoba adalah 120 yang berarti naracoba dapat melihat huruf
pada jarak 20 kaki, dimana huruf tersebut didesain untuk dapat dilihat pada jarak 120
kaki oleh mata normal. Hasil ini menunjukkan bahwa naracoba mengalami salah satu
bentuk anomali refraksi yaitu miopi pada kedua matanya. Pada miopi sinar-sinar pada
mata yang istirahat akan dibiaskan pada satu titik di depan retina. Hal ini disebabkan
karena panjang bola mata anteroposterior terlalu besar atau dapat juga karena kekuatan
pembiasan media refraksi terlalu kuat. Penderita miopi dapat dikoreksi dengan pemberian
kacamata dengan lensa sferis negatif terkecil yang memberikan ketajaman maksimal.
6
Jika hasil pemeriksaan visus normal 6 maka memiliki dua kemungkinan, yaitu
mata tanpa kelainan refraksi (emetropia) atau dapat juga terjadi hipermetropi fakultatif,
dimana penderita dapat melihat normal tanpa kacamata karena masih diimbangi dengan
akomodasi mata. Jika pada pemeriksaan snellen naracoba tidak dapat membaca huruf
terbesar pada kartu snellen maka dilakukan uji hitung jari. Jari dapat dilihat terpisah oleh
orang normal pada jarak 60meter. Pada uji ini penglihatan hanya dapat dinilai sampai
1
60. jika naracoba masih tidak dapat menghitung jari maka pemeriksaan dilanjutkan
dengan uji lambaian tangan. Pada orang normal lambaian tangan dapat dilihat pada jarak
300meter. Bila mata hanya dapat melihat lambaian tangan pada jarak 1meter berarti tajam
1
penglihatannya adalah 300 . Kadang-kadang mata hanya dapat mengenal adanya sinar
saja dan tidak dapat melihat lambaian tangan. Keadaan ini disebut sebagai tajam
1
penglihatan . Orang normal dapat melihat sinar pada jarak tidak terhingga.
Penglihatan warna diperankan oleh sel kerucut yang mempunyai pigmen terutama
cis aldehida A2. Penglihatan warna merupakan kemampuan membedakan gelombang
sinar yang berbeda. Warna ini terlihat akibat gelombang elektromagnitnya mempunyai
panjang gelombang yang terletak antara 440-700nm.
Hasil percobaan didapatkan tes buta warna pada naracoba normal, dimana
naracoba dapat menentukan angka atau pola pada kartu ishihara dengan benar, setelah
dibandingkan dengan pemeriksa yang dianggap normal. Prosedur percobaan ialah
naracoba diperlihatkan kartu ishihara dengan jarak 75cm dari pemeriksa dan dengan
posisi tegak lurus, posisi tegak lurus digunakan agar cahaya yang terpapar ke kartu
ishihara tetap sama dari satu kartu ke kartu lain, kemudian naracoba diminta menebak
angka yang terlihat (kurang dari 3 detik). Pada pasien yang tidak atau kurang dapat
membedakan warna dapat terjadi akibat faktor genetik atau didapat akibat penyakit
tertentu. Buta warna akibat kelainan genetik / bawaan yang diturunkan dari orang tua
kepada anaknya (sering disebut sex linked) dibawa oleh kromosom X. itulah sebabnya
buta warna lebih sering terjadi pada laki-laki. Terdapat dua jenis buta warna, yakni buta
warna parsial dan buta warna total. Pada buta warna parsial, penderita tidak dapat
membedakan beberapa warna saja, seperti merah-hijau dan biru-hijau. Adapun buta
warna total, penderita tidak bisa membedakan semua jenis warna.
III. Kesimpulan
1. Pada pemeriksaan visus, naracoba mengalami salah satu anomali refraksi berupa miopi,
baik mata kiri maupun mata kanan.
2. Miopi merupakan keadaan dimana sinar-sinar pada mata yang istirahat (tanpa akomodasi)
akan dibiaskan pada satu titik di depan retina, sehingga naracoba harus dikoreksi
menggunakan kacamata dengan lensa sferis negatif.
3. Pada tes buta warna, naracoba dalam keadaan normal (buta warna negatif) karena dapat
menebak angka atau pola pada kartu ishihara dengan benar
Daftar Pustaka
Sherwood, Lauralee. 2012. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi 6. Jakarta: EGC
Ganong, WF. 1999. Fisiologi Kedokteran. Edisi 14. Jonathan Oswari. EGC. Jakarta