Novie H. Rampengan
Abstrak: Middle East Respiratory Syndrome (MERS) merupakan penyakit saluran napas
yang disebabkan oleh Corona virus (MERS-CoV). Virus ini pertama kali dilaporkan pada
tahun 2012 di Arab Saudi. WHO melaporkan bahwa sampai Juni 2015 terdapat 26 negara
terinfeksi MERS-CoV dengan total 1.334 kasus yang dikonfirmasi laboratorium terinfeksi
MERS-CoV dan 471 kematian. Menurut WHO sebanyak 75% dari kasus MERS-CoV
merupakan kasus sekunder, yaitu diperoleh dari orang lain yang terinfeksi. Pada pertengahan
tahun 2015 dilaporkan MERS-CoV menyerang Korea Selatan dengan 172 kasus yang
dikonfirmasi laboratorium terinfeksi MERS-CoV dan 27 kematian. Belum ada antivirus yang
disetujui untuk pengobatan infeksi MERS-CoV atau vaksin yang tersedia untuk pencegahan
MERS-CoV. Penanganan MERS-CoV dengan terapi suportif berupa hidrasi, antipiretik,
analgetik, bantuan pernapasan, dan antibiotik bila terjadi infeksi sekunder.
Kata kunci: Middle East Respiratory Syndrome, Corona virus, penanganan
Middle East Repiratory Syndrome (MERS) khususnya pada individu dengan komorbi-
merupakan penyakit saluran napas yang ditas sebelumnya.2 Kebanyakan individu
disebabkan oleh Corona virus tipe baru dengan MERS yang terkonfirmasi laborato-
(MERS-CoV). Virus ini pertama kali dila- rium telah berkembang menjadi penyakit
porkan pada tahun 2012 di Arab Saudi dan pernapasan akut dan di antara 536 kasus
sejauh ini terkait dengan negara-negara di yang dilaporkan pada 12 Mei 2014, angka
Semenanjung Arab dan sekitarnya (Uni kematiannya mencapai 30%.1 Jumlah kasus
Emirat Arab, Qatar, Oman, Yordania, dan kematian yang dilaporkan di Arab
Kuwait, Yaman dan Lebanon).1 MERS Saudi baru-baru ini telah revisi karena
biasanya dimulai dengan batuk, demam dan adanya dugaan kasus yang tidak
sesak napas. Tampilan klinis MERS dilaporkan. Jumlah kasus terbaru di negara
berkisar dari asimtomatik sampai sindrom tersebut telah meningkat menjadi 688 dan
distres pernapasan akut dan kegagalan jumlah kematian meningkat menjadi 282
multi organ yang menyebabkan kematian, kasus dari 190 kasus, dengan angka
17
18 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 8, Nomor 1, Maret 2016, hlm. 17-26
kematian lebih dari 40%.3 WHO saja ditemukan dan menginfeksi manusia
melaporkan bahwa sampai 31 Mei 2015 (Gambar 1).8 Struktur genom MERS-CoV
terdapat 1180 kasus yang telah menggambar-kan dipeptil-peptidase 4
terkonfirmasi laboratorium positif MERS (DPP4, atau CD26) diidentiikasi sebagai
dengan 483 pasien meninggal (mortalitas reseptor host-sel untuk entry sel.2 MERS-
40%), terdiri dari kasus community CoV berasal dari keluarga Corona virus.
acquired, hospital acquired dan transmisi Corona virus pada manusia pertama kali
human-to-human di masyarakat.2,4 diklasifikasikan pada pertengahan 1960-an.
Individu yang berisiko termasuk Alpha, beta, gamma dan delta merupakan
pengasuh dan orang yang mempunyai sub kelompok Corona virus. Saat ini ada
riwayat kontak dekat dengan orang yang enam Corona virus yang dapat
dicurigai atau dikonfirmasi MERS-CoV. memengaruhi manusia yaitu:9
Transmisi terjadi melalui kontak dekat 1. Corona virus Alpha: Corona virus
dengan orang yang terinfeksi, termasuk 229E manusia dan Corona virus NL63
dari pasien ke petugas kesehatan. manusia (HCoV-NL63, New Haven
Pemeriksaan laboratorium khusus untuk coronavirus).
MERS-CoV tidak tersedia secara rutin, 2. Corona virus Beta: Corona virus OC43
namun polymerase chain reaction (PCR) manusia, Corona virus HKU1 manusia,
untuk MERS-CoV tersedia di beberapa SARS-CoV, dan MERS-CoV
laboratorium pelaksana dan balai penelitian
dan pengembangan kesehatan (BALIT-
BANGKES) di Jakarta. Hingga saat ini
belum ada vaksin yang tersedia untuk
MERS dan belum ada pengobatan khusus
yang telah direkomendasikan. Tatalaksana
saat ini ialah terapi suportif,5 namun ada
kelompok kesehatan yang telah mere-
komendasikan pertimbangan menggunakan
interferon alfa 2b dengan ribavirin dalam Gambar 1. Virus MERS dari golongan
pengelolaan kasus MERS-CoV karena Coronavirus17
kombinasi obat ini terlihat khasiatnya pada
kera dengan MERS.6
MERS-CoV saat ini telah menyebar di MERS-CoV pertama kali dilaporkan di
Korea Selatan. Kejadian ini merupakan Arab Saudi. Asal virus ini masih belum
diketahui. Studi awal menunjukkan bahwa
fakta bahwa corona virus sering kali dapat
MERS-CoV mungkin berhubungan dengan
bermutasi, di mana hal ini meningkatkan
virus Zoonosis yang ditemukan di
kekhawatiran bahwa MERS bisa menjadi
kelelawar,10 tetapi bukti yang terbaru
pandemik.7 MERS terus menjadi ancaman menunjukkan bahwa virus ini mungkin
kesehatan pada masyarakat tingkat rendah lebih banyak ditemukan pada unta.11-16
dan ancaman epidemik karena jutaan Corona virus biasanya menginfeksi satu
peziarah dari 184 negara bepergian ke Arab jenis spesies atau yang terkait erat. Hal ini
Saudi setiap tahun untuk haji dan umroh.3 berdasarkan penyelidikan 2 kasus manusia
yang terinfeksi MERS-CoV bulan Oktober
Etiologi 2013 dan dilakukan pemeriksaan pada unta
Awalnya, virus ini dinamakan Human Dromedaris di sebuah peternakan di Qatar
Coronavirus-EC, tapi kemudian oleh yang terkait dengan 2 kasus tersebut.
konsensus global diubah menjadi MERS- MERS-CoV secara virologi dikonfirmasi
CoV.2,8 Virus ini merupakan spesies beta melalui spesimen hidung unta tersebut.17
Coronavirus garis keturunan C yang baru Kemungkinan penularan MERS dapat
Rampengan; Middle East Respiratory Syndrome 19
spesimen yang tidak adekuat dan saluran napas bawah tidak memungkinkan
adanya hubungan epidemiologis dan pasien tidak memiliki tanda-tanda atau
langsung dengan kasus konfirmasi gejala infeksi pada saluran pernapasan
MERS-CoV. bawah. Sampel dari saluran napas harus
b. Kasus probable bila seseorang diambil setiap 2-4 hari untuk memastikan
dengan pneumonia atau ARDS bersihan virus sesudah dua pemeriksaan
dengan bukti klinis, radiologis atau menunjuk-kan hasil negatif.3 Virus MERS-
histopatologis dan hasil peme-riksaan CoV juga dapat ditemukan di dalam cairan
laboratorium inkonklusif (skrining tubuh lainnya seperti darah, urine dan
positif tanpa konfirmasi biomole- feses, tetapi kegunaan sampel tersebut
kular) dan adanya hubungan dalam mendiagnosis infeksi MERS-CoV
epidemiologis langsung dengan belum pasti. Pemeriksaan diagnosis
kasus konfirmasi MERS-CoV. laboratorium kasus infeksi MERS-CoV
dilakukan dengan metoda RT-PCR dan
3. Kasus konfirmasi bila seseorang yang
dikonfirmasi dengan teknik sekuensing.8
terinfeksi MERS-CoV dengan hasil
Pada beberapa kasus, didapatkan
pemeriksaan laboratorium positif.
bahwa konfirmasi positif hanya dalam
spesimen sputum setelah hasil negatif atau
Hubungan epidemiologis langsung
ragu terhadap pemeriksaan PCR MERS-
ialah bila dalam waktu 14 hari sebelum
CoV pada spesimen nasofaring dan
timbul sakit:24
orofaring. Spesimen dikatakan tidak ade-
1. Melakukan kontak erat, yaitu seseorang
kuat apabila hanya diambil spesimen dari
yang kontak fisik atau berada dalam
swab nasofaring tanpa disertai spesimen
ruangan atau berkunjung (bercakap-
saluran pernapasan bawah, atau penangan-
cakap dengan radius 1 meter) dengan
an spesimen yang tidak baik dan dinilai
kasus probable atau konfirmasi ketika
berkualitas rendah dari hasil pemeriksaan
kasus sedang sakit. Termasuk kontak
laboratoris, atau diambil sangat terlambat
erat antara lain petugas kesehatan yang
dalam rentang perjalanan penyakit.24 Untuk
memeriksa, merawat, mengantar dan
mempertimbangkan kasus MERS yang
membersihkan ruangan di tempat
dikonfirmasi melalui laboratorium, salah
perawatan kasus; orang yang merawat
satu dari kriteria berikut harus dipenuhi: 1)
atau menunggu di tempat perawatan
Hasil PCR positif setidaknya pada 2 target
kasus; orang yang tinggal serumah
tertentu yang berbeda pada genom MERS-
dengan kasus dan tamu yang berada
CoV atau 2) Satu hasil PCR positif untuk
dalam satu ruangan dengan kasus.
target tertentu pada genom MERS-COV
2. Bekerja bersama dalam jarak dekat atau
dan hasil PCR tambahan yang berbeda
didalam satu ruangan.
memberikan hasil positif MERS-COV.25
3. Berpergian bersama dengan segala jenis
Hasil laboratorium inkonklusif bila
alat angkut/kendaraan.
didapatkan:24
Pemeriksaan laboratorium Hasil positif pada pemeriksaan skrining
WHO dan Centers for Disease Control yang tidak diikuti dengan pemeriksaan
(CDC) merekomendasikan pengambilan konfirmasi molekuler.
spesimen dari lokasi dan waktu yang Hasil pemeriksaan serologis dinyatakan
berbeda pada kasus tersangka MERS. positif pada pemeriksaan laboratorium.
Spesimen yang berasal dari saluran nafas Harus mendapat pemeriksaan viro-
bawah seperti dahak, aspirat trakea dan logis dan serologis tambahan untuk
bilasan bronkoalveolar mempunyai titer dapat menetapkan konfirmasi kasus
virus tertinggi.24,25 Spesimen saluran MERS-CoV
pernapasan atas (nasofaring dan orofaring) Bila memungkinkan, gunakan spesimen
tetap diambil terutama bila spesimen yang berasal dari saluran pernapasan
Rampengan; Middle East Respiratory Syndrome 21
bagian bawah: dahak, aspirate endo- pertama sakit) dan diulang selama fase
tracheal, cairan bilas bronkoalveolar. pemulihan (>3 minggu setelah sampel awal
Jika kasus tidak memiliki gejala atau didapatkan). Tes serologis ini tersedia dari
tanda infeksi saluran napas bawah dan CDC dan memerlukan persetujuan, karena
tidak tersedia spesimen dari saluran hanya untuk tujuan penelitian atau
napas bawah maka harus diambil pengawasan. Tes ini menggunakan Indirect
spesimen nasofaring dan orofaring. Fluorescent Antibody (IFA) dan deteksi
antibodi IgM-IgG dengan berbasis
teknologi micro array protein (MAP).27
Tes PCR digunakan untuk mendeteksi Spesimen harus tiba di laboratorium
dan mendiagnosis penyakit menular serta segera setelah pengambilan. Penanganan
dapat digunakan untuk mengonfirmasi spesimen dengan tepat saat pengiriman
kasus positif dari pasien MERS-CoV adalah hal yang teramat penting. Sangat
dengan menggunakan sampel dari saluran disarankan agar pada saat pengiriman
pernapasan.26 Pemeriksaan darah yang spesimen tersebut ditempatkan di dalam
dapat menentukan apakah seseorang sebe- cool box dengan kondisi suhu 0-4oC atau
lumnya telah terinfeksi dapat menggunakan bila diperkirakan lama pengiriman lebih
antibodi terhadap MERS-COV. Pengujian dari 3 hari disarankan spesimen dikirim
serologis juga tersedia untuk mengevaluasi dengan es kering. Tabel 1 memuat daftar
pasien yang terinfeksi MERS-CoV ataupun spesimen yang dapat diambil berikut
kontak. Spesimen serum harus dikumpul- persyaratan penyimpanan dan
25
kan selama fase akut penyakit (minggu pengirimannya.
Tabel 1. Daftar spesimen yang dapat diambil berikut persyaratan penyimpanan dan pengiriman25
Jenis spesimen Media Pengiriman ke Kategori Catatan Spesimen
pengiriman laboratorium bahaya yang harus
pengiriman diambil
Dahak yang dihasil-kan Tidak ada Dengan es, bila Zat biologis, Materi dari Wajib
secara alami >24 jam kategori B napas bawah
dibekukan
Bilasan bronkoalveolar Tidak ada Dengan es, bila Idem Terjadi Bila
>24 jam dilusi virus mungkin
dibekukan
Aspirat trakea Tidak ada Dengan es, bila Idem Bila
>24 jam mungkin
dibekukan
Aspirat nasofaring Media transpor Dengan es, bila Idem Virus Bila
virus >24 jam terdeteksi mungkin
dibekukan
Kombinasi usap Media transpor Dengan es Idem Wajib
hidung/tenggorokan virus
Swab nasofaring Media transpor Dengan es Idem Wajib
virus
Jaringan yang diambil Media transpor Dengan es, bila Idem Bila
dari biopsi atau otopsi virus atau >24 jam mungkin
(termasuk paru-paru) garam fisiologis dibekukan
Serum untuk serologi Tidak ada Dengan es atau Idem Sampel Wajib
atau deteksi virus dalam keadaan berpasangan
beku (minggu
1&3)
Spesimen darah (whole EDTA Dengan es Idem Deteksi Bila
blood) antikoagulan virus mungkin
Minggu I
22 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 8, Nomor 1, Maret 2016, hlm. 17-26
21. World Health Organization. Middle East 26. World Health Organization. Corona-virus
Respiratory Syndrome Corona-virus infections. [cited 2015 June 22].
(MERS-CoV). [cited 2015 June 22]. Available from: http://www.who.int/
Available from: http://www.who.int/ csr/disease/coronavirus_infections/en/.
emergencies/mers-cov/en/. 27. Reusken C, Mou H, Godeke GJ, van der
22. Assiri A, McGeer A, Perl TM, Price CS, Hoek L, Meyer B, Muller MA, et al.
Al Rabeeah AA, Cummings DA, et al. Specific serology for emerging human
Hospital outbreak of Middle East Corona-viruses by protein
Respiratory Syndrome Corona-virus. N microarray. Euro Surveill. 2013;
Engl J Med. 2013;369(5):407-16. 18(14):204-41.
23. Guery B, Poissy J, el Mansouf L, 28. Slamet, Bratasena A, Sitorus M,
Sejourne C, Ettahar N, Lemaire X, Rizkiyati N, Samoedro E,
dkk. Clinical features and viral Wignjadiputro I, et al. Pedoman
diagnosis of two cases of infection with tatalaksana klinis infeksi saluran
Middle East Respiratory Syndrome pernapasan akut berat suspek Middle
Corona-virus: a report of nosocomial East Respiratory Syndrome Corona-
transmission. Lancet. 2013;381(9885): virus (MERS-CoV). Kementrian
2265-72. Kesehatan Republik Indonesia,
24. Slamet, Bratasena A, Rizkiyati N, Sitorus Direktorat Jendral Pengendalian
M, Samoedro E, Nadhirin, dkk. Penyakit dan Penyehatan Lingkungan,
Pedoman surveilans dan respon 2013; p. 1-15.
kesiapsiagaan menghadapi Middle East 29. Al-Tawfiq JA, Momattin H, Dib J,
Respiratory Syndrome Corona-virus Memish ZA. Ribavirin and interferon
(MERS-CoV). Kementrian Kesehatan therapy in patients infected with the
Republik Indonesia, Direktorat Jendral Middle East Respiratory Syndrome
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Corona-virus: an observational
Lingkungan, 2013; p. 1-34. study. Int J Infect Dis. 2014;20:42-6.
25. Setiawati V, Pawestri HA, Susilarini NK, 30. Slamet, Burhan E, Agustina P,
Andriana KN, Roselinda, Sudomo M Samoedro E, Handayani D, Agustin
dkk. Pedoman pengambilan spesimen H, et al. Pedoman pencegahan dan
dan pemeriksaan laboratorium Middle pengendalian infeksi kasus konfirmasi
East Respiratory Syndrome Corona- atau probable infeksi virus Middle East
virus (MERS-CoV). Kementrian Respiratory Syndrome Corona-virus
Kesehatan Republik Indonesia, (MERS-CoV). Kementrian Kesehatan
Direktorat Jendral Pengendalian Republik Indonesia, Direktorat Jendral
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
2013; p. 1-6. Lingkungan, 2013; p. 1-16.