PENDAHULUAN
http://repository.unimus.ac.id
sampel perforasi besar, 33 sampel termasuk perforasi subtotal dan atik
terdapat 37sampel. Berdasarkan ketulian yang dialami pada sampel penelitian
ini menunjukkan ketulian tertinggi dengan persentase 80,8% adalah tipe tuli
konduktif, 17,17% adalah tuli campuran, dan hanya 2,01% merupakan
penderita tuli sensorik. Penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran dari
perforasi sangat efektif untuk menentukan derajat ketulian, pada ukuran
perforasi subtotal yang mengakibatkan penurunan pendengaran yang berat
bahkan sangat berat.4
Penelitian lainnya menunjukkan dari jumlah sampel yaitu 50
didapatkan hasil tertinggi pada 19 sampel penderita yaitu pada ukuran
perforasi subtotal, 13 sampel penderita pada perforasi sedang, 12 sampel
penderita didapatkan pada ukuran perforasi besar, dan sisanya yaitu 6 sampel
penderita pada ukuran kecil. Berdasarkan hubungan ukuran perforasi dengan
ketulian, menunjukkan kehilangan pendengaran tertinggi yaitu 43,8 dB yang
diamati pada kelompok ukuran perforasi subtotal, dimana 30,8 dB diamati
pada ukuran perforasi kecil. Penelitian ini mengkorelasikan tingkat ketulian
untuk berbagai ukuran perforasi yang menunjukkan bahwa ketulian
meningkat pada ukuran perforasi yang lebih luas. Sehingga ukuran perforasi
subtotal menyebabkan ketulian lebih berat dari ukuran perforasi kecil. Oleh
karena itu ketulian paling sedikit dipengaruhi dalam ukuran perforasi kecil
dan terus meningkat menjadi maksimal pada ukuran perforasi subtotal. Secara
klinis, dimungkinkan untuk memprediksi jumlah ketulian berdasarkan ukuran
perforasi membran timpani.2
Berdasarkan latar belakang di atas maka akan dilakukan penelitian
mengenai hubungan luas perforasi membran timpani terhadap derajat
ketulian tipe hantaran penderita otitis media supuratif kronik di RSUD Kota
Semarang.
http://repository.unimus.ac.id
1.2. Rumusan Masalah
Adakah korelasi luas perforasi membran timpani terhadap derajat
ketulian tipe hantaran pada penderita otitis media supuratif kronik di RSUD
Kota Semarang?
http://repository.unimus.ac.id
1.4. Keaslian Penelitian
http://repository.unimus.ac.id
1.5. Manfaat Penelitian
1. Manfaat dibidang kedokteran klinik
Terdeteksinya penyakit otitis media supuratif kronik secara dini
sehingga pengobatan lebih cepat dilakukan dan secara tepat, sehingga
tidak sampai terjadi komplikasi yang tidak diinginkan.
2. Manfaat dibidang kedokteran keluarga
Edukasi dan motivasi terhadap penderita dan keluarga penderita
mengenai pentingnya memeriksakan penyakit secara dini agar diagnosis
dapat ditegakkan secara dini.
3. Manfaat bagi masyarakat
Penelitian ini bermanfaat memberikan informasi kepada masyarakat
agar selalu menjaga atau merawat telinga sehingga tidak terjadi
peningkatan penderita otitis media supuratif kronik.
http://repository.unimus.ac.id