Anda di halaman 1dari 10

Middle East Respiratory Syndrome

Novie H. Rampengan

Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran


Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: novierampengan@yahoo.com

Abstract: Middle East Respiratory Syndrome (MERS) is a respiratory disease caused by


Corona virus (MERS-CoV). This virus was first reported in 2012 in Saudi Arabia. World
Health Organization (WHO) reported that until June 2015 there were 26 countries infected by
MERS-CoV with a total of 1,334 laboratory confirmed cases of MERS-CoV infection and
471 deaths. According to WHO as many as 75% of MERS-CoV cases are secondary cases,
obtained from other infected people. In mid 2015 it is reported that MERS-CoV attacked
South Korea with 172 confirmed cases of MERS-CoV and 27 deaths. There are no approved
antiviral agents for the treatment of MERS-CoV infection or vaccine available for the
prevention of MERS-CoV. MERS cases are treated with supportive therapy such as hydration,
antipyretics, analgesics, respiratory support, and antibiotics in case of secondary infection
Keywords: Middle East Respiratory Syndrome, Corona virus, treatment

Abstrak: Middle East Respiratory Syndrome (MERS) merupakan penyakit saluran napas
yang disebabkan oleh Corona virus (MERS-CoV). Virus ini pertama kali dilaporkan pada
tahun 2012 di Arab Saudi. WHO melaporkan bahwa sampai Juni 2015 terdapat 26 negara
terinfeksi MERS-CoV dengan total 1.334 kasus yang dikonfirmasi laboratorium terinfeksi
MERS-CoV dan 471 kematian. Menurut WHO sebanyak 75% dari kasus MERS-CoV
merupakan kasus sekunder, yaitu diperoleh dari orang lain yang terinfeksi. Pada pertengahan
tahun 2015 dilaporkan MERS-CoV menyerang Korea Selatan dengan 172 kasus yang
dikonfirmasi laboratorium terinfeksi MERS-CoV dan 27 kematian. Belum ada antivirus yang
disetujui untuk pengobatan infeksi MERS-CoV atau vaksin yang tersedia untuk pencegahan
MERS-CoV. Penanganan MERS-CoV dengan terapi suportif berupa hidrasi, antipiretik,
analgetik, bantuan pernapasan, dan antibiotik bila terjadi infeksi sekunder.
Kata kunci: Middle East Respiratory Syndrome, Corona virus, penanganan

Middle East Repiratory Syndrome (MERS) khususnya pada individu dengan komorbi-
merupakan penyakit saluran napas yang ditas sebelumnya.2 Kebanyakan individu
disebabkan oleh Corona virus tipe baru dengan MERS yang terkonfirmasi laborato-
(MERS-CoV). Virus ini pertama kali dila- rium telah berkembang menjadi penyakit
porkan pada tahun 2012 di Arab Saudi dan pernapasan akut dan di antara 536 kasus
sejauh ini terkait dengan negara-negara di yang dilaporkan pada 12 Mei 2014, angka
Semenanjung Arab dan sekitarnya (Uni kematiannya mencapai 30%.1 Jumlah kasus
Emirat Arab, Qatar, Oman, Yordania, dan kematian yang dilaporkan di Arab
Kuwait, Yaman dan Lebanon).1 MERS Saudi baru-baru ini telah revisi karena
biasanya dimulai dengan batuk, demam dan adanya dugaan kasus yang tidak
sesak napas. Tampilan klinis MERS dilaporkan. Jumlah kasus terbaru di negara
berkisar dari asimtomatik sampai sindrom tersebut telah meningkat menjadi 688 dan
distres pernapasan akut dan kegagalan jumlah kematian meningkat menjadi 282
multi organ yang menyebabkan kematian, kasus dari 190 kasus, dengan angka
17
18 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 8, Nomor 1, Maret 2016, hlm. 17-26

kematian lebih dari 40%.3 WHO saja ditemukan dan menginfeksi manusia
melaporkan bahwa sampai 31 Mei 2015 (Gambar 1).8 Struktur genom MERS-CoV
terdapat 1180 kasus yang telah menggambar-kan dipeptil-peptidase 4
terkonfirmasi laboratorium positif MERS (DPP4, atau CD26) diidentiikasi sebagai
dengan 483 pasien meninggal (mortalitas reseptor host-sel untuk entry sel.2 MERS-
40%), terdiri dari kasus community CoV berasal dari keluarga Corona virus.
acquired, hospital acquired dan transmisi Corona virus pada manusia pertama kali
human-to-human di masyarakat.2,4 diklasifikasikan pada pertengahan 1960-an.
Individu yang berisiko termasuk Alpha, beta, gamma dan delta merupakan
pengasuh dan orang yang mempunyai sub kelompok Corona virus. Saat ini ada
riwayat kontak dekat dengan orang yang enam Corona virus yang dapat
dicurigai atau dikonfirmasi MERS-CoV. memengaruhi manusia yaitu:9
Transmisi terjadi melalui kontak dekat 1. Corona virus Alpha: Corona virus
dengan orang yang terinfeksi, termasuk 229E manusia dan Corona virus NL63
dari pasien ke petugas kesehatan. manusia (HCoV-NL63, New Haven
Pemeriksaan laboratorium khusus untuk coronavirus).
MERS-CoV tidak tersedia secara rutin, 2. Corona virus Beta: Corona virus OC43
namun polymerase chain reaction (PCR) manusia, Corona virus HKU1 manusia,
untuk MERS-CoV tersedia di beberapa SARS-CoV, dan MERS-CoV
laboratorium pelaksana dan balai penelitian
dan pengembangan kesehatan (BALIT-
BANGKES) di Jakarta. Hingga saat ini
belum ada vaksin yang tersedia untuk
MERS dan belum ada pengobatan khusus
yang telah direkomendasikan. Tatalaksana
saat ini ialah terapi suportif,5 namun ada
kelompok kesehatan yang telah mere-
komendasikan pertimbangan menggunakan
interferon alfa 2b dengan ribavirin dalam Gambar 1. Virus MERS dari golongan
pengelolaan kasus MERS-CoV karena Coronavirus17
kombinasi obat ini terlihat khasiatnya pada
kera dengan MERS.6
MERS-CoV saat ini telah menyebar di MERS-CoV pertama kali dilaporkan di
Korea Selatan. Kejadian ini merupakan Arab Saudi. Asal virus ini masih belum
diketahui. Studi awal menunjukkan bahwa
fakta bahwa corona virus sering kali dapat
MERS-CoV mungkin berhubungan dengan
bermutasi, di mana hal ini meningkatkan
virus Zoonosis yang ditemukan di
kekhawatiran bahwa MERS bisa menjadi
kelelawar,10 tetapi bukti yang terbaru
pandemik.7 MERS terus menjadi ancaman menunjukkan bahwa virus ini mungkin
kesehatan pada masyarakat tingkat rendah lebih banyak ditemukan pada unta.11-16
dan ancaman epidemik karena jutaan Corona virus biasanya menginfeksi satu
peziarah dari 184 negara bepergian ke Arab jenis spesies atau yang terkait erat. Hal ini
Saudi setiap tahun untuk haji dan umroh.3 berdasarkan penyelidikan 2 kasus manusia
yang terinfeksi MERS-CoV bulan Oktober
Etiologi 2013 dan dilakukan pemeriksaan pada unta
Awalnya, virus ini dinamakan Human Dromedaris di sebuah peternakan di Qatar
Coronavirus-EC, tapi kemudian oleh yang terkait dengan 2 kasus tersebut.
konsensus global diubah menjadi MERS- MERS-CoV secara virologi dikonfirmasi
CoV.2,8 Virus ini merupakan spesies beta melalui spesimen hidung unta tersebut.17
Coronavirus garis keturunan C yang baru Kemungkinan penularan MERS dapat
Rampengan; Middle East Respiratory Syndrome 19

melalui kontak langsung dari percikan trombositopenia dan kegagalan multiorgan


dahak dan tidak langsung melalui kontak dengan koagulopati. Usia yang lebih tua
dengan benda yang terkontaminasi virus.8 (lebih dari 60 tahun), anak-anak, wanita
hamil dan penderita penyakit kronis seperti
Epidemiologi diabetes, hipertensi, imunokompromise,
Sampai Juni 2015 terdapat 1.334 kasus penyakit ginjal stadium akhir, penyakit
MERS-CoV yang dikonfirmasi dengan jantung kronis, dan kondisi paru telah
laboratorium dan 471 kematian telah dikaitkan dengan presentasi yang lebih
dilaporkan ke WHO.18 Terdapat 26 negara berat dan berisiko tinggi dengan
yang melaporkan kasus MERS, yaitu: kematian.8,23
Saudi Arabia, Iran, Yordania, Kuwait, Merujuk pada definisi kasus WHO,
Lebanon, Oman, Qatar, Uni Emirat Arab, klasifikasi kasus MERS-CoV sebagai
Yaman (Timur Tengah); Austria, Perancis, berikut:8
Jerman, Yunani, Italia, Belanda, Turki, 1. a. Kasus dalam penyelidikan bila
Inggris (Eropa); Aljazair, Tunisia, Mesir dijumpai keadaan demam ≥38oC atau
(Afrika); Cina, Malaysia, Republik Korea, riwayat demam, batuk, pneumonia
Thailand, Filipina (Asia); dan Amerika berdasarkan gejala klinis atau
Serikat. Sebagian besar dari kasus ini radiologis dan salah satu kriteria ini:
terjadi di Arab Saudi.19 1. Riwayat perjalanan ke negara
Sebuah pernyataan dari WHO pada terjangkit (Timur Tengah) dalam
bulan April 2014 menunjukkan bahwa 75% waktu 14 hari.
dari kasus MERS yang dilaporkan 2. Adanya petugas kesehatan yang
tampaknya merupakan kasus sekunder sakit dengan gejala sama setelah
yang diperoleh dari orang lain yang merawat pasien infeksi saluran
terinfeksi.20 Pada tahun 2015 ini dan masih pernapasan akut (ISPA) berat
berlanjut, wabah MERS telah melanda terutama pasien yang memerlu-
Korea Selatan dan pada tingkat lebih kan perawatan intensif.
rendah di China, terdapat 172 kasus yang 3. Adanya klaster pneumonia (gejala
dikonfirmasi dan 27 kematian terkait telah penyakit yang sama) dalam 14 hari
dilaporkan.21 tanpa memperhatikan tempat
tinggal atau riwayat berpergian.
Gambaran klinis 4. Adanya perburukan perjalanan
klinis yang mendadak meskipun
Laporan bahwa rata-rata masa
dengan pengobatan yang tepat
inkubasi MERS-CoV adalah 5,2 hari,22
tanpa memperhatikan tempat
tetapi jangka waktu sampai 12 hari juga
tinggal atau riwayat berpergian.
telah dilaporkan.8,23 Gejala awal biasanya
b. Kasus dalam penyelidikan bila
berupa demam (≥38oC), batuk, menggigil,
seseorang dengan ISPA ringan
rhinorrhea, kelelahan dan mialgia. Gejala
sampai berat yang memiliki riwayat
gastrointestinal termasuk anoreksia, mual,
kontak erat dengan kasus konfirmasi
diare dan sakit perut juga telah dilaporkan.
atau probable infeksi MERS-CoV
Gejala pernapasan berupa sesak napas dan
dalam waktu 14 hari sebelum sakit.
dispnea, dapat menjadi dominan kemudian
hari. Pada kasus yang lebih berat, pasien 2. a. Kasus probable bila seseorang
yang mengalami kegagalan nafas akut dengan pneumonia atau acute
mungkin memerlukan ventilasi mekanis respiratory distress syndrome
dan extra corporeal membrane oxygenation (ARDS) dengan bukti klinis, radio-
(ECMO). Beberapa pasien dengan kondisi logis atau histopatologis dan tidak
yang parah dapat berkembang menjadi tersedia pemeriksaan untuk MERS-
gagal ginjal akut (GGA) yang CoV atau hasil laboratoriumnya
membutuhkan hemodialisis, limfopenia, negatif pada satu kali pemeriksaan
20 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 8, Nomor 1, Maret 2016, hlm. 17-26

spesimen yang tidak adekuat dan saluran napas bawah tidak memungkinkan
adanya hubungan epidemiologis dan pasien tidak memiliki tanda-tanda atau
langsung dengan kasus konfirmasi gejala infeksi pada saluran pernapasan
MERS-CoV. bawah. Sampel dari saluran napas harus
b. Kasus probable bila seseorang diambil setiap 2-4 hari untuk memastikan
dengan pneumonia atau ARDS bersihan virus sesudah dua pemeriksaan
dengan bukti klinis, radiologis atau menunjuk-kan hasil negatif.3 Virus MERS-
histopatologis dan hasil peme-riksaan CoV juga dapat ditemukan di dalam cairan
laboratorium inkonklusif (skrining tubuh lainnya seperti darah, urine dan
positif tanpa konfirmasi biomole- feses, tetapi kegunaan sampel tersebut
kular) dan adanya hubungan dalam mendiagnosis infeksi MERS-CoV
epidemiologis langsung dengan belum pasti. Pemeriksaan diagnosis
kasus konfirmasi MERS-CoV. laboratorium kasus infeksi MERS-CoV
dilakukan dengan metoda RT-PCR dan
3. Kasus konfirmasi bila seseorang yang
dikonfirmasi dengan teknik sekuensing.8
terinfeksi MERS-CoV dengan hasil
Pada beberapa kasus, didapatkan
pemeriksaan laboratorium positif.
bahwa konfirmasi positif hanya dalam
spesimen sputum setelah hasil negatif atau
Hubungan epidemiologis langsung
ragu terhadap pemeriksaan PCR MERS-
ialah bila dalam waktu 14 hari sebelum
CoV pada spesimen nasofaring dan
timbul sakit:24
orofaring. Spesimen dikatakan tidak ade-
1. Melakukan kontak erat, yaitu seseorang
kuat apabila hanya diambil spesimen dari
yang kontak fisik atau berada dalam
swab nasofaring tanpa disertai spesimen
ruangan atau berkunjung (bercakap-
saluran pernapasan bawah, atau penangan-
cakap dengan radius 1 meter) dengan
an spesimen yang tidak baik dan dinilai
kasus probable atau konfirmasi ketika
berkualitas rendah dari hasil pemeriksaan
kasus sedang sakit. Termasuk kontak
laboratoris, atau diambil sangat terlambat
erat antara lain petugas kesehatan yang
dalam rentang perjalanan penyakit.24 Untuk
memeriksa, merawat, mengantar dan
mempertimbangkan kasus MERS yang
membersihkan ruangan di tempat
dikonfirmasi melalui laboratorium, salah
perawatan kasus; orang yang merawat
satu dari kriteria berikut harus dipenuhi: 1)
atau menunggu di tempat perawatan
Hasil PCR positif setidaknya pada 2 target
kasus; orang yang tinggal serumah
tertentu yang berbeda pada genom MERS-
dengan kasus dan tamu yang berada
CoV atau 2) Satu hasil PCR positif untuk
dalam satu ruangan dengan kasus.
target tertentu pada genom MERS-COV
2. Bekerja bersama dalam jarak dekat atau
dan hasil PCR tambahan yang berbeda
didalam satu ruangan.
memberikan hasil positif MERS-COV.25
3. Berpergian bersama dengan segala jenis
Hasil laboratorium inkonklusif bila
alat angkut/kendaraan.
didapatkan:24
Pemeriksaan laboratorium  Hasil positif pada pemeriksaan skrining
WHO dan Centers for Disease Control yang tidak diikuti dengan pemeriksaan
(CDC) merekomendasikan pengambilan konfirmasi molekuler.
spesimen dari lokasi dan waktu yang  Hasil pemeriksaan serologis dinyatakan
berbeda pada kasus tersangka MERS. positif pada pemeriksaan laboratorium.
Spesimen yang berasal dari saluran nafas  Harus mendapat pemeriksaan viro-
bawah seperti dahak, aspirat trakea dan logis dan serologis tambahan untuk
bilasan bronkoalveolar mempunyai titer dapat menetapkan konfirmasi kasus
virus tertinggi.24,25 Spesimen saluran MERS-CoV
pernapasan atas (nasofaring dan orofaring)  Bila memungkinkan, gunakan spesimen
tetap diambil terutama bila spesimen yang berasal dari saluran pernapasan
Rampengan; Middle East Respiratory Syndrome 21

bagian bawah: dahak, aspirate endo- pertama sakit) dan diulang selama fase
tracheal, cairan bilas bronkoalveolar. pemulihan (>3 minggu setelah sampel awal
 Jika kasus tidak memiliki gejala atau didapatkan). Tes serologis ini tersedia dari
tanda infeksi saluran napas bawah dan CDC dan memerlukan persetujuan, karena
tidak tersedia spesimen dari saluran hanya untuk tujuan penelitian atau
napas bawah maka harus diambil pengawasan. Tes ini menggunakan Indirect
spesimen nasofaring dan orofaring. Fluorescent Antibody (IFA) dan deteksi
antibodi IgM-IgG dengan berbasis
teknologi micro array protein (MAP).27
Tes PCR digunakan untuk mendeteksi Spesimen harus tiba di laboratorium
dan mendiagnosis penyakit menular serta segera setelah pengambilan. Penanganan
dapat digunakan untuk mengonfirmasi spesimen dengan tepat saat pengiriman
kasus positif dari pasien MERS-CoV adalah hal yang teramat penting. Sangat
dengan menggunakan sampel dari saluran disarankan agar pada saat pengiriman
pernapasan.26 Pemeriksaan darah yang spesimen tersebut ditempatkan di dalam
dapat menentukan apakah seseorang sebe- cool box dengan kondisi suhu 0-4oC atau
lumnya telah terinfeksi dapat menggunakan bila diperkirakan lama pengiriman lebih
antibodi terhadap MERS-COV. Pengujian dari 3 hari disarankan spesimen dikirim
serologis juga tersedia untuk mengevaluasi dengan es kering. Tabel 1 memuat daftar
pasien yang terinfeksi MERS-CoV ataupun spesimen yang dapat diambil berikut
kontak. Spesimen serum harus dikumpul- persyaratan penyimpanan dan
25
kan selama fase akut penyakit (minggu pengirimannya.

Tabel 1. Daftar spesimen yang dapat diambil berikut persyaratan penyimpanan dan pengiriman25
Jenis spesimen Media Pengiriman ke Kategori Catatan Spesimen
pengiriman laboratorium bahaya yang harus
pengiriman diambil

Dahak yang dihasil-kan Tidak ada Dengan es, bila Zat biologis, Materi dari Wajib
secara alami >24 jam kategori B napas bawah
dibekukan
Bilasan bronkoalveolar Tidak ada Dengan es, bila Idem Terjadi Bila
>24 jam dilusi virus mungkin
dibekukan
Aspirat trakea Tidak ada Dengan es, bila Idem Bila
>24 jam mungkin
dibekukan
Aspirat nasofaring Media transpor Dengan es, bila Idem Virus Bila
virus >24 jam terdeteksi mungkin
dibekukan
Kombinasi usap Media transpor Dengan es Idem Wajib
hidung/tenggorokan virus
Swab nasofaring Media transpor Dengan es Idem Wajib
virus
Jaringan yang diambil Media transpor Dengan es, bila Idem Bila
dari biopsi atau otopsi virus atau >24 jam mungkin
(termasuk paru-paru) garam fisiologis dibekukan
Serum untuk serologi Tidak ada Dengan es atau Idem Sampel Wajib
atau deteksi virus dalam keadaan berpasangan
beku (minggu
1&3)
Spesimen darah (whole EDTA Dengan es Idem Deteksi Bila
blood) antikoagulan virus mungkin
Minggu I
22 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 8, Nomor 1, Maret 2016, hlm. 17-26

Tatalaksana dikombinasikan dengan ribavirin dilapor-


Seiring dengan perkembangan pesat, kan dapat mengurangi kerusakan paru dan
pilihan terapi yang efektif merupakan mengurangi titer paru saat diberikan pada
sebuah prioritas yang tinggi karena belum rhesus makaka dalam 8 jam inokulasi virus.
ada antivirus yang disepakati untuk Kombinasi ini diuji pada pasien dengan
pengobatan infeksi corona virus maupun penyakit berat, menunjukkan perbaikan
vaksin yang tersedia untuk pencegahan. pada 14 hari tapi tidak pada 28 hari,
Terapi infeksi MERS adalah bersifat mungkin karena diberikan pada fase lanjut
suportif tergantung kondisi keadaan pasien, penyakit. Beberapa obat menghambat
berupa pemberian hidrasi, antipiretik, MERS-CoV pada kultur sel, yaitu
analgesik, bantuan pernapasan, dan anti- siklosporin dan asam mikofenolat.
biotik jika diperlukan untuk mengatasi Beberapa obat lain (klorokuin,
infeksi sekunder.28,29 klorpromazin, loperamide, dan lopinavir)
Pada pasien dengan gangguan menghambat replikasi virus secara in vitro
pernapasan berat harus hati-hati dalam (konsentrasi efektif, 3-8 μmol/L), walaupun
pemberian cairan intravena, karena efektivitas obat ini pada pasien tidak
resusitasi cairan secara agresif dapat diketahui. Inhibitor fusi peptida yang
memperburuk oksigenasi, terutama dalam spesifik pada MERS-CoV, yang berfungsi
situasi terdapat keterbatasan ventilasi sama dengan obat HIV enfurfirtide akan
mekanik. Pada pasien pneumonia menghilangkan replikasi virus pada sel
komunitas dan diduga terinfeksi MERS- yang dikultur, sehingga memberikan
CoV, dapat diberikan antibiotik secara pendekatan baru pada penanganan MERS.
empirik (berdasarkan epidemiologi dan Antibodi penetralisir human monoclonal
pola kuman setempat) secepat mungkin dan convalescent sera dari pasien yang
sampai diagnosis ditegakkan. Terapi sembuh dapat berguna untuk perawatan
empirik kemudian disesuaikan berdasarkan bila didapat pada waktu yang tepat.
hasil uji kepekaan.28 Penelitian metaanalisis post-hoc tentang
WHO tidak merekomendasikan SARS dan influenza berat menunjukkan
pemberian steroid dosis tinggi karena dapat penurunan angka mortalitas yang signifikan
menyebabkan efek samping serius berupa sesudah penanganan dengan antibodi
infeksi oportunistik, nekrosis avascular, dibandingkan dengan placebo atau tanpa
infeksi baru bakteri dan kemungkinan penanganan (pooled odds ratio 0,25
terjadi replikasi virus yang berkepanjangan. confident interval 95% 0,14-0,45).29
Oleh karena itu, kortikosteroid harus Pusat pengendalian infeksi dan
dihindari kecuali diindikasikan untuk Kementrian Kesehatan (Kemkes) setempat
alasan lain.8,28 Selain itu dilakukan harus dilaporkan segera jika terdapat kasus
pemantauan secara ketat pasien dengan infeksi MERS-CoV. Langkah-langkah
gangguan pernapasan berat bila terdapat pengendalian infeksi yang tepat, termasuk
tanda-tanda perburukan klinis seperti gagal penularan kontak dan tindakan pencegahan
napas, hipoperfusi jaringan, syok dan melalui udara harus dilakukan sambil
memerlukan perawatan intensif.28 Berikan mengobati pasien yang diduga terinfeksi
terapi oksigen pada pasien dengan tanda MERS-COV. Konsultasi dengan spesialis
depresi napas berat, hipoksemia (SpO2 penyakit menular sangat dianjurkan, dan
<90%) atau syok. Mulai terapi oksigen konsultasi dengan spesialis paru harus
dengan 5 L/menit lalu titrasi sampai SpO2 dipertimbangkan jika komplikasi
≥ 90% pada orang dewasa yang tiak hamil pernapasan parah berkembang.
dan SpO2 ≥ 92%-95% pada pasien hamil.28
Pada sel yang dikultur, MERS-CoV Edukasi pasien
dihambat oleh interferon tipe 1 (IFN-α dan Tindakan pencegahan harus diting-
khususnya IFN-β) dan IFN-α2b yang katkan termasuk yang berencana bepergian
Rampengan; Middle East Respiratory Syndrome 23

ke negara-negara endemik MERS. Apabila menggunakan masker, menjaga kebersihan


terdapat tersangka yang mengunjungi tangan dengan sering mencuci tangan
negara endemik dan mengalami gejala memakai sabun dan menerapkan etika
berupa demam, batuk, sesak napas atau batuk ketika sakit.8 Langkah pencegahan
mialgia selama perjalanan mereka atau infeksi MERS-CoV sama dengan
dalam waktu 14 hari setelah kembali, pencegahan infeksi pada penyakit flu
sangat dianjurkan untuk mencari bantuan burung dan Emerging infectious Disease
medis.26 lainnya yang mengenai saluran napas. Hal
yang harus dilakukan dalam pengendalian
Vaksin MERS infeksi MERS-CoV:28
Belum ditemukan obat yang bekerja  Tindakan pencegahan transmisi droplet.
melawan MERS sampai saat ini.8 Dalam  Tindakan pencegahan standar diterap-
studi terbaru, para peneliti mengidentifikasi kan pada setiap pasien yang diketahui
struktur molekul papain seperti protease atau dicurigai memiliki infeksi
(PLpro) sebagai sebuah enzim yang pernapasan akut, termasuk pasien
beperan penting. Enzim ini menghilangkan dengan dicurigai, probable atau
selinang di ubiquitin dan ISG15-protein terkonfirmasi MERS-CoV.
yang berperan dalam mengaktifkan respon  Pencegahan infeksi dan tindakan
imun secara efektif. Dengan menggunakan pengendalian harus dimulai ketika
Kristal ografisinar-X, para peneliti mampu pasien masuk triase dengan gejala
melihat struktur 3D bagaimana enzim infeksi pernapasan akut yang disertai
PLpro berinteraksi dengan protein ubiquitin demam.
dan menentukan asam amino mana yang  Pengaturan ruangan dan pemisahan
menggabungkan keduanya. Selain itu, para tempat tidur minimal 1 meter antara
peneliti menggunakan model komputer dan setiap pasien ISPA dan pasien lainnya
simulasi untuk melihat asam amino mana yang tidak menggunakan alat pelindung
yang mengikat PLpro dan ISG15 bersama- diri (APD).
sama. Setelah asam amino diidentifikasi,  Pastikan triase dan ruang tunggu
para peneliti memutasikan asam amino berventilasi cukup.
tersebut sehingga enzim PLpro tidak  Terapkan etika batuk.
mampu berkomunikasi dengan ubiquitin  Tindakan pencegahan airborne diguna-
dan ISG15, sehingga virus SARS terdeteksi kan untuk prosedur yang menimbulkan
oleh sistem kekebalan tubuh. Tim penularan aerosol. Risiko penularan
kemudian menguji enzim PLpro untuk pada petugas kesehatan meningkat
memastikan enzim tersebut masih mampu ketika dilakukan tindakan intubasi
memicu proses replikasi virus.20,21 trakea. Peningkatan risiko penularan
Ini adalah langkah pertama ke depan SARS juga dilaporkan saat melakukan
untuk menciptakan virus lemah dan aman ventilasi non invasif, trakeostomi dan
untuk digunakan sebagai vaksin hidup yang bantuan ventilasi dengan ambubag
dilemahkan. Penemuan ini juga bisa sebelum intubasi.
berfungsi sebagai peta jalan molekul untuk
melakukan penelitian serupa pada corona Secara hirarkis pencegahan dan
virus lain, seperti MERS dan SARS, karena penularan infeksi menurut infection
enzim ini umumnya terdapat pada semua prevention and control (IPC), yaitu
keluarga korona virus. pengendalian administratif, pengendalian
dan rekayasa lingkungan, dan penggunaan
Pencegahan alat pelindung diri (APD).30
Pencegahan MERS dilakukan dengan Kewaspadaan pencegahan dan pengen-
perilaku hidup bersih dan sehat, dalian infeksi meliputi:
menghindari kontak erat dengan penderita, 1. Kewaspadaan standar (standard
24 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 8, Nomor 1, Maret 2016, hlm. 17-26

precaution) yang diterapkan di semua adanya komorbiditas, termasuk stadium


fasilitas pelayanan kesehatan dalam akhir penyakit ginjal yang menjalani
memberikan pelayanan kesehatan yang hemodialisis, diabetes, maupun penyakit
aman bagi semua pasien dan kronis jantung paru, di mana semuanya
mengurangi risiko infeksi lebih lanjut. diketahui dapat meningkatkan angka
2. Kewaspadaan pencegahan dan pengen- kematian.3
dalian infeksi tambahan ketika
merawat pasien ISPA yaitu semua Simpulan
individu termasuk pengunjung dan Middle East Repiratory Syndrome
petugas kesehatan yang melakukan (MERS) merupakan penyakit pernapasan
kontak dengan pasien ISPA. yang disebabkan oleh MERS-CoV.
3. Kewaspadaan pencegahan dan pengen- Transmisi terjadi melalui kontak dekat
dalian infeksi pada prosedur/tindakan dengan orang yang terinfeksi, termasuk
medik yang menimbulkan aerosol (< 5 dari pasien ke petugas kesehatan.
mikron). Menurut WHO, klasifikasi kasus
4. Kewaspadaan pencegahan dan pengen- MERS-CoV yaitu penyelidikan, probable
dalian infeksi ketika merawat pasien dan konfirmasi. Tampilan klinis MERS
probable atau konfirmasi terinfeksi berkisar dari asimtomatik sampai sindrom
MERS-CoV dengan membatasi jumlah distres pernapasan akut dan kegagalan
petugas kesehatan, anggota keluarga multi organ yang menyebabkan kematian,
dan pengunjung yang melakukan khususnya pada individu dengan
kontak dengan pasien suspek, probable komorbiditas sebelumnya. Pemeriksaan
atau konfirmasi terinfeksi MERS-CoV laboratorium untuk MERS-CoV sendiri
serta menunjuk tim petugas kesehatan tidak tersedia secara rutin, namun PCR
terampil khusus yang akan memberi untuk MERS-CoV tersedia di beberapa
perawatan secara eksklusif kepada laboratorium pelaksana dan balai penelitian
pasien. dan pengembangan kesehatan (Balit-
5. Durasi tindakan isolasi untuk pasien bangkes) di Jakarta.
harus diberlakukan selama gejala Hingga saat ini belum ada vaksin yang
penyakit masih ada dan dilanjutkan tersedia untuk MERS dan belum ada
selama 24 jam setelah gejala hilang. pengobatan khusus yang telah direkomen-
6. Pengumpulan dan penanganan spesi- dasikan. Terapi infeksi MERS bersifat
men laboratorium.28 suportif tergantung kondisi keadaan pasien,
berupa pemberian hidrasi, antipiretik,
Prognosis analgesik, bantuan pernapasan, dan
Banyak orang dengan konfirmasi antibiotik jika diperlukan untuk mengatasi
MERS telah berkembang menjadi penyakit infeksi sekunder.
pernapasan akut parah, dan beberapa pasien
mengalami disfungsi multi organ. Kasus DAFTAR PUSTAKA
kematian telah dilaporkan mencapai 30%,
meskipun jumlah ini kemungkinan lebih 1. Rha B, Rudd J, Feikin D, Watson J,
Curns AT, Swerdlow DL, dkk.
tinggi menyusul laporan baru-baru ini
Update on the epidemiology of Middle
bahwa Arab Saudi tidak melaporkan East Respiratory Syndrome Corona-
jumlah keparahan kasus di negara itu. virus (MERS-CoV) infection, and
Revisi angka kematian diArab Saudi guidance for the public, clinicians, and
sekarang melebihi 40% (dari 688 kasus public health authorities. MMWR 2015;
yang dilaporkan dengan 282 kematian). 64(3):61-2.
Angka kematian yang tinggi mungkin 2. McNeil DG. Saudi Arabia: MERS toll
dikarenakan penetapan diagnosis yang revised. The New York Times. June 4,
tertunda, kurangnya terapi yang efektif, 2014. [cited 2015 June 22]. Available
Rampengan; Middle East Respiratory Syndrome 25

from: http://www. nytimes.com/2014/ case had camel link. University of


06/04/health/saudi-arabia-mers-toll Minnesota. [cited 2015 June 22].
revised.html?emc=eta1&_r=0. Available from: http://www.
3. Alimuddin Z, Hui DS, Perlman S. Middle cidrap.umn.edu/news-perspective/2014/
East respiratory syndrome. London. 04/mers-outbreaks-grow-malaysian-
2015:1-9. case-had-camel-link
4. Center of Diseases Control. Middle East 13. Reusken CB, Haagmans BL, Muller MA,
Respiratory Syndrome (MERS). Gutierrez C, Godece GJ, Meyer B et
Frequently asked questions and al. Middle East Respiratory Syndrome
answers. [cited 2015 June 22]. Corona-virus neutralising serum
Available from: http://www.cdc.gov/ antibodies in Dromedary Camels: a
coronavirus/mers/faq.html. comparative serological study. Lancet
5. Center of Diseases Control. Announces first Infect Dis. 2013;13(10):859-66.
case of Middle East Respiratory 14. Kupferschmidt K. Camels may transmit
Syndrome Corona-virus infection new Middle Eastern Virus. Science.
(MERS) in the United States. [cited [cited 2015 June 22]. Available from:
2015 June 22]. Available http://news.sciencemag.org/health/2013
from: http://www.cdc.gov/media/releas /08/camels-may-transmit-new-middle-
es/2014/p0502-US-MERS.html. eastern virus.
6. Falzarano D, de Wit E, Rasmussen AL, 15. Hemida MG, Perera RA, Wang P,
Feldmann F, Okumura A, Scott DP, Alhammadi MA, Siu LY, Li M, et al.
et al. Treatment with interferon-a2b and Middle East Respiratory Syndrome
ribavirin improves outcome in MERS- (MERS) Corona-virus seroprevalence
CoV infected rhesus Macaques. Nat in domestic livestock in Saudi Arabia,
Med .2013;19(10):1313-7. 2010 to 2013. Euro Surveill. 2013;
7. Center of Diseases Control. Middle East 18(50):206-59.
Respiratory Syndrome (MERS). [cited 16. World Health Organization. Middle East
2015 June 22]. Available Respiratory Syndrome Corona-virus
from: http://www.cdc.gov/coronavirus/ (MERS‐CoV) summary and literature
mers/interim-guidance.html. update. [cited 2015 June 22]. Available
8. Slamet, Bratasena A, Sitorus M, Rizkiyati from: http://www.who.int/csr/disease/
N, Samoedro E, Wignjadiputro I, et coronavirus_infections/MERS_CoV_U
al. Pedoman umum kesiapsiagaan pdate_09_May_2014.pdf?ua=1.
menghadapi Middle East Respiratory 17. Haagmans BL, Al Dhahiry SH, Reusken
Syndrome Corona-virus (MERS-CoV). CB, Raj VS, Galiano M, Myers R, et
Kementrian Kesehatan Republik al. Middle East Respiratory Syndrome
Indonesia, Direktorat Jendral Corona-virus in Dromedary Camels: an
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan outbreak investigation. Lancet Infect
Lingkungan, 2013; p. 1-12. Dis. 2014;14(2):140-5.
9. Woo PC, Lau SK, Huang Y, Yuen KY. 18. World Health Organization. Middle East
Corona-virus diversity, phylogeny and Respiratory Syndrome coronavirus
interspecies jumping. Exp Biol Med. (MERS-CoV) in Thailand. [cited 2015
2009;234(10):1117-27. June 22]. Available from: http://www.
10. Mole B. Deadly corona-virus found in bats. who.int/csr/don/20-june-2015-mers-
Nature.com. [cited 2015 June 22]. thailand/en/.
Available from: 19. World Health Organization. Frequently asked
http://www.nature.com/news/deadly- questions on Middle East Respiratory
coronavirus-found-in-bats-1.13597. Syndrome Corona-virus (MERS‐CoV).
11. Hemida MG, Chu DKW, Poon LM. [cited 2015 June 22]. Available from:
MERS Corona-virus in Dromedary http://www.who.int/ csr/disease/ corona
Camel Herd, Saudi Arabia. CDC. [cited virus_infections/faq/en/
2015 June 22]. Available 20. World Health Organization. Corona-virus
from: http://wwwnc.cdc.gov/eid/article/ infections. [cited 2015 June 22].
20/7/14-0571_article.htm. Available from: http://www.who.int/
12. Roos R. MERS outbreaks grow; Malaysian csr/disease/coronavirus_infections/en/.
26 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 8, Nomor 1, Maret 2016, hlm. 17-26

21. World Health Organization. Middle East 26. World Health Organization. Corona-virus
Respiratory Syndrome Corona-virus infections. [cited 2015 June 22].
(MERS-CoV). [cited 2015 June 22]. Available from: http://www.who.int/
Available from: http://www.who.int/ csr/disease/coronavirus_infections/en/.
emergencies/mers-cov/en/. 27. Reusken C, Mou H, Godeke GJ, van der
22. Assiri A, McGeer A, Perl TM, Price CS, Hoek L, Meyer B, Muller MA, et al.
Al Rabeeah AA, Cummings DA, et al. Specific serology for emerging human
Hospital outbreak of Middle East Corona-viruses by protein
Respiratory Syndrome Corona-virus. N microarray. Euro Surveill. 2013;
Engl J Med. 2013;369(5):407-16. 18(14):204-41.
23. Guery B, Poissy J, el Mansouf L, 28. Slamet, Bratasena A, Sitorus M,
Sejourne C, Ettahar N, Lemaire X, Rizkiyati N, Samoedro E,
dkk. Clinical features and viral Wignjadiputro I, et al. Pedoman
diagnosis of two cases of infection with tatalaksana klinis infeksi saluran
Middle East Respiratory Syndrome pernapasan akut berat suspek Middle
Corona-virus: a report of nosocomial East Respiratory Syndrome Corona-
transmission. Lancet. 2013;381(9885): virus (MERS-CoV). Kementrian
2265-72. Kesehatan Republik Indonesia,
24. Slamet, Bratasena A, Rizkiyati N, Sitorus Direktorat Jendral Pengendalian
M, Samoedro E, Nadhirin, dkk. Penyakit dan Penyehatan Lingkungan,
Pedoman surveilans dan respon 2013; p. 1-15.
kesiapsiagaan menghadapi Middle East 29. Al-Tawfiq JA, Momattin H, Dib J,
Respiratory Syndrome Corona-virus Memish ZA. Ribavirin and interferon
(MERS-CoV). Kementrian Kesehatan therapy in patients infected with the
Republik Indonesia, Direktorat Jendral Middle East Respiratory Syndrome
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Corona-virus: an observational
Lingkungan, 2013; p. 1-34. study. Int J Infect Dis. 2014;20:42-6.
25. Setiawati V, Pawestri HA, Susilarini NK, 30. Slamet, Burhan E, Agustina P,
Andriana KN, Roselinda, Sudomo M Samoedro E, Handayani D, Agustin
dkk. Pedoman pengambilan spesimen H, et al. Pedoman pencegahan dan
dan pemeriksaan laboratorium Middle pengendalian infeksi kasus konfirmasi
East Respiratory Syndrome Corona- atau probable infeksi virus Middle East
virus (MERS-CoV). Kementrian Respiratory Syndrome Corona-virus
Kesehatan Republik Indonesia, (MERS-CoV). Kementrian Kesehatan
Direktorat Jendral Pengendalian Republik Indonesia, Direktorat Jendral
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
2013; p. 1-6. Lingkungan, 2013; p. 1-16.

Anda mungkin juga menyukai